PENDAHULUAN
Penyakit pernapasan yang biasa dijumpai pada anak adalah penyakit pernapasan bayi
baru lahir, infeksi saluran nafas akut, asma, infeksi spesifik, dan lain-lain.Untuk pencitraan
saluran nafas anak, foto polos thoraks merupakan teknik paling sederhana namun sangat
bermanfaat untuk menegakkan diagnosis saluran nafas.Keuntungan lain pemeriksaan ini ialah
dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan penyakit atau hasil terapi. Temuan radiologis
pada anak sangat berbeda dengan orang dewasa karena perkembangan fisiologis yang belum
sempurna.(1,2,3,4,5,6)
Periode janin akhir-neonatus awal merupakan waktu kehidupan dengan angka mortalitas
tertinggi dibandingkan setiap interval usia. Angka mortalitas neonatal meliputi semua bayi yang
meninggal selama periode yang dimulai sesudah lahir dan berlanjut sampai dengan usia 28 hari.
Angka ini juga dinyatakan sebagai jumlah kematian per 1000 kelahiran hidup.Bayi berat badan
lahir rendah menyebabkan dua pertiga dari seluruh kematian neonatal.Umumnya 2% dari seluruh
bayi baru lahir mengalami masalah di daerah traktus respiratorius.Dengan berkurangnya berat
badan dan maturitas, masalah di daerah traktus respiratorius meningkat lebih besar. 50%
neonatus dengan berat badan 2 kg dan 95% neonatus dengan berat badan dibawah 1000 gram
mengalami gangguan tersebut.1
Gangguan pernapasan / distress pernapasan merupakan masalah yang sering dijumpai
pada hari-hari pertama kehidupan bayi baru lahir.Gangguan pernapasan / distress pernapasan
yang menjadi nyata dengan takipnea, retraksi interkostal, penurunan pertukaran udara ataupun
apnoe, sianosis, mendengkur saat ekspirasi, dan pelebaran cuping hidung merupakan respon
nonspesifik terhadap penyakit berat.Tidak semua gangguan yang menyebabkan distress
pernapasan neonatus merupakan penyakit paru primer. Setiap tanda kegawatan pernapasan
pascalahir merupakan indikasi untuk melakukan roentgen dada.
Selanjutnya kami akan membahas tentang RDS, RDS adalah suatu keadaan meingkatnya kerja
pernafasan yang ditandai dengan takipnea, retraksi, nafas cuping hidung, merintih/grunting,
sianosis, dan apnoe. RDs dapat diklasifikasikan menjadi TTN, HMD, Displasia bronkopulmoner,
MAS dan PPHN.
BAB II
DASAR TEORI
pertukaran gas baru sempurna pada minggu ke-34 minggu ke-36, pada saat itu alveolus sudah
mulai matang, baik bentuk maupun fungsinya.Walaupun demikian perkembangan alveolus
tersebut masih berlangsung terus dalam besar dan jumlahnya sampai bayi lahir. (1,2,3,4)
Foto thoraks paling sering dilakukan.Posisi PA & lateral tegak sulit dilakukan.Proyeksi
frontal diambil secara AP denganposisi supine, lateral supine / horizontal.Neonatus dalam
inkubator pemotretan dilakukandengan bayi tetap dalam inkubator.
Gambaran foto thoraks normal pada neonatus : (1,2,3)
-
Anteroposterio
r
Lateral
BAB III
RESPIRATORY DISTRESS PADA NEONATUS
1. PENGERTIAN
Respiratory Distress / Gangguan Pernapasan adalah suatu keadaan meningkatnya kerja
pernapasan.. (1,2,3,4,5,6)
2. GEJALA
F
F
F
F
F
F
cuping hidung, grunting) kadang dijumpai pada BBL normal tetapi tidak berlangsung lama.
Gejala ini disebabkan karena perubahan fisiologik akibat reabsorbsi cairan dalam paru bayi dan
masa transisi dari sirkulasi fetal ke sirkulasi neonatal. Bila takipnea, retraksi, cuping hidung dan
grunting menetap pada beberapa jam setelah lahir ini merupakan indikasi adanya gangguan nafas
/ distress respirasi yang harus dilakukan tindakan segera. (1,2,3)
Penyebab gangguan pernapasan / distress respirasi yang paling sering adalah Transient
Tacypnea of the Newborn (TTN), Hyaline Membrane Disease (HMD),
Displasia
Tachypnea
of
the
Newborn
(TTN)
atau
sering
juga
disebut
Transient Respiratory Distress of the Newborn (TRDN) adalah penyakit self-limited disease
yang terjadi pada banyak bayi di seluruh dunia dan dihadapi oleh semua dokter yang merawat
bayi baru lahir. Bayi baru lahir dengan TTN yang baru lahir dalam beberapa jam pertama
kehidupan dengan takipnea, terjadi peningkatan kebutuhan oksigen, dan ABGs yang tidak
mencerminkan retensi karbon dioksida. (1,2,3)
2. ETIOLOGI
TTN disebut juga wet lungs atau respiratory distress syndrome tipe II yang dapat
didiagnosis beberapa jam setelah lahir. TTN tidak dapat didiagnosis sebelum lahir. TTN dapat
terjadi pada bayi prematur (paru-paru bayi prematur belum cukup matang) ataupun bayi cukup
bulan. Penyebab TTN lebih dikaitkan dengan beberapa faktor risiko yang meningkatkan kejadian
TTN pada bayi baru lahir. Faktor risiko TTN pada bayi baru lahir di antaranya:
sepanjang jalan lahir akan menekan cairan dari paru-paru untuk keluar. Perubahan hormon
selama persalinan juga berperan pada penyerapan cairan di paru-paru. Bayi yang kecil atau
prematur atau yang lahir melalui jalan lahir dengan durasi singkat atau dengan secar tidak
mengalami penekanan yang normal terjadi dan perubahan hormonal seperti kelahiran normal,
sehingga mereka lebih berisiko mengalami penumpukan cairan di paru-paru saat mereka menarik
napas untuk pertama kali. (1,2,3,4,5,6)
3. GEJALA
Selain tanda dan gejala tersebut, bayi dengan TTN tampak seperti bayi lainnya
4. GAMBARAN RADIOLOGIS
Gambaran radiologi :
-
Pasien 2
bronchogram.
Namun
gambaran
ini
bukan
patognomonik
RDS. (1,2,3,4,5,6)
2. ETIOLOGI
Kegagalan mengembangkan functional residual capacity (FRC) dan kecenderungan dari
paru yang terkena untuk mengalami atelektasis berhubungan dengan tingginya tegangan
permukaan dan absennya phosphatydilglycerol, phosphatydilinositol, phosphatydilserin,
phosphatydilethanolamine dan sphingomyelin. (4)
4. GAMBARAN RADIOLOGIS
Gambaran radiologi :
-
HMD klasik :
Thoraks berbentuk seperti lonceng karena aerasi tidak adekuat ke seluruh bagian paru.Volume
paru berkurang, parenkim paru menunjukkan retikologranular difus serta adanya gambaran air
bronchogram sampai ke perifer.
HMD sedang :
Gambaran retikulogranular lebih jelas dan terdistribusi secara uniform.Paru mengalami
hipoaerasi disertai peningkatan air bronchogram.
HMD berat :
Gambaran opak retikulogranuler pada kedua paru.Air bronchogram nyata, gambaran jantung
sukar dinilai.Terdapat area kistik di paru kanan, menunjukkan alveoli yang berdilatasi atau awal
dari pulmonary interstitial emfisema.
Grade 1
Grade 2
Grade 3
Grade 4
Bronchopulmonary dysplasi (BPD) adalah penyakit kronik, bersifat progresif dan tidak
diketahui penyebabnya ditandai adanya edema paru, hipertrofi bronkiolus dan alveolus,
dan kebutuhan oksigen yang sepanjang waktu(4)
.
2. ETIOLOGI
Akibat komplikasi penggunaan ventilator :
Perlukaan alveoli, mukosa bronkus, struktur vascular pulmo nekrosis, edema,
metaplasia epitel(4).
3. GEJALA KLINIS
F
F
F
F
Gambaran radiologi :
-
Gambaran radiologi
F
F
F
tergantung penyakit yang mendasarinya. Digunakan untuk mendiagnosa kelainan paru yang
mendasari.
PPHN dapat terjadi pada bayi term dan posterm. Faktor predisposisinya antara lain
asfiksia saat lahir, pneumonia akibat aspirasi mekonium, sepsis onset dini, HMD, dll. PPHN
sering kali bersifat idiopatik. Penemuan tersebut menyebabkan adanya perkiraan mengenai
penyebab PPHN yaitu defek produksi nitrit oksida. Pada neonatus normal, segera sesudah lahir
terjadi perubahan sirkulasi yang didorong oleh meningkatnya masukan O2 dan turunnya
resistensi vaskuler paru. Resistensi vaskular paru turun 80 % dalam 12 24 jam pertama
kehidupan, dan mencapai kadar normal dalam 2 4 minggu. Proses ini melibatkan 2 mediator
utama yaitu nitrit oksida (vasodilator) dan endothelin-1 (vasokonstriktor). Insidensi PPHN
adalah 1 / 500 1500 kelahiran hidup dengan adanya varian yang luas
BAB IV
PENUTUP
Penyakit saluran pernapasan merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian
yang paling sering dan penting pada anak, terutama pada bayi, karena saluran pernafasannya
masih sempit dan daya tahan tubuhnya masih rendah. Disamping faktor organ pernafasan ,
keadaan pernafasan bayi dan anak juga dipengaruhi oleh beberapa hal lain, seperti suhu tubuh
yang tinggi, terdapatnya sakit perut, atau lambung yang penuh. Penilaian keadaan pernafasan
dapat dilaksanakan dengan mengamati gerakan dada dan atau perut.
Gangguan Nafas / Respiratori distress ditandai dengan pernafasan> 60 80 kali/menit,
retraksi intercostal, nafas cuping hidung, grunting, sianosis. Bila takipnea, retraksi, cuping
hidung dan grunting menetap pada beberapa jam setelah lahir ini merupakan indikasi adanya
gangguan nafas / distress respirasi yang harus dilakukan tindakan segera.
Meskipun harapan hidup pada bayi meningkat, prognosis bayi dengan atau tanpa sekuel
masalah respirasi dan neurologi sangat tergantung pada berat badan waktu lahir dan umur
kehamilan.Kebanyakan bayi sekarang sembuh kurang dari 14 hari dengan komplikasi minimal.
Jika menggunakan ventilasi mekanik lebih dari 2 minggu maka insiden Bronchopulmonary
Dysplasia (BPD) akan meningkat. Sebanyak 10 % dari mereka meninggal pada usia 2 tahun
karena kegagalan pernafasan, infeksi paru dan mati mendadak
DAFTAR PUSTAKA
1. Rasad, Sjahriar. 2010. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua. Balai Penerbit FK UI, Jakarta. Hal :
2.
3.
4.
5.
393-401
Palmer, P.E.S. Petunjuk Membaca Foto Untuk Dokter Umum. EGC, Jakarta. Hal : 81-83
Patel, Pradip R. Lecture Notes Radiologi. Penerbit Erlangga, Jakarta. Hal : 237-240
Nelson. Ilmu Kesehatan Anakedisi 15 volume 1. EGC, Jakarta. Hal : 589-606
Buku kuliah ilmu kesehatan anak jilid 3. Staf pengajar ilmu kesehatan anak FKUI, 1985 Jakarta.
Hal : 1081-1089
6. Ward, Jeremy P.T. At a Glance Sistem Respiratory, Edisi kedua. Penerbit Erlangga, Jakarta. Hal :
40-43