Anda di halaman 1dari 12

Nama : Alfrida Simanjuntak

Nim: 180204052

Kelas :Psik 3.2

A. Pengertian Terapi Keluarga

Terapi keluarga adalah salah satu bentuk intervensi psikologi


keluarga sebagai sub bab
 pada psikologi klinis. Terapi keluarga merupakan pendekatan
terapeutik yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan
khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal.
Tetapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan tujuan
membina komunikasi secara terbuka dan teraksi keluarga secara
sehat.

B. Konsep dan Prinsip Dasar

Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan


mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi
masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern & Pinsof,
1986). Terapi keluarga muncul dari observasi bahwa masalah-
masalah yang ada pada terapi individual mempunyai konsekuensi
dan konteks sosial. Contohnya, klien yang menunjukkan
peningkatan selama menjalani terapi individual, bisa terganggu lagi
setelah kembali pada keluarganya.

Terapi keluarga didasarkan pada teori system (Van Bertalanffy, 1968)


yang terdiri dari 3 prinsip
:

·  Pertama, adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan


dan saling bergantung
 bukan ditentukan dalam sebab satu arah –e  fek perhubungan.
·  Kedua, ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat
dimengerti sebagai pola integrasi, tidak sebagai kumpulan dari
bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku
salah satu anggota akan mempengaruhi yang lain.
·  Ketiga, adalah subjektivitas yang artinya tidak ada pandangan
yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga
mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.

Ketika masalah muncul, terapi akan berusaha untuk


mengidentifikasi masalah keluarga atau komunikasi keluarga yang
salah, untuk mendorong semua anggota keluarga mengintrospeksi
diri menyangkut masalah yang muncul. Tujuan umum terapi
keluarga adalah meningkatkan komunikasi karena keluarga
bermasalah sering percaya pada pemahaman tentang arti penting
dari komunikasi (Patterson, 1982).

Terapis keluarga biasa dibutuhkan ketika :


1. Krisis keluarga yang
mempengaruhi seluruh anggota
keluarga 2. Ketidak harmonisan
seksual atau perkawinan
3. Konflik keluarga dalam hal norma atau keturunan

C. Sejarah :

Penelitian mengenai terapi keluarga dimulai pada tahun


1950-an oleh seorang Antropologis bernama Gregory Bateson yang
meneliti tentang pola komunikasi pada keluarga
 pasien skizofrenia di Palo Alto, California.
Pada pertengahan 1970-an, masyarakat prefesional mulai
menganggap serius perspektif dan terapi keluarga. Sejalan dengan itu,
buku-buku dan artikel-artikle bermunculan, begitu juga
 program pelatihan terapi keluarga (Gale dan Long, 1996)

Munculnya buku-buku semipopuler sejak tahun 1968 hingga 1992


memberikan
 pandangan dan proses yang melekat pada kehidupan perkawinan dan
pasangan yang senantiasa
 berubah

A. Indikasi Pemberian Terapi

Terapi keluarga akan sangat bermanfaat jika digunakan pada


kasus yang tepat. Indikasi terapi keluarga menurut Walrond
Skinner adalah : “Gejala yang timbul merupakan ekspresi
disfungsi dari sistem keluarga. Gejala yang timbul lebih menyebabkan
beberapa perubahan dalam hubungan anggota keluargannya dan dapat
merupakan masalah secara individual..”

B. Manfaat Terapi Keluarga

Manfaat untuk pasien yaitu mempercepat proses


kesembuhan melalui dinamika kelompok atau keluarga.
Memperbaiki hubungan interpersonal pasien dengan tiap anggota
keluarga atau memperbaiki proses sosialisasi yang dibutuhkan
dalam upaya rehabilitasinya. Jika dilakukan pada program rawat
jalan diharapkan dapat menurunkan angka kekambuhan.

Manfaat untuk keluarga yaitu memperbaiki fungsi dan struktur


keluarga sehingga peran masing – masing anggota keluarga labih baik.
Keluarga mampu meningkatkan pengertiannya terhadap
 pasien/klien sehingga lebih dapat menerima, lebih toleran dan lebih
dapat menghargainya sebagai manusia maupun terhadap
potensi – potensinya masih ada. Keluarga dapat meningkatkan
kemampuannya dalam membantu pasien/klien dalam rehabilitasi.

C.Efektifitas Terapi Keluarga :

Walau efektifitas dari terapi keluarga merupakan komponen


penting dalam proses
 pemulihan klien, integrasi terapi keluarga memiliki tantangan sebagai
berikut :
 Pertama, terapi keluarga lebih kompleks daripada pendekatan
non-keluarga karena lebih banyak orang yang terlibat.
 Kedua, perlu keterampilan dan pelatihan khusus untuk terapi
keluarga yang berbeda dari lainnya
 Ketiga, terapi keluarga selama ini sudah terbukti
keberhasilannya.

D. Pemberian Terapi Keluarga dalam perawatan klien gangguan


jiwa
Keluarga merupakan tempat dimana individu memulai
hubungan interpersonal dengan lingkungannya. Keluarga dipandang
sebagai satu sistem sehingga gangguan yang terjadi pada salah satu
anggota dapat mempengaruhi sistem, disfungsi dalam keluarga
dapat sebagai
penyebab gangguan.Berbagai pelayanan keperawatan jiwa bukan
tempat klien satu faktor penyebab gangguan jiwa adalah
keluarga tidak tahu cara merawat klien dirumah. Kenyataannya
banyak klien di RSJ yang jarang dikunjungi keluarga, keluarga
tproses perawatan klien. Tim kesehatan jiwa di RS merasa
bertanggug jawab terhadap upaya penyembuhan klien & jarang
melibatkan keluarga. Setelah sembuh, RS memulangkan klien,
beberapa hari, minggu, bulan klien kembali dirawat dengan alasan
perilaku klien tidak bisa diterima oleh keluarga & lingkungan. Hal
tersebut terjadi karena selama dirumah klien tidak 
 boleh keluar & gerak-gerik klien selalu diawasi dan curigai. Keluarga
mempunyai tangung jawab dalam Proskep di RS, persiapan pulang &
perawatan dirumah,Adaptasi klien dengan lingkungan
 berjalan baik.Terapi keluarga ADALAH Suatu cara utk menata
kembali masalah hubungan (Stuart & Sundeen, 1991)

 Adapun tujuan dari perawatan tersebut adalah :

1.Menurunkan konflik kecemasan keluarga


2.Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan masing-
masing anggota keluarga.
3.Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis.
4.Mengembangkan hubungan peran yang sesuai
5.Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dalam maupun dari luar
anggota keluarga.
6.Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat
perkembangan anggota keluarga.

 Manfaat Terapi Keluarga


Klien :
1. Mempercepat proses penyembuhan
2. Memperbaiki hubungan interpersonal
3. Menurunkan angka kekambuhan

Keluarga :
1.Memperbaiki fungsi & struktur keluarga
2.Keluarga mampu meningkatkan pengertian terhadap klien sehingga
lebih dapat menerima, toleran & menghargai klien sebagai
manusia.
3.Keluarga dpt meningkatkan kemampuan dlm membantu klien dlm
proses rehabilitasi

 PERAN PERAWAT

1.mendidik kembali dan mengorientasikan kembali seluruh anggota


keluarga
2.memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung
klien untuk mencapai tujuan dan usaha untuk berubah
3.mengkoordinasi dan mengintegrasikan
sumber pelayanan kesehatan
4.memberi penyuluhan, perawatan di
rumah, psiko edukasi,dll

Aktifitas :
·Komponen dikdaktik : memberikan informasi & pendkes tentang
gangguan jiwa, sistem keswa & yankep.
·Komponen ketrampilan : latihan komunikasi, asertif, menyelesaikan
konflik, mengatasi
 perilaku & stress

·Komponen emosi : memberikan kesempatan untuk memvalidasi


perasaan & bertukar 
 pengalaman
·Komponen proses keluarga fokus pada koping keluarga & gejala sisa
terhadap keluarga.
·Komponen sosial : meningkatkan penggunaan dukungan jaringan
formal/informal untuk klien & keluarga

Selain Peran perawat yang perlu diperhatikan juga adalah


bagaimana perawat membantu serta mendorong keluarga untuk
terlibat dalam mencegah klien kambuh. Alasan keluarga dilibatkan
dalam mencegah kekambuhan pada klien adalah :
1.keluarga merupakan tempat individu pertama memulai hubungan
interpersonal dengan lingkungan
2.keluarga merupakan suatu sistem yang utuh dan tidak terpisahkan
sehingga jika ada satu yang terganggu yang lain ikut terganggu
3.keluarga menurut Sullinger(1988) merupakan salah satu penyebab
klien gangguan jiwa menjadi kambuh lagi sehingga diharapkan jika
keluarga ikut berperan dalam mencegah klien kambuh setidaknya
membantu klien untuk dapat mempertahankan derajat kesehatan
mentalnya karena keluarga secara emosional tidak dapat dipisahkan
dengan mudah

Peran keluarga dalam terapi itu sendiri adalah :

1.membuat suatu keadaan dimana anggota keluarga dapat melihat


bahaya terhadap diri klien dan aktivitasnya
2.tidak merasa takut dan mampu bersikap terbuka
3.membantu anggota bagaimana memandang orang lain
4.tempat bertanya serta pemberi informasi
yang mudah dipahami klien 5.
membangun self esteem
6. nenurunkan ancaman dengan latar
belakang aturan untuk interaksi 7.
menurunkan ancaman dengan struktur
pembahasan yang sistematis 8.
pendidikan ulang anggota untuk
bertanggung jawab

 Ciri-ciri Fungsional Keluarga

 Mempertahankan keseimbangan, fleksibel & adaptif perubahan tahap


transisi dalam hidup
 Problem emosi merupakan bagian dari fungsi tiap individu
 Kontak emosi dipertahankan oleh tiap generasi & antar keluarga
 Hubungan antar keluarga yang erat & hindari menjauhi masalah
 Perbedaan antar anggota keluarga mendorong untuk meningkatkan
pertumbuhan & kreativitas individu.
 Orang tua & anak hubungan terbuka.

 Disfungsi Keluarga

1.Tdk memiliki satu atau lebih fungsi keluarga.


2.Ibu yg terlalu melindungi atau ayah yang tidak dirumah.
3.Ayah & ibu yang super, sibuk, pasif dll.
4.Pasangan yang tidak harmonis

 Harapan :
1.Memberikan stimuli dalam perkembangan individual
2.Menumbuhkan hubungan interpersonal
3.Mengerti tentang kesehatan jiwa & gangguan kesehatan jiwa
4.Mengetahui penyebab gangguan jiwa
5. Mengetahui ciri-ciri gangguan jiwa
6.Mengetahui fungsi & tugas keluarga
7.Upaya pencegahan gangguan jiwa oleh keluarga
8.Upaya perawatan klien gangguan jiwa di RSU dan Puskesmas.

JENIS-JENIS TERAPI KELUARGA


Terapi Keluarga “Bowenian” atau Transgenerasional
Menurut pendekatan ini, keluarga dilihat sebagai sebuah unit
yang saling tergantung secara emosional, dengan pola-pola perilaku yang
terbentuk seiring perjalanan waktu dan sering kali diulangi kembali dari
generasi ke generasi. Keluarga menciptakan iklim emosional dan pola
 perilaku yang akan diduplikat oleh anggota-anggotanya dalam hubungan-
hubungan keluarga.
Tujuan utama tipe intervensi ini adalah: (a) mengurangi
tingkat kecemasan keluarga secara keseluruhan, sehingga
memungkinkan anggota-anggotanya untuk berfungsi secara
independen dan mengubah perilaku-perilaku bermasalahnya, (b)
mengingkatkan tingkat diferensiasi dasar masing-masing anggota
dari kebersamaan emosional keluarga, proses yang memungkinkan
anggota-anggotanya untuk memberikan respons terhadap berbagai
situasi emosional secara lebih efektif. Refleksi diri tentang
keluarganya sendiri merupakan hal yang
 berguna bagi terapis keluarga.
Teknik-teknik yang digunakan dalam terapi tipe ini
adalah:
a. Klien berbicara dengan terapis, bukan dengan sesama anggota
keluarga. Ini untuk menjaga agar reaktivitas emosional tetap
rendah.
 b. Genograms merupakan peta yang merepresentasikan paling
tidak tiga generasi dalam keluarga. c. Detriangulating yaitu
tetap bersikap objektif dan tidak memihak.

Terapi Keluarga Komunikasi dan Satir


Ciri khas pendekatan ini adalah kenaikan self-esteem
anggota keluarga sebagai sarana untuk mengubah sistem
interpersonal keluarga. Pendekatan ini mengasumsikan
keberadaan keterkaitan antara self-esteem dan komunikasi, di
mana kualitas yang satu mempengaruhi kualitas yang lainnya.
Tujuan dari pendekatan ini adalah meningkatkan
kematangan keluarga. Tugas terapis dalam terapi ini sebagai
berikut:
a. Memfasilitasi penciptaan harapan dalam keluarga.
 b. Memperkuat keterampilan coping pada anggota keluarga dan
proses-proses coping dalam keluarga itu.
c. Memberdayakan setiap individu dalam keluarga itu agar dapat
menentukan pilihan dan
 bertanggung jawab terhadap pilihan yang diambilnya.
d. Memperbaiki kesehatan masing-masing anggota keluarga dan
kesehatan dalam sistem keluarga itu.
Teknik-teknik yang digunakan
dalam pendekatan ini adalah: a.
Kronologi fakta kehidupan
keluarga, riwayat keluarga holistik.
 b.  Metaphor,  yaitu diskusi tentang sebuah ide dengan menggunakan
analogi.
c. Drama. Para anggota keluarga memainkan adegan-adegan yang
diambil dari kehidupan mereka.

Terapi Keluarga Eksperiensial


Pendekatan ini menekankan pada pentingnya mengalami
dan mengekspresikan emosi here-and-now. Tipe terapi ini
cenderung menekankan pada promosi proses pertumbuhan
alamiah dalam keluarga, sambil sekaligus memberikan perhatian
pada perebutan tipikal antara otonomi dan interpersonal
belonging yang terjadi dalam keluarga. Terapi jenis ini membantu
 para anggota keluarga untuk meningkatkan rasa memiliki keluarga,
sambil meningkatkan kemampuan keluarga itu untuk memberikan
kebebasan sebagai individu kepada setiap anggotanya.
Terapi ini akan sukses jika dapat mencapai sejumlah tujuan
yang satu sama lain saling
 berkaitan. Teknik-teknik yang digunakan dalam terapi ini, yaitu:
a) Bergabung, yaitu klinisi menjalin hubungan dengan seluruh
anggota keluarga.
b) Pekerjaan rumah. Para anggota keluarga tidak akan membicarakan
tentang terapi di sela-sela sesi.
c) Penggunaan self. Klinisi berhubungan dengan dirinya sendiri dan
berbagi dengan keluarga itu

Terapi Keluarga Milan


Terapi keluarga Milan melihat bahwa manusia terlibat
dalam interaksi-interaksi resiprokal yang mengakibatkan evolusi
berkelanjutan dalam keluarga. Konsekuensinya, masalah yang
tampak dianggap merupakan fungsi keluarga dan bukan sebagai
gejala-gejala patologis yang melekat pada individu tertentu.
Biasanya klinisi membantu keluarga menemukan aturan
 permainan keluarga itu dan memberdayakan mereka untuk
mengubah aturan itu untuk memperbaiki hasilnya. Terapis berupaya
untuk tetap bersikap netral dan memfasilitasi prosesnya dan
bukan menjadi ikut terorganisasi ke dalam sistem keluarga itu.
Teknik-teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Circular questioning, yaitu memungkinkan akses ke persepsi/reaksi
anggota-anggota keluarga.
 b. Prescriptions, yaitu instruksi-instruksi
paradoksal untuk menangani gejala. c.
Hipotesis, terapis mengusung ide-ide terdidik
dalam sesi.

Terapi Keluarga Konstruktivis atau Naratif 


Fokus dari pendekatan ini adalah perkembangan makna atau
cerita tentang kehidupan orang dan peran yang dimainkan orang
dalam kehidupannya. Cerita-cerita ini menjadi fokus intervensi.
Pengubahan proses-proses evaluasi dan pemaknaan yang dilakukan
oleh seluruh anggota sistem itu, dan sistem itu sendiri, guna
memperbaiki fungsi unit keluarga itu secara keseluruhan dan
mengurangi kepedihan dan penderitaan.
Teknik-teknik yang digunakan
dalam pendekatan ini adalah: a.
Dekonstruksi, yaitu mengurangi riwayat
permasalahan.
 b. Rekonstruksi/re-authoring, yaitu proses pengembangan kisah keluarga
yang baru.
c. Tim yang melakukan refleksi. Sekelompok professional pengamat
mendiskusikan tentang keluarga itu.

Terapi Keluarga Berfokus-Solusi

·Asumsi : perubahan merupakan sesuatu yang tak terhindarkan


·Fokus : Bidang-bidang yang dapat diubah, fokus pada hal-hal yang
mungkin, berusaha mengambil kekuatan dan kompetensi yang
sudah ada dalam keluarga itu dan memanfaatkannya serta
memfasilitasi.
·Teknik yang digunakan :
- Pertanyaan mukjizat : seberapa berbedakah keluarga ini jika terjadi
mukjizat?
- Mengukur : anggota keluarga diminta member penilaian numeric
mengenai keadaan keluarga
- Dekonstruksi : menciptakan keraguan dalam kerangka acuan
keluarga
Terapi Keluarga Strategik 
·Fokus : Perubahan perilaku bukan perubahan pemahaman/ insight
·Lebih berkonsentrasi pada teknik daripada teori
·Tujuan utama : dihasilkannya solusi dan intervensi
·Lima tahap dasar terapi:
- Tahap sosial : klinisi berbicara terhadap tiap orang dalam
keluarga dan memperlakukannya seperti tamu.
- Tahap masalah : klinisi melontarkan pertanyaan spesifik
seputar masalah yang dihadapi keluarga tsb
Tahap interaksi : klinisi mengumpulkan seluruh anggota keluarga untuk
mendiskusikan masalah mereka sambil mengobservasi proses
interseksional
- Tahap penetapan tujuan: Klinisi mendefinisikan secara
operasional tujuan-tujuan yang diinginkan keluarga
- Tahap penetapan tugas: klinisi memberikan instruksi yang
diselesaikan di sela-sela sesi dan didiskusikan dengan anggota
keluarga
·Teknik yang digunakan : perintah, perintah paradoksal, menetapkan
gejala
Terapi Keluarga Struktural
·Menekankan pentingnya proses daripada isi dan melihat struktur
keluarga sebagai struktur yang terdiri atas sejumlah transaksi
komunikasi keluarga
·Fokus utama: subsistem dan batas-batas yang ada dalam keluarga
tersebut. Batas tersebut dapat bersifat kaku, jelas,kabur.
·Tujuan utama : mengatasi berbagai masalah dengan mengubah
struktur system yang mendasari
·Sesi terapi bersifat aktif, penekanan pada proses daripada insight
·3 tahap intervensi:
- Terapis berusaha bergabung dan diakomodasi oleh system keluarga.
Terapis harus menyesuaikan dengan system komunikasi dan
persepsi keluarga
- Pembentukan diagnosis structural dimulai dengan bergabung dengan
keluarga dilanjutkan dengan adanya keterlibatan terapis.
Membutuhkan observasi dan reformulasi hipotesis yang terus
menerus
- Ketika terapi teraputik bergerak maju, terapis berusaha menggunakan
intervensi yang akan menghasilkan restrukturisasi system keluarga
·Teknik :
- Mintesis/ imitasi : mengadopsi gaya komunikasi keluarga
- Mengaktualisasi pola transaksional keluarga : keluarga memainkan
adegan interaksi
- Menandai batas-batas : menguatkan batas-batas yang kabur dan
melonggarkan yang kaku

Terapi Behavioral dan Kognitif-Behavioral


·Asumsi : perilaku sebagai sesuatu yang dipelajari, menekankan
pentingnya konsekuensi
 perilaku dalam pemeliharaan dan kemunculan ulang
·Fokus: fungsi perilaku dan kognisi
·Goal : mengidentifikasi pola perilaku, pikiran, anteseden, konsekuensi
sehingga klinisi dapat membantu anggota keluarga mempelajari
pola perilaku baru yang dapat digunakan untuk kebutuhan
·Tugas klinisi :
- mengajari keluarga mengases tindakan, pola pikir dan konsekuensi
yang membuat perilaku mereka bertahan atau duiulangi.
- Mengganti perilaku tidak efektif dengan perilaku adaptif antara lain
dengan mengajarkan ketrampilan komunikasi, mengatasi masalah,
strategi resolusi konflik, menjalin kontrak, negosiasi, penguatan
perilaku sehat, mengurangi perilaki maladaptive.
·Teknik :
- Restrukturisasi kognitif : meningkatkan validitas persepsi dan
pemrosesan data
- Menjalin kontrak, latihan komunikasi

Anda mungkin juga menyukai