Anda di halaman 1dari 43

LUKA BAKAR AIR PANAS DERAJAT IIA-IIB

37,5%

Siti Hanifahfuri Silverrikova, S.Ked

Pembimbing:
dr. Ayatullah, Sp.B
Outline
• Pendahuluan
• Status Pasien
• Tinjauan Pustaka
• Analisis Kasus
Pendahuluan
• Luka bakar adalah cedera pada kulit dan jaringan sekitarnya akibat suhu, bahan kimia, listrik
atau radiasi.
• Di Indonesia, belum ada angka pasti mengenai luka bakar, tetapi dengan bertambahnya
jumlah penduduk dan industri, angka luka bakar juga semakin meningkat.
• Penyebab luka bakar pada dewasa paling banyak disebabkan oleh api 44% dan anak paling
banyak disebabkan oleh air panas 55%.
• Luka bakar menyebabkan hilangnya integritas kulit dan juga menimbulkan efek
sistemik yang sangat kompleks.
• Selain beratnya luka bakar, umur dan keadaan kesehatan penderita sebelumnya
merupakan faktor yang sangat mempengaruhi prognosis.
Status Pasien
IDENTIFIKASI
Nama : An.DA
Umur / Tanggal Lahir : 21 bulan/8 September 2016
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama Ayah : Tn. E
Nama Ibu : Ny. A
Alamat : Tulung Selapan
Suku Bangsa : Indonesia
MRS : 4 Juni 2018
ANAMNESA
(Alloanamnesis dengan ibu kandung penderita, 4 Juni 2018 pukul 10.00 WIB)
Keluhan Utama : Luka bakar air panas

Riwayat Perjalanan Penyakit


• Kurang lebih 1 hari SMRS, pasien tersiram air panas di muka, badan, tangan kanan dan kiri, serta kaki
kanan dan kiri. Kulit pada tubuh pasien yang terkena siraman air panas bewarna kemerahan sampai
berbentuk gelembung berisi cairan dan ada yang pecah dengan dasar kulit kemerahan dan putih. Pasien
dibawa kebidan dan diberikan salep. Pasien tampak rewel dan masih mau minum. Buang air kecil dan
buang air besar biasa. Pasien di bawa ke puskesmas tanjung raja dan dirujuk ke RSUD Kayu Agung.
Survey Primer

Airway (A) : Tidak ada sumbatan jalan napas, darah (-), muntah(-),
snooring (-),gurgling (-), c-spine stabil.
Breating (B) : Napas spontan, gerakan dinding thoraks simetris, tampak
luka bakar pada dinding toraks, RR: 32x/mnt
Circulation (C) : Akral hangat, CRT < 2”, pucat(-), HR: 98x/mnt, reguler,
isi dan tegangan cukup.
Disability (D) :Sens: Alert, Reflek cahaya (+/+), isokor
Exposure (E) : Luka bakar di wajah, tangan kanan dan kiri, dada, perut,
kaki kanan dan kiri.Luas luka bakar dihitung.
Penanganan di IGD
Airway (A) : Clear
Breating (B) : Oksigen 8 lpm dengan nasal kanul
Circulation (C) : Pasang IV line  Resusitasi cairan (Formula Baxter)
IVFD RL sesuai derajat luka bakar 37,5%
2 cc x BB x luas luka bakar: 2 x 10 kg x 37.5% + cairan maintenance = 1500 cc
Untuk 8 jam pertama berikan 750 cc = 31 tts/mnt
Untuk 16 jam berikutnya berikan 750 cc = 15 tts/mnt
Disability(D) :-
Exposure (E) : Bebaskan pakaian yang dikenakan oleh pasien
• Luka dibersihkan dengan Nacl lalu diolesi dengan silver sulfadiazine dan ditutup dengan
supratul dan kassa tebal.
• Ij. Ampicilin 3x330 mg (IV)
• Ij. Paracetamol 3x120 mg (IV)
• Rawat Inap
• Lakukan pergantian perban dan perawatan luka berkelanjutan
Secondary Survey
Status generalis
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• Nadi : 98 x/menit, reguler, isi dan tegangan: cukup
• Pernapasan : 34 x/menit
• Suhu : 36.5°c
• SpO2 : 99%
• Berat Badan : 10 kg
• Tinggi Badan : 80 cm
• Status Gizi : BB/U : -2<z<0 SD (normal)
PB/U : -2<z<0 SD (normal)
BB/PB : 0 SD (normal)
Kesan: Gizi Baik
Keadaan Spesifik
• Kepala
Terdapat luka bakar pada pipi kanan, bula pecah dengan dasar merah
• Bentuk : Normosefali, ubun-ubun cekung (-)
• Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut.
• Mata : Pupil bulat, isokor, reflek cahaya +/+,konjungtiva anemis (-), mata cekung (-), sklera
hiperemis dextra (+)
• Hidung : Sekret (-), napas cuping hidung (-).
• Telinga : Sekret (-)
• Mulut :Mukosa pucat (-) Sianosis (-), edema (-),
• Tenggorokan: Faring hiperemis (-)
• Leher : Pembesaran KGB (-)

Thorak
Paru-paru
• Inspeksi : Statis, dinamis simetris, retraksi (-/-), terdapat luka bakar dengan dasar bewarna
merah dan putih
• Palpasi : Sulit dinilai
• Perkusi : Sulit dinilai
• Auskultasi: Sulit dinilai
Jantung
Inspeksi : Iktus kordist idak terlihat
Palpasi : Sulit dinilai
Perkusi : Sulit dinilai
Auskultasi : Sulit dinilai

Abdomen
Inspeksi : Datar, terdapat luka bakar dengan dasar bewarna merah dan putih.
Auskultasi : Sulit dinilai
Palpasi : Sulit dinilai
Perkusi : Sulit dinilai

Lipat paha : Pembesaran KGB (-)


Genitalia : Labiya mayora (+), labiya minora (+), vagina (+)
Ekstremitas :Akral hangat (-), pucat (-), edema (-), CRT <2 detik, luka bakar pada
tangan kanan kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri, bula (+).
Luas Luka Bakar:
• Regio Facialis: 4,5%
• Regio thoracoabdominalis: 16%
• Regio Extremitas superior dextra: 9%
• Regio Extremitas superior sinistra: 4%
• Regio femoralis + pedis dextra : 3%
• Regio Femoralis sinistra: 1%
Total : 37,5%

D.DAFTAR MASALAH
Luka Bakar air panas
E.Pemeriksaan Penunjang (tanggal 04 Juni 2018)
Laboratorium
Hb : 14,8 g/dl
Hematokrit : 44 vol%
Leukosit : 6.300/mm3
Trombosit : 509.000/mm3
Ureum : 18 mg/dl
Kreatinin : 0,6 mg/dl
Natrium : 135 mg/dl; Kalium: 4,3 mg/dl; Klorida: 107 mg/dl
CRP :+
Hitung Jenis Neutrofil : 58,3 %
Limfosit : 30,8%
M.E.B : 10,9%

F. DIAGNOSIS KERJA
Luka Bakar air panas derajat IIA-IIB 37,5%
G. Tatalaksana
Airway (A) : Clear
Breating (B) : Oksigen 8 lpm dengan nasal kanul
Circulation (C) : Pasang IV line  Resusitasi cairan (Formula Baxter)
IVFD RL sesuai derajat luka bakar 37,5%
2 cc x BB x luas luka bakar: 2 x 10 kg x 37.5% + cairan maintenance = 1500 cc
Untuk 8 jam pertama berikan 750 cc = 31 tts/mnt
Untuk 16 jam berikutnya berikan 750 cc = 15 tts/mnt
Disability (D) :-
Exposure (E) : Bebaskan pakaian yang dikenakan oleh pasien
Luka dibersihkan dengan Nacl lalu diolesi dengan silver sulfadiazine dan
ditutup dengan supratul dan kassa tebal.
• Ij. Ampicilin 3x330 mg (IV)
• Ij. Paracetamol 3x120 mg (IV)
• Rawat Inap
• Lakukan pergantian perban dan perawatan luka berkelanjutan
H.PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia at bonam
• Quo ad functionam : dubia at bonam
• Quo ad sanationam : dubia at bonam
Follow up Tanggal 5 Juni 2016

S : Demam
O : Sens: CM
N: 110x/menit, RR: 26x/menit, T: 38,1oC, SpO2: 99%
Kepala: Konjungtiva anemis (-), mata cekung (-),sklera hiperemis dextra (+),Nafas cuping hidung (-)
Thorax:
Paru: Simetris, retraksi (-), palpasi, perkusi, auskultasi sulit dinilai
Cor: Ictus Cordis tidak terlihat, palpasi, perkusi, auskultasi sulit dinilai
Abdomen: datar, palpasi, perkusi, auskultasi tidak sulit dinilai
Ekstremitas: akral hangat, CRT<2”
Luas Luka Bakar:
Regio Facialis: 4,5%
Regio thoracoabdominalis: 16%
Regio Extremitas superior dextra: 9%
Regio Extremitas superior sinistra: 4%
Regio femoralis + pedis dextra : 3%
Regio Femoralis sinistra: 1%
Total : 37,5%
A : Luka Bakar air panas derajat IIA-IIB 37,5% post debridement hari ke-1
P:
IVFD RL gtt x/mnt
Ij. Ampicilin 3x330 mg (IV)
Ij. Paracetamol 3x120 mg (IV)
Burnazin Salep 1x1 untuk luka bakar di badan
Gentamisin 1x1 untuk luka bakar diwajah
Follow up Tanggal 6 Juni 2016
S: Demam
O : Sens: CM
N: 112x/menit, RR: 28x/menit, T: 38,1oC, SpO2: 99%
Kepala: Konjungtiva anemis (-), mata cekung (-),sklera hiperemis dextra (+),Nafas cuping hidung (-)
Thorax:
Paru: Simetris, retraksi (-), palpasi, perkusi, auskultasi sulit dinilai
Cor: Ictus Cordis tidak terlihat, palpasi, perkusi, auskultasi sulit dinilai
Abdomen: datar, palpasi, perkusi, auskultasi tidak bisa dinilai.
Ekstremitas: akral hangat, CRT<2”
Luas Luka Bakar:
Regio Facialis: 4,5%
Regio thoracoabdominalis: 16%
Regio Extremitas superior dextra: 9%
Regio Extremitas superior sinistra: 4%
Regio femoralis + pedis dextra : 3%
Regio Femoralis sinistra: 1%
Total : 37,5%
A : Luka Bakar air panas derajat IIA-IIB 37,5% post debridement hari ke-2
P : IVFD RL gtt x/mnt; Ij. Ampicilin 3x330 mg (IV);Ij. Paracetamol 3x120 mg (IV); Burnazin Salep 1x1 untuk luka bakar di badan;
Gentamisin 1x1 untuk luka bakar diwajah
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan Fisiologi Kulit
Definisi

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.
20

Epidemiologi dan Etiologi

• Sekitar 1% dari penduduk Australia dan Selandia Baru (220.000) menderita luka bakar dan membutuhkan
perawatan
• Kecelakaan umumnya terjadi di rumah, baik untuk dewasa (56%) dan anak-anak (82%). Lokasi paling
berbahaya adalah dapur, kamar mandi, dan garasi atau gudang berisi bahan kimia
• Penyebab luka bakar paling banyak adalah:
▫ Dewasa Anak
-Air panas (55%)
 Api (44%)
- Kontak (21%)
 Air panas (28%) -Api (13%)
 Kontak (13%)
Respon Luka Bakar

Panas tidak dapat dikonduksikan secara


cepat dan baik

Kematian sel yang sangat


Koagulasi
cepat  Zona
protein
Nekrosis/Zona Koagulasi

Zona koagulasi mengalami gangguan


mikrosirkulasi, terhambatnya mikrosirkulasi 
Sekitar zona statis  daerah yang
Zona statis  tanpa tatalaksana yang baik
melepaskan mediator inflamasi yang
daerah ini dapat mengalami nekrosis
menyebabkan dilatasi pembuluh
(degradasi luka)  3-5 hari pasca luka bakar 
darah  daerah tampak kemerahan
jaringan nekrotik
(zona hiperemia)
Asessment Luka Bakar
23

LUAS LUKA BAKAR


Wallace
Rule of nine:
• Head and neck 9%
• Upper extremity 18%
• Anterior of the body 18%
• Posterior of the body 18%
• Lower extremity 36%
• Genital/perineum 1%
• Total 100%
Rule of nine pediatric:
• Kepala dan leher 18%,
• Tangan kanan 9%,
• Tangan kiri 9%,
• Dada dan perut 18%,
• Punggung 13%,
• Bokong kanan 2,5%, bokong kiri 2,5%,
• Kaki kanan 14%, kaki kiri 14%.
• Total 100%
Derajat Luka Bakar
Derajat 1
Melibatkan lap.epidermis.
Penyebab tersering adalah paparan sinar matahari /flash
injury minor (percikan api).
Derajat 2
2A: superficial+sebagian epidermis
Terdapat bula dan bila dipecahkan dasarnya bewarna
merah dan basah.
Bila disentuh sangat nyeri dan masih ada elastisitas.
2B: Deep
Bula dipecahkan dasarnya bewarna putih.
Bila disentuh tidak terlalu sakit, kehilangan elastisitas

Derajat 3:
Sudah mengenai otot dan tulang.
Permukaannya kering dan warnya kehitaman.
26

Kedalaman Luka Bakar


• Superfisial
▫ Epidermal
▫ Dermal superfisial
• Mid-dermal
• Dalam
▫ Dermal dalam
▫ Seluruh ketebalan kulit
27
Indikasi Rawat Inap pada Pasien Luka Bakar

Menurut American Burn Association, seorang pasien diindikasikan untuk dirawat inap bila:
• Luka bakar derajat III > 5%,
• Luka bakar derajat II > 10%,
• Luka bakar derajat II atau III yang melibatkan area kritis (wajah, tangan, kaki, genitalia,
perineum, kulit di atas sendi utama) risiko signifikan untuk masalah kosmetik dan
kecacatan fungsi,
• Luka bakar sirkumferensial di thoraks atau ekstremitas,
• Luka bakar signifikan akibat bahan kimia, listrik, petir, adanya trauma mayor lainnya,
atau adanya kondisi medik signifikan yang telah ada sebelumnya, atau adanya trauma
inhalasi
Tata Laksana
30

Penilaian dan Tatalaksana Emergensi Luka Bakar


• Menilai apakah ada kemungkinan cedera non-luka bakar  kecelakaan lalu lintas,
letusan/ledakan, luka bakar listrik, lompat atau jatuh saat panik
• Pasien non-komunikatif (tidak sadar, intubasi, psikotik, berada pengaruh obat)
dianggap ada cedera multipel
• Pertolongan pertama
▫ Menghentikan proses pembakaran
▫ Menurunkan suhu luka
Efektif untuk 3 jam pertama
31

PRINSIP PENANGANAN PERTAMA LUKA BAKAR

• Menghentikan proses pembakaran  Stop, Drop, Cover (face), & Roll technique
Pertolongan
pertama ; melepas pakaian
• Menurunkan suhu luka  Air mengalir 15oC (8oC–25oC) selama 20 menit

• Elevasi
• Area khusus
▫ Cedera inhalasi  intubasi lebih awal
Manajemen
awal
▫ Luka bakar perineum – kateterisasi lebih awal untuk mencegah kontaminasi
▫ Luka bakar kepala dan leher  elevasi bagian kepala untuk menghambat edema jalan napas
bagian atas

• Eskarotomi = sayatan pada kulit hingga kedalaman subkutis


32
33

Cairan inisial dengan cairan kristaloid (mis.: Larutan Hartmann atau


Fluid Plasmalyete) menggunakan Rumus Parkland(Baxter)
Dewasa: 4cc/kg BB/ Luas Luka Bakar %
Modifikasi rumus baxter pada anak:
2 cc x BB x luas Luka Bakar (%) + kebutuhan faali
½ untuk 8 jam pertama, ½ 16 jam berikutnya
Pantau: Urin, EKG, Nadi, TD, RR, AGD, dan pulse oxymetri
Analgesia Morfin IV 0,05 – 0,1 mg/kg

Radiologi : Tulang belakang servikal, Thorax, Panggul, Pencitraan lain sesuai


Test indakasi klinis

NGT
Tube  Insersi NGT pada luka bakar luas (> 10% pada anak-anak, >20%
pada dewasa)
34

MONITORING CAIRAN

• Produksi urin per jam


▫Dewasa: 0,5 cc/kgBB/hari (30-50cc/h)
▫Anak: (0,5 -2) cc/kgBB/hari
• Analisa gas darah : pH (<7,35 = asidosis), Natrium, Glukosa
• Tekanan darah
• Nadi
• Ht and Hb
35

Pemeriksaan Laboratorium

• CBC
• Albumin
• Electrolyte
• Urinalysis
• Analisis Gas Darah
Tata Laksana Lanjutan
1. Bersihkan luka dengan sabun dan air atau cairan antibakteri seperti cairan klorheksidin. Bila terdapat
bula yang besar, sebaiknya dipecahkan dari bagian dasar, kulit mati sebaiknya dibuang dengan gunting
atau jarum steril.

Derajat 1 Derajat II Derajat III


• Cuci dengan air dan sabun, • Bila terdapat bula intak, biarkan • Berikan antibiotik topikal
berikan pelembab atau antibiotic karena akan membantu • Biasanya butuh waktu minimal
penyembuhan luka 4 minggu untuk sembuh dan
topical. Dalam beberapa hari
• Bila bula sudah terbuka, buang sembuh dengan jaringan parut
akan sembuh. semua kulit mati hipertropi.
• Berikan antibiotik topikal, biasanya
• Biasanya membutuhkan eksisi
krim basitrasin (Nebacetin) atau
MEBO 2 kali sehari dan tutup
tangensial dan skin graft.
dengan penutup kering.
• Derajat II superficial biasanya
sembuh 10-14 hari sedangkan deep
sembuh dalam 3-4 minggu.

2. Gunakan Penutup
37

CLOSED WOUND MANAGEMENT

• Luka dibersihkan, debridement dan disinfeksi dengan savlon 1:30


• Oles dengan bethadhine
• Bersihkan dengan air steril
• Tutup dengan tulle
• Topical silver sulfadiazine
• Tutup dengan kassa tebal
• Buka pada hari ke 5-7 kecuali jika ada infeksi
Komplikasi
• Pada fase akut yang sering terjadi adalah syok dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
• Pada fase subakut dapat terjadi Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS), Multi-system Organ
Dysfunction Syndrome (MODS) dan Sepsis.
• Pada fase lanjutan, komplikasi yang dapat terjadi adalah parut hipertrofik dan kontraktur.
Prognosis

• Prognosis dan penanganan luka bakar terutama tergantung pada dalam dan luasnya permukaan
luka bakar, dan penanganan sejak awal hingga penyembuhan. Selain itu faktor letak daerah yang
terbakar, usia dan keadaan kesehatan penderita juga turut menentukan kecepatan penyembuhan.
Analisis Kasus

Kurang lebih 1 hari SMRS, pasien tersiram air panas di muka, badan,
tangan kanan dan kiri, serta kaki kanan dan kiri. Kulit pada tubuh
pasien yang terkena siraman air panas bewarna kemerahan sampai
berbentuk gelembung berisi cairan dan ada yang pecah dengan dasar
kulit kemerahan dan putih. Pasien dibawa kebidan dan diberikan
salep. Pasien tampak rewel dan masih mau minum. Buang air kecil
dan buang air besar biasa. Pasien di bawa ke puskesmas tanjung raja
dan dirujuk ke RSUD Kayu Agung.
Survey Primer
Airway,
Survey Sekunder Pemeriksaan
Breathing,
Penunjang
Circulation,
Disability,
Exposure
Tatalaksana

Penatalaksanaan
di IGD
Dokumentasi
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai