Anda di halaman 1dari 15

MUTIA MUSTIKA SARI 08011181419004

1. Yudi, anak laki-laki 2 tahun, BB 12 kg, TB 87cm dibawa ibunya ke UGD RSMH
karena mengalami kesulitan bernapas.
a. Apa hubungan jenis kelamin, usia dan status gizi dengan keluhan yang dialami?
1.2.3
Usia anak kurang dari 5 tahun lebih sering didapatkan batuk dan kesulitan bernapas
akibat infeksi pada tenggorokan dan pita suara karena virus parainfluenza atau respiratory
syncytial virus (RSV). Penyakit ini akan menyebabkan kotak suara (laring) dan jalan nafas
ke paru-paru (trakea) mengalami pembengkakangan, kadang-kadang membuat sulit untuk
bernapas. Dan akan mengakibatkan batuk, suara serak, dan, dalam kasus yang lebih berat,
suara bernada tinggi saat bernapas serta kesulitan bernapas.

Croup dapat terjadi pada anak-anak dengan usia 6 bulan sampai 15 tahun, tetapi kasus
yang paling umum terjadi antara 6 bulan sampai 3 tahun dengan puncak pada 18 bulan. Ini
adalah penyebab paling umum dari gangguan pernapasan bagian atas pada bayi dan anak-
anak. Sedangkan perbandingan kaus croup pada anak laki-laki dan perempuan yaitu 1,4:1.
Status gizi Yudi yang masih dalam kategori baik ( -2 sampai 2 SD) dan tidak memiliki
hubungan dengan kejadian croup yang dialami Yudi.
MUTIA MUSTIKA SARI 08011181419004

2. Tiga hari sebelumnya, Yudi menderita panas tidak tinggi disertai batuk pilek. Batuk
terdengar kasar, seperti anjing menyalak.
b. Apa makna klinis batuk terdengar kasar, seperti anjing menyalak? 10.1.2
Batuk seperti menyalak (menggonggong) umumnya disebabkan oleh inflamasi atau
pembengkakan pada saluran napas atas. Kebanyakan batuk ini disebabkan oleh
croup, yakni inflamasi pada laring (pangkal tenggorok) dan trakea (batang
tenggorok). Anak dibawah 3 tahun cenderung terserang croup karena batang
tenggoroknya sempit.
Peradangan difus, eritema, dan edema yang terjadi pada dinding trakea
menyebabkan terganggunya mobilitas pita suara serta area subglotis mengalami
iritasi. Hal ini menyebabkan suara pasien menjadi serak (parau). Aliran udara yang
melewati saluran respiratori-atas mengalami turbulensi sehingga menimbulkan
stridor, selain itu udara yang melewati saluran yang menyempit akibat edema akan
menyebabkan terjadinya batuk seperti anjing menyalak (barking cough) diikuti
dengan retraksi dinding dada (selama inspirasi). Pergerakan dinding dada dan
abdomen yang tidak teratur menyebabkan pasien kelelahan serta mengalami
hipoksia dan hiperkapnea.
MUTIA MUSTIKA SARI 08011181419004
3. Apa makna klinis bibir dan mukosa tidak sianosis, kulit tidak pucat dan tidak motled?
Sianosis adalah warna kebiru-biruan pada kulit dan selaput lendir yang terjadi
akibat peningkatan jumlah absolut Hb tereduksi (Hb yang tidak berikatan dengan
O2). Sianosis biasanya tidak diketahui sebelum jumlah absolut Hb tereduksi
mencapai 5 gram per 100 mlatau lebih pada seseorang dengan konsentrasi Hb
normal (saturasi oksigen [SaO2] kurang dari 90 %).
Bibir dan mukosa anak tidak sianosis menunjukkan bahwa perfusi oksigen ke
jaringan masih baik dan sel-sel di jaringan tidak mengalami hipoksia akibat
kekurangan oksigen.
Mottled skin dapat terjadi karena adanya spasme pembuluh darah atau
abnormalitas sirkulasi pada permukaan kulit yang membuat kulit terlihat mottled dan
seperti gambaran jaring dengan batas yang berbeda. Tidak adanya mottled skin
menandakan bahwa tidak adanya spasme pembuluh darah superfisial pada anak
dalam kasus ini.

Gambar 1. Mottled Skin


Sumber :
http://imaging.ubmmedica.com/consultantlive/images/articles/2006/01012006/0601ConPECutisC.j
pg

3. Kemudian dokter melakukan survey primer. Jalan napas tidak terlihat lendir
maupun benda asing, tonsil T1/T1 dan faring dalam batas normal. RR 45X/menit,
napas cuping hidung (+) gerakan dinding dada simetris kiri dan kanan, tampak
retraksi suprasternal dan selaiga. Suara napas vesicular. Tidak ada ronki. Tidak
terdengar wheezing. SpO2 95%.
a. Interpretasi dan mekanisme abnormal pada survey primer?
No Pemeriksaan Interpretasi Mekanisme Abnormal
MUTIA MUSTIKA SARI 08011181419004
1. Jalan napas tidak Normal -
terlihat lendir maupun Tidak ada
benda asing obstruksi
jalan napas.
2. Tonsil T1/T1 dan Normal -
faring dalam batas
normal.
3. RR 45X/menit Meningkat Peningkatan RR terjadi karena adanya
(Abnormal) mekanisme kompensasi/ usaha untuk
N: 24-40 memenuhi kebutuhan oksigen
x/menit
4. Napas cuping hidung Pada bayi dan batita tulang sternum masih berbentuk
(+) gerakan dinding kartilago yang fleksibel). Pada sesak nafas berat, otot-
dada simetris kiri dan otot tambahan inspirasi (misalnya m.
kanan, tampak retraksi sternocleidomastoideus, m. alae nasi, m. scaleni) akan
suprasternal dan bekerja untuk memaksimalkan pengembangan paru
selaiga. sehingga terjadi retraksi otot-otot dinding dada dan
napsa cuping hidung.
5. Suara napas vesicular. Normal -
Tidak ada ronki. Tidak
terdengar wheezing.
SpO2 95%.
MUTIA MUSTIKA SARI 08011181419004

5. b. Apa pemeriksaan yang belum dilakukan pada survey primer? 10.1.2


MUTIA MUSTIKA SARI 08011181419004

Pemeriksaan fisik untuk diagnosis yang bisa dilakukan yaitu Pediatric Assessment
Triangle (PAT) dan Primary Survey. PAT meliputi evaluasi appearance, effort of breathing,
dan circulation of the skin. PAT dilakukan sangat singkat sekitar 1-4s dengan pengamatan
tanpa menuentuh anak. Setelah PAT dilanjutkan dengan primary survey (ABCDE).

Appearance atau penampilan meliputi: T(tonus), I(interaksi), C(consolability, rewel tapi


begitu dipegang orang yang tidak disuka menjadi diam), L(lihat), S(speak atau menangis).

Effort of breathing atau upaya nafas meliputi: sura nafas (stridor, wheezing, grunting, altered
speech), posisi tubuh (head hobbing, tripoding/ menyangga tubuh dengan tangan waktu
bernafas), retraksi (supraclavicular, intercostal, substernal retraction of chest wall), flaring
(cuping hidung).

Circulation dinilai untuk mengetahui kecukupan CO dan perfusi ke organ vital, yaitu pallor
(anemi yang disebabkan perubahan warna kulit dari berkurangnya aliran darah perifer),
mottling (bercak kebiruan pada kulit seperti sarang laba-laba yang bisa saja terjadi pada
kondisi normal, kedinginan, atau pada anak obese), nadi cepat melemah, akral dingin, kutis
marmorata. Gawat sifatnya jika disertai gangguan lain (sianosis).
MUTIA MUSTIKA SARI 08011181419004
Apabila 3 aspek diatas PAT normal maka anak dikatakan dalam keadaan stabil. Status
kegawatan lainnya meliputi: gagal nafas (upaya nafasnya tidak normal dengan ditandai
respiratosri ratenya meningkat), syok/renjatan (sirkulasi abnormal), dan gagal cardiopulmonal
(3 aspek PAT abnormal).

Dengan demikian pada kasus, tidak terdapat data atau tidak dilakukan penilaian terhadap
temperatur, Tekanan darah dan Capillary Refill Time.

6. Bagaimana tatalaksana awal pada anak yang kesulitan bernapas? 2.3.4


MUTIA MUSTIKA SARI 08011181419004
MUTIA MUSTIKA SARI 08011181419004

Children with any of the following signs are likely to have hypoxaemia:

central cyanosis
nasal flaring
inability to drink or feed (when this is due to respiratory distress)
grunting with every breath
depressed mental state (i.e. drowsy, lethargic).

In some situations, and depending on their overall clinical condition, children with the following less
specific respiratory signs may also have hypoxaemia:

severe lower chest wall indrawing


respiratory rate of 70/min
head nodding (i.e. a nodding movement of the head, synchronous with the respiration and
indicating severe respiratory distress).
MUTIA MUSTIKA SARI 08011181419004

7. Template

a. Diagnosis kerja 1.2.3


Croup
b. Epidemiologi (penyakit tersering pada anak) 10.1.2
MUTIA MUSTIKA SARI 08011181419004
Sindrom croup biasanya terjadi pada anak berusia 6 bulan6 tahun, dengan puncaknya
pada usia 12 tahun. Akan tetapi, croup dapat juga terjadi pada anak berusia 3 bulan dan
di atas 15 tahun. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak
perempuan, dengan rasio 3:2. Angka kejadiannya meningkat pada musim dingin dan
musim gugur, tetapi penyakit ini tetap dapat terjadi sepanjang tahun. Pasien croup
merupakan 15% dari seluruh pasien dengan infeksi respiratori yang berkunjung ke dokter.
Kekambuhan sering terjadi pada usia 36 tahun dan berkurang sejalan dengan
pematangan struktur anatomi saluran respiratori-atas. Hampir 15% pasien sindrom croup
mempunyai keluarga dengan riwayat penyakit yang sama.
c. Komplikasi 2.3.4
Pada 15% kasus dilaporkan terjadi komplikasi, misalnya otitis media, dehidrasi, dan
pneumonia (jarang terjadi). Sebagian kecil pasien memerlukan tindakan intubasi. Gagal
jantung dan gagal napas dapat terjadi pada pasien yang perawatan dan pengobatannya
tidak adekuat.

LEARNING ISSUE

A. ANATOMI SALURAN PERNAPASAN

1. Anatomi
MUTIA MUSTIKA SARI 08011181419004
Organ pernafasan berguna bagi transgportasi gas-gas dimana organ-organ pernafasan
tersebut dibedakan menjadi bagian dimana udara mengalir yaitu rongga hidung,
pharynx, larynx, trakhea, dan bagian paru-paru yang berfungsi melakukan pertukaran
gas-gas antara udara dan darah.
a. Saluran nafas bagian atas, terdiri dari:
1) Hidung yang menghubungkan lubang-lubang sinus udara paraanalis yang masuk
kedalam rongga hidung dan juga lubang-lubang naso lakrimal yang menyalurkan air
mata kedalam bagian bawah rongga nasalis kedalam hidung
2) Parynx (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar teanggorokan sampai
persambungannya dengan esophagus pada ketinggian tulang rawan krikid maka
letaknya di belakang hidung (naso farynx), dibelakang mulut(oro larynx), dan
dibelakang farinx (farinx laryngeal)
b. Saluran pernafasn bagian bawah terdiri dari :
1) Larynx (Tenggorokan) terletak di depan bagian terendah pharnyx yang memisahkan
dari kolumna vertebra, berjalan dari farine-farine sampai ketinggian vertebra servikalis
dan masuk ke dalam trakhea di bawahnya.
2) Trachea (Batang tenggorokan ) yang kurang lebih 9 cm panjangnya trachea berjalan
dari larynx sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis ke lima dan ditempat ini
bercabang menjadi dua bronchus (bronchi).
3) Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira
vertebralis torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea yang dilapisi
oleh jenis sel yang sama. Cabang utama bronchus kanan dan kiri tidak simetris.
Bronchus kanan lebih pendek, lebih besar dan merupakan lanjutan trachea dengan
sudut lancip. Keanehan anatomis ini mempunyai makna klinis yang penting.Tabung
endotrachea terletak sedemikian rupa sehingga terbentuk saluran udara paten yang
mudah masuk kedalam cabang bronchus kanan. Kalau udara salah jalan, makap tidak
dapat masuk kedalam paru-paru akan kolaps (atelektasis).Tapi arah bronchus kanan
yang hampir vertical maka lebih mudah memasukkan kateter untuk melakukan
penghisapan yang dalam. Juga benda asing yang terhirup lebih mudah tersangkut dalam
percabangan bronchus kanan ke arahnya vertikal. Cabang utma bronchus kanan dan kiri
bercabang-cabang lagi menjadi segmen lobus, kemudian menjadi segmen bronchus.
Percabangan ini terusmenerus sampai cabang terkecil yang dinamakan bronchioles
terminalis yang merupakan cabang saluran udara terkecil yang tidak mengandung
MUTIA MUSTIKA SARI 08011181419004
alveolus.Bronchiolus terminal kurang lebih bergaris tengah 1 mm.bronchiolus tidak
diperkuat oleh cincin tulang rawan, tetapi di kelilingi oleh otot polos sehingga
ukurannya dapat berubah, semua saluran udara dibawah bronchiolus terminalis disebut
saluran pengantar udara karena fungsi utamanya dalah sebagai pengantar udara
ketemapat pertukaran gas paru-paru.Diluar bronchiolus terminalis terdapat asinus yang
merupakan unit fungsional paru-paru, tempat pertukaran gas. Asinus terdiri bronchiolus
respiratorius, yang kadang- kadang memiliki kantung udara kecil atau alveoli yang
bersal dari dinding mereka.Duktus alveolaris yang seluruhnya dibatasi oleh alveolus
dan sakus alveolaris terminalis merupakan struktur akhir paru-paru.
4) Paru merupakan organ elastik berbentuk kerucut yang terletak dalam rongga toraks
atau dada. Kedua paru-paru saling terpisah oleh mediastinum central yang mengandung
jantung dan pembuluh-pembuluh darah besar.Setiap paru mempunyai apeks (bagian
atas paru) dan dasar.Pembuluh darah paru dan bronchial, bronkus, saraf dan pembuluh
limfe memasuuki tiap paru pada bagian hilus dan membentuk akar paru.Paru kanan
lebih daripada kiri,paru kanan dibagi menjadi tiga lobus dan paru kiri dibagi menjadi
dua lobus. Lobus-lobus tersebut dibagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan
segmen bronchusnya. Paru kanan dibagi menjadi 10 segmen sedangkan paru dibagi 10
segmen.Paru kanan mempunyai 3 buah segmen pada lobus inferior, 2 buah segmen
pada lobus medialis, 5 buah pada lobus superior kiri. Paru kiri mempunyai 5 buah
segmen pada lobus inferior dan 5 buah segmen pada lobus superior.Tiap-tiap segmen
masih terbagi lagi menjadi belahanbelahan yang bernama lobules. Didalam lobolus,
bronkhiolus ini bercabang- cabang banyak sekali, cabang ini disebut duktus
alveolus.Tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2-
0,3mm. Letak paru dirongga dada di bungkus oleh selaput tipis yang bernama selaput
pleura.
MUTIA MUSTIKA SARI 08011181419004
B. PERBEDAAN ANATOMI ANAK DAN DEWASA

Perbedaan Anatomi :

- Lidah anak lebih besar dibandingkan dengan kavitas oralnya


- Mandibula lebih kecil
- Bifurcatio trakea lebih tinggi
- Anak memiliki membran krikothiroid lebih kecil

Perbedaan Fisiologi :

- Anak memiliki konsumsi basal oksigen mendekati 2x dewasa


- Anak mendesaturasikan lebih banyak dan lebih cepat oksigenasinya daripada orang
dewasa.
- Penggunaan otot bantu pernapasan pada anak meningkatkan konsumsi oksigen
sehingga anak lebih cepat kelelahan respiratory arrest
- Penyebab cardiac arrest paling banyak adalah insufisiensi respirasi
MUTIA MUSTIKA SARI 08011181419004
DAFTAR PUSTAKA

http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/RS04_Laringotrakeitis-Q.pdf
diakses 25 September 2017.

https://www.scribd.com/doc/20805924/PEMERIKSAAN-FISIK-PARU-2 diakses 25
September 2017.

https://www.health.ny.gov/professionals/ems/pdf/pediatricreferencecard-04.pdf diakses 25
September 2017.

http://www.nottingham.ac.uk/paediatric-guideline/breathingguideline.pdf diakses 25
September 2017.

http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/204584/1/9789241549554_eng.pdf diakses 25
September 2017.

Anda mungkin juga menyukai