Anda di halaman 1dari 48

LUKA BAKAR GRADE II 45% EC API

Disusun oleh:
dr. Rannia Hendreka Putri
Pembimbing:
dr. Eddy Kenedy, SpB
PENDAHULUAN
LUKA BAKAR MERUPAKAN MASALAH
KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL

• 265.000 kematian setiap tahunnya akibat luka bakar.


• India, >1 juta orang menderita luka bakar sedang-berat per tahun.
WHO 2014, • Bangladesh, Columbia, Mesir, dan Pakistan, 17% anak dengan luka
bakar  kecacatan sementara dan 18% kecacatan permanen.
• Nepal, luka bakar merupakan penyebab kedua cedera tertinggi, 5%
kecacatan.

• Amerika Serikat terdapat 486.000 kasus luka bakar yang menerima


American Burn penanganan medis, 40.000 diantaranya harus dirawat di rumah
Association (2015), sakit.
• 3.240 kematian terjadi setiap tahunnya akibat luka bakar.

Penyebab terbanyak • trauma akibat kecelakaan kebakaran, kecelakaan kendaraan,


luka bakar terhirup asap, kontak dengan listrik, zat kimia, dan benda panas.
EPIDEMIOLOGI DI INDONESIA

Provinsi dengan
Di Indonesia
prevalensi
tahun 2013
tertinggi adalah

penurunan 1.5%
Bangka Belitung
dibandingkan
(1.4%).
2008 (2.2%).

0.7% Papua (2.0%)


PERMASALAHAN LUKA BAKAR

Permasalahan yang dialami oleh penderita luka bakar,

• komplikasi,
• proses penyembuhan luka bakar yang lama.

Proses penyembuhan luka dapat dibagi menjadi tiga fase,

• Pertama, fase inflamasi yang berlangsung sejak terjadinya luka hingga 3-4 hari.
• Kedua, fase proliferasi yang berlangsung sejak berakhirnya fase inflamasi hingga
hari ke-21.
• Ketiga, fase maturasi, sejak hari ke-21 hingga 1-2 tahun dimana terjadi proses
pematangan kolagen, penurunan aktivitas seluler dan vaskuler.
• Bentuk akhir : jaringan parut pucat, tipis, lemas tanpa rasa nyeri atau gatal.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. IK
Usia : 31 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Bangsa : Sumatera
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Alamat :Dusun Maur Baru, Kec.
Rupit, Kab. Muratara
MRS : 12 Maret 2019
No. RM : 162940
Anamnesis
• Keluhan Utama : Kejang paska trauma luka bakar

• Riwayat Penyakit Sekarang :

Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan luka bakar terkena bensin.

Keluhan Tambahan
Penglihatan kabur.
Riwayat perjalanan penyakit

± 5 jam SMRS os tersambar api saat akan menyalakan genset


dengan bensin. Setengah jam setelah tersambar api, os
dibawa ke RS Rupit. Os sadar penuh. Os juga mengeluh mata
perih dan pandangan kabur karena terkena letupan bensin.
Kemudian os di rujuk ke IGD RSUD Siti Aisyah Lubuk
Linggau.
Anamnesis
• Riwayat Pakit Dahulu

•Riwayat dengan keluhan yang sama sebelumnya


disangkal.
•Riwayat operasi sebelumnya disangkal
•Riwayat darah tinggi (-).
•Riwayat kencing manis (-).
Pemeriksaan Fisik
• Status Generalis
Keadaan Umum
01 Cukup. Kesadaran Compos Mentis (GCS 15)

Tekanan Darah
02 110 / 70 mmHg

Nadi
03 84 x / menit , reguler

Laju Nafas
04 24 x / menit

Suhu
05
03 36.6 0C
Pemeriksaan Fisik
• Primary Survey
Airway
Bebas, rambut atau bulu hidung tidak ada yang terbakar

Breathing
Spontan, laju nafas 24 x/menit,reguler,kedalaman cukup

Circulation
Akral hangat, CRT < 2 detik

Disability
03 GCS 15
Pemeriksaan Fisik
• Secondary survey

- Kepala : Konjunctiva anemis -/-, konjungtiva hiperemis -/-, sklera


ikterik -/-

- Leher : Peningkatan JVP (-), Pembesaran KGB (-)

- Thoraks : Simetris +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-

- Abdomen: Supel (+), Bising Usus (+) normal, nyeri tekan (-)

- Ekstremitas : Edema (-), CRT <2 detik, Akral hangat (+)


Pemeriksaan Fisik
• Status Lokalis (luka bakar)

Kepala dan leher :9%


Trunkus anterior :9%
Trunkus posterior :9%
Esktremitas atas kanan :9%
Ekstremitas atas kiri :9%
Ekstremitas bawah kanan : 0 %
Ekstremitas bawah kiri :0%
Genitalia :0%+
Total : 45 %
Pemeriksaan Penunjang (Darah Rutin)

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan


Hemoglobin : 13,9 14-17 g/dL
Hematokrit : 24,7% 41,5-50,4%
Leukosit : 14.000 4,5-11 x 103/µL
Eritrosit : 3,24 4,4-6 juta/µL
Trombosit : 249.000 150-450 ribu/µL
Eosinofil : 3,2 1-4 %
Basofil : 0,7 0-1 %
Neutrofil Batang : 10,1 2-5 %
Neutrofil Segmen : 72,1 33-66 %
Limfosit : 22,9 22-44 %
Monosit : 5,0 0-15 %
Golongan Darah : B/+
DIAGNOSIS

Luka Bakar Grade II 45% ec Api


Tatalaksana
NON FARMAKOLOGIS
•Oksigen nasal 2-4 L/menit
•Edukasi pasien dan keluarga pasien tentang
penyakit dan prognosisnya
FARMAKOLOGIS
•Terapi cairan
Rumus Bexter = 4 x BB x % Luka bakar
= 4 x 70 x 45 %
= 12.600 mL
8 jam pertama = ½ x 12.600
= 6.300 mL
Sudah masuk di RS Rupit 6 kolf = 3000 mL mulai pukul 18.00  4 jam yang lalu
Jadi 4 jam berikutnya 3300 mL ≈ (3.300 mL x 20) / 4x60 menit= 275 tts/menit
16 jam berikutnya = ½ x 12.600 = 6.300 mL ≈ (6.300 mL x 20) / 16x60= 131
tts/menit.
•Inj. Ceftriaxon 2x1 gr (IV)
•Inj. tetagram 250 IU (IM)
•Inj. ketorolac 3x30 mg (IV)
•Inj. Ranitidin 2x50 mg (IV)
•Salep Burnazine
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia
FOLLOW UP

Tanggal Perjalanan Penyakit Pengobatan


13-3-2019 S Nyeri pada luka bakar (+)  O2 2-3 L/m
O
GCS: E4M5V6, TD: 130/80 mmHg, T 36,5°C, Nadi  IVFD RL gtt 131 tpm
90x/menit, RR 22x/menit
 Inj ceftriaxone 2 x 1 gr (H-2)
Kepala : konjungtiva hiperemis (+/+), luka bakar
regio wajah (+)  Inj. ketorolac 3 x 30 mg
Thorak: Simetris, vesikuler(+), Ronki (-), wheezing  Inj. ranitidine 3 x 50 mg
(-), luka bakar regio thorax anterior et posterior (+)  Salep Mebo + Necrostomy
Abdomen: datar, BU (+), luka bakar region
 Inj. Metronidazole 3x500
abdomen (+)
Ekstermitas : akral hangat (+) nadi kuat(+) sianosis mg (H-1)
(-), luka bakar regio ekstremitas superior dextra et
sinistra (+)
Urin output: 500 cc/ 12 jam
14-3-2019 S Nyeri pada luka bakar (+)

O GCS: E4M5V6, TD: 130/80 mmHg, T 36,5°C,  IVFD RL gtt 131 tpm
Nadi 90x/menit, RR 22x/menit
 Inj ceftriaxone 2 x 1 gr
Kepala : konjungtiva hiperemis (+/+), luka
bakar regio wajah (+) (H-3)
Thorak: Simetris, vesikuler(+), Ronki (-),  Inj. ketorolac 3 x 30 mg
wheezing (-), luka bakar regio thorax anterior  Inj. ranitidine 3 x 50 mg
et posterior (+)
 Salep Mebo + GV di
Abdomen: datar, BU (+), luka bakar region
abdomen (+) kedua lengan tiap pagi
Ekstermitas : akral hangat (+) nadi kuat(+)  Inj. Metronidazole 3x500
sianosis (-), luka bakar regio ekstremitas
mg (H-2)
superior dextra et sinistra (+)
Urin output: 400 cc/ 12 jam  MST tab 2x1
15-3-2019 S Nyeri pada luka bakar (+)  IVFD RL gtt xx tpm
O
GCS: E4M5V6, TD: 130/80 mmHg, T 36,5°C,  Inj ceftriaxone 2 x 1 gr
Nadi 90x/menit, RR 22x/menit
(H-4)
Kepala : konjungtiva hiperemis (+/+), luka
bakar regio wajah (+)  Inj. ketorolac 3 x 30 mg
Thorak: Simetris, vesikuler(+), Ronki (-),  Inj. ranitidine 3 x 50 mg
wheezing (-), luka bakar regio thorax anterior  Salep Mebo + GV di
et posterior (+)
kedua lengan tiap pagi
Abdomen: datar, BU (+), luka bakar region
abdomen (+)  Inj. Metronidazole 3x500
Ekstermitas : akral hangat (+) nadi kuat(+) mg (H-3)
sianosis (-), luka bakar regio ekstremitas
 MST tab 2x1
superior dextra et sinistra (+)
Urin output: 500 cc/ 12 jam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

kerusakan dan atau


kehilangan jaringan 
kontak sumber panas atau
suhu tinggi atau suhu yang
sangat rendah.
Luka bakar
cedera pada kulit dan
jaringan sekitarnya akibat
suhu, bahan kimia, listrik,
atau radiasi.
ETIOLOGI

Penyebab luka bakar pada anak- Penyebab luka bakar pada


anak (%) dewasa (%)
Air panas 55% Nyala api 44%
Kontak langsung 21% Air panas 28%
Nyala api 13% Kontak langsung 13%
Gesekan 8% Kimiawi 5%
Listrik 1% Gesekan 5%
Kimiawi 1% Listrik 2%
Lain-lain 1% Lain-lain 3%
PEMERIKSAAN EMERGENSI DAN
TATALAKSANA

Pasien akan dikategorikan


cedera bukan luka bakar yang terlihat jelas,
• luka bakar ringan + cedera bukan luka bakar
• cedera yang mengancam jiwa  luka bakar yang tampak jelas
luka-luka yang tersembunyi.

Riwayat perjalanan

kecelakaan lalu lintas jalan raya, terutama dengan kecepatan tinggi, ledakan
Cedera listrik, terutama tegangan tinggi, melompat atau terjatuh saat melarikan diri
RESPON LOKAL DAN UMUM PADA CEDERA
LUKA BAKAR

Respon Lokal

Berdasarkan karya eksperimental yang dilakukan


pada tahun 1950 oleh Jackson di Birmingham,
sebuah model luka bakar dibuat yang membantu
pemahaman patofisiologi luka bakar.
RESPON LOKAL DAN UMUM PADA CEDERA
LUKA BAKAR

Efek Luka Bakar di Seluruh


Tubuh
Pertukaran Kapiler Normal

Abnormal Capillary
Exchange
Difusi, filtrasi, dan Vasodilatasi Hipovolemia
transportasi peningkatan Hipermetabolik
molekuler besar permeabilitas Imunosupresi
Variasi normal membran kapiler
pada filtrasi Peningkatan
kerusakan translokasi bakteri
substansi dasar
antar sel ARDS
Perubahan
seluruh tubuh
bertahun-tahun
PERTOLONGAN PERTAMA
PERAWATAN EMERGENSI LUKA BAKAR

Jangan menggunakan
balut tekan yang
Bila rujukan pasien
memperberat gangguan
Tindakan yang tepat tertunda lebih dari 8 jam,
sirkulasi pada tungkai
untuk penatalaksanaan atau pada luka yang Bersihkan luka dan
yang sebelumnya
luka adalah menutupnya telah terkontaminasi air gunakan balutan yang
memang sudah
dengan plastik atau kain tercemar atau limbah mengandung silver atau
terganggu. Balutan
bersih dan mengatur industri, maka krim silver sulfadiazin.
harus sesering mungkin
prosedur evakuasi. antimikroba topikal
dibuka untuk
harus digunakan.
menghilangkan
konstriksi.
ASESMEN LUKA

Asesmen yang tepat


dalam estimasi luas
luka bakar diperoleh
dengan melakukan
perhitungan
berdasarkan Rule of
Nines
STRUKTUR DAN FUNGSI KULIT

Luka bakar demikian merusak


karena menyebabkan
terganggunya ketujuh fungsi
utama kulit.
- Regulasi suhu
- Pengaturan sensorik
- Respon imun
- Proteksi dan invasi bakteri
- Pengendalian kehilangan
(penguapan) cairan
- Fungsi metabolik
- Fungsi estetik dan psikologi
DERAJAT KEDALAMAN LUKA BAKAR

• Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superficial), kulit


Luka Bakar derajat I: hiperemik berupa eritem, tidak dijumpai bullae, terasa nyeri karena
ujung-ujung saraf sensorik teriritas.
• Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi disertai proses eksudasi.
• Derajat II dangkal / (Superficial) IIA
• Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari
Luka Bakar derajat II:
corium/dermis.
• Derajat II dalam / Deep (IIB)
• Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa-sisa
jaringan epitel tinggal sedikit.
• Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih dalam
Luka Bakar derajat III: sampai mencapai jaringan subkutan, otot dan tulang. Organ kulit
mengalami kerusakan, tidak ada lagi sisa elemen epitel.
DERAJAT KEDALAMAN LUKA BAKAR
KRITERIA BERAT RINGAN (AMERICAN BURN
ASSOCIATION)

Luka Bakar Ringan Luka Bakar Sedang Luka Bakar Berat


• Luka bakar derajat II < 15% • Luka bakar derajat II 15-25% • Luka bakar derajat II 25%
• Luka bakar derajat II < 10% pada orang dewasa atau lebih pada orang
pada anak-anak • Luka bakar derajat II 10-20% dewasa
• Luka bakar derajat III <2% pada anak-anak • Luka bakar derajat II 20%
• Luka bakar derajat III <10% atau lebih pada anak-anak
• Luka bakar derajat III 10%
atau lebih
• Luka bakar mengenai
tangan, wajah, telinga, mata,
kaki dan genitalia/ perineum
• Luka bakar dengan cedera
inhalasi, listrik, disertai
trauma lain
1. Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
2. Urinalisis
3. Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
4. Analisis gas darah
5. Radiologi – jika ada indikasi ARDS
6. Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosis SIRS dan MODS
Resusitasi Cairan
◦ Pantau adekuasi resusitasi dengan
◦ Metode Modified Parkland: melihat:
◦ Produksi urin melalui kateter per jam
◦ 3-4 mL / kg berat badan / % luka bakar + ◦ EKG, denyut nadi, tekanan darah,
(tetes maintenance pada anak-anak) frekuensi pernapasan, analisis gas darah
arterial dan pulse oxymetri.
◦ Target urine output adalah 0.5-
2ml/kgbb/jam. Bila tidak tercapai dapat
ditambahkan 5-10ml/kgbb bolus, atau
50% 8 50% 100%
ditambah 150% dari cairan total.
jam 16 jam 24 jam
Penilaian berulang dalam 15-30 menit.
MONITORING

Setelah penanganan awal yang adekuat, monitoring yang harus


dilakukan terhadap pasien luka bakar meliputi :
• Tanda vital, meliputi tekanan darah, laju nafas, nadi, serta suhu
tubuh.
• Urin output, normal urin output pada dewasa berkisar 0.5-1 ml/kg
BB/jam, sedangkan pada anak-anak berkisar 1-2ml/kg BB/jam.
Lakukan balance cairan untuk menilai derajat rehidrasi pada pasien.
• Evaluasi resusitasi cairan, jika masih terjadi defisiensi dengan
pemberian cairan yang sudah diberikan, naikkan menjadi 10% lebih
tinggi. Jika terjadi overload cairan, kurangi menjadi 10%.
PERAWATAN LUKA

• Pada luka bakar derajat II , lakukan perawatan luka pertama kali dengan mencuci
luka dengan Nacl 500ml + Savlon 5ml.
• Lakukan manajemen eksudat serta debridemen bulla pada 72 jam pertama.
• Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri.
• Dressing bisa dilakukan dengan menggunakan bahan semi oklusif dan dapat
menjaga kelembaban luka. Dapat menggunakan film transparan,foam, silver
impregnated foam,kalsium alginat, atau selulosa.
• Berikan terapi antibiotik topikal atau sistemik
• Pemberian silver sulfadiazin (Burnazin) tidak direkomendasikan pada luka bakar
derajat II.
KOMPLIKASI

Sindroma kebocoran kapiler


Sepsis
KRITERIA RUJUKAN

ANZB menetapkan kasus-kasus berikit memerlukan rujukan ke unit luka bakar :


 Luka bakar > 10% luas permukaan tubuh pada dewasa dan >5% pada anak-anak
 Luka bakar seluruh ketebalan kulit (full thickness burns) >5%
 Luka bakar mengenai area khusus, seperti wajah, tangan, kaki, genitalia, dan perineum, persendiaan
serta luka bakar melingkar dada dan ekstremitas
 Luka bakar dengan cedera inhalasi
 Luka bakar listrik
 Luka bakar kimia
 Luka bakar dengan penyakit komorbid
 Luka bakar dengan trauma berat lainnya
 Luka bakar pada usia tertentu, anak-anak dan geriatric
 Luka bakar pada wanita hamil
 Luka bakar bukan karena kecelakaan
ANALISIS KASUS
Tn. IK, usia 31 tahun datang ke IGD RSUD Siti Aisyah dengan keluhan luka bakar di tubuhnya yang dialami
sejak 5 jam sebelum masuk rumah sakit akibat tersambar api saat menyalakan genset dengan bensin.
Nyeri (+) jika luka bakar disentuh. Pada pemeriksaan fisis ditemukan pada region kepala (9%), trunkus
anterior (9%), trunkus posterior (9%), ekstremitas atas kanan (9%) dan kiri (9%) tampak kesan luka
bakar, nyeri (+), eritema (+), pucat(+), bula (+)

Luas luka ditentukan menurut diagram rules of nine dari Wallace. Total luas
luka bakar mencapai 45% dengan grade II A – II B, sehingga digolongkan ke
dalam luka bakar sedang.
kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis yang terlihat dari reaksi
inflamasi akut dan proses eksudasi, ditemukan bula, dasar luka berwarna
merah atau pucat dan nyeri akibat iritasi ujung saraf sensorik
Tn. IK, usia 31 tahun datang ke IGD RSUD Siti Aisyah dengan keluhan luka bakar di tubuhnya yang dialami
sejak 5 jam sebelum masuk rumah sakit akibat tersambar api saat menyalakan genset dengan bensin.
Nyeri (+) jika luka bakar disentuh. Pada pemeriksaan fisis ditemukan pada region kepala (9%), trunkus
anterior (9%), trunkus posterior (9%), ekstremitas atas kanan (9%) dan kiri (9%) tampak kesan luka
bakar, nyeri (+), hiperemis (+), pucat(+), bula (+)

Edema: gangguan vaskularisasi  permeabilitas kapiler meningkat  tekanan osmotik


koloid menurun  air, protein yang terkandung dalam vaskular berpindah ke jaringan
interstisial

Hiperemis: peningkatan aliran darah untuk mencegah terjadinya kerusakan jaringan

Bulla: perpindahan cairan dari jaringan interstisial (2nd spacing) menuju 3rd spacing di
atas dermis.
•Terapi cairan
Rumus Bexter = 4 x BB x % Luka bakar
= 4 x 70 x 45 %
= 12.600 mL
8 jam pertama = ½ x 12.600
= 6.300 mL
Sudah masuk di RS Rupit 6 kolf = 3000 mL mulai pukul 18.00  4 jam yang lalu
Jadi 4 jam berikutnya 3300 mL ≈ (3.300 mL x 20) / 4x60 menit= 275 tts/menit
16 jam berikutnya = ½ x 12.600 = 6.300 mL ≈ (6.300 mL x 20) / 16x60= 131
tts/menit.
Luka bakar dikompres dengan NaCl untuk mencegah penguapan. Balutan dinilai
dalam waktu 24-48 jam. Bulla yang luas dengan akumulasi transudat, akan
menyebabkan penarikan cairan ke dalam bula sehingga menyebabkan gangguan
keseimbangan cairan.

Krim silver sulvadiazin untuk penanganan infeksi.

Antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder karna kontaminasi kuman pada luka
bakar.

Analgetik golongan NSAID untuk mengurangi nyeri

AH2 antagonis untuk mencegah pengeluaran asam lambung yang diakibatkan


oleh stress ulcer akibat luka bakar tersebut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai