RSUP Persahabatan Konselor • Pengertian konselor : 1. Seseorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling 2. Merupakan petugas profesional yang mempunyai pendidikan khusus dan mencurahkan waktunya pada layanan bimbingan dan konseling (wibowo, 1986) Syarat Utama konselor • Mempunyai ilmu (knowledge) • Mempunyai ketrampilan (skill) • Mengerti dan mampu bersikap dengan tepat (attitude) Kriteria Konselor • Konselor harus mempunyai kepribadian yang baik dan komunikasi yang baik • Memiliki kemampuan berpikir verbal, bernalar • Mampu memecahkan masalah secara logis • Memiliki ketrampilan melaksanakan konseling • Harus mampu mengetahui dan memahami secara mendalam sifat-sifat seseorang dan mempu mengembangkan potensi individu secara positif • Terbuka terhadap orang lain • Menghargai dan menghormati klien • Peka terhadap perasaan orang dan mampu berempati • Perasaan stabil dan kontrol diri yang kuat • Dapat dipercaya dan mampu memegang rahasia Sikap konselor selama konseling • Mempunyai kemampuan komunikasi yang baik meliputi : - Active listening - Clarification - Reflection - Effective questioning skills • Dapat membina rapport • empati Konseling • Suatu proses yang terjadi ketika klien dan konselor/terapis menyediakan waktu untuk menggali kesulitan-kesulitan yang melibat perasaan emosional klien • Helping approach, yang menitikberatkan pada pengalaman emosional dan intelektual klien, bagaimana perasaan klien dan bagaimana pemikiran klien mengenai masalahnya • Sikap untuk menolong klien melihat sesuatu lebih jernih, dengan cara pandang yang berbeda, yang memungkinkan klien lebih fokus pada perasaan, pengalaman atau perilakunya dengan tujuan mengalami perubahan yang positif • Konseling : pendekatan humanistik, client- centered dimana bukan menggali masa lalu tetapi fokus pada pengalaman individu terhadap masalah kala kini dan mendorong klien untuk mengerti masalah dan mengatasi masalah dengan pikiran dan perilakunya Prinsip konseling • Tidak memberikan saran terus menerus • Tidak menghakimi/judgemental • Tidak memilah-milah masalah klien (melihat secara keseluruhan masalah) • Tidak mendorong klien untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan keinginan konselor • Tidak terlibat secara emosional dengan klien • Tidak melihat masalah klien dari perspektif diri sendiri Peran konseling pada berhenti merokok • Membantu klien melihat permasalahannya lebih jelas sehingga klien dapat memilih jalan keluar yang positif • membangkitkan motivasi klien agar mengubah tingkah lakunya • Membantu klien mengambil keputusan dan membuat rencana pribadi untuk berubah • klien belajar mekanisme koping baru untuk menghadapi keadaan saat berhenti merokok • membantu klien mengenali, menghindari, dan menyesuaikan diri terhadap situasi yang membuat mereka merokok • mengenali dan mengatasi masalah mental (depresi dll) yang berkaitan dengan rokok
Harus terbina hubungan saling percaya dan
komunikasi yang terbuka Cara-cara • Interpersonal/Individu • Group • 4 – 7 kali dalam satu sesi, sedikitnya 2 minggu, durasi 20-30 menit TAHAP PERUBAHAN PERILAKU
Adapted from Prochaska and DiClemente, 1983.
Prakontemplasi • Pada prakontemplasi, seseorang belum berpikir untuk berubah dan tidak tertarik pada bantuan orang lain • Cenderung defensif dan bertahan pada kebiasaannya yang kurang baik • Cenderung defensif pada upaya orang lain yang menekannya untuk berhenti • Tidak merasa ada masalah dari kebiasaannya tersebut Kontemplasi • Mulai menyadari konsekuensi yang muncul dari kebiasaannya dan mulai menyediakan waktu untuk berpikir mengenai masalahnya • Cenderung ragu-ragu atau ambivalens • Mulai mempertimbangkan kemungkinan menghentikan kebiasaannya (menimbang untung dan rugi) masih ragu akan keuntungan jangka panjangnya • Perlu waktu beberapa minggu untuk dapat melewati fase kontemplasi Preparasi • Membuat komitmen untuk berubah • Motivasi berubah sudah terlihat • Mulai mengambil langkah kecil untuk berhenti • Mengumpulkan banyak informasi mengenai cara berubah dan mengumpulkan banyak strategi yang dapat membantu mereka berubah Banyak klien yang melewati fase ini langsung ke aksi (banyak yang gagal karena belum mendapat informasi yang cukup) Aksi • Yakin bisa mengubah perilaku dan kebiasaannya • Aktif mengambil langkah untuk berubah dengan teknik-teknik yang bervariasi • Mulai mereview komitmen berubahnya dan mengembangkan cara untuk bertahan • Menggunakan reward untuk mempertahankan motivasi • Mencari dan mau menerima bantuan serta mencari dukungan Pemeliharaan • Mampu menghindari godaan untuk kembali ke kebiasaan lama (dengan sukses) • Bertahan dan mulai mengingatkan diri sendiri mengenai perubahan yang sudah mereka alami • Mulai membuat aturan dan menerima ketrampilan baru dalam menghadapi kehidupan dan mencegah relaps • Mampu mengantisipasi situasi berisiko yang bisa buat relaps • Pada tahap prakontemplasi, belum perlu membicarakan tentang fasilitas dan modalitas terapi. Pembahasan lebin banyak mengenai kondisi klien, situasi yang dihadapi klien saat ini, dan situasi dan kondisi yang ingin dicapai selanjutnya • Pada tahap kontemplasi, membahas tentang untung dan rugi bila klien meneruskan kebiasaan dan juga bila klien berhenti merokok. Belum membicarakan rinci tentang modalitas terapi • Tahap persiapan membicarakan tentang modalitas terapi, tahapan, fasilitas dan kemungkinan rehabilitasi. • Tahap aksi membicarakan tentang tanggal berhenti dan, menetapkan modalitas terapi dan melaksanakannya • Tahap rumatan lebih banyak mengevaluasi kondisi klien, melihat kendala-kendala yang muncul yang bisa sebabkan kekambuhan Langkah langkah Konseling 1. Membina raport : memperkenalkan diri, identitas dll membina hubungan baik (perhatian, empati) 2. Wawancara : • identifikasi masalah : tanya, telaah (stages of change, motivasi dll) • Konseling sesuai dengan stages of change (tolong dan nasehati) 3. Penutup wawancara : • Resume wawancara • Tindak lanjut untuk follow selanjutnya SALAM Tujuan : Hal yang harus diperhatikan : Membangun hubungan atau • Konselor tidak secara spontan dipercaya oleh klien, tapi perlu membina raport untuk dibina melalui sikap & prilaku mencairkan suasana supaya konselor, berempati dan klien merasa aman dan mengerti perasaan mereka. Sebaiknya konselor yang nyaman dalam mengemukakan terlebih dahulu memberi masalah salam dan memperkenalkan diri. • Pakailah bahasa yang mudah dimengerti oleh klien, temponya sesuai dengan keadaan klien, jangan terburu- buru SALAM Contoh Salam Contoh Perkenalan Konselor dapat memberi salam Konselor memperkenalkan diri sambil menjabat tangan klien sebaik mungkin dan buat klien dan mengucapkan : merasa nyaman agar klien • Selamat pagi/siang, silahkan dapat memperkenalkan diri duduk.” sebaliknya dengan baik pula. • “Selamat datang, silahkan • Perkenalkan nama saya …. duduk. Ada yang bisa saya bantu?” TANYAKAN Tujuan Hal – hal yang perlu diperhatikan • Mengetahui secara • Ajukan pertanyaan dengan tenang dan perlahan mendalam tentang • Pertanyaan terbuka dan tertutup perasaan klien, situasi klien, divariasikan dan alasannya datang untuk • Jangan memaksa dan hindari suara seperti menginterogasi meminta bantuan. • Memahami prilaku, pemikiran • Mengidentifikasi masalah dan perasaan klien • Biarkan klien menceritakan dan merumuskan masalahnya • Konselor menggali untuk mengetahui apakah masalah ada pada klien sendiri atau orang lain UNGKAPKAN Tujuan : Hal yang perlu diperhatikan : Memberikan informasi • Hindari informasi yang tidak perlu, sesuai dengan kebutuhan yang dapat membingungkan klien klien • Apabila dibutuhkan, konselor dapat memanfaatkan media KIE untuk membantu menjelaskan informasi yang dibutuhkan klien , misalnya : media cetak (leaflet, poster, lembar balik), media elektronik dll. • Hindari penggunaan istilah bahasa asing atau medis, gunakanlah istilah bahasa yang dimengerti klien . BANTU Tujuan : Hal yang harus diperhatikan : Mendiskusikan alternatif • Beri kesempatan klien untuk pemecahan masalah mencari jalan keluar dan hargai beserta konsekuensinya pendapatnya. Eliciting self talk sehingga klien bisa • Bantu klien mencari setiap kemungkinan alternatif pemecahan membuat keputusan dan mempertimbangkan segi baik buruknya • Bila klien merasa buntu menemukan alternatif pemecahan masalah : tawarkan beberapa cara yang dapat dilakukan dalam memecahkan masalah tersebut JELASKAN Tujuan : Hal-hal yang perlu diperhatikan : Menjelaskan kepada klien apa Mengingatkan kembali risiko- yang perlu dilakukan setelah risiko yang mungkin muncul mengambil keputusan, atas keputusannya termasuk konsekuensinya UNDANG Tujuan : • Mengevaluasi proses konseling apakah sudah sesuai dengan kebutuhan klien • Mengakhiri proses konseling (terminasi) dengan tetap membuka kesempatan bagi klien untuk tindak lanjut atau kembali kalau diperlukan UNDANG Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1. Evaluasi Sebagai persiapan mengakhiri konseling, konselor perlu melakukan evaluasi bersama klien terhadap hasil konseling untuk mengetahui apakah klien merasa benar-benar terbantu selama proses konseling
Hal-hal yang dievaluasi mencakup :
• Apakah masalah dan gejala hilang atau berkurang • Masih adakah perasaan-perasaan yang menimbulkan stres • Apakah klien sudah memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah • Sejauh apakah pemahaman diri klien dan orang lain • Apakah sudah mempunyai kemampuan untuk membuat rencana jangka pendek dan panjang UNDANG 2. Terminasi • Konselor perlu mencegah kemungkinan terjadinya ketergantungan klien terhadap dirinya yaitu dengan memberi kesempatan klien untuk menjalankan keputusannya, dengan tetap meyakinkan klien bahwa ia bisa datang lagi sesuai keperluannya atau jika ia merasa memerlukan. • Keputusan untuk menghentikan konseling adalah usaha bersama antara klien dan konselor
• Apabila ada kemungkinan merujuk klien ke ahli yang lebih
kompeten, konselor perlu mendiskusikan hal tersebut dengan klien agar ia tidak merasa dipingpong TERIMA KASIH