Anda di halaman 1dari 39

Laporan Kasus

LUKA BAKAR

Oleh : dr. Aidillah Putri

DPJP:
dr. Muhammad Arif Hidayat, Sp.B
Pendamping:
dr. Vivi Permana Sarie
dr. Awalita

RS Royal Prima Jambi


Luka Bakar
 adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas,
bahan kimia, listrik dan radiasi.
 Luka bakar berat menyebabkan morbiditas dan derajat cacat yang
relatif tinggi dibandingkan dengan cedera oleh sebab lain
 Unit Luka Bakar Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)
pada tahun 2012-2013, penyebab paling banyak yang mendasari
terjadinya luka bakar pada dewasa adalah luka bakar karena api
(53,1%), siraman air panas (19,1%), sengatan listrik (14%),
kontak dengan benda panas (5%) dan karena terkena zat kimia
(3%).
 Insidens sering terjadi dan butuh penanganan yang kompleks untuk
mencegah komplikasi
Derajat Luka Bakar
Derajat 1
-Mengenai Epidermis
-Luka tampak eritema, nyeri atau hipersensitivitas setempat
- Sembuh dalam 5-7 hari

Derajat 2
2a (papilar dermis). Kulit kemerahan, oedem dan rasa nyeri lebih berat
dari grade 2b. Terdapat bula, bila bula disingkirkan akan terlihat luka
bewarna merah muda yang basah. Luka sangat sensitive dan akan
menjadi lebih pucat bila terkena tekanan. Sembuh dalam 3 minggu.
2b (reticular dermis). Terdapat bula, permukaan luka berbecak merah
muda dan putih karena variasi dari vaskularisasi pembuluh darah.
Sembuh dalam 3-9 minggu.

Derajat 3
Seluruh kedalaman kulit .Kulit tampak pucat abu-abu gelap atau hitam,
dengan permukaan lebih rendah dari jaringan sekeliling yang masih
sehat. Tidak ada bula dan tidak nyeri.
Luas Luka Bakar
 Hand palm
 Rule of nine
Luas Luka Bakar
 Lund and Browder
LAPORAN
KASUS
Identitas Pasien

 Nama : An. MJS


 No. RM : 023813
 Tanggal Lahir : 21 Juli 2017
 Umur : 1 tahun 1 bulan
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Alamat : Ds. Suko Awin Jaya, RT 15 Ma.Jambi
 Tanggal Masuk RS: 24 Agustus 2018
Anamnesis
 Keluhan Utama
Luka bakar tersiram air panas
 Keluhan Tambahan
Luka terasa nyeri, tampak memerah, terdapat gelembung
berisi air, sebagian kulit mengelupas
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RS Royal Prima Jambi rujukan
dari Klinik PT. BBB Sawit dengan keluhan luka bakar
sejak 5 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pasien
tersiram air panas yang baru mendidih. Saat itu pasien
menjangkau gelas yang berisi air panas di atas meja saat
ibunya ingin membuatkannya teh.
 Sesaat setelah kejadian ibunya segera melepaskan
pakaian anaknya. Terdapat luka bakar pada
sebahagian dada, perut, punggung tangan kiri, paha
kiri, dan punggung kaki kanan. Luka terasa nyeri dan
terdapat gelembung berisi air. Pada dada, perut dan
punggung kaki kanan, tampak kulit yang sudah
mengelupas dengan permukaan berwarna
kemerahan.
 Sebelum di bawa ke RS luka sudah dibersihkan dan
diberi salap bioplasenton di klinik PT. Pasien hanya
mau minum dan belum mau makan karena kesakitan.
Mual, muntah, demam dan sesak nafas tidak ada.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Alergi tidak ada
Riwayat imunisasi dasar lengkap.

 Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang pernah atau sedang
mengalami hal yang sama seperti pasien.
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Compos Mentis
 GCS : E4M6V5
 Tekanan Darah :-
 Nadi : 150 x/menit
 Pernafasan : 24 x/menit
 Suhu : 36,5 0C

Data Antropometri Status Gizi


 Berat badan : 8 kg Z-Score : +2 - -2 SD
 Tinggi badan : 69 cm Kesimpulan : Normal
Kulit
 Warna : sawo matang
 Turgor : kembali cepat
 Sianosis/ Ikterus/ pucat : tidak dijumpai
Kepala
 Bentuk : normocephali.
 Rambut : hitam, sukar dicabut, distribusi merata.
 Wajah : simetris
 Mata : mata cekung (-/-), konjungtiva pucat (-/-),
sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (/), pupil
bulat isokor 3 mm/3 mm.
 Telinga : serumen (-/-), normotia.
 Hidung : sekret (-/-), nafas cuping hidung (-/-), mukosa
dan konka hiperemis (-/-),
Mulut
 Bibir : bibir kering (-), mukosa bibir lembab
(-), sianosis (-)
 Lidah : Beslag (-)
 Tonsil : T1/T1, hiperemis (-)
 Faring : hiperemis (-)
 Gigi : tidak ada kelaian
Leher
 Trakhea : terletak ditengah
 KGB : pembesaran KGB (-)
 Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar.
 Kelenjar limfe : tidak teraba membesar.
Thoraks
Inspeksi
 Statis : simetris, bentuk normochest.
 Dinamis : pernafasan torakal abdominal, Kusmaul (-),
retraksi suprasternal (-) intercostal (-).
Paru
 Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis.
 Palpasi : nyeri tekan (-), stem fremitus kanan =
stem fremitus kiri.
 Perkusi : sonor di kedua lapangan paru.
 Auskultasi : suara napas dasar vesikular (/), suara
napas tambahan rhonki (-/-) dan wheezing (-/-).
Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS IV linea aksilaris
anterior
 Perkusi : Batas-batas jantung
Atas : ICS III, linea midclavicularis sinistra.
Kiri : ICS IV, linea midclavicularis sinistra.
Kanan : ICS IV, linea parasternal dextra.
 Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler (), bising (-).
Abdomen
 Inspeksi : simetris, distensi (-)
 Palpasi : soepel (+), nyeri tekan (-)
 Perkusi : timpani (+), shifting dullness (-)
 Auskultasi : peristaltik 8x/menit, kesan normal.
Genitalia
 Tidak ditemukan kelainan

Anus
 Anus ada, hiperemis (-)

Kelenjar limfe inguinal


 Pembesaran KGB: tidak dijumpai

Ekstremitas
 Superior : ikterik (-/-), edema (-/-), pucat (-/-), akral
hangat, CRT < 2”.
 Inferior : ikterik (-/-), edema (-/-), pucat (-/-), akral
hangat, CRT < 2”.
Status Lokalis
 Regio thorakoabdominal : 16%, hiperemis, bula yang sudah pecah
 Regio dorsum manus sin : 0,5 %, hiperemis, bula (+)
 Regio femur sinistraant : 2 %, hiperemis, bula (+)
 Regio dorsum pedis dex : 0,5 %, hiperemis, bula yang sudah pecah
 Total persen luka bakar = 19% (Rule of nine)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
24-08-2018 Nilai Normal
Laboratorium
Darah Rutin
Hb 11,2 12 - 18 gr/dl
Ht 37,7 37 - 52 %
Leukosit 30.700 4.000 - 10.000/mm3
Eritrosit 5,12 4,5 - 6,2x106/mm3
Trombosit 502.000 150.000 - 450.000/mm3
Hitung Jenis
Granulosit 63,2 % * 37 - 75 %
Limfosit 28,7 % * 20 - 40 %
Monosit 8,1 % 2 - 10 %
Diabetes
Glukosa Darah
81 mg/dL ≤ 200 mg/dL
Sewaktu
Pemeriksaan Urinalisis 24-08-2018 Nilai Normal
Makroskopis
Warna Kuning muda
Kejernihan Jernih
Kimia
Blood Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif <=1 mg/dl
Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Protein Negatif Negatif
Nitrite Negatif Negatif
pH 8,0 4,5 – 8,0
Bj 1,010 1,003 – 1,035
Leucocyte Negatif Negatif
Ascrobid Acid Negatif 150.000 - 450.000/mm3
Mikroskopis (sedimen)
Leucocyte 0-5
Eritrosit 1-3
Epitel Squamus 2-4
Crystal Negatif Negatif
Cylinder Negatif Negatif
Diagnosis
Diagnosa Banding
 Luka bakar grade II A, luas 19 %
 Luka bakar grade II B, luas 19 %

Diagnosa Kerja
 Luka bakar grade II A, luas 19 %
Terapi
Farmakologis
 Cairan infus Ringer Laktat (RL) 300cc untuk 8 jam pertama 15 tpm
makro, dilanjutkan 300 cc untuk 16 jam berikutnya 8 tpm makro
 Inj. Ceftriaxone 250 mg/ 12 jam, IV (skin test)
 Inj. Paracetamol 8 cc/ 8 jam, IV
 Proris suppost 125 mg (K/P)
 Mebo salep oles tipis, tutup kassa steril + Nacl 0,9% kompres luka

Non-farmakologis
 Observasi tanda-tanda hipovolemik
 Observasi intake – output cairan (urine output di tampung/ 24 jam)
 Diet makan lunak
Prognosis
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam
 Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
Tanggal/Hari
Catatan Instruksi
Rawatan

25/08/2018 S/ nyeri pada luka bakar (+), Th/


H1 luka masih basah, -IVFD RL 6 tpm makro
BB: 8 kg makan/minum (+) -Inj. Ceftriaxone 400 mg/ 12 jam IV (skin test)
-Paracetamol infuse 8 cc/ 6 jam IV
TB: 69 cm
-Proris suppost 125 mg (K/P)
O/ TD: -
-Diet : makan lunak
HR: 102 x/i, kuat angkat
-Balance cairan : +472 cc
RR: 24 x/i
(input=output) 1.354 cc = 882 cc
T : 36,7 °C
- Urine output/24 jam=650 cc
Ass/ P/
Luka bakar grade II A, luas 19 - Anjurkan pasien banyak minum, ASI lanjutkan
% - GV luka per 2 hari
FOLLOW UP
Tanggal/Hari
Catatan Instruksi
Rawatan

26/08/2018 S/ nyeri pada luka bakar (+), Th/


H2 luka masih basah, - IVFD RL 6 tpm makro
BB: 8 kg makan/minum (+) - Inj. Ceftriaxone 400 mg/ 12 jam IV
- Paracetamol infuse 8 cc/ 6 jam IV
TB: 69 cm
- Proris suppost 125 mg, berikan sebelum GV
O/ TD: -
luka
HR: 100x/I, kuat angkat
- Diet : makan lunak
RR: 24 x/i
- Balance cairan : +664 cc
T : 36,8 °C
(input=output) 1.296 cc = 632 cc
- Urine output/24 jam=400 cc

Ass/ P/
Luka bakar grade II A, luas 19 GV luka, kompres NaCl 0,9% + Gentamisin.
% Selanjutnya oleskan MEBO pada luka dan tutup
kassa steril
FOLLOW UP
Tanggal/Hari
Catatan Instruksi
Rawatan

27/08/2018 S/ nyeri pada luka berkurang, Th/


H3 luka masih basah, - IVFD RL 6 tpm makro
BB: 8 kg makan/minum (+) - Inj. Ceftriaxone 400 mg/ 12 jam IV
- Paracetamol infuse 8 cc/ 6 jam IV
TB: 69 cm
- Proris suppost 125 mg (K/P)
O/ TD: -
- Diet : makan lunak
HR: 101 x/I, kuat angkat
- Balance cairan : +374 cc
RR: 23/i
(input=output) 1506 cc = 1132 cc
T : 37 °C
- Urine output/24 jam=900 cc
Ass/ P/
Luka bakar grade II A, luas 19 Rencana pulang besok
%
FOLLOW UP
Tanggal/Hari
Catatan Instruksi
Rawatan

28/08/2018 S/ nyeri pada luka berkurang, Th/


H4 luka mulai mengering, - IVFD RL 6 tpm makro
BB: 8 kg makan/minum (+) - Inj. Ceftriaxone 400 mg/ 12 jam IV
- Paracetamol infuse 8 cc/ 6 jam IV
TB: 69 cm
O/ TD: - - Proris suppost 125 mg (K/P)
HR: 102 x/I, kuat angkat - Diet : makan lunak
RR: 23 x/i
T : 36,7 °C

Ass/ P/ BLPL
Luka bakar grade II A, luas 19
Obat pulang
%
- Cefixime syrup 3xCth 1
- Parasetamol syrup 3xCth 1
- MEBO dioleskan pada luka
ANALISA
KASUS
Kasus Pembahasan

Pada anak-anak, penyebab utama terjadinya luka


Anak usia 1 tahun
bakar adalah karena siraman air panas (52%), diikuti
dengan karena api (26%), kontak dengan benda panas
(15%), sengatan listrik (6%) dan zat kimia (1%).3

Luka bakar tersiram Setiap tahun, lebih dari 2.500 anak meninggal karena
air panas cedera termal dan hampir 10.000 anak-anak
menderita cacat permanen yang parah akibat cedera
termal. Luka bakar termal paling umum terjadi pada
anak-anak di bawah usia tiga tahun, sementara luka
bakar api lebih sering terjadi pada anak yang lebih
tua. Pada anak, kurang lebih 60% luka bakar
disebabkan oleh air panas yang terjadi pada
kecelakaan rumah tangga, dan umumnya merupakan
luka bakar superficial, tetapi dapat juga mengenai
seluruh ketebalan kulit (deajat tiga). 1,3,4
Kasus Pembahasan

Kedalaman luka bakar ditentukan oleh tingginya suhu dan


Pasien mengeluhkan lamanya pajanan suhu tinggi. Pada kasus termasuk luka
luka terasa nyeri dan bakar grade 2a. Kerusakan mencapai kedalaman dermis
(Papilar dermis), tetapi masih ada elemen epitel sehat yang
terdapat gelembung tersisa. Elemen epitel tersebut, misalnya sel epitel basal,
berisi air (bula). Pada kelenjar sebasea, kelenjar keringan dan pangkal rambut.

dada, perut
dan Kulit tampak kemerahan, oedem dan rasa nyeri lebih berat
punggung kaki daripada luka bakar grade 1. Ditandai dengan bula yang
muncul beberapa jam setelah terkena luka. Bila bula
kanan, tampak kulit disingkirkan akan terlihat luka bewarna merah muda yang
yang sudah basah. Luka sangat sensitive dan akan menjadi lebih pucat
bila terkena tekanan. Akan sembuh dengan sendirinya
mengelupas dengan dalam 3 minggu ( bila tidak terkena infeksi), tapi warna
permukaan berwarna kulit tidak akan sama seperti sebelumnya.
kemerahan
Kasus

Terdapat luka bakar pada sebahagian


dada, perut, punggung tangan kiri,
paha kiri, dan punggung kaki kanan
Pembahasan

Region Rule of nine Lund and Browder


Thorakoabdominal 16 % 12 %
Dorsum manus Sinistra 0,5 % 1%
Femur sinistra anterior 2% 2,5 %
Dorsum pedis dextra 0,5% 1%
Region Rule of nine (19%) Lund and Browder (16,5%)

Thorakoabdominal 16 % 12 %

Dorsum manus Sinistra 0,5 % 1%

Femur sinistra anterior 2% 2,5 %

Dorsum pedis dextra 0,5% 1%


Kasus Pembahasan
Kriteria rujukan menurut American Burn Association yaitu:4
1. Luka bakar derajat II dan III lebih dari 10% luas
Pasien rujukan dari permukaan tubuh (LPT).
2. Luka bakar derajat II dan III yang mengenai wajah, mata,
klinik PT. BBB
telinga, kaki, tangan, genital atau perineum atau yang
Sawit. Di klinik luka mengenai kulit sendi-sendi utama.
3. Luka bakar derajat III berapapun usia dan luas luka
sudah dibersihkan bakarnya.
dan diberi salap 4. Luka bakar listrik termasuk tersambar petir.
5. Luka bakar kimia.
bioplasenton 6. Trauma inhalasi.
7. Adanya penyakit lain yang dapat mempersulit
penanganan, memperpanjang pemulihan atau dapat
mengakibatkan kematian.
8. Adanya cedera yang menyertainya harus ditangani dulu,
jika kondisi stabil baru dirujuk
Pada pasien ini memenuhi kriteria yang pertama, kedua, dan
ketiga. Sehingga mengindikasikan untuk dilakukan perawatan
lebih lanjut di RS.
Kasus Pembahasan
Menurut American Academy of Pediatrics, nilai normal
darah rutin pada anak usia 7 bulan – 2 tahun
Hb :10,5 – 13,00 gr/dl
Laboratorium Leukosit :6,0 - 17,0/ mm3
Trombosit: 250-600/ ul
Hb: 11,2 gr/dl
leukosit 30,7 /mm3 Peningkatan leukosit dan peningkatan trombosit pada
pasien luka bakar menandakan adanya infeksi atau
Trombo 502.000/uL inflamasi. Permukaan luka bakar meningkatkan agregasi
trombosit dan aktivasi faktor XII, yang menimbulkan
pembentukan bekuan intravascular lokal. Sebagai respon
terhadap kerusakan jaringan, trombosit yang teraktivasi
akan membentuk sumbatan trombosit dan mengeluarkan
berbagai faktor pertumbuhan. Faktor pertumbuhan tersebut
berperan penting pada fase penyembuhan luka (fase
inflamasi hingga fase remodelling).
Kasus Pembahasan
Cairan Ringer Laktat merupakan cairan yang paling fisiologis yang dapat
diberikan pada kebutuhan volume dalam jumlah besar. Digunakan sebagai
Cairan infus replacement therapy antara lain untuk syok hipovolemik, diare, trauma, dan
Ringer Laktat luka bakar. Pada kasus ini pasien dengan luka bakar sehingga terapi cairan
pada kasus ini adalah Ringer Laktat.
(RL) 300cc Formula Baxter
untuk 8 jam H-1
Dewasa : Ringer Laktat
pertama 15 tpm (4 cc X Berat badan kg X % luas luka bakar per 24 jam)
makro, Anak : Ringer Laktat : Dextran = 17:3
(2 cc X Berat badan kg X % luas luka + cairan maintenance per 24 jam)
dilanjutkan 300
cc untuk 16 jam Cairan maintenance:
10 kg pertama : berat badan X 100 cc per 24 jam
berikutnya 8 10 kg kedua : berat badan X 50 cc per 24 jam
tpm makro BB selanjutnya di atas 20 kg : berat badan X 20 cc per 24 jam
Setengah jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama, setengahnya lagi
diberikan 16 jam berikutnya.

H-2
Dewasa : ½ kebutuhan hari pertama
Anak : diberi sesuai kebutuhan faal
Kasus Pembahasan
Jika berat badan anak 8 kg, dengan luas luka bakar 19%.
Rumus baxter = (2 cc X Berat badan X % luas luka bakar) +
maintenance
= (2 X 8 X 19) + (8 x 100)
= 304 + 800 = 1104 cc/24 jam
552 cc diberikan dalam 8 jam pertama 22 tpm makro, dan sisanya
552 cc diberikan pada 16 jam berikutnya 11 tpm makro .
Untuk hari ke dua hingga selanjutnya di berikan cairan
maintenance yaitu 800 cc/24 jam 11 tpm makro.

Pada kasus ini diberikan Cairan infus Ringer Laktat (RL) 300 cc
untuk 8 jam pertama 15 tpm makro, dilanjutkan 300 cc untuk 16
jam berikutnya 8 tpm makro. Pemberian cairan kemungkinan
menggunakan rumus baxter dengan (4 X berat badan kg X persen
luka bakar) didapatkan hasil 608 cc tanpa menambah kebutuhan
faalnya. Untuk hari selanjutnya diberikan 500 cc/24 jam 6 tpm
makro
Kasus Pembahasan

Antibiotik sistemik spektrum luas diberikan untuk


Inj. Ceftriaxone 250 mencegah infeksi. Pada kasus diberikan ceftriaxone 250
mg/ 12 jam, IV (skin mg/ 12 jam, IV (skin test). Ceftriaxone adalah generasi
ketiga sefalosporin yang mempunyai aktivitas spektrum
test) yang luas terhadap bakteri gram-positif dan gram-negatif.
Dosis 50-75 mg/kgBB/hari.

Inj. Paracetamol 8 cc/ Untuk mengatasi nyeri, paling baik diberikan opiat melalui
intravena dalam dosis serendah mungkin yang bisa
8 jam, IV (K/P), menghasilkan analgesia yang adekuat namun tampa
Proris suppost disertai hipotensi. Pada kasus diberikan analgesic non opiat
paracetamol yang bersifat aman bagi anak. Diberikan 8 cc/
berikan bila nyeri 8 jam, IV. Proris suppost (ibuprofen 125 mg) berikan bila
hebat nyeri hebat. Dosis paracetamol 10-15 mg/kgBB tiap
pemberian.
Kasus Pembahasan

Penanganan local pada luka bakar dengan pemberian


Mebo salep, oles tipis golongan silver sulfadiazine dan yang terbaru MEBO
dan tutup kassa steril (moist exposure burn ointment) dengan cara
mengoleskannya pada luka. MEBO termasuk broad
+ NaCl 0,9% spectrum ointment. Preparat herbal, menggunakan zat
kompres luka alami tanpa kimiawi. Toxisitas dan efek samping belum
pernah ditemukan. Terdiri dari 2 komponen yaitu
komponen pengobatan (beta sitosterol, bacailin, berberine)
mempunyai efek analgesik, anti-inflamasi, anti-infeksi
pada luka bakar dan mampu mengurangi pembentukan
jaringan parut serta
komponen nutrisi (amino acid, fatty acid dan amylase)
yang memberikan nutrisi untuk regenerasi dan perbaikan
kulit yg terbakar. Makin cepat diberi MEBO, hasilnya
lebih baik ( dalam 4-12 jam setelah kejadian).
Kasus Pembahasan

Pemberian cairan dapat ditambah (jika perlu), misalnya


Dilakukan observasi bila penderita dalam keadaan syok, atau jika diuresis
tanda-tanda kurang. Untuk itu, pemantauan yang ketat sangat penting,
karena fluktuasi perubahan keadaan sangat cepat terutama
hipovolemik, pada fase awal luka bakar. Intinya, status hidrasi penderita
observasi intake – luka bakar luas harus dipantau teru-menerus. Keberhasilan
pemberian cairan dapat dilihat dari diuresis normal
output cairan (urine sekurang-kurangnya 1000-1500 mL/24 jam atau 0,5
output di tampung/ mL/kgBB/jam pada dewasa dan 1 mL/kgBB/jam pada
anak BB < 30 kg. Yang penting juga adalah pemantauan
24 jam) apakah sirkulasi normal atau tidak.
Pada anak dengan BB 8 kg jumlah urine output/24 jam
minimal 192 cc/24 jam (1x8x24). Pada kasus ini urine
melebihi batas minimal, sehingga disimpulkan kebutuhan
cairan terpenuhi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai