Anda di halaman 1dari 6

Analisis masalah

1. Yudi, anak laki-laki 2 thn, BB 12kg, TB 87 cm, dibawa ibunya ke UGD RSMH karena
mengalami kesulitan bernafas. 3 hari sebelumnya, Yudi menderita panas tidak tinggi
disertai batuk pilek. Batuk terdengar kasar, seperti anjing menyalak.
a. Bagaimana penilaian yang harus dilakukan pada anak?

2. Pada penilaian umum terlihat:


Anak sadar, menangis terus dengan suara sekali-sekali terdengar parau. Masih bisa di
tenangkan ibunya sewaktu anak hendak di periksa anak berontak dan langsung
menangis memeluk ibunya.bibir dan mukosa tidak sianosis, kulit tidak pucat dan tidak
motled. Nafas terlihat cepat dengan peningkatan usaha nafas. Terdengar stridor
inspirasi.
a. Bagaimana mekanisme abnormal?

Template
a. Faktor risiko
Jawab:

b. Patogenesis
Jawab:
Seperti infeksi respiratori pada umumnya, infeksi virus pada laringotrakeitis,
laringotrakeobronkitis, dan laringotrakeobronkopneumonia dimulai dari nasofaring dan
menyebar ke epitelium trakea dan laring. Peradangan difus, eritema, dan edema yang
terjadi pada dinding trakea menyebabkan terganggunya mobilitas pita suara serta area
subglotis mengalami iritasi. Hal ini menyebabkan suara pasien menjadi serak (parau).
Aliran udara yang melewati saluran respiratori-atas mengalami turbulensi sehingga
menimbulkan stridor, diikuti dengan retraksi dinding dada (selama inspirasi).
Pergerakan dinding dada dan abdomen yang tidak teratur menyebabkan pasien
kelelahan serta mengalami hipoksia dan hiperkapnea. Pada keadaan ini dapat terjadi
gagal napas atau bahkan henti napas.

c. Patofisiologi
Jawab:
Dalam perjalanan penyakit Croup, infeksi virus dimulai dari nasofaring dan
kemudian menyebar ke epitelium trakhea dan laring. Inflamasi, hiperemis dan edema
disebabkan oleh invasi virus ke dalam mukosa laring. Gejala awal yang muncul pada
croup biasanya didahului dengan coryza, demam yang tidak begitu tinggi selama 12-17
jam, hidung berair, nyeri menelan, dan batuk ringan dapat disertai malaise. Pada kasus
tertentu, demam dapat mencapai 40oC.
Penderita croup dapat mengalami suara serak (parau). Hal ini diawali dengan
terjadinya peradangan difus, eritema, dan edem pada trakhea. Akibatnya, mobilitas pita
suara terganggu. Disamping itu, area subglotis juga mengalami iritasi.
Penyempitan di daerah area subglotis menyebabkan penyempitan saluran.
Inilah yang menjadi penyebab terjadinya turbulensi aliran yang melewati saluran
pernafasan atas. Akibatnya, timbul stidor. Kesulitan bernafas ini akan dikompensasi
oleh anak dengan bernafas lebih cepat dan dalam. Selama inspirasi, dinding dada dapat
mengalami retraksi. Pergerakan dinding dada dan abdomen yang tidak teratur
menyebabkan pasien kelelahan. Hipoksia dan hiperkapnia yang dialami penderita dapat
menyebabkan gagal nafas dan bahkan henti nafas. Keluhan sesak nafas dan retraksi
intercostal sebagai petunjuk telah terjadi keadaan memberat (Bakhtiar, 2016)

d. Klasifikasi
Jawab:
Croup dibagi menjadi 4 katagori, yaitu: ringan, sedang, berat dan gagal nafas
mengancam. Adapun gambaran klinis dari keempat kondisi klinis croup tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Ringan
Pada croup derajad ringan, hanya ditemukan adanya batuk keras,
menggonggong yang kadang-kadang muncul. Sebaliknya stridor tidak
terdengar ketika pasien beristirahat/tidak beraktivitas, dan retraksi dengan
dinding dada.
2. Sedang
Keluhan berupa batuk menggonggong yang sering timbul. Stridor juga
mudah didengar ketika pasien beristirahat/tidak beraktivitas, Sebaliknya,
retaksi dinding dada hanya sedikit terlihat, tetapi tidak ada gawat nafas
(respiratory distress).
3. Berat
Pada croup derajad berat ini, batuk menggonggong sering timbul. Ketika
pasien beristirahat, stridor inspirasi terdengar jelas. Kadang-kadang, pada
croup derajad berat ini disertai dengan stridor ekspirasi, retraksi dinding dada,
dan gawat nafas.
4. Gagal Nafas mengancam
Pada derajad ini, batuk kadang-kadang tidak jelas, terdengar. Namun,
stridor kadang-kadang sangat jelas ketika pasien beristirahat. Disamping itu,
ditemukan gangguan kesadaran, dan letargi (Bakhtiar,2016).

Berat ringannya croup juga dapat dinilai dengan menggunakan Wesley Score.
Dalam penilaian dengan Wesley Score digunakan beberapa parameter, yaitu: ada
tidaknya stridor inspirasi, ada tidaknya retraksi intercostal, udara masuk, sianosis dan
tingkat kesadaran. Derajad croup dinilai berdasarkan jumlah skor dari penjumlahan
parameter skor Wesley. croup derajad ringan jika julah skor Wesley kurang dari 4.
Dikatakan croup derajad sedang jika Score Wesley antara 4 dan 6. Sebaliknya,
dikatakan croup derajad berat jika skor Wesley lebih dari 6 (lihat tabel 1).

Keterangan:
Nilai skor:
< 4 derajad ringan
4-6 derajad sedang
>6 derajad berat

e. Manifestasi klinis
Jawab:
1. Demam yang tidak begitu tinggi selama 12−72 jam
2. Hidung berair
3. Nyeri menelan
4. Batuk ringan lalu kondisi ini akan berkembang menjadi batuk nyaring,suara
menjadi parau dan kasar.
5. Sesak napas
6. Stridor inspiratorik yang berat
7. Retraksi
8. Anak tampak gelisah
LI
Anatomi saluran pernafasan atas anak.
Daftar Pustaka
Bakhtiar. 2016. Manifestasi Klinis, Pemeriksaan Penunjang, Diagnosis Dan Tatalaksana Croup
Pada Anak. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Volume 16 Nomor 3 Desember 2016.
Malhotra dan Krilov 2011.Viral croup. Ped Rev. 2011;22:5-12.

Anda mungkin juga menyukai