Anda di halaman 1dari 46

CROUP

Oleh: Yuniar Novitasari Pembimbing: Dr. Siswanto Basuki. .Sp. A .,M.Sc.


Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Dr. Soeroto Ngawi Jawa Timur

2013 - 2014

embriologi
Paru manusia terbentuk sekitar 4 minggu usia

kehamilan setelah panjang embrio 3mm yang dimulai dari sebuah groove yang berasal dari foregut proksimal fore gut akan membagi diri menjadi esofagus dan trakea pada groove terbentuk dua kantong dan dilapisi suatu jaringan yang disebut primary lung bud -> bronkus dan cabangnya bronchial tree terbentuk setelah embrio berumur 16 minggu, sedangkan alveol berkembang setelah lahir hingga usia 8 tahun

Saluran nafas
Pergerakan keluar masuknya udara di paru-paru

yang berperan dalam proses respiratorik manusia

Saluran napas atas


Hidung

Fungsi: memberikan kelembaban dan pemanasan


udara pernapasan sebelum masuk ke nasofaring Faring 3 bagian : nasofaring, orofaring, dan laringofaring Fungsi : sebagai saluran yang dilewati oleh udara pernapasan Laring fungsi: berperan dalam proses fonasi dan sebagai katup untuk melindungi saluran respiratori bawah Epiglotis yang berperan dalam menutup laring ketika proses menelan.

Saluran napas bawah


Trakea

Saluran respiratori sepanjang 9-15cm dari inferior

laring hingga masuk ke dalam rongga thoraks Mengandung banyak reseptor yang sensitif terhadap stimulus mekanik dan kimia. Otot trakea bagian posterior mengandung reseptor yang berperan pada regulasi kecepatan dan dalamnya pernapasan

Cont..
Bronkus dan bronkiolus

Percabangan dari trakea menjadi 2 bronkus utama

yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri Setiap bronkus bercabang menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus yaitu bronkiolus Berperan sebagai saluran udara pernapasan Alveolus Terdapat sekitar 300 juta alveolus pada paru paru manusia dan masing-masing tersusun atas sel alveolar Sebagai tempat pertukaran gas CO2 dan O2 antara udara di dalam alveoli dan di dalam darah

Saluran pernapasan
Zona konduksi : proses

ventilasi sebagai saluran lewatnya udara Proses pembentukan suara


Zona respiratorik

berperan dalam

pertukaran udara dengan darah

croup?

pendahuluan
Radang akut saluran pernapasan atas jauh lebih

penting pada anak dibanding usia remaja.

Infeksi pada bayi dan anak kecil jarang terbatas

pada suatu bagian saluran pernapasan, biasanya mengenai laring trakea dan bronkus

Gejala lebih jelas jika ada keterlibatan laring,

dibanding pada trakea dan bronkus

sejarah
Kata croup berasal dari bahasa Anglo-Saxon

menangis dengan suara parau Pertama kali dipopulerkan di skotlandia di abad 18

epidemiologi
Menyerang anak sekitar 15%, biasanya berusia 6

bulan 5 tahun. croup dapat juga terjadi pada anak usia 3 bulan hingga 15 tahun Insiden croup lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan, perbandingan 1.5:1 Terjadi peningkatan kasus pada saat musim dingin setiap tahunnya. Sekitar 5% anak mengalami gejala lebih dari 1 periode Alberta Medical Association, 60% anak dengan diagnosis croup terjadi dengan gejala ringan.

Croup
Infeksi virus yang menyerang saluran respiratorik atas

sehingga memicu terjadinya obstruksi.

Penyakit heterogen yang mengenai laring, subglotis,

trakea dan bronkus.

Gangguan yang menunjukkan gejala sesak napas

yang mempengaruhi laring dan trakea bahkan ke saluran pernapasan

Sebagian besar anak penderita croup sembuh

tanpa konsekuensi, namun dapat mengancam jiwa

Karakteristik sindrom croup


batuk menggonggong

Obstruksi jalan napas

suara serak

Stridor inspirasi

etiologi
80% kasus disebabkan human parainfluenza virus,

terutama HPV 1 dan HPV 2 sekitar 66% kasus croup.

Lainnya: Adenovirus Respiratory syncytial virus (RSV) Enterovirus human bocavirus Coronavirus Rhinovirus Metapneumovirus

etiologi
B. Bakteri (infeksi sekunder) 1. Streptococcus pyogenes. 2. Streptococcus pneumoniae. 3. Staphylococcus aureus. 4. Haemophilus influenzae. 5. Moraxella catarrhalis. 6. Mycoplasma pneumoniae. 7. Hemofilus influenza tipe B

patofisiologi

Virus penyebab infeksi akut tersebar melalui inhalasi

langsung dari batuk maupun bersin, atau dengan kontaminasi tangan yang kemudian menyentuh mukosa mata, hidung atau mulut.

Melalui nasofaring, infeksi menyebar ke laring dan

trakea ->Tanda inflamasi melibatkan eksudat yang mengandung limfosit, histiosit, netrofil

peradangan dan edema pada laring dan trakea

subglotic -> peningkatan hambatan saluran udara dan penurunan aliran udara

stridor Subglotic trachea merupakan bagian tersempit di saluran pernapasan Spasme dan edema -> obstruksi saluran napas atas Obstruksi akan meningkatkan kecepatan dan turbulensi aliran udara yang lewat, melewati plica vokalis arytenoepiglotic folds -> menggetarkan struktur tersebut dan terjadi turbulensi udara
Awalnya low pitch, keras dan terdengar saat

inspirasi Jika obstruksi berat, high pitch, lemah dan terdengar saat inspirasi dan ekspirasi

Suara serak
Adanya eksudat fibrinosa sebagian menyumbat

lumen trakea, serta adanya edema plica vocalis akan mempengaruhi mobilitas pita suara

Klasifikasi

Radang pada laring-

trakea-bronkus croup Penyebab : virus Penyebab : virus, Pada anak usia 3 bulan Faktor alergi, Faktor psikologi 5 tahun Pada anak usia 1-3 tahun

Allergic croup, pseudo

croup
Sering pada anak, dengan gejala ringan

Didahului infeksi saluran pernapasan atas


Gejala klinis: subfebris, pilek, batuk 2-3 hari, suara

parau, batuk menggonggong. Gejala fisik: faring hiperemis Kasus berat: stridor inspriratoir berat, retraksi, dispnea dan sesak nafas -> jarang

Laringitis akut

croup
Perjalanan penyakit menjalar ke bronkus

Dapat terjadi infeksi sekunder karena bakteri


Kesulitan bernapas yang lebih berat Gejala lain : panas tinggi, pada pemeriksaan fisik

ditemukan tanda-tanda bronkitis

Laringotrakeobronkitis akut

spasmodik croup
Bersifat mendadak disertai serak dan coryza minimal

Paling sering muncul pada malam hari, membaik

pada pagi hari Keluhan khas : anak terbangun dengan batuk stridor inspirasi, edema subglotic tanpa peradangan distres pernafasan -> agitasi dan ketakutan >> pernapasan lambat dan berat, nadi cepat, kulit dingin dan lembab

Klasifikasi
Berdasarkan beratnya gejala

ringan : batuk menggonggong (jarang), tidak terdengar stridor saat istirahat, retraksi ringan dinding dada 2. Sedang : batuk menggonggong (sering), terdengar stridor saat istirahat, retraksi suprasternal, tanpa atau sedikit gejala distress pernapasan 3. Berat : batuk menggonggong lebih sering, stridor inspirasi yang menonjol dan kadang disertai stridor ekspirasi, retraksi dinding sternal yang jelas, distres pernafasan dan agitasi 4. Resiko kegagalan pernapasan : batuk (kadang tidak jelas), stridor, gangguan kesadaran dan letargi.
1.

(Alberta Clinical Practice Guideline)

Manifestasi klinis
Diawali dengan gejala ISPA ringan :
demam ringan
rhinorea Nyeri telan Batuk ringan

12-72 jam

Berkembang dan terjadi obstruksi epiglotis suara serak batuk menggonggong (croupy, barking cough) stridor inspirasi

Kondisi berat
sesak nafas Stridor inspiratorik
Obstruksi

yang berat retraksi

Gangguan jalan napas berlanjut : hipoksia Tampak gelisah/kesadaran menurun sianosis

Skor westley
kriteria
Stridor inspirasi Tidak ada Setelah agitasi Saat istirahat Retraksi Tidak ada Ringan Sedang Berat Jalan napas Normal Turun Amat terbatas Sianosis Tidak ada Saat agitasi Saat istirahat Kesadaran Normal Penurunan kesadaran

Nilai
0 1 2 0 1 2 3 0 1 2 0 4 5 0 5

Interpretasi skor westley


<2 = croup ringan 3 6 = croup sedang >6 = croup berat

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu membantu

dalam menegakkan diagnosis


PMN -> superinfeksi

Lekositosis ringan-sedang & limfositosis


Peningkatan leukosit >20.000/3 yang di dominasi oleh

AGD Untuk mengevaluasi pertukaran O2 dan CO2 dan mengetahui seberapa efektif paru-paru menyuplai oksigen ke darah PaCO2 meningkat dan PaO2 menurun kultur virus melalui aspirasi nasofaring Untuk memastikan penyebab pastinya, biasa dilakukan dalam tujuan penelitian.

Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan radiologis leher posisi postero-anterior

Steeple sign

Indikasi rawat inap


Anak berusia <6 bulan

stridor progresif
Stridor ketika sedang beristirahat Gejala gawat napas Sianosis Letargi, gangguan kesadaran Tidak ada respon terhadap terapi

Prinsip tatalaksana

Atasi edema

Lunakkan sekret

Lancarkan airway

Terapi inhalasi
Sejak abad ke-19 digunakan untuk mengatasi

obstruksi jalan napas sindrom croup.

Umumnya menggunakan uap dingin, untuk : Melembabkan sistem respiratori -> meringankan Memberikan efek nyaman dan tenang bagi anak Saat ini beberapa pusat kesehatan tidak

merekomendasikan humidifikasi (mist therapy)

Kelembaban uap dingin dapat memperberat

keadaan anak pada bronkospasme yang disertai dengan mengi

epinefrin
Nebulisaasi epinefrin cukup efektif dalam

meringankan dan mengatasi sindrom croup Menurunkan permeabilitas vaskular epitel bronkus dan trakea Memperbaiki edema mukosa laring Meningkatkan laju udara pernapasan
Dapat diberikan pada : sindrom croup sedang berat membutuhkan intubasi Tidak mengalami perbaikan setalah terapi uap

epinefin
Racemic epinephrine dosis 0.5 ml Diberikan melalui nebulizer selama 20 menit Pilihan utama, efek terapi lebih besar dan mempunyai efek minimal terhadap kardiovaskular

L-epinephrine Dosis 5 ml Diberikan melalui nebulizer, dengan efek terapi dalam 2 jam

kortikosteroid
Mengurangi edema pada mukosa laring

Mencegah destruksi epitel bersilia


Deksametason Dosis 0.15- 0.3mg/kgBB (kondisi berat 0.6 m/kgbb)

Peroral atau intramuskular 1x dosis dan dapat diulang 6-24 jam. Efek klinis 2-3 jam Budesonid Larutan 2-4mg(2ml) diberikan melalui nebulizer dan dapat diulang 12-48 jam pertama Efek klinis terjadi dalam 30 menit

Terapi oksigen helium (heliox)


Bersifat inert, tidak beracun dan mempunyai

densitas-viskositas yang rendah Oksigen helium : meningkatkan oksigenasi darah Memberikan rasa nyaman dan tenang, sehingga banyak sentra kesehatan yang mengandalkan terapi ini. Membantu mengurangi obstruksi jalan napas,
Meningkatkan aliran gas, turbulensi menjadi laminar Mengurangi kerja otot-otot respiratori

Intubasi endotrakeal
Jarang dilakukan kecuali pada kasus croup berat

Intubasi hanya digunakan hingga edema dan

spasme berkurang Indikasi :

Hiperkarbia, tampak lelah -> ancaman gagal napas Takikardi >150x/menit dan semakin naik terus menerus Takipneu, sianosis, letargi, penurunan kesadaran

Algoritma penatalaksanaan sindrom croup

Edukasi orangtua
Buat suasana sekitar anak senyaman mungkin Kondisikan agar anak tenang dan jangan menangis Pantau terus keadaan dan gejala anak selama di

rumah, jika gejala memberat segera bawa ke rumah sakit

Komplikasi
Superinfeksi bakteri

Dehidrasi
Trakekeitis bakteri (croup pseudomembranosa) yaitu

infeksi pada saluran nafas utama yaitu trakea


Staphylococcus aureus dan streptococcus

Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan

adanya inflamasi pada parenkim paru akibat oleh mikrorganisme


Streptococcus pneumoniae, haemophylus influenza,

staphylococcus aureus dll.

prognosis
umumnya penyebab sindrom croup adalah virus,

self-limiting Gejalanya dapat berlangsung dalam 7 hari, tetapi puncaknya pada hari kedua dari perjalanan penyakit

Dubia et bonam

Anda mungkin juga menyukai