Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

LAP
LAPORA
ORAN
N PENDAH
PENDAHULU
ULUAN
AN FRAKTU
FRAKTUR
FRAKTUR
R COLLUM
COLL
COLLUM
UM FEMUR
FEMUR

1.
1. D
De
ef 
efi
f in
i  n
niis
issii

Fraktur adalah putusnya hubungan normal suatu tulang atau


atau tulang rawan yang
disebabkan
disebabkan oleh kekera
kekerasan.
san. Fraktur
Fraktur femur
femur adalah
adalah rusaknya kontinuitas
kontinuitas tulang
tulang pangkal
pangkal
paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi

tertentu seperti degenerasi tulang/osteoporosis.

Fraktur
Fraktur kolum femur
femur adalah
adalah fraktur
fraktur intrakapsu
intrakapsuler
ler yang terjadi
terjadi di femur proksimal
proksimal
pada daerah
daerah yang berawal
berawal dari distal permukaan
permukaan artikuler
artikuler caput femur
femur hingga
hingga berakhir di
proksimal
proksimal daerah
daerah intertrokan
intertrokanter
ter (FKU-!"#$
(FKU-!"#$,, %&&'.
%&&'. "edangkan
"edangkan fraktur
fraktur kolum femur   
merupakan
merupakan fraktur
fraktur intrakapsu
intrakapsular
lar yang terjadi
terjadi pada bagian proksimal
proksimal f emur,
emur, yang
termasuk
termasuk kolum femur
femur adalah
adalah mulai dari
dari bagian distal
distal permuka
permukaan
an kaput femoris
femoris sampai
sampai
dengan bagian proksimal dari intertrokanter.

2.
2. E
Etti
tio
ioollo
log
ogi
gi
Fraktur
Fraktur collum femur sering
sering terjadi
terjadi pada usia
usia di atas )& tahun
tahun dan lebih sering
sering

pada wanita yang disebabkan oleh kerapuhan


kerapuhan tulang akibat kombinasi proses
proses penuaan
dan osteoporo
osteoporosis
sis pasca menopause.
menopause. Fraktur
Fraktur collum femur dapat disebabkan
disebabkan oleh
trauma langsung, yaitu misalnya penderita jatuh
jatuh dengan posisi miring dimana daerah
trochante
trochanterr mayor     langsung
langsung terbentu
terbenturr dengan
dengan benda keras
keras (jalanan
(jalanan ataupun
ataupun disebabkan
disebabkan
oleh trauma
trauma tidak langsung, yaitu karena
karena gerakan e*orotasi yang mendadak dari tungkai
bawah.

+enyebab
+enyebab fraktur
fraktur secara
secara umum dapat dibagi
dibagi menjadi tiga
tiga yaitu
a. #edera traumatik

"ebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba  tiba dan berlebihan,
yang dapat berupa benturan, pemukulan, penghancuran, penekukan atau terjatuh
dengan posisi miring, pemuntiran, atau penarikan.

#edera traumatik pada tulang dapat dibedakan dalam hal berikut, yakni
 #edera langsung, berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang
patah secara spontan. +emukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang
dan kerusakan pada kulit diatasnya.
% #edera tidak langsung, berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi
benturan.
b. Fraktur +atologik
alam hal ini, kerusakan tulang terjadi akibat proses penyakit akibat berbagai
keadaan berikut, yakni
 0umor tulang (jinak atau ganas, dimana berupa pertumbuhan jaringan baru
yang tidak terkendali dan progresif.
% nfeksi, misalnya osteomielitis, yang dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut
atau dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif,
1 !akhitis, merupakan suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi
2itamin  yang mempengaruhi semua jaringan skelet, biasanya disebabkan
oleh defisiensi diet, tetapi kadang-kadang dapat disebabkan kegagalan
absorbsi 2itamin  atau oleh karena asupan kalsium atau fosfat yang rendah.
c. "ecara spontan, dimana disebabkan oleh stress atau tegangan atau tekanan pada
tulang yang terus menerus misalnya pada penyakit polio dan orang yang bertugas di
bidang kemiliteran.

3. Klas
lasifik
if ika
  asi
a Fraktur collum femur sendiri dibagi dalam dua tipe, yaitu

. Fraktur intrakapsuler   

%. Fraktur e*trakapsuler   
Intrakapsuler

Ekstrakapsuler

Fakt! intaka"s!le #an ekstaka"s


ekstaka"s!le
!le

b 3erdasarkan arah sudut garis patah dibagi menurut +auwel 

− 0ipe   garis fraktur membentuk sudut 1&4 dengan bidang hori5ontal pada posisi
tegak

− 0ipe   garis fraktur membentuk sudut 1&-6&4 dengan bidang hori5ontal pada posisi
tegak

− 0ipe  garis fraktur membentuk sudut 76&4 dengan bidang hori5ontal

Klasifikasi Pa!$el%s !nt!k Fakt! Kol!& Fe&!


Klasifikasi ini berdasarkan atas sudut yang dibentuk oleh garis fraktur dan bidang
hori5ontal pada posisi tegak.

c islokasi atau tidak fragment( menurut 8arden9sadalah sebagai berikut 


8rade   Fraktur inkomplit ( abduksi dan terimpaksi

8rade   Fraktur lengkap tanpa pergeseran

8rade   Fraktur lengkap dengan pergeseran sebagian (2arus malaligment

8rade :  Fraktur dengan pergeseran seluruh fragmen tanpa ada bagian segmen
yang bersinggungan.

Klasifikasi 'a#en%s !nt!k Fakt! Kol!& Fe&!


Fe&!

(. Pato
atofis
fisiolo
iologi
gi
0erlampir  

). Ma
Mani
nife
fest
stas
asii Kl
Klin
inis
is
0anda dan gejala yang terdapat pada pasien dengan fraktur femur, yakni
 eformitas
aya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari tempatnya.
+erubahan keseimbangan dan kontur terjadi, seperti
a. rotasi pemendekan tulang;
b. penekanan tulang.
% 3engkak (edema
3engkak muncul secara cepat dari lokasi dan ekstra2asasi darah dalam jaringan
yang berdekatan dengan fraktur.
1 <kimosis dari perdarahan subculaneous
= "pasme otot (spasme in2olunters dekat fraktur
6 0enderness
) >yeri
>yeri mungkin disebabkan oleh spasme otot, perpindahan tulang dari tempatnya dan
kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.
? Kehilangan sensasi
' +ergerakan abnormal
@ "yok hipo2olemik
& Krepitasi (3lack, @@1@@.

+ada penderita muda ditemukan riwayat mengalami kecelakaan berat namun


pada penderita usia tua biasanya hanya dengan trauma ringan sudah dapat
menyebabkan fraktur collum femur. +enderita tidak dapat berdiri karena rasa sakit sekali
pada pada panggul. +osisi panggul dalam keadaan fleksi dan eksorotasi. idapatkan
  juga adanya pemendekakan dari tungkai yang cedera. 0ungkai dalam posisi abduksi
dan fleksi serta eksorotasi.pada palpasi sering ditemukan adanya hematom di panggul.
+ada tipe impacted, biasanya penderita masih dapat berjalan disertai rasa sakit yang
tidak begitu hebat. +osisi tungkai tetap dalam keadaan posisi netral.
+ada pemeriksaan fisik, fraktur kolum femur dengan pergeseran akan
menyebabkan deformitas yaitu terjadi pemendekan serta rotasi eksternal sedangkan
pada fraktur tanpa pergeseran deformitas tidak jelas terlihat. 0anpa memperhatikan
  jumlah pergeseran fraktur yang terjadi, kebanyakan pasien akan mengeluhkan nyeri bila
mendapat pembebanan, nyeri tekan di inguinal dan nyeri bila pinggul digerakkan.

*. Pe
Pe&e
&ei
iks
ksaa
aanDia
nDiagn
gnos
ostik
tik
a. +emeriksaan !adiologi
"ebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah ApencitraanB
menggunakan sinar rontgen ( "inar  C . Untuk mendapatkan gambaran 1 dimensi
keadaan dan kedudukan tulang yang sulit, maka diperlukan % proyeksi yaitu D+ atau
+D dan lateral. alam keadaan tertentu diperlukan proyeksi tambahan (khusus ada
indikasi untuk memperlihatkan pathologi yang dicari karena adanya superposisi.
+erlu disadari bahwa permintaan "inar - C harus atas dasar indikasi kegunaan.
+emeriksaan penunjang dan hasilnya dibaca sesuai dengan permintaan. Eal yang

harus dibaca pada "inar  C mungkin dapat di perlukan teknik khusus, seperti hal 
hal sebagai berikut. ( Drif $uttain, %&&' 
 0omografi menggambarkan tidak satu struktur saja tapi struktur yang lain
tertutup yang sulit di2isualisasi. +ada kasus ini ditemukan kerusakan struktur   
yang kompleks dimana tidak pada satu struktur saja tapi pada struktur lain juga
mengalaminya.
% $yelografi menggambarkan cabang-cabang saraf spinal dan pembuluh darah
di ruang tulang 2ertebrae yang mengalami kerusakan akibat trauma.
1 Drthrografi menggambarkan jaringan-jaringan ikat yang rusak karena ruda
paksa.
= #omputed 0omografi-"canning menggambarkan potongan secara trans2e rsal
dari tulang dimana didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.

b. +emeriksaan Gaboratorium
 Kalsium "erum dan Fosfor "erum meningkat pada tahap penyembuhan tulang.
% Dlkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatan

osteoblastik dalam membentuk tulang. <n5im otot seperti Kreatinin Kinase,


Gaktat ehidrogenase (GE-6, Dspartat Dmino 0ransferase (D"0, Dldolase
yang meningkat pada tahap penyembuhan tulang
1 Eematokrit dan leukosit akan meningkat ( Drif $uttain, %&&' 
c. +emeriksaan lain-lain
 +emeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensiti2itas didapatkan
mikroorganisme penyebab infeksi.
% 3iopsi tulang dan otot pada intinya pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan
diatas tapi lebih diindikasikan bila terjadi infeksi.
1 <lektromyografi terdapat kerusakan konduksi saraf yang diakibatkan fraktur.
= Drthroscopy didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek karena trauma
yang berlebihan.
6 ndium maging pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi pada tulang.
) $! menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur.
( Drif $uttain, %&&' 

+. Pen
Penata
atalak
laksa
sanaa
naann Fak
Fakt!
t! Coll!&
Coll!& F
Fe&!
e&!

a. mpacted Fraktur   
+ada fraktur intrakapsuler terdapat perbedaan pada daerah collum femur   

dibanding fraktur tulang di tempat lain. +ada collum femur-periosteumnya sangat


tipis sehingga daya osteogenesinya sangat kecil, sehingga seluruh penyambungan
fraktur collum femur tergantung pada pembentukan calus endosteal. Gagipula aliran
pembuluh darah yang melewati collum femur pada fraktur collum femur terjadi
kerusakan. Gebih-lebih lagi terjadinya haemarthrosis akan menyebabkan aliran
darah sekitar fraktur tertekan alirannya. "ehingga apabila terjadi fraktur   
intrakapsuler dengan dislokasi akan terjadi a2askular nekrosis.
b. +enanggulangan mpacted Fraktur   
+ada fraktur collum femur yang benar-benar impacted dan stabil, penderita
masih dapat berjalan selama beberapa hari. 8ejalanya ringan, sakit sedikit pada
daerah panggul. Kalau impactednya cukup kuat penderita dirawat 1-= minggu
kemudian diperbolehkan berobat jalan dengan memakai tongkat selama ' minggu.
Kalau pada *-ray foto impactednya kurang kuat ditakutkan terjadi disimpacted,
penderita dianjurkan untuk operasi dipasang internal fi*ation. Hperasi yang
dikerjakan untuk impacted fraktur biasanya dengan multi pin teknik percutaneus.
c. +enanggulangan dislokasi fraktur collum femur   

+enderita segera dirawat dirumah sakit, tungkai yang sakit dilakukan

pemasangan tarikan kulit (skin traction dengan buck-e*tension. alam waktu %=-='
  jam dilakukan tindakan reposisi, yang dilanjutkan dengan pemasangan internal
fi*ation. !eposisi yang dilakukan dicoba dulu dengan reposisi tertutup dengan salah
satu cara yaitu menurut leadbetter. +enderita terlentang dimeja operasi. Dsisten
memfiksir pel2is. Gutut dan co*ae dibuat fleksi @& untuk mengendurkan kapsul dan
otot-otot sekitar panggul. engan sedikit adduksi paha ditarik ke atas, kemudian
dengan pelan-pelan dilakukan gerakan endorotasi panggul =6. Kemudian sendi
panggul dilakukan gerakan memutar dengan melakukan gerakan abduksi dan
ekstensi. "etelah itu dilakukan test.

Palm heel test    tumit


   kaki yang cedera diletakkan diatas telapak tangan. 3ila
posisi kaki tetap dalam kedudukan abduksi dan endorotasi berarti reposisi berhasil
baik. "etelah reposisi berhasil dilakukan tindakan pemasangan internal fiksasi
dengan teknik multi pin percutaneus. Kalau reposisi pertama gagal dapat diulangi
sampai 1 kali, dilakukan open reduksi. ilakukan reposisi terbuka setelah tereposisi
dilakukan internal fiksasi. $acam-macam alat internal fiksasi diantaranya knowless
pin, cancellous screw, dan plate.

+ada fraktur collum femur penderita tua (7)& tahun penanggulangannya agak
berlainan. 3ila penderita tidak bersedia dioperasi atau dilakukan prinsip
penanggulangan, tidak dilakukan tindakan internal fiksasi, caranya penderita dirawat,
dilakukan skin traksi 1 minggu sampai rasa sakitnya hilang. Kemudian penderita dilatih
berjalan dengan menggunakan tongkat (cruth. Kalau penderita bersedia dilakukan
operasi, yaitu menggunakan tindakan operasi arthroplasty dengan pemasangan
prothese austine moore.
As!,an Ke"ea$atan

1. Pengka  -ian
+engkajian yang perlu dilakukan pada klien dengan fraktur femur diantaranya adalah

. dentitas pasien

dentitas ini meliputi nama, usia, 00G, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku bangsa,
dan pendidikan.

%. Keluhan utama

+ada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. >yeri tersebut
bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan. Untuk memperoleh pengkajian
yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan
a +ro2oking Incident   apakah ada peristiwa yang menjadi faktor memperberat dan
faktor yang memperingan/ mengurangi nyeri
b Iuality of +ain seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau diga mbarkan klien.
  Dpakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.
c !egion  radiation, relief apakah rasa sakit bisa reda , apakah rasa sakit menjalar   
atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
d "e2erity ("cale of +ain seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa
berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit
mempengaruhi kemampuan fungsinya.
e 0ime berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam
hari atau siang hari.
1. !iwayat +enyakit "ekarang
+engumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur, yang
nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. ni bisa berupa
kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan
yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. "elain itu, dengan mengetahui
mekanisme terjadinya kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaan yang lain
=. !iwayat kesehatan masa lalu

+ada riwayat kesehatan masa lalu, perlu ditanyakan apakah pasien pernah
menderita penyakit infeksi tulang ataupun osteoporosis. Eal ini merupakan informasi
yang penting dalam penanganan fraktur femur pada klien

6. !iwayat kesehatan keluarga

Eal ini mencakup riwayat ekonomi keluarga, riwayat sosial keluarga, sistem
dukungan keluarga, dan pengambilan keputusan dalam keluarga.

). !iwayat +sikososial

$erupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien
dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan
sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat
?. +ola-+ola Fungsi Kesehatan
a +ola +ersepsi dan 0ata Gaksana Eidup "ehat
+ada kasus fraktur akan timbul ketidakadekuatan akan terjadinya kecacatan pada
dirinya dan harus menjalani penatalaksanaan kesehatan untuk membantu
penyembuhan tulangnya. "elain itu, pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup
klien seperti penggunaan obat steroid yang dapat mengganggu metabolisme
kalsium, pengkonsumsian alkohol yang bisa mengganggu keseimbangannya dan
apakah klien melakukan olahraga atau tidak
b +ola >utrisi dan $etabolisme
+ada klien fraktur harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari-harinya
seperti kalsium, 5at besi, protein, 2it. # dan lainnya untuk membantu proses
penyembuhan tulang. <2aluasi terhadap pola nutrisi klien bisa membantu

menentukan penyebab masalah muskuloskeletal dan mengantisipasi komplikasi


dari nutrisi yang tidak adekuat terutama kalsium atau protein dan terpapar sinar   
matahari yang kurang merupakan faktor predisposisi masalah muskuloskeletal
terutama pada lansia. "elain itu juga obesitas juga menghambat degenerasi dan
mobilitas klien.
c +ola <liminasi
Untuk kasus multiple fraktur, misalnya fraktur humerus dan fraktur tibia tidak ada
gangguan pada pola eliminasi, tapi walaupun begitu perlu juga dikaji frekuensi,
konsistensi, warna serta bau feces pada pola eliminasi al2i. "edangkan pada pola
eliminasi uri dikaji frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. +ada kedua
pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak.
d +ola 0idur dan stirahat
"emua klien fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat
mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. "elain itu juga, pengkajian
dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana lingkungan, kebiasaan tidur, dan

kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur.


e +ola Dkti2itas
Karena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan klien,
seperti memenuhi kebutuhan sehari hari menjadi berkurang. $isalnya makan,
mandi, berjalan sehingga kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain.
f +ola Eubungan dan +eran
Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat. Karena klien
harus menjalani rawat inap, klien biasanya merasa rendah diri terhadap
perubahan dalam penampilan, klien mengalami emosi yang tidak stabil.
g +ola +ersepsi dan Konsep iri
ampak yang timbul pada klien fraktur yaitu timbul ketidakutan akan kecacatan
akibat frakturnya, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan akti2itas
secara optimal, dan gangguan citra diri.
h +ola "ensori dan Kognitif     
+ada klien fraktur daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal fraktur,
sedang pada indera yang lain tidak timbul gangguan. begitu juga pada kognitifnya
tidak mengalami gangguan. "elain itu juga, timbul rasa nyeri akibat fraktur.
i +ola !eproduksi "eksual
ampak pada klien fraktur yaitu, klien tidak bisa melakukan hubungan seksual
karena harus menjalani rawat inap dan keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang
dialami klien.
  j +ola +enanggulangan "tress
+ada klien fraktur timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya, yaitu ketidakutan
timbul kecacatan pada diri dan fungsi tubuhnya. $ekanisme koping yang
ditempuh klien bisa tidak efektif     
k +ola 0ata >ilai dan Keyakinan
Untuk klien fraktur tidak dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baik
terutama frekuensi dan konsentrasi. Eal ini bisa disebabkan karena nyeri dan
keterbatasan gerak klien.

'. +emeriksaan Fisik


ibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan umum (status generalisata untuk
mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat (lokalis. Eal ini perlu
untuk dapat melaksanakan total care karena ada kecenderungan dimana spesialisasi
hanya memperlihatkan daerah yang lebih sempit tetapi lebih mendalam.
a. 8ambaran Umum
+erlu menyebutkan

 Keadaan umum baik atau buruknya yang dicatat adalah tanda-tanda, seperti
% Kesadaran penderita
#omposmentis berorientasi segera dengan orientasi sempurna
Dpatis  terlihat mengantuk tetapi mudah dibangunkan dan pemeriksaan
penglihatan , pendengaran dan perabaan normal
"opor dapat dibangunkan bila dirangsang dengan kasar dan terus menerus
Koma tidak ada respon terhadap rangsangan
"omnolen dapat dibangunkan bila dirangsang dapat disuruh dan menjawab
pertanyaan, bila rangsangan berhenti penderita tidur lagi.
b. Kesakitan, keadaan penyakit akut, kronik, ringan, sedang, berat dan pada kasus
fraktur biasanya akut, spasme otot, dan hilang rasa.
c. 0anda-tanda 2ital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi maupun bentuk.
d. >eurosensori, seperti kesemutan, kelemahan, dan deformitas.
e. "irkulasi, seperti hipertensi (kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas,
hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah, penurunan nadi pada bagian
distal yang cidera, capilary refil melambat, pucat pada bagian yang terkena, dan
masa hematoma pada sisi cedera.
f. Keadaan Gokal
+emeriksaan pada sistem muskuloskeletal adalah sebagai berikut 
 Gook (inspeksi
+erhatikan apa yang dapat dilihat antara lain sebagai berikut 
a "ikatriks (jaringan parut baik yang alami maupun buatan seperti bekas
operasi.
b Fistula warna kemerahan atau kebiruan (li2ide atau hyperpigmentasi.
c 3enjolan, pembengkakan, atau cekungan dengan hal-hal yang tidak biasa
(abnormal
d +osisi dan bentuk dari ekstrimitas (deformitas
e +osisi jalan (gait, waktu masuk ke kamar periksa
% Feel (palpasi
+ada waktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki mulai dari
posisi netral (posisi anatomi. +ada dasarnya ini merupakan pemeriksaan
yang memberikan informasi dua arah, baik pemeriksa maupun klien.
Jang perlu dicatat adalah
a +erubahan suhu disekitar trauma (hangat dan kelembaban kulit.
Capillary refill time >ormal (1  6 detik

b Dpabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau oedema


terutama disekitar persendian
c >yeri tekan (tenderness, krepitasi, catat letak kelainan (/1 proksimal,
tengah, atau distal
d Htot tonus pada waktu relaksasi atau kontraksi, benjolan yang terdapat di
permukaan atau melekat pada tulang. "elain itu juga diperiksa status
neuro2askuler. Dpabila ada benjolan, maka sifat benjolan perlu
dideskripsikan permukaannya, konsistensinya, pergerakan terhadap
dasar atau permukaannya, nyeri atau tidak, dan ukurannya.
Kekuatan otot  otot tidak dapat berkontraksi (, kontraksi sedikit dan ada
tekanan waktu jatuh (%, mampu menahan gra2itasi tapi dengan sentuhan
jatuh(1, kekuatan otot kurang (=, kekuatan otot utuh (6. ( #arpenito,
@@@
1 $o2e (pergerakan terutama lingkup gerak
"etelah melakukan pemeriksaan feel, kemudian diteruskan dengan
menggerakan ekstrimitas dan dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada
pergerakan. +encatatan lingkup gerak ini perlu, agar dapat menge2aluasi
keadaan sebelum dan sesudahnya. 8erakan sendi dicatat dengan ukuran
derajat, dari tiap arah pergerakan mulai dari titik & (posisi netral atau dalam
ukuran metrik. +emeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak
(mobilitas atau tidak. +ergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif dan pasif.
( Drif $uttain, %&&' 

2. Di
Diag
agnos
nosaa Ke"e
Ke"ea
a$a
$ata
tan
n
 iagnosa keperawatan pre-operasi
a. >yeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis
b. !esiko syok berhubungan dengan faktor resiko sepsis
c. !esiko nfeksi berhubungan dengan faktor resiko prosedur in2asif     
% iagnosa keperawatan intra-operasi
a. !esiko perdarahan
1 iagnosa keperawatan post-operasi
a. >yeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
b. resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (prosedur in2asif.
c. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuro2askuler (nyeri
d. resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik
3. Rena
Renana
na Dan
Dan /n
/nte0e
te0ensi
nsi Ke"ea
Ke"ea$atan
$atan
+ada kliendengan fraktur femur pre-operasi
NO DKe" e  a
 a$ a t an NOC N/C
 >yer i akut b erhubungan "etelah dilakukantindakankeperawatan Mana-e&en nei
dengan agens cedera selama *%= jam nyeriterkontrol 
biologis No K i ite  i  ia   e 1. Kaji secara komphrehensif tentang nyeri, meliputi
o e
 $engenalfaktor penyebab 6 skala nyeri, lokasi, karakteristik dan onset, durasi,
nyeri frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan
% $engenali tanda dan gejala faktor-faktor presipitasi.
nyeri 2. Hbser2asi isyarat-isyarat non 2erbal dari
1 $engetahui onset nyeri 6 ketidaknyamanan
= $enggunakanlangkah- 6 3. 3erikan analgetik sesuai dengan anjuran sebelum
langkah pencegahan nyeri memulai akti2itas
6 $e nggu na ka n tek nik r elak sasi 6 4. 8unakan komunkiasi terapeutik agar klien dapat
) $enggunakan analgesicyang 6 mengekspresikannyeri
tepat 5. Kajilatar belakang budaya klien
? $elaporkan nyeri terkontrol 6 6. <2 aluasi tentang keef ektif an dari tind a kan
mengontrolnyeri yang telah digunakan
1. 0idak pernah menunjukkan 7. 3erikan dukungan terhadap kliendan keluarga
2. Larang menunjukkan 8. 3erikan inf ormasi tentang nyeri, seperti
3. Kadang-kadangmenunjukkan penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan
4. "ering menunjukkan pencegahan
5. "elalu menunjukkan 9. $oti2asi klien untuk memonitor sendiri nyeri

10. Djarkan penggunaanteknik relaksasi nafas dalam


11.<2aluasi keefektifan dari tindakan mengontrol
nyeri
12.0ingkatkantidur/istirahat yangcukup
13.3eritahu dokter jika tindakan tidak berhasil atau
terjadi keluhan

% !es ik o syo k be rhub un gan "etelah dilakukantindakankeperawatan Penega,an sok


dengan faktor resiko sepsis selama *%= jam status tanda-tanda 2ital 1. $onitor status sirkulasi (tekanan darah, warna
adekuat dengan kriteria hasil kulit, suhu tubuh, suara jantung, denyut jantung,
>H Kriteria "core denyut nadiperifer dan capillary refill
 0emperature1),1-1?,6 o# 6 2. monitor adanya tanda dan gejala
% 0ekanandarah normal 6 ketidakadekuatanjaringan oksigenasi
systole&&-=&mmhg, 3. monitor adanya kecemasan dan perubahan status
diastole?&-@&mmhg mental
1 >adi)&-&&*/mnt 6 4. monitor status pernafasan
= Frekuensi pernapasan'- 6 5. monitor intake dan output
%=*/mnt 6. monitor nilai laboratorium (hemoglobin,
hematokrit, clotting profile, nilai elektrolit, cultures,
1. <kstrim dam profil kimia
2. 3erat 7. catat adanya petechiae dan kondisi membran
3. "edang mukosa
DAFTAR PUTAKA

"olomon, G. Marwick, . >ayagam, ". %&&. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures.


United Kingdom Eodder Drnold pp '=?-6%
#uccurullo, ". %&&%. Physical Medicine and Rehabilitation Board Revie
. >ew
Lerseyemos pp %&1-=
"nell, !. %&&).  Anatomi !lini" untu" Mahasisa !edo"teran. Lakarta <8# pp 66?-@
Eoppenfeld, "., $urthy, :. @@@.#reatment and Rehabilitation of Fracture.
+ratt, <., Dmiran, $., 8ray, +. %&&.Open Reduction and Internal Fi$ation of the %ip. n
$a*ey, G. $agnusson, L. !ehabilitation for the +ostsurgical Hrthopedic +atient. United
Kingdom $osby pp ''-%&6

Anda mungkin juga menyukai