Anda di halaman 1dari 14

Pengalaman Menyelesaikan Skripsi: Studi Fenomenologis Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya

PENGALAMAN MENYELESAIKAN SKRIPSI: STUDI FENOMENOLOGIS PADA MAHASISWA


PSIKOLOGI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Desy Kirana Sari Putri


Program Studi Psikologi, FIP, Unesa, desy_putri17@yahoo.co.id

Siti Ina Savira


Program Studi Psikologi, FIP, Unesa, inasavira@yahoo.com

Abstrak
Skripsi merupakan tugas akhir yang harus dikerjakan oleh mahasiswa untuk mendapatkan gelar sarjana.
Akan tetapi, mahasiswa sering kali mengalami hambatan-hambatan dalam mengerjakan skripsi sehingga
mahasiswa mengalami keterlambatan studi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
analisis data fenomenologis. Jumlah partisipan dalam penelitian ini berjumlah tujuh orang partisipan yang
dipilih menggunakan purposive sampling. Adapun kriteria partisipan penelitian yang diambil adalah
mahasiswa Program Studi Psikologi, dengan ciri-ciri: mengambil skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan
Program Studi Psikologi, berjenis kelamin perempuan, mahasiswa angkatan 2007 dan 2008. Data
dikumpulkan menggunakan wawancara semi-terstruktur dan dianalisis menggunakan Interpretation
Phenomenological Analisis (IPA). Penelitian ini berhasil menemukan empat tema besar yaitu, tema
pertama pengalaman menyelesaikan skripsi yang terdiri dari pengalaman positif dan pengalaman negatif.
Tema kedua yaitu hambatan-hambatan dalam menyelesaikan skripsi yang terdiri dari faktor internal dan
faktor eksternal. Tema ketiga yaitu dampak psikologis terdiri dari kognisi emosi, konsep diri negatif, dan
konsep diri positif. Dan tema keempat yaitu cara menyikapi hambatan menyelesaikan skripsi yang terdiri
dari adaptif dan tidak adaptif.
Kata Kunci : Hambatan menyelesaikan skripsi, Skripsi, Mahasiswa tingkat akhir

Abstract

Undergraduate thesis is the final task which must be finished by the students to get the Bachelor degree.
On the other hand, the students often get difficulties in finishing the undergraduate thesis, therefore they
are late to finish their study. This research uses qualitative approach by using phenomological data
analysis. The number of the participants in this research are seven people. The participants are chosen by
using purposive sampling. The criteria of the research participants who are chosen is the students of
Psychology Study Program with the following characteristics: they are taking the undergraduate thesis
course, students of Pedagogy Faculty on Psychology Study Program, they are female, the students who
commence in the academic year of 2007 and 2008. The data is collected by using semi-structured
interview and the data is analyzed by using Interpretation themes. There first theme is finishing
undergraduate thesis consist of positive experiencee and negative experience. The second theme is
constrain in finishing problem consists of internal factors and external factors. The third theme is the
psychological aspect which consists of emotional cognitive, negative self concept, and positive self
concept. The fourth theme is the way to face the constrains in finishing the undergraduate thesis concists
of adaptive and non adaptive.
Keywords : contrains in finishing the undergraduate thesis, undergraduate thesis, students in the final level.

mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 14 %


PENDAHULUAN mahasiswa yang belum dapat lulus tepat waktu.
Skripsi merupakan tugas akhir yang harus Pada umumnya, mahasiswa mengalami kesulitan
diselesaikan mahasiswa pada jenjang perguruan tinggi dalam tulis menulis, kemampuan akademik yang tidak
sebelum mempeloreh gelar sarjana. Tugas menyelesaikan memadai, adanya kurang ketertarikan mahasiswa pada
skripsi seringkali dianggap sebagai tugas yang berat yang penelitian, serta kegagalan mencari judul skripsi, kesulitan
dialami mahasiswa dan sering menimbulkan masalah- mencari literatur, dan bahan bacaan, serta kesulitan
masalah tertentu. Kendala-kendala yang dialami menemui dosen pembimbing (Slamet, 2003). Mahasiswa
menyebabkan cukup banyak mahasiswa yang tidak dapat dituntut pula untuk lebih dewasa dalam pemikiran,
lulus tepat waktu. tindakan, serta perilakunya, karena semakin tinggi
Berdasarkan data yang dipeloreh dari Universitas pendidikan, semakin tinggi pula tekanan-tekanan yang
Negeri Surabaya Fakultas Ilmu Pendidikan Program Studi dihadapi dalam segala aspek (Rettob, 2008).
Psikologi, dari 233 mahasiswa pada angkatan 2007-2008 Lebih lanjut lagi Kingofong (dalam Nanik dkk,
tercatat yang tidak lulus tepat waktu sebanyak 34 2008) menemukan tiga hal yang terkait penyebab
terlambat menyelesaikan skripsi. Pertama, kurikulum

1
Character. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2013

yang tidak aplikatif, tidak integratif dan kurang melatih Subyek yang digunakan dalam penelitian ini
mahasiswa beragumentasi menyebabkan mahasiswa berjumlah tujuh orang mahasiswa yang sedang
kurang siap untuk mengerjakan skripsi. Kedua, menyelesaikan skripsi. Penelitian ini berhubungan
hubungan dosen dan mahasiswa yang timpang atau tidak dengan hambatan-hamabatan menyelesaikan skripsi pada
seimbang, misalnya dosen yang cenderung otoriter dalam mahasiswa tingkat akhir. Responden yang akan diteliti
membimbing mahasiswa. Ketiga, sistem penunjang merupakan mahasiswa di Fakultas Imu Pendidikan
kurang memadai, misalkan perpustakaan yang kurang Program Studi Psikologi, karena peneliti memperhatikan
lengkap, sehingga terkadang mahasiswa harus masih banyak mahasiwa Program Studi Psikologi
mengeluarkan biaya tambahan untuk mencari literatur. mengalami permasalahan dalam menyelesaikan skripsi.
Herdiani (2012) menyebutkan bahwa kendala Responden yang dipilih adalah mahasiswa perempuan,
yang menghadang dalam penyusunan skripsi membuat dengan pertimbanggan memudahkan peneliti untuk
proses pengerjaan skripsi menjadi terhambat. menjalin hubungan baik serta mempermudah
Keterlambatan tersebut dapat menimbulkan dampak mendapatkan data penelitian.
seperti kecemasan, stres, perubahan perilaku, bahkan
depresi. Rachmat (2009) menyebutkan bahwa kecemasan Teknik Pengumpulan Data
dapat muncul ketika menghadapi hal yang baru atau Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
belum pernah dilakukan. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini adalah wawancara semi-terstruktur dengan
skripsi sering dipandang sebagai hal yang baru bagi menggunakan pedoman wawancara yang tidak diikuti
mahasiswa yang belum memiliki banyak pengalaman. secara ketat. Alat pengumpul data yang digunakan adalah
Sumber stres (stresor) yang berlebihan akan buku catatan dan alat perekam.
menjadi ancaman (Rettob 2008); hal ini terjadi, misalnya, Proses pengambilan data dilakukan selama tiga
pada mahasiswa yang merasa dirinya tidak mampu bulan lebih dengan didahului pembangun rapport selama
menyelesaikan skripsi. Sumber stres (stresor) tersebut kurun waktu satu minggu. Proses wawancara dilakukan
dapat menghambat mahasiswa yang sedang dalam satu kali pertemuan, yang berkisar antara 45 menit
menyelesaikan skripsi dan mengakibatkan mahasiswa hingga 120 menit tanpa kehadiran pihak ketiga.
terlambat menyelesaikan studi. Gejala stres terhadap
Teknik Analisis Data
skripsi ditandai dengan gejala fisik yakni tidak bisa tidur,
Penelitian ini menggunakan analisis
bangun tengah malam, berubah selera makan. Gejala
fenomenologis interpretatif. Tehnik analisis yang
emosional juga dapat muncul, seperti gelisah dan cemas,
digunakan untuk mengungkapkan pengalaman dan makna
perasaan berubah, malas, lebih pendiam, serta gejala
subjektif dari sudut pandang parttisipan sendiri. Tujuan
kognitif, yakni, pikiran kacau, sulit memusatkan pikiran,
untuk mengeksplorasi bagaimana partisipan memahami
berfikir negatif. Gejala interpersonal juga mempengaruhi
dunia pribadi dan sosial mereka dari sudut pandang
yakni, kehilangan kepercayaan diri terhadap orang lain
sendiri (Smith & Eatough, 2007).
(Astiko, 2013). Gejala-gejala tersebut muncul
Tahapan dalam analisis fenomenologis interpretatif
dikarenakkan skripsi belum terselesaikan, dan kesulitan
dengan cara mentranskrip data dari hasil wawancara yang
dalam mencari data (Astiko, 2013).
berupa verbatim. Peneliti melakukan pengkodean dengan
Berdasarkan latar belakang yang terdapat di atas
cara memberikan komentar pada masing-masing transkrip
nampak bahwa permasalahan yang dialami mahasiswa
yang dituliskan di margin sebelah kiri. Tahap berikutnya
saat penyusunan skripsi dapat menimbulkan dampak
adalah memberikan coding pada margin sebelah kanan
psikologis antara lain kecemasan, stres, perubahan
Langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil coding
perilaku dan depresi. Maka peneliti ingin melakukan
tersebut untuk mendapatkan sub-tema. Sub-tema didapat
penelitian mengenai Pengalaman Menyelesaikan Skripsi
dengan cara mengelompokkan coding dan memberikan
Pada Mahasiswa Pikologi Universitas Negeri Surabaya.
nama untuk mewakili isi coding. Tahap terakhir adalah
mengolongkan sub-tema menjadi satu dan diberi nama
METODE
yang mewakili sub-tema tersebut, yang disebut tema besar
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
atau super-ordinat tema.
fenomenologis yaitu memahami peristiwa-peristiwa yang
kaitanya terhadap orang-orang dalam situasi tertentu, yang
HASIL PENELITIAN
berusaha masuk ke dalam dunia konseptual para subjek
yang diteliti sedemikian rupa sehingga mereka mengerti
Pada penelitian ini berhasil mengindentifikasi
apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan
empat tema besar yaitu:
mereka di sekitar dalam kehidupan sehari-hari (Moleong
Tema 1: Pengalaman menyelesaikan skripsi
2002).
Skripsi merupakan hal baru yang dialami oleh
Subjek Penelitian mahasiswa, dalam menyelesaikan skripsi tidak mudah
Kriteria subyek penelitian yang digunakan dalam membutuhkan waktu yang lama, proses yang lama bisa
mahasiswa dengan mengambil Program Studi Psikologi, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Proses
dengan ciri-ciri: mengambil skripsi, Fakultas Ilmu mengerjakan yang lama tersebut membuat partisipan
Pendidikan, berjenis kelamin perempuan, mahasiswa mengalami pengalaman menyenangkan (pengalaman
angkatan 2007-2008. positif) dan pengalaman tidak menyenangkan
(pengalaman negatif). Pengalaman positif terdiri dari
Pengalaman Menyelesaikan Skripsi: Studi Fenomenologis Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya

hubungan dengan partisipan, tantangan, dihargai dosen, hal yang merepotkan atau ribet. Ayak dan Nikita
dan puncak pengalaman kuliah. Pengalaman negatif memandang skripsi merepotkan, dalam proses
terdiri dari skripsi sulit, skripsi merepotkan/ribet, skripsi pengerjaannya.
menakutkan, skripsi sebagai penghambat, pengorbanan,
ganti dosen, tekanan dari keluarga, dan tekanan dari
Rumit (Ayak-B112).
lingkungan.
Yah gimana yah lima bab harus diselesaikan
1.1. Sub tema: pengalaman positif
sendiri terus apa yah dengan ide, kerja keras,
Pengalaman positif pertama mengerjakan skripsi
dengan apa kayaknya pokoknya (harus)
adalah bertemu dengan orang baru yang menjadi
skripsi selesai. Dengan skripsi kita akhirnya
partisipan penelitian. Ini dirasakan oleh Serly selama
bisa lulus.yah merompongkan sebenarnya
proses mengerjakan skripsi menemukan hubungan baru
tapi yah apa yah memang sarjana harus
dengan partisipan yang menurutnya memberi pengalaman
jalani (Ayak-B114).
baru.
Skripsi ribet, harus jurnal, cari (mencari)
teori (Nikita-B272).
Pertama aku menemukan hubungan baru
ketika menemukan informan, ketika bertemu Tema 2: Hambatan-hambatan menyelesaikan skripsi
orang baru, jadi memiliki pengetahuan baru Menyelesaikan skripsi tidak mudah, banyak
(Serly-B48).
hambatan-hambatan yang dilalui oleh partisipan.
Pengalaman lain yang dirasakan oleh Ipen dengan Menurut Herdiani (2012) hambatan yang menghadang
mengerjakan skripsi merupakan hal yang menyenangkan. dalam penyusunan skripsi membuat proses pengerjaan
Skripsi itu meneliti sesuatu yang belum diketahui oleh skripsi terhambat. Segala rencana yang sudah
orang banyak sehingga menurut Ipan menyenangkan. direncanakan sebelum proses pengerjaan skripsi tidak
berjalan lancar sesuai rencana.
Skripsi itu enak (menyenangkan) kan Penelitian ini menemukan data-data yang
meneliti sesuatu yang belum pasti, kan kita menghambat partisipan dalam menyelesaikan skripsi.
suka sesuatu yang belum diketahui oleh Hambatan tersebut terdiri dari hambatan faktor eksternal
banyak orang (Ipen-B53). dan hambatan faktor internal. Faktor eksternal terdiri
dosen pembimbing, sistem penunjang dan hambatan
1.2. Sub tema: pengalaman negatif
faktor internal yaitu kemampuan akademik, sulit
Pengalaman negatif yang dimaksut dalam
penelitian ini adalah pengalaman mahasiswa yang menentukkan judul, kemampuan menulis, kurang percaya
memandang skripsi sebagai sesuatu yang tidak diri, sulit menerima kritikan, sifat malas dan perbedaan
menyenangkan atau negatif. Faktor-faktor yang gander.
mempengaruhi pengalaman negatif yang pertama adalah 2.1. Sub tema: faktor eksternal
skripsi menakutkan. Faktor eksternal yang dimaksut peneliti disini
Ayak memandang bahwa skripsi merupakan hal adalah faktor-faktor hambatan dari luar saat
yang menakutkan. Saat itu Ayak mengalami pengalaman menyelesaikan skripsi. Seperti yang dialami Lina dan
yang kurang menyenangkan terhadap dosen. Ayak
Ipen serta Dewi mengalami kesulitan untuk bertemu
dibentak di depan ruang dosen, dihadapan dosen-dosen
lain, sehingga Ayak malu. Sebenarnya tidak perlu dosen pembimbing. Dikarenakan kesibukan dosen
dibentak, dibicarakan dengan baik-baik Ayak pun akan pembimbing yang padat.
mengerti. Kejadian itu membuat Ayak mengalami
ketakutan terhadap dosen, ketakutan ketika dosen akan Kejar-kejaran, nunggu dosen kok belum
marah kembali dan ketakutan pula saat dibentak dosen dateng-dateng yah (Lina-B110).
ketika seminar proposal, sidang yang mengharuskan
bertemu dua dosen penguji, satu dosen pembimbing. Ipen mengalami kesulitan bertemu dengan dosen
pembimbing sehigga sehari sebelum bimbingan membuat
Kayak dulu ngambil (mengambil) PKL deg jadwa bimbingan. Terkadang jadwal dosen dan jadwal
degan tapi ini lebih deg degan ,soalnya
Ipen sama membuat kesulitan melakukan bimbingan.
ini diuji di depan tiga dosen {...} skripsi
ngerjain (mengerjakan) sendiri, mikir-mikir
sendiri istilahnya dua kali dihabisin Sulit buat jadwal sama pembimbing kadang-
(dihabiskan) dengan anak-anak dan dosenyah kadang betrok (belum bisa bimbingan sama
gara-gara itu mungkin jadi takut. Takut jadwal sendiri (Ipen-B177).
dihajar (dimarahin), bayanganya sudah jelek-
jelek (Ayak-B36). Selain itu, terdapat pula hambatan mengerjakan
skripsi pada faktor eksternal adalah sistem penunjang.
Selain memandang skripsi sebagai hal yang Kesulitan saat hubungan dengan partisipan yang
menakutkan, partisipan juga memandang skripsi sebagai membutuhkan waktu lama, tidak mudah akrab, kesulitan

3
Character. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2013

mencari informasi partisipan dengan karakter-karakter seru seh sampai empat atau lima judul
berbeda. Seperti yang dialami Lina serta Ipen mengalami ditolak (Dewi-B41).
kesulitan dengan partisipan.
Selain itu, Serly kesulitan dalam tulis menulis
yang selalu disalahkan. Saat revisi dan penulisanya salah
Pihak dari lapangan sendiri terbentur
Serly merasa tidak diterima dengan baik, sudah
partisipan (Lina-115).
diperbaiki masih ada salah penulisanya sampai Serly
Sulit berhubungan dengan seksual {judul
berfikir buat apa dikerjain kembali kalau nanti hasilnya
skripsi yang sensitif} masa ada orang yang
salah kembali. Saat Serly mengerjakan skripsi di kampus
mau buka aibnya sendiri ngak (tidak) kan.
satunya tidak dipermasalahkan dalam bentuk pernulisan
Benar benar harus cari kenalan (Ipen-B75).
skripsi.
Kemampuan diri sendiri mempengaruhi
2.2. Sub-tema: faktor internal
penggarapan skripsi.seperti yang dialami oleh,Farmita,
Faktor internal yang dimaksut peneliti disini
serta Dewi di usia dewasa awal masih kurang percaya diri
adalah faktor-faktor hambatan dalam diri yang
saat bimbingan tatap muka. Yang mereka rasakan tidak
mempengaruhi saat menyelesaikan skripsi. Faktor
percaya diri saat awal bertatapan dengan dosen
internal meliputi kemampuan akademik, sulit
pembimbing, semua pikiran kacau, gugup saat bersama
menentukkan judul, kesulitan mencari literatur dan bahan
dosen.Pada masa-masa kuliah hubungan mereka kurang
bacaan, kemampuan menulis, kurang percaya diri, sulit
intens dengan dosen yang mengakibatkan sekarang
menerima kritik, sifat malas, dan perbedaan gender.
mengalami kurang percaya diri.
Pengerjaan skripsi dari bab satu sampai bab lima
membutuhkan kemampuan akademik berpikir saat
Dari dulu memang aku susah (sulit)
mencari judul skripsi, menggambarkan skripsi kita
ngomong (bicara) di depan orang, apalagi
bagaimana, serta mencari literatur untuk bahan pengkuat
belum kenal. Kayak presentasi gak (tidak)
skripsi kita. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti
pernah ngomong (bicara) segamblang apayah
partisipan mengalami kesulitan dalam mengerjakan.
minder (tidak percaya diri) (Farmita-B130).
Skripsi tulisan kita yang buat, gak (tidak)
Rasanya aku kurang percaya diri saat
mungkin sama dengan buku, cuma teorinya
ketemu dosen apalagi face to face (secara
saja yang sama. semua kerangka skripsi, apa
langsung) (P7-B52). Sebenarnya cuma pas
yang dilapangan kita yang nangkep (berfikir)
ditanyadosen tentang skripsi, sebenarnya
dan penelitian kita tentang apa, juga harus
sudah tau maksudnya tapi gak (tidak) bisa
nyambung teoriyang ada, itu tadi saking
ngomong (bicara) gugup (Dewi-B61).
muter otak (berfikir) (Ayak-B313).
Perasaan Serly yang mudah tersinggung saat
Proses menentukkan judul tidak mudah,
penulisan tulis menulis salah, merasa berkecil hati,
membutuhkan lebih dari satu judul, ketidaksetujuan
belum bisa menerima kritik atau masukan dari orang
dosen terhadap judul. Seperti yang dialami Ipen dalam
lain. Ini semua dipengaruhi tingginya ego yang belum
menentukan proses judul fix membutuhkan waktu lama.
bisa menerima keadaan.Saat penggarapan skripsi salah,
Awalnya dosen setuju dengan judul ini dan Ipan
direvisi, dan dicoret.
menyelesaikan sampai bab tiga namun tiba-tiba dosen
tidak setuju dan disuruh ganti judul kembali dan Ipan
diberi tema skripsi sesuai keinginan dosen. Kendala mengenai diri sendiri aku nih type
orang yang kalau di buat down (patah
semangat) oh ini salah di perbaiki rasanya
Aku dapat judul, bimbingan, aku ngerjain
perasaanku wah gak ditompo gak (tidak)
(mengerjakan) sampai bab tiga tapi ternyata
diterima (Serly-B57).
dosen pembimbingku kurang nyaman
akhirnya aku ganti lagi sampai menginjak
bulan Mei dapat judul yang kemaren aku Sifat malas yang dialami mahasiswa saat
seminarkan itu dosenku dah fix (Ipan-B58). mengerjakan skripsi itu hal yang mutlak apalagi skripsi
sulit hal biasa saat mahasiswa tidak mengerjakan, namun
rasa malas tersebut bisa dihalangkan tergantung pada
Karakter Dewi yang berusaha terus menerus saat
individu sendiri tersebut.Rata-rata mahasiswa hasil
mengalami ganti-ganti judul hingga lima kali. Akhirnya
berdasarkan data penelitian mengalami rasa malas.Rasa
judul yang terakhir bisa diterima pembimbing dan itu pun
malas bisa timbul saat perjalanan jauh yang dirasakan
judul yang diterima dari hasil tema yang diberikan
oleh Ayak.
temanya dan Dewi mencari judul yang pas, konsep yang
bagaimana sesuai tema yang diberikan temanya.
Malas gitu perjalanan tadi juga itu yang
bikin ntar-ntar ajah lah akhirnya ntar-ntar
Dari awal judulnya yang kurang kuat
yowes ngerjain pas gak (tidak) dirumah seh
mengenai kasusnya, terlalu simple, gampang,
(Ayak-B84).
Pengalaman Menyelesaikan Skripsi: Studi Fenomenologis Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya

Perasaan tidak nyaman saat diganti dosen yang memunculkan kecemasan misalnya seseorang yang
awalnya merasa nyaman kemudian setelah diganti merasa pencemas.Perasan cemas yang dirasakan oleh Lina.
ketidaknyamanan perbedaan gender. Aku tuh memang anaknya kecemasanya
seperti gitu belum apa-apa sudah cemas
Yang pertama kan dosenya cowok jadinya duluan dah terkonsep dalam pikiranku pasti
kurang nyaman, gak (tidak) seenak ama lak soroh(sulit) aku (saya) gak (tidak) suka
(sama) cewek (P4-B109). gini-gini yang mbulet-mbulet (Lina-B42).

Rasa malas yang dirasakan partisipan sangat wajar Dampak kognisi emosi salah satunya pada
sebagai manusia, apalagi mengerjakan skripsi kecemasan. Menurut Linayaningsih, (2007) bahwa
membutuhkan fikiran yang fit, mengerjakan dengan mahasiswa merasa cemas karena menganggap skripsi
mood yang menyenangkan. Rasa malas bisa terjadi di merupakan sesuatu hal yang sulit untuk dikerjakan.
dalam diri dan luar diri, saat merasa tidak nyaman dengan Selain itu faktor internal dalam diri mempengaruhi
dosen pembimbing yang berbeda gender mengakibatkan memunculkan kecemasan misalnya seseorang yang
muncul rasa malas bimbingan. pencemas. Perasan cemas yang dirasakan oleh Lina.
Tema 3: Dampak psikologis
Dampak psikologis yang dimaksud ialah dampak Aku tuh memang anaknya kecemasanya
dari keterlambatan mengerjakan skripsi. Dampak seperti gitu belum apa-apa sudah cemas
psikologis terdiri dari tiga yaitu pertama kognisi emosi duluan dah terkonsep dalam pikiranku pasti
terdiri dari beban pikiran, kecemasan terhadap dosen, lak soroh(sulit) aku (saya) gak (tidak) suka
iri/ingin lulus tepat waktu, malu, stres, perubahan emosi, gini-gini yang mbulet-mbulet (Lina-B42).
mudah tersinggung, proses yang lama/jenuh. kedua yaitu
konsep diri negatif yang merasa dirinya bodoh atau Dampak iri yang dirasakan Ayak dan Serly
ketidakmampuan, ketiga yaitu konsep diri positif terdiri
ternyata dirasakan pula oleh Nikita dan Ipen. Nikita dan
dari kemampuan diri dan berjuang.
3.1. Sub-tema kognisi emosi Ipen melihat teman-teman sudah lulus iri mereka bisa
Kognisi emosi yang dimaksut peneliti adalah bekerja, iri temanya sudah lulus.
dampak negatif yang dialami partisipan saat mengerjakan
skripsi.Salah satunya saat partisipan mengalami beban Yah enak. Ada perasaan iri sedikit sih. Enak
pikiran skripsi yang belum selesai.akibat skripsi yang sudah lulus ,bisa kerja juga (P4-B275).
belum selesai membuat partisipan mengalami Pengen cepat lulus abis temanku sudah
keterlambatan. Beban pikiran yang dialami partisipan banyak yang lulus iri aja (P5-B193).
meliputi beban dengan dosen takut saat bimbinga Iri, yah yah situ sudah lulus sambil sewot,
dimarahin, beban keinginan yang bekerja namun belum marah tapi mau marah ke siapa ke mana
bisa tersampaikan, beban pikiran tanggung jawab kepada (P5-B327).
orang tua yang dirasakan oleh Ayak. Sampai-sampai
beban tersebut terbawa pada mimpi itu pun dialami juga Selain itu, dampak psikologis mengerjakan skripsi
pada Serly kebawa sampai tidak bisa tidur. adalah malu. Perasaan malu yang mereka rasakan akibat
dari keterlambatan belum lulus tepat waktu. Seperti yang
Pikiran seh yang harus di kuras segala dirasakan Serly dan Ipen. Serly lebih merasa malu
macem eeee kalau sudah pasrah apalagi aku terhadap teman-temannya, seusia Serly yang seharusnya
anaknya mood-moodan (perasaan) saat sudah bekerja sedangkan Serly masih menyibukan diri
sudah mentok gak (tidak) tau, harus gimana dengan menyelesaikan skripsi.
pengen marah yaudahlah gak (tidak) sah
dikerjain dulu (Ayak-B58). Membuat aku malu. Malu dalam arti teman-
temanku dah lulus kog (kok) aku masih gini-
Tanggung jawab ke orang tua yang belum gini saja. Gak sah lah jauh-jauh teman-
kelar-kelar agak meleset dengan waktu yang temanku sudah pada kawin berarti kan
diharapkan (Ayak-B137). mereka sudah kawin sudah ngelewati kerja
dan sudah lulus. Kog (kok) masih disini-sini
Dulu kan kepikiran sampai ganggu tidurku saja yah malu ketemu saudara temen-temen
(Serly-B346). ditanya sekarang kerja yah dimana (Serly-
B224).
Dampak kognisi emosi salah satunya pada
kecemasan. Menurut Linayaningsih, (2007) bahwa Tidak hanya pada dampak malu tapi juga dampak
mahasiswa merasa cemas karena menganggap skripsi stres yang dialami mahasiswa mengerjakan skripsi.
Dampak stres timbul adanya hambatan-hambatan
merupakan sesuatu hal yang sulit untuk dikerjakan.
menyelesaikan skripsi yang belum terselesaikan. Dari
Selain itu faktor internal dalam diri mempengaruhi hasil data penelitian, mahasiswa yang mengalami stres
disebabkan adanya ganti dosen, penyesuaian dengan

5
Character. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2013

dosen baru, proses mengerjakan yang masih salah terus ketidakmampuan atau merasa bodoh. Seperti yang
dan stres saat seminar proposal. dirasakan Lina merasa dirinya tidak mampu dan karakter
Dampak stres dialami oleh Ayak karena proses Lina yang pencemas membuat dirinya tidak yakin dengan
pengerjakan skripsi yang belum selesai-selesai, kemampuanya dan merasa tidak mampu saat bimbingan.
keinginanya yang ingin bekerja kembali belum tercapai Memang aku orangnya seperti itu pecemas,
membuat Ayak mengalami stres. gugup,belumada persiapan saat bimbingan,
belum ada pikirkan nanti saya saat bimbingan
Iya justru itu malah yang bikin kacau, bisa bicara apa saya cemas dulu (Lina-B376).
dibilang stres iya, bikin marah iya (P1- 3.3. Sub-tema konsep diri positif
B468). seharusnya sudah kerja, sudah lebih Konsep diri positif yang dimaksut peneliti adalah
enak ngerasa (merasa) aku kok terlambat konsep akan kemampuan dirinya dalam menghadapi
banget seh (Ayak-B471). skripsi. Konsep diri positif memiliki beberapa hasil
coding yang dianalisis sesuai data yang ditemukan antara
Dampak psikologis yang lain yang dialami lain adalah kemampuan diri, berjuang, menyesal.
mahasiswa mengerjakan skripsi adalah perubahan emosi. Dibalik ketidakmampuan yang dialami Serly dan
Perubahan emosi yang dirasakan lebih labil seperti yang Dewi masih ada konsep diri yang positif. Meskipun Serly
dialami Ayak dan Nikita. mengalami desakan keluarga tapi Serly dibalik
ketidaksadarannya mampu menyelesaikan interpretasi
Cuma lebih emosional kadang naik turun yang menurut dia itu sulit.
gak (tidak) stabil lebih gak (tidak) teratur bisa
dibilang lebih labil (Ayak-B282). Kayak aku ngerjain (mengerjakan) sejauh
Kalau emosional sih lebih emosinya naik ini ternyata aku bisa aku sudah coding
turun fisik pikiran rasa capek, sakit adem kemaren aku gak (tidak) bisa karena malas,
panas (Nikita-B317). gak (tidak) mau rasa malas tapi ternyata aku
bisa buat (membuat) coding dan
Tidak hanya itu saja, selain dampak perubahan menginterpretasikan (Serly-B579).
emosional juga dampak mudah tersinggung. Perempuan
lebih identik mudah tersinggung apalagi masalah Nikata dan Ipen pun berjuang untuk lulus dengan
mengenai skripsi yang belum terselesaikan salah bicara mengerjakan skripsi menghilangkan rasa ketakutan
sedikit merasa tersinggung. Dampak ini dirasakan oleh terhadap dosen pembimbing, berusaha mencari ide-ide,
Lina yang merasa tersinggung saat saudara-saudara informasi.
bertanya bagaimana skripsinya buruan diselesaikan.
Karena pengen aku lulus, dapat
Kayak tadi seperti saudara-saudara ada kerja,harapan orang tua makanya harus maju.
tante, om ,kok gak (tidak) marih-marih Tapi di sisi lain aku ketakutan maju dosen
selesai) seh dang marino (buruan (Nikita-B224).
selesaikan) (Lina-B256). Keliling cari buku, cari informasi, browsing,
ketemuan sama klien sekalian jalan-jalan
Dampak psikologis yang terakhir adalah jenuh refesing, cari pengetahuan,pengalaman
terhadap skripsi. proses yang lama menyelesaikan skripsi (Ipen-B155).
berdampak pada kejenuhan untuk menyelesaikan skripsi.
itu yang dirasakan oleh Ayak, Serly. Pada Ayak sudah Perjuangan yang mereka lakukan semua ini agar
merasa jenuh saat mengerjakan skripsi sampai-sampai dapat menyelesaikan skripsi secepat mungkin. Keinginan
mencari jalan supaya tidak merasa kejenuhan. mereka yang ingin segera lulus agar tidak lama-lama
mengelami keterlambatan. Meskipun perjuangan itu
Sedih, pengen marah, aduh gak (tidak) bukanlah sesuatu yang mudah untuk diraih sesuai
kelar-kelar (selesai), ngerasa bosan, harapan kita.
bagaimana caranya tidak bosan tetap
mengerjakan (Ayak-B474). Tema 4: cara menyikapi hambatan mengerjakan skripsi
Semester delapan itu saat judulku di tolak Tema terakhir adalah cara menyikapi partisipan
lima kali itu. Sekali maju tidak diterima aku tentang hambatan-hambatan dalam menyelesaikan
berhenti lagi karena ngerasa down, sebal, skripsi. Terdapat dua sub-tema disini yang pertama
baru ada kemauan maju lagi ternyata masih adalah tidak adaptip dan adaptip.
kurang disetujui rasanya malas gitu (Dewi- 4.1. Sub-tema tidak adaptif
B108). Tidak adaptip disini dimaksut peneliti adalah cara
partisipan yang keliru atau kegatif dalam menghadapi
3.2. Sub-tema konsep diri negatif hambatan-hambatan menyelesaikan skripsi. Terdapat
Konsep diri negatif yang dimaksut adalah konsep beberapa cara yang diambil partisipan dalam menghadapi
atau pemikiran selama proses mengerjakan skripsi. skripsi, yaitu menghindar, tidak mengerjakan,
Konsepdiri negatif memiliki coding diantaranya melupakkan, prokrastinasi, dan mekanisme pertahanan.
Pengalaman Menyelesaikan Skripsi: Studi Fenomenologis Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya

Cara menyikapi menyelesaikan skripsi tidak Selain itu, upaya yang dilakukan oleh Nikita lebih
adaptif pertama, dengan menghindar. Seperti yang pada sering bertemu pembimbing, dengan cara
dialami oleh Lina yang sejak awal terkonsep tidak suka bimbingan skripsi. sedangkan pada Dewi lebih
dengan skripsi yang sulit, ribet, yang kebih memilih memanfaatkan waktu, inisiatif bimbingan karena dosen
menunda-nunda mengerjakan skripsi dan menyibukkan pembimbingnya sangat sulit untuk ditemui.
diri.
Saya sendiri mungkin tadi persepsi aduh Lebih sering ketemu dosen pembimbing
skripsi kayak gini, akibatnya saya selimur- walaupun belum dapat apa-apa, ada yang gak
selimuri gak (tidak) tak kerjain. (Lina-B97). (tidak) tau bisa ditanyai, lebih mendekati
Serly dan Ipan melakukan hal yang sama dengan dosen pembimbing. (Nikita-B270).
menghindar skripsi. Serly dan Ipan tidak kuat dengan Selalu memanfaatkan waktu. Setiap hari
desakan keluarga untuk segera lulus yang membuat kerja istilahnya senin sampai jumat selalu
mereka lebih memilih menghindar, Serly yang memilih memanfatkan ke kampus pokonya (harus)
tidak diberi tanggung jawab dari pada tidak ada hasilnya bimbingan, kalau revisi yah dikerjakan kalau
sedangkan Ipan lebih memilih menghindar dengan enggak (tidak) tanya jadwal kapan bisa
pulang pergi ke Medan. bimbingan lagi . (Dewi-B301).
Aku menghindari lebih baik aku gak (tidak)
diberi tanggung jawab dari pada aku diberi Pasrah yang dilakukan oleh mereka setelah
tanggung jawab yang tidak menghasilkan berusaha semaksimal mungkin untuk segera
hasil. (Serly-266). menyelesaikan skripsi namun Tuhan berkendak lain,
Suruh cepat-cepat lulus, sama aku gak tidak memperhentikan mereka sampai sini, justru mereka
(tidak) tak reken (hiraukan) akhirnya aku lebih termotivasi dengan berserah dan yakin bahwa jalan
pulang pergi ke medan. (Ipen-B88). yang diberikan Tuhan itu terbaik untuk dirinya.

4.2. Sub-tema adaptif PEMBAHASAN


Sub tema adaptif yang dimaksut peneliti adalah
langkah partisipan positif dalam menyikapi hambatan- Skripsi dipandang oleh sebagian mahasiswa
hambatan mengerjakan skripsi. Salah satunya menyikapi sebagai sesuatu yang dilematis, di satu sisi mengerjakan
dengan cara mengubah persepsi mengenai skripsi. skripsi menentukan cepat tidaknya kelulusan, di sisi lain
Seperti yang dialami oleh Ayak yang semula mengerjakan skripsi menuntut upaya yang lebih dari
menganggap skripsi sebagai beban pertanggung mahasiswa. Oleh karena itu, masih banyak mahasiswa
jawabkan kepada orang tua tetapi sekarang skripsi bukan yang belum lulus tepat waktu. Penelitian ini berhasil
dianggap sebagai beban lagi karena jika dianggap sebagai mengungkap empat tema mengenai kehidupan
beban maka akan semakin terbebani terbebani dan makin mahasiswa yang mengalami keterlambatan skripsi.
berat kepertanggung jawaban ke orang tua. Berikut ini tema-tema hasil penelitian: tema pertama
pengalaman menghadapi skripsi diantaranya pengalaman
Beban ia, merupakan tanggung jawab yang yang positif, pengalaman negatif. Tema kedua hambatan-
membebankan ke orang tua, diri sendiri, hambatan mengerjakan skripsi meliputi faktor internal
sampek sekarang mau kerja masih belum dan faktor eksternal. Tema ketiga dampak psikologis
bias. (Ayak-211). Aku gak (tidak) meliputi dampak negatif, konsep diri negatif, konsep diri
menganggap suatu beban tapi tanggung positif dan tema keempat mengenai cara menyikapi
jawab ke orang tua. Kalau aku anggap beban hambatan-hambatan mengerjakan skripsi diantaranya
malah terbebani malah berat skripsi aja, adaptif dan tidak adaptif.
sudah berat lebih ke tanggung jawab orang A. Pengalaman menyelesaikan skripsi
tua. (Ayak-B455). Penelitian ini berhasil mengungkapkan
pengalaman partisipan dalam menghadapi skripsi,
Selain itu, terdapat pula cara menyikapi dengan diantaranya pengalaman positif dan pengalaman negatif.
memberanikan diri. Seperti yang dialami oleh Lina demi Pengalaman positif menyelesaikan skripsi antara lain,
skripsi dia memberanikan diri untuk seminar proposal hubungan dengan partisipan, tantangan, dihargai dosen,
meskipun mengalami ketakutan tetapi dia tetap proses pengalaman kuliah. Pengalaman negatif
memberanikan diri untuk seminar proposal meskipun menyelesaikan skripsi antara lain skripsi sebagai sesuatu
setelah itu terjatuh sakit. yang menakutkan, skripsi merepotkan atau ribet, skripsi
sulit, skripsi sebagai penghambat, pengorbanan, ganti
Kemaren seminar proposal saya juga dosen dan tekanan atau beban dari keluarga, tekanan
memberanikan diri untuk ngomong (bicara) lingkungan. Mahasiswa yang mengerjakan skripsi
buat seminar proposal. (Lina-B65). memiliki pengalaman yang berbeda-beda antara satu
Pastilah, pada awalnya gak (tidak) bisa gara- dengan lainnya, oleh karena itu sangat menarik untuk
gara keberanian saya sudah seminar, sudah dibahas lebih dalam.
penelitian. (Lina-473). Menurut Rahmat (2009) skripsi merupakan suatu
hal yang baru yang dialami oleh mahasiswa. Hal ini

7
Character. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2013

dirasakan Serly bertemu dengan informan yang menjadi segera lulus, terus berusaha mencari judul skripsi yang
hasil penelitian. Serly mendapatkan pengetahuan baru akhirnya di terima.
yang sebelumnya belum diketahui, menambah sosialisasi Subyek lain, yaitu Farmita, juga awalnya
diri dengan orang lain dan berbagai macam lainnya. memandang skripsi sebagai hal yang menyenangkan, tapi
Pengalaman positif lainnya, saat mahasiswa berubah sejak ditinggal dosen pembimbing sekolah.
dihadapkan oleh sebuah tantangan dalam menghadapi Farmita tidak mengira bahwa hal tersebut dapat terjadi;
skripsi. Ini dialami oleh Ipen yang mendapatkan menurutnya dosen semestinya akan selalu dapat ditemui.
tantangan tentang judul skripsi yang sesuai dengan Farmita kemudian mengalami kesulitan saat mencari
keinginan dosen pembimbing. Judul skripsi yang sensitif dosen pengganti, sehingga Farmita merasa kecewa.
membuat Ipan mengalami kesulitan dalam mencari Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan
informasi dari partisipan yang ditelitinya. Namun Ipan bahwa Nikita dan Dewi tidak selalu memandang skripsi
tidak patah semangat, justru kesulitan tersebut dijadikan sebagai hal positif ataupun negatif. Skripsi di satu sisi
sebuah tantangan yang harus berani dijalankan. Dewi merupakan hal yang positif sebab menjadi penanda
mengalami hal yang sama, dalam menghadapi bahwa mereka berada di akhir masa perkuliahan; akaan
keterlambatan skripsi justru Dewi lebih tertantang lebih tetapi, skripsi juga merupakan hal yang negatif, sebab
paham mengenai suka duka saat keterlambatan skripsi. banyak faktor yang menjadi penentu lancar atau tidaknya
Self-efficacy menurut Bandura (dalam Baron, pengerjaan skripsi. Menurut teori Lewin (dalam alwisol,
2004:183) akan berpengaruh pada kemampuan atau 2004) ketika seseorang ingin mencapai tujuan lulus tapi
kompetensi kinerja tugas yang diberikan untuk mencapai terdapat hambatan yang mengharuskan seseorang
tujuan atau menghadapi masalah tersebut. Dewi dan Ipan tersebut untuk menghindar dari tujuan. Maka, akan
memiliki keyakinan tinggi akan kemampuan yang terjadi konflik yang disebut konflik mendekat-menjauh
dimilikinya dapat menyelesaikan skripsi, meskipun hal ini terjadi pada Dewi dan Nikita. Keinginan mereka
mengalami hambatan-hambatan mengerjakan skripsi, segera lulus namun terhalang adanya skripsi.
karena keyakinan yang tinggi akan mencapai tujuan yang Persepsi Lina memandang skripsi hal yang
di inginkan, yaitu lulus studi. menakutkan. Sejak Awal Lina sudah terkonsep skripsi
Pengalaman positif yang dialami oleh Farmita saat sebagai hal yang negatif membuat Lina ketakutan sendiri,
skripsi dihargai dosen. Farmita yang sejak awal apalagi Lina pencemas belum apa-apa sudah takut
mengerjakan skripsi merasa skripsi merupakan sesuatu terlebih dahulu. Persepsi berikutnya adalah merepotkan.
yang menyenangkan yaitu, perasaan senang saat Ayak dalam mengerjakan skripsi membutuhkan proses
mengambil skripsi bersama teman-teman, meneliti yang lama, yang mengharuskan mengerjakan skripsi dari
sesuatu yang baru yang belum pasti, membuat Farmita bab satu sampai bab lima dikerjakan sendiri, butuh kerja
semangat, yakin akan kemampuannya. Apalagi Farmita keras. Serupa dengan Ayak, Serly menganggap bahwa
mendapatkan pujian tentang judul skripsi yang dinilai proses skripsi di Universitas Negeri Surabaya dalam
bagus oleh dosen pembimbing. Self-efficacy yang tinggi penyusunan skripsi sangat merepotkan, membutuhkan
juga akan mempengaruhi motivasi individu, seperti waktu yang lama, melewati seminar proposal, sidang
Farmita yang percaya akan kemampuan dirinya yang sedangkan di kampus lain yang hanya melewati sidang
dimiliki, maka dari itu membuat Farmita lebih saja. Ayak dan Serly memandang hal yang ribet sebagai
bersemangat dan makin yakin akan kemampuannya yang hal tidak menyenangkan.
dimiliki untuk menyelesaikan skripsi. Sumber self- Persepsi negatif yang mempengaruhi
efficacy Nikita berasal dari pengalaman, yaitu dosen mengerjakan skripsi berikutnya adalah skripsi dianggap
pembimbing yang menyatakan penelitian Nikita bagus sebagai penghambat. Lina menganggap skripsi
dan Nikita makin yakin dapat menyelesaikan skripsi. merupakan penghambat bekerja, menikah, dan bisa
Pengalaman yang dialami oleh Dewi yang dikeluarkan dari kampus jika sudah melebihi batas
memandang bahwa skripsi sebagai hal yang kelulusan. Menurut Lina, bekerja dan menikah terdapat
menyenangkan, puncak pengalaman kuliah yang artinya batas-batas usia ideal yang bagus untuk bekerja dan
akan segera lulus studi. Farmita memandang skripsi menikah, namun akibat keterlambatan skripsi yang belum
sebagai hal positif, sebab ia mengalami perasaan senang selesai dianggap sebagai penghalang. Dewi juga merasa
saat mengerjakan skripsi bisa bersama teman-teman skripsi sebagai penghalang kelulusan bersama teman-
mencari judul skripsi, serta meneliti sesuatu sesuai teman. Kelulusan merupakan saat yang indah bersama
keinginan kita. Judul skripsi yang dipilih Farmita juga teman-teman, merayakan bersama saat masuk kuliah
dinilai bagus oleh dosen pembimbing, sehingga membuat bersama namun setelah kelulusan tidak bisa merayakan
Farmita lebih bersemangat. bersama. Menurut teori kepribadian Lewin (dalam
Di sisi lain, skripsi juga dipandang sebagai alwisol, 2004) yang memandang konflik mendekat-
pengalaman negatif, salah satunya adalah anggapan menjauh sebagai pilihan yang mengandung hal yang
bahwa skripsi sulit. Menurut Dewi mengerjakan skripsi disenangi dan tidak disenangi.
hal yang sulit atau mengerikan. Salah satu yang membuat Pengalaman negatif Ayak yang dialami
skripsi dipandang sulit adalah saat mencari judul skripsi mahasiswa saat menghadapi skripsi yang pertama adalah
yang tidak diterima oleh dosen pembimbing hingga pengorbanan. Ayak memutuskan untuk berhenti bekerja,
sampai lima judul; akan tetapi, Dewi memiliki semangat karena kesulitan membagi waktu antara bekerja dan
yang tinggi sehingga tidak mematahkan semangat untuk kuliah dan memilih untuk lebih fokus menyelesaikan
Pengalaman Menyelesaikan Skripsi: Studi Fenomenologis Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya

skripsi, sedangkan Serly lebih banyak mengorbankan kelulusan mahasiswa. Adanya hambatan tersebut
waktu tidur untuk membaca buku. membuat proses penyelesaian skripsi menjadi terhambat
Pengalaman negatif lain saat mengerjakan skripsi dan membutuhkan waktu yang lebih lama. Penelitian ini
adalah ganti dosen. Pengalaman ganti dosen merupakan memunculkan hambatan-hambatan mengerjakan skripsi
pengalaman yang sangat tidak menyenangkan yang yang terdiri dari dua faktor eksternal dan faktor internal.
dialami oleh mahasiswa. Serly dan Nikita saat Faktor eksternal antara lain, dari dosen pembimbing,
penyusunan skripsi harus bolak balik ganti dosen sistem penunjang, sedangkan faktor intrnal antara lain,
pembimbing hingga tiga kali. Ganti dosen berkali-kali kemampuan akademik, sulit menentukan judul,
membuat proses penyusunan skripsi lebih lama karena kemampuan menulis, kurang percaya diri, sulit menerima
penyesuaian diri antara mahasiswa-dosen kembali. kritikan, sifat malas, dan perbedaan gender.
Menurut Abraham, dkk (dalam Sitompul, 2009) Hambatan-hambatan mengerjakan skripsi pertama
learned helplessness adalah ketidakmampuan individu dari faktor eksternal adalah dosen pembimbing. Jam
untuk mengendalikan lingkungannya yang akan terbang dosen pembimbing yang tinggi membuat Lina
membimbingnya pada sikap menyerah atau putus asa dan mengalami kesulitan saat bertemu dosen pembimbing
mengarahkan pada atribusi diri yang kuat. Serly dan yang harus kejar-kejaran, menunggu dosen yang belum
Nikita merasa bahwa faktor dosen pembimbing datang, oleh karena itu diharapkan Lina agar dosen
merupakan salah satu faktor yang tidak bisa mereka pembimbing sama-sama saling memahami,
kendalikan. Peristiwa ganti dosen tersebut menimbulkan memprioritaskan saat bimbingan terjadi, komunikasi
perasaan tidak berdaya. yang baik dan tidak mempersulit Lina dalam bimbingan.
Pengalaman ketiga adalah tekanan atau beban dari Kesulitan menemui dosen pun dirasakan oleh Ipen
keluarga yang menginginkan segera menyelesaikan dan Dewi yang mengantur jadwal bimbingan dengan
skripsi. Mahasiswa yang mengalami keterlambatan dalam dosen pembimbing sulit karena dosen pembimbing
penyusunan skripsi mendapakan tekanan dari keluarga sangat sibuk yang membuat Ipen dan Dewi yang lebih
untuk segera menyelesaikan skripsi, seperti yang dialami aktif untuk bimbingan. Menurut Kingofong, 2004, (dalam
partisipan penelitian. Lina misalnya, keterlambatan Nanik, 2008) terdapat tiga hal yang terkait dalam
skripsi membuat Lina beranggapan bahwa skripsi sebagai hambatan menyelesaikan skripsi. tiga hal tersebut adalah
sumber masalah yang mengancam dirinya dan masa (a) kurikulum yang tidak aplikatif, tidak integratif dan
depan. Keterlambatan tersebut sebagai penghalang kurang melatih mahasiswa beragumentasi yang
bekerja, menikah, dan beban bagi diri Lina karena menyebabkan mahasiswa kurang siap untuk mengerjakan
pertanyaan yang terus menerus kapan lulus dan wisuda. skripsi (b) hubungan dosen dengan mahasiswa yang
Jika seseorang dihadapkan dengan peristiwa yang timpang terkait rasio yang tidak seimbang, adapun dosen
menurut mereka merupakan ancaman terhadap dirinya yang cenderung otoriter dalam membimbing mahasiswa
maka, dapat menjadi beban bagi individu sebab menuntut (c) sistem penunjang kurang memadai, misalkan pada
individu untuk menguras pikiran dan tenaganya untuk perpustakaan yang kurang lengkap sehingga terkadang
menyelesaikan sumber stres atau kecemasan (Atkinson, mahasiswa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk
1987). mencari literatur.
Lebih lanjut lagi, Linayaningsih (2007) Faktor internal yang menghambat menyelesaikan
menyebutkan bahwa terdapat faktor internal yang berasal skripsi pertama adalah kemampuan akademik.
dari diri individu itu sendiri. Sifat pencemas sudah Penggarapan menyelesaikan skripsi membutuhkan
merasakan ketakutan dan cemas sendiri. Partisipan kemampuan akademik yang memadai. Dari sekian hasil
penelitian lain, seperti Serly akibat skripsi yang belum penelitian yang diteliti masih banyak mahasiswa yang
terselesaikan bertahun-tahun membuat orang tua Serly mengalami kesulitan dalam jurnal inggris, seperti hanya
datang ke kampus menanyakan kabar Serly dalam Serly, Nikita dan Farmita kesulitan dalam jurnal inggris
mengerjakan skripsi dan Serly diwajibkan lulus taun ini. karena kemampuan berbahasa inggris yang kurang
Tekanan seperti ini membuat Serly mengalami beban. memadai membuat mereka mau tidak mau belajar inggris
Mahasiswa yang mengerjakan skripsi tidak dan mentranslit bahasa Inggris. Menurut Ayak dan
hanya mendapatkan tekanan dari keluarga saja, tapi Nikita, kesulitan dalam mencari teori dan melakukan
mengalami tekanan dari lingkungan. Ayak misalnya, saat analisis merupakan salah satu faktor yang harus dihadapi.
ditanya teman-temanya kapan lulus skripsi membuat Lina merasa tidak yakin dengan kemampuan
Ayak merasa kesal, dirinya tidak pernah bertanya-tanya akademik yang dimilikinya. Ia merasa ragu apakah
mengenai skripsi temanya kenapa sekarang Ayak belum dirinya bisa mengerjakan skripsi yang tebal, serta adanya
lulus bertanya. Ipen dan Dewi mengatakan bahwa ada kekhawatiran mengenai proses pengerjaan yang sulit.
tetangga mereka yang usil bertanya kapan lulus, bekerja, Lina juga sering membandingkan dirinya dengan teman-
sampai-sampai mereka dibanding-bandingkan dengan temannya yang sudah mengerjakan skripsi.
orang lain yang sudah lulus dan bekerja. Tekanan Ketidakyakinan terhadap kemampuan diri
lingkungan membuat Ayak, Ipan dan Serly tidak merasa menggambarkan self-efficacy yang rendah. Menurut
nyaman. Bandura, 1977 (dalam Baron, 2004) self-efficacy
merupakan keyakinan terhadap keberhasilan diri dalam
B. Hambatan-hambatan mengerjakan skripsi mengerjakan sesuatu.
Hambatan-hambatan menyelesaikan skripsi yang Faktor internal kedua adalah sulit menentukan
dirasakan mahasiswa berpengaruh terhadap masa studi judul skripsi. Dari hasil penelitian tujuh mahasiswa, dua

9
Character. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2013

diantaranya mengalami kendala dalam menentukan judul, menurun dan tingkat konsentrasinya berkurang yang
diantaranya Ipen dan Dewi. Awalnya Ipen sudah dapat menyebabkan tidak fokus saat dosen bertanya tentang
judul, tapi dosen pembimbingnya kurang setuju dengan skripsi.
judul tersebut, akhirnya berubah kembali. Ipen kemudian Hambatan faktor internal yang lain adalah sulit
ingin menggunakan metode kualitatif, tapi dosen menerima kritikan, menurut Rettob (2008) faktor karakter
pembimbingnya kurang setuju, akhirnya Ipen dalam pengerjaan skripsi berpengaruh karena mahasiswa
kebingungan mencari judul skripsi yang sesuai keinginan dituntut berfikir lebih dewasa serta tindakan dan
dosen tersebut. perilakunya. Karakter Serly mudah tersinggung, ego
Dewi mengalami kesulitan menentukan judul tinggi, emosi labil berpengaruh saat mengerjakan skripsi.
skripsi sampai-sampai hampir lima kali judul yang Salah satu dosen mengaitkan masalah pribadi ke dalam
diajukan tidak diterima pembimbing. Dewi pun kuliah, misalnya dengan menyindir mengapa mahasiswa
mengalami rasa putus asa hampir dua bulan tidak yang katanya kuliah di dua tempat tidak mengerti tata
bimbingan akhirnya Dewi konsultasi dengan teman bahasa. Hal tersebut membuat Serly tersinggung.
masalah problem yang dialami, teman tersebut Hambatan faktor internal ketujuh adalah rasa
memberikan kasus dan disuruh mencari judul dan malas. Mahasiswa dituntut untuk belajar dan
konsepnya sendiri. Menurut James (dalam Baron mengerjakan tugas yang diberikan, saat mahasiswa diberi
2004:173) self-esteem merupakan evaluasi diri terhadap tugas sudah malas, bagaimana saat mengerjakan skripsi
sikap dirinya yang diambil, baik rentang positif maupun yang dituntut untuk mengerjakan berbulan-berbulan
negatif. Self-steem yang dimiliki Ipan dan Dewi tinggi, bahkan bisa bertahun-tahun. Rasa malas dirasakan oleh
sikap yang diambil mereka dalam menghadapi hambatan Ayak perjalanan yang jauh antara rumah dengan kampus
mencari judul skripsi dengan sikap yang tidak menyerah, membuat Ayak capek dalam perjalanan sesampai di
berusaha kembali, tidak berhenti mengerjakan. rumah sudah malas untuk mengerjakan. Lina merasa
Faktor internal ketiga adalah kesulitan mencari bahwa rasa malas sulit dihilangkan dan skripsi deadline-
literatur dan bahan bacaan. Serly kesulitan dalam nya lama membuat rasa malas semakin berlarut-larut,
mempeloreh data dan mengelolah data tersebut, juga mengerjakan skripsi pun tergantung mood-nya.
mengenai buku-buku yang baru yang menambah Hambatan mengerjakan skripsi kedelapan adalah
pengetahuan mengerjakan skripsi. Ayak kesulitan perbedaan gender. Nikita merasa tidak nyaman saat
mencari jurnal baru dan kesulitan mendapatkan informasi bimbingan secara langsung yang berbeda gender. Nikita
dari partisipan, apalagi judul skripsi yang digunakan merasa tidak nyaman jika dosen pembimbing laki-laki,
sensitif ini tantangn tersendiri bagi Ayak. menurutnya dosen laki-laki tidak menyenangkan, tidak
Faktor internal keempat adalah kemampuan tulis bisa memahami mahasiswa. Menurut Rakhmat (1991),
menulis, Serly mengalami kesulitan dalam tata cara kesamaan karakter akan mempermudah interaksi secara
penulisan yang selalu salah, tata cara penulisan interpersonal, sedangkan pada Lina ketidaksamaan
pengerjaan Serly saat salah dan diperbaiki oleh dosen karakter berpengaruh dalam berinteraksi dengan dosen
membuat Serly berkucil hati dan menganggap a hasil pembimbing, Nikita tidak merasa nyaman saat
pekerjaanya tidak diterima dengan baik. Menurut Serly di berinteraksi dengan dosen pembimbing. Temuan
kampus lain tidak mempermaslahkan tata cara penulisan. penelitian ini menunjukkan adanya faktor gender dapat
Self-esteem akan berpengaruh terhadap sikap yang mempengaruhi proses kelancaran dalam skripsi.
dimiliki seseorang dalam rentang positif dan negatif
(James, 1980). Self-esteem Serly rendah yang C. Dampak-dampak psikologis
beranggapan kesalahan dalam tata cara penulisan Penyusunan skripsi merupakan suatu hal yang
dianggap sesuatu yang masalah besar baginya Serly. kompleks, mulai dari mencari dosen pembimbing,
Menurut Slamet (2003) hambatan dalam mencari tema yang menguraikan latar belakang masalah
penyusunan skripsi antara lain, banyaknya mahasiswa bab satu, bab dua mencari teori-teori skripsi, bab tiga
yang tidak mempunyai kemampuan dalam tulis menulis, metode penelitian dan bab empat hasil pembahasan, bab
adanya kemampuan akademik yang kurang memadai, lima pembahasan, bab enam saran dan kesimpulan. Hal
serta adanya kurang ketertarikan dengan penelitian, tersebut sering menimbulkan hambatan-hambatan
kegagalan mencari judul skripsi, kesulitan mencari mengerjakan skripsi yang tidak selalu berjalan lancar,
literatur dan bahan bacaan, kesulitan menemui dosen maka dari itu saat mahasiswa tidak bisa menyelesaikan
pembimbing. Hal yang sama ditemukan dalam penelitian hambatan-hambatan tersebut secara efisien, maka akan
ini, sedangkan yang membedakan adalah adanya faktor mengalami dampak-dampak psikologis. Peneliti
internal seperti kurang percaya diri, sulit menerima menemukan tiga faktor dampak menyelesaikan skripsi
kritikan, sifat malas, dan perbedaan gender juga antara lain kognisi emosi terdiri dari beban pikiran,
mempengaruhi hambatan-hambatan mahasiswa dalam cemas, iri, malu, stres, perubahan emosi, mudah
menghadapi skripsi. tersinggung proses yang lama (jenuh). konsep diri negatif
Hambatan faktor internal menyelesaikan skripsi terdiri dari merasa bodoh atau ketidakmampuan dan
kelima adalah kurang percaya diri saat berhadapan konsep diri negatif terdiri dari kemampuan diri, berjuang.
dengan dosen pembimbinga atau saat bimbingan, karena Dampak terhadap kognisi emosi antara lain adalah
pada saat bimbingan benar-benar berhadapan langsung beban pikiran yang dialami oleh Ayak. Beban skripsi
dengan dosen pembimbing. Hambatan ini dialami oleh yang belum selesai, desakan orang tua untuk segera lulus,
Dewi, rasa kepercayaan diri bertemu dosen pembimbing keinginan bekerja yang belum tercapai membuat Ayak
Pengalaman Menyelesaikan Skripsi: Studi Fenomenologis Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya

kepikiran dan mimpi buruk bertemu dosen pembimbing. lulus bersama, namun adanya skripsi yang mengharuskan
Perasaan saat mimpi mengalami ketakutan sampai- tidak bersama lulus tepat waktu. Keterlambatan studi
sampai ditanggisin oleh Ayak, sedangkan Lina beban saat membuat mahasiswa ingin segera lulus dan iri melihat
saudara bertanya kapan lulus, wisuda dan bekerja. teman-teman lain sudah wisuda. Lina dan Serly yang
Terkonsep sejak awal bahwa skripsi menakutkan merasa iri melihat teman-teman sudah lulus, memiliki
berdampak beban pikiran. Serly pun mengalami hal yang keinginan untuk segera menyusul. Tidak hanya dampak
sama yang dialami Lina, beban skripsi yang tak kunjung iri yang dialami, rasa malu pun teralami saat
selesai berdampak pada gangguan fisik yaitu gangguan keterlambatan studi. Serly malu ketika bertemu teman-
tidur. teman yang sudah lulus, meraka yang sudah lulus bisa
Beban pikiran yang dialami mahasiswa terdapat bekerja, sedangkan Serly masih sibuk di kampus
pula, dampak negatif kedua mengerjakan skripsi adalah menyelesaikan skripsi dan malu saat bertemu dengan
kecemasan. Menurut Freud kecemasan adalah sebagai keluarga besar yang menanyakan tentang pekerjaan.
dampak dari konflik yang menjadi bagian kehidupan Malu tersebut dirasakan pula oleh Ipen yang sudah
yang tak terhindarkan (Alwisol, 2004). Kecemasan mengecewakan kedua orang tua, membebani orang tua
tersebut memperingatkan individu tentang kemungkinan membayar semester.
datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi Menurut penelitian Shenoy, 2002 (dalam
adaptif yang sesuai. Kecemasan akan timbul manakala Herdiani 2012) bahwa tuntutan yang dialami mahasiswa
seseorang tidak siap menghadapi suatu ancaman. merupakan sumber stres yang potensial. Hal ini
Menurut Rahmat (2009), kecemasan adalah respon disebabkan banyaknya tanggung jawab baru yang
terhadap sesuatu yang mengancam dirinya, ketakutan dihadapi mahasiswa, contohnya mahasiswa dituntut
yang merupakan hal yang normal terjadi jika ada sesuatu untuk lebih mandiri dan tuntutan mahasiswa akhir yang
hal yang baru atau belum pernah dilakukan. Kecemasan harus menyelesaikan skripsi. Stres adalah seseorang yang
merupakan stresor (sumber stres) yang dialami individu dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan
terhadap respon dari suatu peristiwa baru yang terjadi sebagai mengancam kesehatan fisik atau psikologisnya
dalam hidupnya. (Atkinson, 1987). Ayak misalnya, memiliki keinginan
Skripsi merupakan suatu hal yang baru yang untuk bekerja yang belum bisa tersampaikan, apalagi
dialami oleh mahasiswa akhir untuk mencapai gelar seusia dia yang seharusnya sudah bekerja dan
sarjana. Salah satu kecemasan faktor internal yang menghasilkan uang sendiri namun terhalang adanya
berasal dari diri individu itu sendiri yang dapat skripsi yang belum selesai.masalah tersebut membuat
menyebabkan munculnya kecemasan dalam mengerjakan Ayak stres dan merasa terlambat sekali. Lain halnya
skripsi misalnya mahasiswa yang pada dasarnya dengan Farmita yang merasa stres saat mengetahui bahwa
pencemas. Menurut Drajat, 1990 (dalam Linayaningsih, dosen pembimbing sekolah kembali. Ia tidak mengira
2009) gejala kecemasan dapat bersifat fisik dan psikis. bahwa dosen tidak akan sekolah kembali. Farmita juga
Gejala fisik muncul antara lain tidur tidak nyenyak, nafsu merasa bahwa ketika mencari dosen pengganti skripsi
makan hilang, kepala pusing, dan lain-lain. Gejala psikis dipersulit yang berdampak memperlambat proses
antara lain merasa takut, tidak bisa memusatkan penggerjaan skripsi.
perhatian, rendah diri, hilang kepercayaan diri, dan lain- Mahasiswa yang mengalami keterlambatan
lain. Lina yang sejak awal membayangkan bahwa skripsi skripsi identik mudah tersinggung saat ditanya mengenai
sulit, sudah merasa takut menghadap dosen pembimbing. skripsi. Berdasarkan hasil penelitian terdapat partisipan
Perasaan seperti itu biasanya diselimuri oleh Lina yang yang mudah tersinggung seperti Ayak saat diingatkan
berdampak rasa malas sampai sekarang ini. Kecemasan orang tua mengenai skripsi yang belum selesai, faktor
pada mahasiswa ketika menghadapi skripsi muncul usia, belum bekerja, membuat orang tua khwatir. Ayak
karena adanya perasaan takut dan tidak percaya diri kerap merasa tersinggung, berubah menjadi pemarah, dan
apakah mahasiswa mampu mengerjakan skripsi. Masih memilih masuk kamar, serta tidak mau mendengar yang
banyak mahasiswa yang takut berhadapan dengan dosen dikatakan orang tua. Lina tersinggung saat diingatkan
pembimbing yang dapat menghambat proses pengerjaan saudara dan orang tua agar segera menyelesaikan skripsi,
skripsi (Linayaningsih, 2009). sampai-sampai Lina merasa malas selalu di ingatkan
Kecemasan ini dialami oleh Ayak yang merasa terus-menerus.
cemas, takut, terhadap penggerjaanya jika salah. Ayak Proses pengerjaan skripsi membutuhkan waktu
pernah mengalami hal buruk saat bimbingan PKL yang cukup lama, apalagi bagi mahasiswa yang
dimarahin dengan nada tinggi di ruang dosen di hadapan mengalami keterlambatan karena adanya hal-hal yang
dosen-dosen lain, dengan kejadian ini membuat Ayak tidak sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Skripsi
takut jika peristiwa tersebut terulang kembali. Menurut yang belum selesai dapat membuat mahasiswa
Ayak dalam menggerjakan skripsi sudah semaksimal mengalami kejenuhan, seperti Ayak yang merasa sedih,
mungkin tapi menurut dosen belum tentu semaksimal. ingin marah, dan jenuh karena skripsinya yang belum
Rasa cemas yang dirasakan Ayak akan memperpanjang selesai-selesai. Begitu pula dengan Serly yang merasa
proses pengerjaan skripsi. bosan dengan kendala-kendala yang dihadapi dalam
Dampak negatif mengerjakan skripsi keempat menyelesaikan skripsi. Mahasiswa yang mengalami dapat
adalah iri atau keinginan segera lulus. Mahasiswa yang mengalami dampak psikologis negatif terhadap skripsi
menempuh masa perkulihan selama empat tahun bersama baik fisik ringan maupun berat tergantung pada
teman-teman satu angkatan, mempunyai keinginan untuk

11
Character. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2013

bagaimana mahasiswa merespon peristiwa permasalahan Cara menyikapi hambatan mengerjakan skripsi
terhadap skripsi. kedua adalah tidak mengerjakan. Mahasiswa menyikapi
Dampak psikologis kedua adalah konsep diri hambatan mengerjakan skripsi, disebabkan pula oleh
negatif. Konsep diri adalah menggambarkan konsep faktor eksternal seperti dosen pembimbing. Kejadian ini
seseorang mengenai diri sendiri, ciri-ciri yang dialami oleh Farmita yang sejak awal senang dengan
dianggapnya menjadi bagian dirinya (Rogers, dalam skripsi, judul skripsi Farmita di nilai bagus oleh dosen
Alwosol, 2004). Maksud dari konsep diri negatif yaitu pembimbing, kecocokan dengan dosen pembimbing,
merasa bodoh atau merasa tidak mampu. Karakter Lina namun Farmita mendapat masalah bahwa dosen
yang pencemas merasa dirinya tidak mampu saat pembimbing akan sekolah kembali, reaksi Farmita saat
bimbingan secara langsung dengan dosen, merasa belum itu kaget, rasanya mengerjakan skripsi bab satu sampai
siap saat bimbingan, justru ada rasa cemas yang dialami. bab tiga percuma. Masalah kembali timbul saat Farmita
Dewi merasa dirinya tidak mampu, sehingga merasa meminta dosen pembimbing baru namun dipersulit.
tidak percaya diri saat berhadapan dengan dosen Dengan kejadian itu Farmita kecewa sekali dan lebih
pembimbing. Ipen merasa dirinya bodoh belum lulus, memilih mengerjakan hal lain dengan membuat pra-
marah pada diri sendiri, kecewa akan keinginannya untuk karya, dengan cara itu Farmita bisa menghindar skripsi.
lulus belum tercapai. Menurut Lewin (dalam Alwisol, 2004) tentang
Dampak psikologis ketiga adalah konsep diri konflik tipe satu konflik mendekat-menjauh, Farmita
positif yaitu kemampuan diri mengerjakan skripsi. mengalami tarik-ulur dalam pengerjaan skripsi. Awalnya
Menurut (Bandura, 1977) self-efficacy adalah evaluasi Farmita merasa senang dengan skripsi, rutin melakukan
seseorang terhadap kemampuan untuk melalukan sebuah bimbingan, cocok dengan dosen pembimbing, serta judul
tugas, mencapai tujuan, atau mengatasi hambatan. Pada skripsi yang dinilai bagus oleh dosen pembimbing,
sosok Dewi yang memiliki konsep diri positif saat namun setelah kejadian ditinggal dosen sekolah dan
mengerjakan skripsi, meskipun mengalami hambatan Farmita menemui kesulitan saat mencari dosen
dalam mengerjakan seperti judul ditolak hampir lima pembimbing baru membuat Farmita menjauhi skripsi
kali, sulitnya bertemu dosen pembimbing, ketakutan dengan cara tidak mengerjakan skripsi, malas, sibuk
terhadap dosen, saat seminar proposal dosen penguji mengulang mata kuliah, dan menyibukkan diri dengan
meminta Dewi ganti proposal namun tidak menurunkan hal lain.
keyakinannya, untuk mencapai tujuan yaitu lulus skripsi Lain halnya dengan Nikita yang tidak
tahun ini. Serly kesulitan dalam mengerjakan hasil mengerjakan skripsi disebabkan oleh faktor internal diri
coding tapi setelah dikerjakan Serly mampu mengerjakan sendiri. Pada saat melakukan bimbingan, dosen
hasil coding tersebut. pembimbing Nikita menyuruh Nikita membuat proposal
Konsep diri positif kedua adalah berjuang dari bab satu sampai bab tiga namun Nikita mengalami
menyelesaikan skripsi. Menurut Bandura (1977) konsep kesulitan, hingga akhirnya Nikita tidak mau mengerjakan
diri merupakan keyakinan diri dan persepsi diri mengenai lagi skripsinya. Nikita yang sejaka awal tidak suka
diri sendiri. Lina saat ingin lulus sehingga dia berjuang dengan penelitian dan sudah merasa bosan dengan
menyelesaikan skripsi. Keterlambatan yang cukup lama sekolah dan pendidikan sejak SMA, memiliki motivasi
membuat sekarang sudah waktunya deadline sedangkan yang rendah. Hal tersebut mengakibatkan dirinya mudah
pada Ipan yang sama dengan Lina untuk terwudnya menyerah saat mengerjakan skripsi, dan lebih memilih
segera lulus terkonsep di diri Ipan berjuang demi lulus untuk tidak mengerjakan. Motivasi dan kepribadian
yang rela keliling mencari lebih banyak buku dan digunakan untuk menggambarkan suatu dorongan,
informasi. kebutuhan, atau keinginan untuk melakukan sesuatu
untuk mencapai tujuannya (Djiwandono, 2002).
D. Cara menyikapi hambatan mengerjakan Cara menyikapi ketiga adalah adalah menghindar.
skripsi Farmita misalnya, yang ditinggal oleh dosen dan merasa
Faktor penyebab keterlambatan mahasiswa dipersulit saat mencari dosen pembimbing baru, membuat
mengerjakan skripsi telah dipaparkan oleh partisipan, Farmita menghindari skripsi. Menurut Farmita sesuatu
ternyata memberikan pengaruh terhadap bagaimana cara yang dianggap tidak nyaman untuk sementara dilupakan,
mereka menyikapi keterlambatan tersebut. Tentunya mencari kegiatan lain sampai kembali baik. Hal-hal tidak
tidak lepas dari tekanan dan permasalahan yang terjadi menyenangkan yang dialami saat mengerjakan skripsi
dalam kehidupan mahasiswa akhir. Hasil penelitian ini membuatnya kecewa yang akhirnya mencari kegiatan,
menemukan dua cara menyikapi hambatan mengerjakan melupakan sampai perasaannya membaik dan bisa
skripsi antara lain, tidak adaptif dan adaptif. menerima skripsi kembali.
Cara menyikapi hambatan mengerjakan skripsi Cara menyikapi hambatan mengerjakan skripsi
pertama adalah menghindar dari skripsi.cara menyikapi keempat adalah prokrastinasi. Kecemasan Nikita saat
dengan cara tidak adaptif, seperti Serly atas desakan bimbingan langsung dengan dosen pembimbing, takut
keluarga yang mengiginkan segera lulus, membuat Serly yang membuat Nikita tiap siap untuk bimbingan, dan
lebih memilih menghindar dari tanggung jawab takut tidak mampu atau tidak yakin dengan
menyelesaikan skripsi dari pada tidak menghasilkan kemampuannya yang akhirnya, ngerasa minder dan
sesuatu. berfikir negatif yang belum tentu terjadi. Akhirnya Nikita
lebih memilih menunda mengerjakan skripsi.
Pengalaman Menyelesaikan Skripsi: Studi Fenomenologis Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya

Teori self-worth (dalam Djiwandono, 2002) Dewi pun demikian memotivasi dirinya dengan melihat
menggabungkan komponen motiovasi dengan persepsi temannya sudah lulus, beryakinan bahwa dirinya juga
yang menyebabkan sukses dan gagal. Bagaimana bisa lulus dan termotivasi pula saat melihat teman cepat
seseorang untuk mencoba, bahwa dirinya mampu. Jika dalam mengerjakan skripsi membuat Dewi memotivasi
seseorang menjalankan tugas dan merasa tidak mampu diri untuk segera mempercepat pengarapan skripsinya.
atau gagal maka akan merasa tidak berharga akibatnya Dewi menggunakan modeling untuk memotivasi dirinya
individu tersebut menghindari situasi atau sendiri, yaitu teman. Melihat pemodelan (teman) sebagai
mengembangkan strategi untuk melindungi diri dari penguat (reinforcement) dirinya secara langsung
kurangnya kemampuan. Sebagian partisipan dalam mengamati tingkah laku modeling (teman) (dalam
penelitian ini menyikapi sesuatu dengan memandang Djiwandono 2002).
bahwa dirinya tidak mampu, sering gagal, yang akhirnya Cara menyikapi hambatan mengerjakan skripsi
memilih untuk tidak mengerjakan atau menghindar, atau kelima adalah penyesalan. Menunda mengerjakan skripsi
berusaha melupakan skripsi, serta menunda dalam mengalami rugi, menyesal yang akhirnya bingung sendiri
mengerjakan skripsi. Semakin tidak adaptif cara yang mendekati deadline. Farmita juga menyesal memilih
digunakan, justru akan semakin memperpanjang atau menghindari skripsi, yang seharusnya lebih berfikir
memperlama proses pengerjaan skripsi. positif dan tidah menyerah
Pertama adalah mengubah persepsi negatif Keenam menyikapi dengan upaya yang dilakukan
menjadi positif tentang skripsi. Pada awalnya Ayak untuk menyelesaikan skripsi. Serly yang mempercepat
memandang keterlambatan mengerjakan skripsi sebagai waktu wawancara yang biasanya seminggu sekali
beban. Beban kepada orang tua, beban belum bekerja. sekarang seminggu bisa dua sampai tiga kali dalam
Pandangan ini diubah oleh Ayak dengan tidak wawancara. Serly selalu berpikir positif, menghilangkan
menganggap skripsi sebagai beban. Jika skripsi dianggap pikiran negatif yang menjatuhkan dirinya. Nikita lebih
beban malah membebani dan semakin berat untuk kepada bimbingan skripsi, menghilangkan rasa takut, dan
mengerjakan skripsi lebih baik memandang sebagai melakukan hubungan komunikasi yang baik dengan
tanggung jawab kepada orang tua. Menurut teori motivasi dosen agar lebih nyaman saat melakukan bimbingan.
dan penguat (reinforcer) (dalam Djiwandono, 2002) Dewi yang benar-benar memanfaatkan waktu sebaik
bahwa konsep motivasi berkaitan erat dengan tingkah mungkin untuk bimbingan skripsi, saat revisi langsung
laku yang telah diperkuat. Ayak mengubah persepsinya dikerjakan dan konsultasi kembali dengan dosen
terhadap skripsi menjadi lebih positif sehingga dapat pembimbing karena jam terbang dosen pembimbing
memotivasi dirinya. sangat padat.
Kedua menyikapi hambatan mengerjakan skripsi Apabila berbagai upaya telah dilakukan untuk
dengan cara memberanikan diri. Salah satu langkah untuk mempercepat menyelesaikan skripsi, yang terakhir adalah
mempercepat menyelesaikan skripsi meskipun langkah kepasrahan kepada Yang Maha Kuasa. Serly menjadi
tersebut memaksa.Seperti partisipan Nikita yang lebih banyak berdoa meminta yang kuasa diberi
mendapatkan tekanan dari dalam diri dan lingkungan kemudahan dalam mengerjakan skripsi.
yang akhirnya berani untuk bimbingan karena selalu
mendapatkan tekanan dari luar yang lebih dominan. Teori
PENUTUP
motivasi dan penguat merupakan motivasi berkaitan
dengan tingkah laku yang diperkuat (Djiwandono, 2002). Simpulan
Farmita memperkuat motivasi karena dorongan dari Masa studi mahasiswa minimal selama empat
faktor lingkungan atau desakan faktor lingkugan yang tahun dan akhirnya akan melewati fase akhir studinya
merubah tingkah laku Farmita lebih berani bimbingan dengan menyusun skripsi. Penyusunan skripsi wajib
skripsi. dijalani bagi mahasiswa akhir yang merupakan syarat
Pada partisipan Lina pula yang harus kelulusan untuk mendapatkan gelar sarjana. Akan tetapi,
memberanikan diri seminar proposal. Lina mengalami mahasiswa sering kali mengalami hambatan-hambatan
cemas saat seminar proposal Lina yaitu kepala pusing, dalam mengerjakan skripsi.
gugup, takut-takut sendiri, dan jatuh sakit setelah Penelitian ini menemukan empat tema besar yaitu,
seminar. Tidak hanya itu, Lina juga takut dengan dosen tema pertama pengalaman mahasiswa mengerjakan
penguji yang menurutnya galak dan disiplin. Mau tidak skripsi terdiri dari pengalaman positif dan pengalaman
mau Lina harus melawan rasa takut tersebut untuk negatif. Tema kedua hambatan-hambatan mengerjakan
kelancaran mengerjakan skripsi. Ketiga yaitu mengambil skripsi terdiri dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor
resiko. Perjalanan posisi rumah Ayak dan kampus jauh, internal. Tema ketiga dampak-dampak psikologis yaitu
tidak ada pilihan harus menjalani perjalanan jauh, capek, kognisi emosi, konsep diri negatif, konsep diri positif.
mencari terus bahan untuk mengerjakan skripsi. Tema keempat cara menyikapi hambatan mengerjakan
Keempat yaitu memotivasi diri. Motivasi adalah skripsi yaitu tidak adaptif dan adaptif. Hasil penelitian
proses yang memberi semangat, arah, kegigihan perilaku ditemukan bahwa, subjek penelitian dalam menghadapi
(Santrock, 2007). Artinya perilaku termotivasi lebih hambatan mengerjakan skripsi mengalami dampak
terarah dan bertahan lama. Ayak memotivasi dirinya psikologis. Dampak psikologis tersebut berupa kognisi
segera menyelesaikan skripsi, menghadapi tantangan rasa emosi, konsep diri negatif dan konsep diri negatif.
takut dengan memiliki target cepat lulus dan keinginan
segera bekerja. Tidak hanya Ayak yang termotivasi,

13
Character. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2013

Saran Rettob, H. C. (2008). Identifikasi Faktor-faktor Penyebab


Berdasarkan penelitian tentang mahasiswa akhir Stres Terhadap Stres Mahasiswa Yang Sedang
mengerjakan skripsi, terdapat beberapa saran yang dapat Menempuh Skripsi di Universitas Katolik
diharapkan memberikan kontribusi bagi peneliti Soegijapranata: Studi Kasus pada Mahasiswa
selanjutnya, subyek, keluarga dan dosen : Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen dan
1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan subjek Jurusan Akuntasi Universitas Katolik
penelitian menggunakan subjek lawan jenis untuk Soegijapranata. Jurnal Fakultas Ekonomi
mempeloreh data pembanding dan peka melihat Universitas Katolik Soegijapranata [online].
fenomena bahwa masih banyak mahasiswa yang diakses 14 April 2013.
belum lulus studi. Rohmah, F. A. (2006). Pengaruh Diskusi Kelompok
2. Bagi subjek, diharapkan dapat menyikapi Untuk Menurunkan Stres Pada Mahasiswa Yang
permasalahan dengan cara yang lebih adaptif. Sedang Skripsi. Jurnal Psikologi Fakultas
3. Bagi keluarga, diharapkan menjaga hubungan Psikologi Universitas Ahmad Dahlan [online]
komunikasi dengan baik kepada subjek, selalu http://journal.uad.ac.id/index.php/HUMANITAS/ar
mendukung dan memotivasi subjek dalam ticle/view/731/0. Vol. 3 No. 1 Januari 2006,
penyusunan skripsi karena subjek mengharapkan diakses 03 April 2013.
dukungan terbesar dari keluarga, dan diharapkan Santrock, J.W. (2007). Psikologi Pendidikan. Edisi Dua.
orang tua tidak terlalu menuntut secara berlebihan, Jakarta: Kencana.
memberikan kepercayaan kepada subjek yang ingin Sitompul, E. Anggi. (2009). Gambaran Learned
segera lulus sarjana. Helplessness Pada Supir Angkutan Dikota Medan
4. Bagi dosen, diharapkan dapat berkomunikasi Ditinjau Dari Explanation Style. [online]
dengan baik mahasiswa yang dibimbing. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14
507/1/09E02914.pdf. 1 htm. Diakses 12 Desember
DAFTAR PUSTAKA 2013.
Slamet. (2003). Banyak yang Melakukan Plagiat. Suara
Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian. Universitas Merdeka. Diakses 11 April 2013.
Muhammadiyah Malang : UMM Press. Sugiono.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
Astiko, G. A. (2013). Hubungan Kecerdasan Emosi Dan dan R dan D. Bandung:Alfabeta.
Self Efficacy Dengan Tingkat Stres Mahasiswa .
Yang Sedang Mengerjakan Skripsi. Skripsi
Tidak Diterbitkan. Surabaya : Unesa.
Baron, R. A. & Byrne, D. (2003). Psikologi Sosial Jilid I
Edisi Terjemahan. Jakarta: Erlangga
Djiwandono, S. W. (2002). Psikologi Pedidikan. Jakarta:
Gramedia
Gunawinata, V.A., Nanik & Lasmono, Hari, K. (2008).
Perfeksionisme, Prokrastinasi Akademik, dan
Penyelesaian Skripsi Mahasiswa. Anima,
Indonesian Psichological Journal. 23, No. (3) 256-
276.
Herdiani, W. S. (2012). Pengaruh Expressive Writing
Pada Kecemasan Menyelesaikan Skripsi. Jurnal
Ilmiah Fakultas Psikologi Universitas Surabaya
[online] . Vol.1 No.1. 2012, diakses 22 Mei
2013.
Linayaningsih, F. (2007). Kecemasan Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata dalam Mengerjakan Skripsi. Jurnal
Fitria_Linayaningsih.pdf. diakses 02 April 2013.
Moleong, (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Rachmat, H. W. (2009). Kecemasan Pada Mahasiswa
Saat Menghadapi Ujian Skripsi Ditinjau Dari
Kepercayaan Diri.Jurnal Psikologi Fakultas
Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang [online]
http://eprints.unika.ac.id/2743/1/03.40.0155_Harto
_Widiyas_Rachmat.pdf, diakses14 April 2013.
Rakhmat, J. (1991). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai