Anda di halaman 1dari 44

LARINGITRAKEOBRONKITIS

( CROUP )
embriologi
 Paru manusia terbentuk sekitar 4 minggu usia kehamilan
setelah panjang embrio 3mm yang dimulai dari sebuah groove
yang berasal dari foregut
 proksimal fore gut akan membagi diri menjadi esofagus dan
trakea
 pada groove terbentuk dua kantong dan dilapisi suatu jaringan
yang disebut primary lung bud -> bronkus dan cabangnya
 bronchial tree terbentuk setelah embrio berumur 16 minggu,
sedangkan alveol berkembang setelah lahir hingga usia 8 tahun
Saluran nafas
• Pergerakan keluar masuknya udara di paru-paru yang berperan
dalam proses respiratorik manusia
Saluran napas atas
• Hidung
• Fungsi: memberikan kelembaban dan pemanasan udara
pernapasan sebelum masuk ke nasofaring
• Faring
• 3 bagian : nasofaring, orofaring, dan laringofaring
• Fungsi : sebagai saluran yang dilewati oleh udara pernapasan
• Laring
• fungsi: berperan dalam proses fonasi dan sebagai katup untuk
melindungi saluran respiratori bawah
• Epiglotis yang berperan dalam menutup laring ketika proses
menelan.
Saluran napas bawah
• Trakea
• Saluran respiratori sepanjang 9-15cm dari inferior laring hingga
masuk ke dalam rongga thoraks
• Mengandung banyak reseptor yang sensitif terhadap stimulus
mekanik dan kimia.
• Otot trakea bagian posterior mengandung reseptor yang
berperan pada regulasi kecepatan dan dalamnya pernapasan
• Bronkus dan bronkiolus
• Percabangan dari trakea menjadi 2 bronkus utama yaitu bronkus
kanan dan bronkus kiri
• Setiap bronkus bercabang menjadi ukuran yang lebih kecil dan
halus yaitu bronkiolus
• Berperan sebagai saluran udara pernapasan
• Alveolus
• Terdapat sekitar 300 juta alveolus pada paru paru manusia dan
masing-masing tersusun atas sel alveolar
• Sebagai tempat pertukaran gas CO2 dan O2 antara udara di
dalam alveoli dan di dalam darah
Saluran pernapasan
• Zona konduksi : proses
ventilasi
• sebagai saluran lewatnya
udara
• Proses pembentukan suara

• Zona respiratorik
• berperan dalam pertukaran
udara dengan darah
croup?
pendahuluan
• Radang akut saluran pernapasan atas jauh lebih penting pada
anak dibanding usia remaja.

• Infeksi pada bayi dan anak kecil jarang terbatas pada suatu
bagian saluran pernapasan, biasanya mengenai laring trakea dan
bronkus

• Gejala lebih jelas jika ada keterlibatan laring, dibanding pada


trakea dan bronkus
sejarah
• Kata croup berasal dari bahasa Anglo-Saxon
“menangis dengan suara parau”
• Pertama kali dipopulerkan di skotlandia di abad 18
epidemiologi
• Menyerang anak sekitar 15%, biasanya berusia 6 bulan – 5
tahun.
• croup dapat juga terjadi pada anak usia 3 bulan hingga 15 tahun
• Insiden croup lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada
anak perempuan, perbandingan 1.5:1
• Terjadi peningkatan kasus pada saat musim dingin setiap
tahunnya.
• Sekitar 5% anak mengalami gejala lebih dari 1 periode
• Alberta Medical Association, 60% anak dengan diagnosis croup
terjadi dengan gejala ringan.
Croup
• Infeksi virus yang menyerang saluran respiratorik atas sehingga
memicu terjadinya obstruksi.

• Penyakit heterogen yang mengenai laring, subglotis, trakea dan


bronkus.

• Gangguan yang menunjukkan gejala sesak napas yang


mempengaruhi laring dan trakea bahkan ke saluran pernapasan

• Sebagian besar anak penderita croup sembuh tanpa


konsekuensi, namun dapat mengancam jiwa
Karakteristik sindrom croup

batuk
menggonggong

Obstruksi jalan
suara serak
napas

Stridor inspirasi
etiologi
• 80% kasus disebabkan human parainfluenza virus, terutama
HPV 1 dan HPV 2 sekitar 66% kasus croup.

Lainnya:
• Adenovirus
• Respiratory syncytial virus (RSV)
• Enterovirus
• human bocavirus
• Coronavirus
• Rhinovirus
• Metapneumovirus
etiologi
B. Bakteri (infeksi sekunder)

1. Streptococcus pyogenes.
2. Streptococcus pneumoniae.
3. Staphylococcus aureus.
4. Haemophilus influenzae.
5. Moraxella catarrhalis.
6. Mycoplasma pneumoniae.
7. Hemofilus influenza tipe B
patofisiologi
• Virus penyebab infeksi akut tersebar melalui inhalasi langsung
dari batuk maupun bersin, atau dengan kontaminasi tangan yang
kemudian menyentuh mukosa mata, hidung atau mulut.

• Melalui nasofaring, infeksi menyebar ke laring dan trakea -


>Tanda inflamasi melibatkan eksudat yang mengandung
limfosit, histiosit, netrofil

• peradangan’ dan edema pada laring dan trakea subglotic ->


peningkatan hambatan saluran udara dan penurunan aliran
udara
stridor
• Subglotic trachea merupakan bagian tersempit di saluran
pernapasan
• Spasme dan edema -> obstruksi saluran napas atas
• Obstruksi akan meningkatkan kecepatan dan turbulensi aliran
udara yang lewat, melewati plica vokalis arytenoepiglotic folds
-> menggetarkan struktur tersebut dan terjadi turbulensi udara

• Awalnya low pitch, keras dan terdengar saat inspirasi


• Jika obstruksi berat, high pitch, lemah dan terdengar saat
inspirasi dan ekspirasi
• Suara serak
• Adanya eksudat fibrinosa sebagian menyumbat lumen trakea,
serta adanya edema plica vocalis akan mempengaruhi mobilitas
pita suara
Klasifikasi

Viral croup Spasmodic


croup
• Radang pada laring- • Allergic croup, pseudo
trakea-bronkus croup
• Penyebab : virus • Penyebab : virus, Faktor
• Pada anak usia 3 bulan – 5 alergi, Faktor psikologi
tahun • Pada anak usia 1-3 tahun
croup
• Sering pada anak, dengan gejala ringan
• Didahului infeksi saluran pernapasan atas
• Gejala klinis: subfebris, pilek, batuk 2-3 hari, suara parau, batuk
menggonggong.
• Gejala fisik: faring hiperemis
• Kasus berat: stridor inspriratoir berat, retraksi, dispnea dan
sesak nafas -> jarang

Laringitis akut
croup
• Perjalanan penyakit menjalar ke bronkus
• Dapat terjadi infeksi sekunder karena bakteri
• Kesulitan bernapas yang lebih berat
• Gejala lain : panas tinggi, pada pemeriksaan fisik ditemukan
tanda-tanda bronkitis

Laringotrakeobronkitis akut
spasmodik croup
• Bersifat mendadak disertai serak dan coryza minimal
• Paling sering muncul pada malam hari, membaik pada pagi hari
• Keluhan khas : anak terbangun dengan batuk
• stridor inspirasi, edema subglotic tanpa peradangan
• distres pernafasan -> agitasi dan ketakutan
>> pernapasan lambat dan berat, nadi cepat, kulit dingin dan
lembab
Klasifikasi
• Berdasarkan beratnya gejala

1. ringan : batuk menggonggong (jarang), tidak terdengar


stridor saat istirahat, retraksi ringan dinding dada
2. Sedang : batuk menggonggong (sering), terdengar stridor
saat istirahat, retraksi suprasternal, tanpa atau sedikit gejala
distress pernapasan
3. Berat : batuk menggonggong lebih sering, stridor inspirasi
yang menonjol dan kadang disertai stridor ekspirasi, retraksi
dinding sternal yang jelas, distres pernafasan dan agitasi
4. Resiko kegagalan pernapasan : batuk (kadang tidak jelas),
stridor, gangguan kesadaran dan letargi.
Manifestasi klinis
Diawali dengan gejala ISPA ringan :
 demam ringan
 rhinorea
 Nyeri telan 12-72 jam
 Batuk ringan

Berkembang dan terjadi obstruksi epiglotis


 suara serak
 batuk menggonggong (croupy, barking cough)
 stridor inspirasi
Kondisi berat
Obstruksi
 sesak nafas
Stridor inspiratorik yang
berat
retraksi

Gangguan jalan napas


berlanjut :
 hipoksia
Tampak gelisah/kesadaran
menurun
sianosis
Skor westley
kriteria Nilai
Stridor inspirasi
Tidak ada 0
Setelah agitasi 1
Saat istirahat 2
Retraksi
Tidak ada 0
Ringan 1
Sedang 2
Berat 3
Jalan napas
Normal 0
Turun 1
Amat terbatas 2
Sianosis
Tidak ada 0
Saat agitasi 4
Saat istirahat 5
Kesadaran
Normal 0
Penurunan kesadaran 5
Interpretasi skor westley

<2 = croup ringan


3 – 6 = croup sedang
>6 = croup berat
Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu membantu dalam
menegakkan diagnosis
• Lekositosis ringan-sedang & limfositosis
• Peningkatan leukosit >20.000/ yang di dominasi oleh PMN ->
superinfeksi
AGD
• Untuk mengevaluasi pertukaran O2 dan CO2 dan mengetahui seberapa
efektif paru-paru menyuplai oksigen ke darah
• PaCO2 meningkat dan PaO2 menurun
kultur virus
• melalui aspirasi nasofaring
• Untuk memastikan penyebab pastinya, biasa dilakukan dalam tujuan
penelitian.
Pemeriksaan radiologis
• Pemeriksaan radiologis leher posisi postero-anterior
Steeple sign
Indikasi rawat inap
• Anak berusia <6 bulan
• stridor progresif
• Stridor ketika sedang beristirahat
• Gejala gawat napas
• Sianosis
• Letargi, gangguan kesadaran
• Tidak ada respon terhadap terapi
Prinsip tatalaksana

Tergan
tung Tujuan
stadiu terapi
m

Atasi Lunakkan Lancarkan


edema sekret airway
Terapi inhalasi
• Sejak abad ke-19 digunakan untuk mengatasi obstruksi jalan
napas sindrom croup.

• Umumnya menggunakan uap dingin, untuk :


• Melembabkan sistem respiratori -> meringankan
• Memberikan efek nyaman dan tenang bagi anak

• Saat ini beberapa pusat kesehatan tidak merekomendasikan


humidifikasi (mist therapy)

• Kelembaban uap dingin dapat memperberat keadaan anak pada


bronkospasme yang disertai dengan mengi
epinefrin
• Nebulisaasi epinefrin cukup efektif dalam meringankan dan
mengatasi sindrom croup
Menurunkan permeabilitas vaskular epitel bronkus dan trakea
Memperbaiki edema mukosa laring
Meningkatkan laju udara pernapasan

• Dapat diberikan pada :


• sindrom croup sedang – berat
• membutuhkan intubasi
• Tidak mengalami perbaikan setalah terapi uap
epinefin
• Racemic epinephrine
• dosis 0.5 ml
• Diberikan melalui nebulizer selama 20 menit
• Pilihan utama, efek terapi lebih besar dan mempunyai efek minimal
terhadap kardiovaskular
• L-epinephrine
• Dosis 5 ml
• Diberikan melalui nebulizer, dengan efek terapi dalam 2 jam
kortikosteroid
• Mengurangi edema pada mukosa laring
• Mencegah destruksi epitel bersilia

• Deksametason
• Dosis 0.15- 0.3mg/kgBB (kondisi berat 0.6 m/kgbb) – Peroral
atau intramuskular 1x dosis dan dapat diulang 6-24 jam.
• Efek klinis 2-3 jam
• Budesonid
• Larutan 2-4mg(2ml) diberikan melalui nebulizer dan dapat
diulang 12-48 jam pertama
• Efek klinis terjadi dalam 30 menit
Terapi oksigen helium (heliox)
• Bersifat inert, tidak beracun dan mempunyai densitas-viskositas
yang rendah
• Oksigen – helium : meningkatkan oksigenasi darah
• Memberikan rasa nyaman dan tenang, sehingga banyak sentra
kesehatan yang mengandalkan terapi ini.
• Membantu mengurangi obstruksi jalan napas,
• Meningkatkan aliran gas, turbulensi menjadi laminar
• Mengurangi kerja otot-otot respiratori
Intubasi endotrakeal
• Jarang dilakukan kecuali pada kasus croup berat
• Intubasi hanya digunakan hingga edema dan spasme berkurang
• Indikasi :
• Hiperkarbia, tampak lelah -> ancaman gagal napas
• Takikardi >150x/menit dan semakin naik terus menerus
• Takipneu, sianosis, letargi, penurunan kesadaran
Edukasi orangtua
• Buat suasana sekitar anak senyaman mungkin

• Kondisikan agar anak tenang dan jangan menangis

• Pantau terus keadaan dan gejala anak selama di rumah, jika


gejala memberat segera bawa ke rumah sakit
Komplikasi
• Superinfeksi bakteri
• Dehidrasi
• Trakekeitis bakteri (croup pseudomembranosa) yaitu infeksi
pada saluran nafas utama yaitu trakea
• Staphylococcus aureus dan streptococcus
• Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan adanya inflamasi
pada parenkim paru akibat oleh mikrorganisme
• Streptococcus pneumoniae, haemophylus influenza, staphylococcus
aureus dll.
prognosis
• umumnya penyebab sindrom croup adalah virus, self-limiting
• Gejalanya dapat berlangsung dalam 7 hari, tetapi puncaknya
pada hari kedua dari perjalanan penyakit

Dubia et bonam

Anda mungkin juga menyukai