Anda di halaman 1dari 38

GANGGUAN SARAF

OTONOM
dr. Aida Fitri, Sp.S
Dept. Neurologi FK USU
RSHAM

DISFUNGSI SSO

HIPOTENSI ORTOSTATIK
gejala:
oyong
pandangan gelap
kesadaran secara bertahap menurun
setelah beberapa menit
berdiri/berjalan
= sinkop
defek terdapat pada sistem simpatis
perifer
6

GANGGUAN SEKRESI
KERINGAT

infark serebral hiperhidrosis


unilateral hemisfer serebral,
hipotalamus, pons, & medula spinalis
penyakit-penyakit saraf perifer yang
mengganggu serabut post ganglion
simpatis anhidrosis pada area kulit
terbatas

DISFUNGSI OTONOM PADA


TETRAPLEGI
lesi komplit setinggi C 4, 5, atau Th atas
(di atas Th 6) memutuskan seluruh
kontrol suprasegmental dari sistem
simpatis & parasimpatis sakral
lesi Th bawah terganggu hanya kontrol
parasimpatis sakral
penyebab:
trauma
tumor
myelitis
8

NEUROPATI OTONOM
DIABETIK

klinis:
impotensi
disfungsi vesika urinaria
disfungsi gastrointestinal
gangguan refleks kardiovaskuler
kerusakan pada neuron2 post
ganglion simpatis & parasimpatis
hilangnya aksonal perifer &
demielinisasi segmental
9

SINDROM HORNER

dilatasi pupil simpatis


konstriksi pupil parasimpatis
miosis
ptosis
anhidrosis
manifestasi blokade simpatis

11

12

13

NEUROGENIC
BLADDER

AUTONOMIC BLADDER
INNERVATION
Efferent innervation
PARA SYMPATHETIC

SYMPATHETIC
T 11
T 12
L1
L2

Detrusor muscle
Inferior hypogast
ganglion

Hypogastric plexus
BLADDER

S2
S3
S4

Function :
Detrusor musc contract
Internal sphinc relax

Pudendal nerves
Function :
Detrusor musc relax
Internal sphinc contract

SOMATIC EFFERENT
Origin : ant horn cell S 2,3,4

CORTICAL CONTROL

15

16

Mekanisme Miksi
KK penuh
Peregangan m.detrusor
Aferen parasimpatis
Lintasan ascenden (Traktus
spinothalamikus)
Korteks serebri kesadaran KK penuh
Tergantung situasi miksi dimulai
17

18

MIKSI
parasimpatis (mengaktifkan otot detrusor
vesika & melemaskan otot sphincter
internus)
simpatis (inhibisi komponen parasimpatis)
disfungsi traktus urinaria
kongenital atau acquired
tidak dapat disembuhkan, namun dapat
diobati
beberapa kasus diobati dengan
obat2an & kateterisasi intermiten
19

spina bifida
multipel sklerosis
parkinson disease
sindrom cauda
equina
sindrom paralisis
komplikasi stroke
trauma kepala
trauma medulla
spinalis

diabetes mellitus
keracunan logam
berat
infeksi akut
tumor medulla
spinalis
sifilis
BPH

20

21

MIKSI
gangguan:
overflow incontinence
rasa miksi hilang bila vesika
urinaria penuh melimpah ke luar
automatic bladder
vesika urinaria dapat dikosongkan
dengan perangsangan daerah sekitar
os pubis & lipatan inguinal
22

MIKSI
atonic bladder
pengosongan vesika urinaria hanya
dapat dilakukan dengan penekanan
suprapubik secara terus menerus
automatic bladder & atonic bladder
merupakan kelanjutan dari retensio
uri

23

GANGGUAN MIKSI
UNINHIBITED NEUROGENIC BLADDER
bayi
Inhibisi korteks serebri hilang,
kontrol
volume terganggu, tonus, & sensasi
normal, pengosongan KK sempurna
Dapat timbul pada lesi serebral
difus

24

25

GANGGUAN MIKSI
REFLEKS NEUROGENIK BLADDER
Traktus ascenden & descenden
terputus di atas konus medularis
Peran kortikal ( - )
Tdk bisa memulai &
menghentikan
miksi yang normal

26

GANGGUAN MIKSI
AUTONOMOUS NEUROGENIK BLADDER
KK tanpa persarafan sama sekali
Pengosongan ( - ) ok otot detrusor
tidak dapat kontraksi seluruhnya
KK kapasitas kecil, residu urin besar
jika KK penuh menetes
mengedan, meninggikan tekanan
rongga intraabdomen pengosongan KK
dijumpai pada lesi konus medularis,
kauda
equina, S2 S4
27

GANGGUAN MIKSI
SENSORIK PARALYTIK BLADDER
Kesadaran KK penuh ( - )
Inisiatif untuk miksi ( - )
Kontraksi KK ( - ) atonik neurogenic
bladder
Kapasitas KK & residu air seni besar
menetes
Pengosongan dengan menekan
Lesi : S2 S4 & kolumna post. medulla
spinalis
28

GANGGUAN MIKSI
MOTOR PARALYTIK BLADDER
KK distensi & dekompensasi
Otot detrusor kontraksi ( - )
Sensasi normal
Pasien merasa sangat sakit, tidak
bisa mulai miksi
Kausa: polio, poliradikuloneuritis,
trauma, neoplasma, bawaan lahir

29

Pembagian gangguan
miksi yg lain
KK NEUROGENIK SPASTIK (kontraksi)
kerusakan di otak atau medula spinalis
atas paraplegia atau quadriplegia
bladder tidak melebar & bocor
KK NEUROGENIK FLAKSID (hipotonus)
kerusakan medula spinalis akibat
terdapat lesi di medula spinalis
bladder melebar overflow
30

gejala:
infeksi saluran kemih
terdapat batu
inkontinensia
demam
menggigil
hematuria
kelainan ginjal

31

manifestasi klinis:
frekuensi
urgensi
inkontinensia, overflow
infeksi saluran kemih
retensi

32

hiperrefleks
hiporefleks
arefleks
komplikasi:
sepsis
hidronefrosis
gagal ginjal

33

PENATALAKSANAAN

antikolinergik
adrenergik
kateterisasi intermiten
pembedahan
bladder training
stimulasi elektrik
injeksi botox

34

DEFEKASI
fungsi otonom dengan mekanisme
otomatis yang terintegrasi
defekasi: kegiatan susunan parasimpatis
bila defekasi tidak dapat dikelola oleh
kemauan inkontinensia alvi
kerusakan pada:
integritas serabut aferen & eferen S 2, 3,
4
lintasan asenden & desenden spinal nya
35

KESIMPULAN
disfungsi sistem saraf otonom tidak
selalu merupakan suatu kesatuan
penyakit yang berdiri sendiri
lebih sering merupakan suatu bagian
dari suatu gambaran penyakit
lainnya seperti pada diabetes
mellitus
36

KESIMPULAN
disfungsi sistem otonom masih banyak

etiologinya yang tidak diketahui secara


pasti, masih banyak hal yang harus
dipelajari
pengenalan anatomi & fisiologi sistem saraf

otonom akan banyak membantu dalam


mempelajari etiopatogenesis & gejala klinis
dari suatu disfungsi otonom
37

38

Anda mungkin juga menyukai