Anda di halaman 1dari 38

TRAKEITIS

Pengertian • Trakeitis adalah peradangan pada


trakea.
• Trakeitis merupakan infeksi bakteri
sekunder yang didahului oleh
infeksi virus yang menyerang anak-
anak yang paling umum berusia di
bawah enam tahun.
• Trakeitis bakteri adalah infeksi bakteri pada trakea
Etiologi yang sering didahului oleh infeksi virus pada saluran
pernapasan atas.
• Virus yang paling umum : Influenza A dan B (dengan
tipe A menjadi yang paling umum), Respiratory
syncytial virus (RSV), virus parainfluenza, virus
campak, dan enterovirus.
• Bakteri : Staphylococcus aureus (paling umum),
Streptococcus pneumoniae, Streptococcus pyogenes,
Moraxella catarrhalis, Haemophilus influenzae tipe B,
Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Klebsiella
pneumonia dan organisme anaerob.
• Bakterial trakeitis memiliki insidensi puncak
Epidemiologi antara usia 3-8 tahun.
• Laki-laki > perempuan dengan rasio
prevalensi 1,3: 1.
• Kejadian tahunan jarang terjadi dengan
perkiraan insiden 0,1 kasus per 100.000
anak.
• Insiden lebih sering terjadi pada musim
gugur dan musim dingin daripada saat
musim panas atau musim semi. Ini
bertepatan dengan epidemi virus musiman
khas influenza, parainfluenza, dan RSV
Patofisiologi • Bakteri menginfeksi mukosa trakea yang
rusak dan merangsang respons inflamasi
lokal dan sistemik.
• Respon lokal menyebabkan edema, sekresi
mukopurulen kental, ulserasi, dan peluruhan
mukosa, yang dapat menjadi predisposisi
penyempitan subglotis.
• S. aureus menjadi patogen yang paling
sering terlibat, meskipun laporan
menunjukkan Moraxella catarrhalis menjadi
lebih umum terutama pada anak-anak yang
lebih muda.
Diagnosis Riwayat Penyakit
• Kemungkinan akan terjadi setelah mengalami
infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu
• Gejala awal dapat berupa batuk dan demam ringan
• Setelah 2 – 5 hari, dapat berlanjut dg gejala yg lebih
berat disertai gejala obstruksi saluran napas.
– Gejala: demam tinggi, batuk berat, mengi dan
mungkin stridor
– Merupakan tanda infeksi serius dan obstruksi
saluran napas parsial, yg mengancam jiwa
Diagnosis • Gejala
• Demam
• Tanda utamanya -> batuk
– Batuk kering dimalam hari
– Batuk kadang dengan dahak
– Nyeri disekitar sternum
Foto Torak • X-ray leher anteroposterior (AP)
– Penyempitan subglotis (steeple sign)
– Udara trakea atau batas trakea yg
tdk teratur (candle dripping sign)
ditemukan pada tampilan lateral.
Namun, temuan tidak spesifik
Bronkoskopi • Diagnosis definitif trakeitis
dilakukan dengan bronkoskopi
dapat

– Gambaran peradangan trakea,


penyempitan subglotis, adanya
sekresi trakea purulent dan
pseudomembran

– Bronkoskopi juga membantu utk


menyingkirkan diagnosis lain seperti
epiglititis.
Talaksana
• Antibiotik 10-14 hari
• Pengobatan lini pertama : ceftriaxone + nafcillin atau vancomycin atau clindamycin +
sefalosporin generasi ketiga atau ampicillin-sulbactam.
• Untuk pasien dengan alergi berat antibiotik beta-laktam, rejimen pengobatan
antibiotik yang direkomendasikan termasuk vankomisin atau klindamisin ditambah
levofloxacin atau ciprofloxacin.
• Glukokortikoid belum terbukti mengubah perjalanan klinis atau hasil pasien.
• Terapi antivirus mungkin bermanfaat jika etiologi virus sebelumnya dianggap sebagai
influenza dan gejala-gejalanya telah muncul kurang dari 48 jam.
Prognosis Komplikasi

• Sepsis
• Manajemen yg efektif ->
• Obstruksi jalan napas
pulih
BENDA ASING
DI SALURAN
NAPAS
DEFINISI • Benda asing -> benda asing yang
berasal dari luar tubuh (eksogen) atau
dari dalam tubuh (endogen).
• benda asing eksogen terdiri dari benda
padat, cair atau gas. Ex: Zat organik
dan anorganik
• Benda asing endogen -> secret kental,
darah atau bekuan darah, nanah dll.
Etiologi dan • Faktor Personal (umur, JK, Pekerjaan,
kondisi sosial, tempat tinggal)
Faktor • Kegagalan Mekanisme proteksi (saat
Presdiposisi tidur, kesadaran menurun,
alkoholisme, epilepsy).
• Proses menelan yg belum sempurna
• Faktor dental
• faktor kejiwaan
• Ukuran dan bentuk benda asing
• Faktor kecerebohon
Epidemiologi
• 55% dari kasus benda asing di saluran napas terjadi pada umur <4 tahun
• 1975 -> anak < 4 tahun, insiden kematian mendadak akibat aspirasi benda
asing lebih tinggi.
• Pada anak usia 2-4 tahun, aspirasi tersering yaitu kacang dan bii
tumbuhan.
• 6-8 % benda asing yg teraspirasi berupa plastic
• Benda asing di laring dan trakea lebih sering pada bayi <1 tahun
• Benda asing dihidung lebih sering pada anak 2-4 tahun
• Benda asing dibronkus lebih sering di bronkus kanan.
Patogenesis
• Benda asing di hidung
• Benda asing mati di hidung -> edema dan inflamasi mukosa hidung ->
epistaksis, ulserasi jaringan granulasi -> Sinusitis
• Benda asing hidup -> reaksi inflamasi -> detruksi massif tulang rawan dan
tulang hidung dengan membentuk daerah supurasi yg dalam dan berbau.
• Benda asing dibronkus
• Pada saat benda atau makanan dimulut -> anak tertawa/menjerit ->
saat inspirasi, laring membuka -> makan/ benda asing masuk laring.
• Bila benda asing sudah ditrakea/bronkus. Terjadi fase asimptomatis 24
jam/lebih -> fase pulmonum
• Benda asing organis -> memiliki sifat higroskopik -> iritasi pada
mukosa -> mukosa bronkus edema, meradang dan terjadi jaringan
granulasi disekitar benda asing -> gejala sumbatan menghebat ->
timbul gejala laringotrakeobronkitis
• Benda asing anorganik -> reaksi jaringan lebih ringan.
• Benda asing bahan metal dan tipis –> dapat masuk ke bronkus yg
lebih distal.
Diagnosis • Riwayat tersedak
• Tiba-tiba timbul “choking” (rasa
tercekik)

• Diagnosis pasti benda asing ->


endoskopi
Gejala dan
• Tergantung pada lokasi, derajat
Tanda sumbatan, sifat, bentuk dan ukuran.
• Benda asing dari hidung -> dpt
tersangkut di hidung, nasofaring,
laring, trakea dan bronkus.
• Benda asing dari mulut -> dpt terhenti
di orofaring, hipofaring, tonsil, dasar
lidah, sinus piriformis, esophagus atau
dapat masuk ke laring, trakea dan
bronkus.
• Stadium pertama merupakan gejala permulaan, yaitu
Stadium batuk hebat secara tida-tiba, rasa tercekik

Aspirasi (choking), rasa tersumbat di tenggorok (gagging),


bicara gagap dan obstruksi jalan nafas.
Benda • Stadium kedua -> gejala stadium permulaan diikuti

Asing oleh interval asimtomatik. Hal ini karena benda asing


tersebut tersangkut, reflex-refleks akan melemah
dan gejala rangsangan akut akan menghilang.
• Stadium ketiga, telah terjadi komplikasi dengan
obstruksi, erosi, atau infeksi sebagai akibat reaksi
terhadap benda asing, sehingga timbul batuk-batuk,
hemoptysis, pneumonia, dan abses paru.
• Benda asing di laring dapat menutup laring, tersangkut
Benda diantara pita suara atau berada di subglotis.

Asing di • Sumbatan total di laring akan menimbulkan keadaan

Laring
yang gawat biasanya kematian mendadak karena
terjadi asfiksia dalam waktu singkat. Hal ini
disebabkan oleh timbulnya spasme laring dengan
gejala antara lain disfonia sampai afonia dan sianosis
• Sumbatan tidak total di laring -> suara parau, disfonia
sampai afonia, batuk yang disertai sesak (croupy
cough), odinofagia, mengi, sianosis, hemoptysis dan
rasa subjektif dan dyspnea dengan derajat
bervariasi.
Benda • Benda asing di trakea di samping gejala batuk
dengan tiba-tiba yang berulang-ulang dengan
Asing di rasa tercekik, rasa tersumbat di tenggorok,
Trakea terdapat gejala patognomonik yaitu audible
slap, palpatory thud, ashmatoid wheeze
(nafas berbunyi pada saat ekspirasi).
• Benda asing trakea yang masih dapat bergerak,
pada saat benda itu sampai di karina, dengan
timbulnya batuk, benda asing itu akan terlempar
ke laring.
Benda • Kebanyakan datang saat fase
asimtomatik -> KU baik dan foto
Asing di rontgen toraks belum memperlihatkan
Bronkus kelainan.
• Fase pulmonum -> ekspirasi
memanjang disertai mengi.
Benda • Sering pada anak-anak

Asing di • Dapat timbul rinolith


• Gejala sering -> hidung tersumbat,
Hidung rinore unilateral dg cairan kental dan
berbau
• Kadang nyeri, demam, epistaksis dan
bersin
• Pada pemeriksaan -> tampak edema
dg inflamasi mukosa hidung unilateral.
• Benda asing biasa tertutup oleh
mukopus
Benda Osing di orofaring dan
Hipofaring

• Dapat tersangkut di tonsil, dasar lidah, valekula, sinus piriformis ->


nyeri menelan (odinofagia)
• Benda asing di sinus piriformis menunjukkan tanda Jackson ->
akumulasi ludah di sinus pirifotmis tempat benda asing tersangkut
Pemeriksaan • Pemeriksaan radiologi dan laboratorium ->
menegakkan diagnosis
Penunjang • PEMERIKSAAN RADIOLOGIK -> Pemeriksaan AP
dan lateral
• VIDEO FLUOROSKOPI -> cara terbaik utk menilai
saluran nafas scr keseluruhan -> mengevaluasi
obstruksi parsial
• BRONKOGRAM -> utk benda asing radiolusen yg
berada di perifer pada pandangan endoskopi.
Dapat juga menilai adanya bronkiektasis
• LABORATORIUM -> untuk mengetahui ggn
keseimbangan asam basa serta tanda infeksi
traktus trakeobronkial.
Penatalaksaan

Secara prinsip benda asing disaluran


napas diatasi dengan pengangkatan
segera secara endoskopik dalam kondisi
yang paling aman, dengan trauma yg
minimum
• Pada anak dengan sumbatan total pada laring
Benda • Memegang anak dg posisii terbalik, kepala ke
Asing di bawah, kemudian daerah punggung/tengkuk

Laring dipukul -> benda asing dapat dibatukkan ke luar.


• Cara lain: Heimlich maneuver -> menekan pada
paru.
• Bila pasien dapat berdiri, maka penolong berdiri
di belakang pasien, kepalan tangan kanan
penolong diletakkan diatas prosesus xifoid,
sedangkan tangan kiri diletakkan ditasnya ->
lakukan penekanan ke belakang dan ke ats ke
arah paru beberapa kali
Benda • Bila pasien sudah terbaring Karena
pingsan -> penolong bersetumpu pada
Asing di lututnya dikedua sisi pasien -> kepalan
Laring tangan diletakkan dibawah prosesus
xifoid -> lakukan menekanan kebawah
dan ke arah paru pasien beberapa kali.

• Pada anak sebaiknya menggunakan 2


buah jari kiri dan kanan.
Benda • Sumbatan parsial

Asing di • Heimlich maneuver tidak dianjurkan


• Dibawa ke RS -> Endoskopi,
Laring Laringoskop, jika alat tidak ada ->
trakeostomi
• Saat tindakan trakeostomi -> tidur
dengan posisi tredelenburg, kepala
lebih rendah dari badan.
Benda Asing di
Trakea
• Dikeluarkan di trakea dikeluarkan
dengan bronkoskopi, dengan posisi
trendelenburg.
• Bila bronkoskopi tidak ada ->
trakeostomi
Benda • Dengan cara bronkoskopi dengan
bronkoskop kaku atau serat optik
Asing di dengan memakai cunam yang sesuai
Bronkus dengan benda asing.
Benda • Dengan memakai pengait (haak) ->
dimasukkan ke dalam hidung dibagian
Asing di atas, menyusuri atap kavum nasi
Hidung sampai menyentuh nasofaring ->
pengait diturunkan sedikit dan ditarik
ke depan.
• Pemberian antibiotik sistemik selama
5-7 hari bila ada infeksi hidung
Benda
Asing di
Tonsil

• Gejala -> ada rasa tusukan


ditenggorokan
• Diambil dengan spatula lidah
dan pinset atau cunam
Benda • Gejala -> nyeri menelan dan nyeri leher

Asing di • Dapat dilihat dg kaca tenggorok yg


besar. Pasien diminta menarik lidah
Dasar sendiri dan pemeriksa memegang kaca
Lidah tenggorok dg tangan krir, sedangkan
tangan kanan memegang cunam utk
mengambil benda tsb.
• Bila pasien sgt perasa shg
menyukarkan tindakan, sblmnya dpt
disemprotkan obat pelali (anestikum),
sprt xylocain atan pantocain
Sumber • FKUD. 2017. Buku Panduan Belajar Koass. Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher.
Denpasar: Udayana University Press.
• Lauren V. B. dan Silberman M. 2018. Bacterial
Tracheitis. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470240/
• Soepardi E., Iskandar N. Telinga Hidung Tenggorok
Kepala Leher Edisi ke Enam.2007. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.

Anda mungkin juga menyukai