Anda di halaman 1dari 78

LATIHAN TERAPEUTIK DITERJEMAHKAN DARI BUKU DENGAN JUDUL PHYSICAL

MEDICINE AND REHABILITATION 4TH EDITION

HALAMAN 403-426

PEMBIMBING : DR. JALALIN SP.RM


1

DEPARTEMEN REHABILITASI MEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA RSUP MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG 2012

ANGGOTA KELOMPOK :
Ajeng Intan Estrie Amanda, S.Ked Dyan Destriyanah, S.Ked Retti Ria Mustika, S.Ked Widya Meiliani, S.Ked Annisa Permatasari, S.Ked Nefvi Desqi Andriani, S.Ked Shahmila Serangan, S.ked Istiqlal Miftahul Jannah, S. Ked Tristina, S. Ked Komariah, S.Ked Nevinia Ann Robert, S.Ked Santhi.K, S.Ked Virginia Majestika S., S.Ked 04104705279 04104705307 04104705243 04104705349 04108705053 04108705074 04108705098 04114705048 04114705007 04114705015 04114708102 04114708100 04114708086
2

PRINSIP-PRINSIP UMUM
Peningkatan aktivitas fisik dan kardiorespiratori telah terbukti dapat :
1.

kemampuan

2.

menurunkan resiko kematian akibat penyakit jantung koroner dan juga kematian akibat penyebab lain. menunjukkan bahwa menjalankan aktivitas fisik dengan intensitas sedang secara teratur akan bermanfaat untuk kesehatan.

setiap orang dewasa di Amerika Serikat melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang selama 30 menit, dianjurkan setiap hari.
3

CONT
Prisip dalam menganjurkan latihan :
1.

Prinsip spesifisitas dari respon metabolik suatu latihan terjadi di kelompok otot-otot yang digunakan. Lebih lanjut, bentuk perubahan yang terjadi dipengaruhi oleh cara dan intensitas dari latihan. Prinsip periodisasai tercermin dalam pentingnya menggabungkan istirahat yang adekuat seimbang dengan beratnya latihan.

2.

SISTEM ENERGI
Energi yang digunakan sebagai bahan baker proses biologis berasal dari penghancuran adenosine triphosphate (ATP) yang berasal dari simpanan energi kimiawi dalam ikatan dua fosfat dari molekul ATP. Ketika melakukan kerja, ikatan dari 2 fosfat akhir lepas sehingga menghasilkan energi dan panas:

ATPase

ATP

ADP+Pi+energi
5

SISTEM KREATININ FOSFAT


Ketika simpanan ATP yang terbatas hampir habis selama latihan intensitas tinggi (5-10 detik), sistem kreatinin fosfat menyediakan fosfat energi tinggi dari kreatinin fosfat untuk refosforisasi ATP dari ADP: Kreatinin Kinase ADP+Kreatinin fosfat ATP + Kreatinin Karena hanya melibatkan satu reaksi tunggal, sistem ini dapat menghasilkan ATP dalam waktu yang amat cepat. Karena suplai kreatinin fosfat di otot yang terbatas, jumlah ATP yang dapat diproduksi juga terbatas. 6

GLIKOLISIS CEPAT (SISTEM ASAM LAKTAT)


Glikolisis menggunakan karbohidrat dalam bentuk glikogen otot sebagai sumber bahan bakar. Hasilnya, hanya sedikit ATP yang dihasilkan secara anaerobik dan asam laktat dihasilkan sebagai hasil sampingan dari reaksi. Selama beberapa tahun, Asam laktat dianggap membatasi aktivitas fisik dengan menumpuk di otot dan menyebabkan kelelahan dan menurunkan performa. Laktat diproduksi dan digunakan secara berkelanjutan di dalam kondisi aerobic. Ini disebut lingkaran laktat sel ke sel

SISTEM OKSIDASI AEROB

Sistem oksidasi aerob merupakan proses yang kompleks dan membutuhkan waktu 2 sampai 3 menit untuk penyesuaian dengan perubahan intensitas latihan Kontribusi jalur anaerob (sistem kreatinin fosfat dan glikolisis) untuk metabolisme energi berbanding terbalik terhadap durasi dan intensitas dari suatu aktivitas.

LATIHAN KARDIOVASKULAR

Fisiologi Kardiorespiratori Sistem kardiorespiratori terdiri dari jantung, paru, dan pembuluh darah. Tugas utama dari sistem ini adalah mengantar kan oksigen dan nutrien ke sel, bersamaan dengan membuang sisa metabolisme untuk mencapai keseimbangan internal.

FUNGSI JANTUNG
Laju Jantung
1. 2. 3.

4. 5.

6.

Laju jantung normal saat istirahat adalah sekitar 60-80 denyut per menit. Laju jantung akan meningkat secara linier sesuai pekerjaan dan penggunaan oksigen selama latihan. Laju jantung juga dipengaruhi oleh usia, posisi tubuh, kebugaran, tipe aktivitas, ada atau tidaknya penyakit jantung, obat-obatan, volume darah, dan faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban. Denyut nadi maksimum selama latihan dapat melebihi 200 kali/m, bergantung pada usia dan beratnya latihan. Pada latihan dinamis, denyut nadi meningkat sebanding dengan beban kerja relatif. Denyut nadi maksimum (HRmax) menurun bergantung pada usia, sedangkan pada pria dan wanita sehat dapat diperkirakan dengan rumus berikut: HRmax = 220 usia. Terdapat variasi yang cukup besar dalam rumus tersebut pada usia tertentu, dengan standar deviasi 10 kali/m.
10

CONT
Volume Sekuncup 1. Volume sekuncup (stroke volume/SV) adalah jumlah darah yang dipompa dari ventrikel kiri dalam satu kali denyut. Volume sekuncup merupakan selisih antara volume akhir diastolik dan volume akhir sistolik. Pengisian diastolik (preload) yang semakin besar akan meningkatkan volume sekuncup. Faktor-faktor yang mengganggu arus keluar ventrikel (afterload) akan menurunkan volume sekuncup. 2. Volume sekuncup lebih banyak pada pria dibanding wanita.
11

CONT

Pada saat istirahat dalam posisi tegak, volume sekuncup bervariasi antara 60 sampai 100 mL/denyut, dengan nilai maksimum 100 sampai 120 mL/denyut. Selama latihan, volume sekuncup meningkat dengan kapasitas kerja hampir maksimum yaitu setara dengan sekitar 50% kapasitas aerobik. Lalu volume sekuncup mulai stabil, dan peningkatan beban kerja selanjutnya tidak menyebabkan peningkatan volume sekuncup
Volume sekuncup juga dipengaruhi oleh posisi tubuh, dimana lebih besar pada posisi supinasi atau terlentang dan lebih kecil pada posisi tegak. Latihan statis (latihan beban) juga menyebabkan volume sekuncup sedikit menurun akibat 12 meningkatnya tekanan intratorakal.

ALIRAN DARAH
Saat istirahat, 15%-20% curah jantung didistribusikan ke otot rangka, dan sisanya ke organ viseral, otak dan jantung. Selama latihan, 85%-90% curah jantung secara selektif didistribusikan ke otot yang bekerja dan menjauhi kulit serta vaskularisasi organ visera. Perbedaan kadar oksigen antara pembuluh darah arteri dan vena disebut perbedaan oksigen arteriovenosa (the arteriovenous oxygen difference). Pengambilan oksigen pada saat istirahat adalah sekitar 25%, tetapi pada latihan maksimun pengambilan 13 oksigen dapat mencapai 75%.

CONT..
Aliran Balik Vena Kontraksi otot rangka yang bertindak sebagai pompa terhadap struktur yang mengelilinginya, termasuk pembuluh darah vena bagian dalam, yang mendorong darah kembali ke jantung Otot polos sekitar venula yang berkontraksi, menyebabkan venokonstriksi. Hal ini meningkatkan tekanan vena, sehingga mempertahankan aliran darah menuju jantung Kontraksi diafragma selama latihan menyebabkan penurunan tekanan intratorakal, memfasilitasi aliran darah dari area abdomen dan ekstremitas bawah. 14

CONT..
Tekanan Darah Tekanan darah adalah daya dorong pada aliran darah.

Tekanan darah sistolik (Systolic adalah daya dorong maksimum dinding arteri saat otot jantung Tekanan darah sistolik normal saat dari 130 mmHg.

Blood Pressure/SBP) aliran darah terhadap berkontraksi (sistolik). istirahat adalah kurang

Tekanan darah diastolik (Diastolic Blood Pressure/DBP) adalah daya dorong aliran darah terhadap dinding arteri saat otot jantung relaksasi (diastolik). Tekanan darah diastolik normal saat istirahat adalah kurang dari 85 mmHg.
15

CONT
Konsiderasi Postural Dalam posisi terlentang (supinasi), gravitasi tidak mempengaruhi aliran darah balik jantung, sehingga tekanan darah sistolik lebih rendah.

Ketika tubuh dalam posisi tegak, gravitasi bekerja melawan aliran darah balik jantung, sehingga tekanan darah sistolik meningkat. Pada orang sehat, tekanan darah diastolik tidak berubah secara signifikan bila dipengaruhi oleh posisi tubuh tertentu.
16

CONT
Pengaruh latihan lengan versus latihan tungkai

Pada derajat konsumsi oksigen yang sama, denyut nadi, tekanan darah sistolik, dan tekanan darah diastolik lebih tinggi pada latihan lengan dibandingkan latihan tungkai.

Hal ini disebabkan oleh massa otot lengan yang lebih kecil, sehingga persentase massa otot yang terlibat lebih besar untuk melakukan pekerjaan. Selain itu, latihan lengan kurang efisien secara mekanis dibandingkan latihan tungkai.
17

CONT
Ventilasi Paru

Ventilasi paru (Ve) adalah volume udara yang mengalami pertukaran per menit, umumnya saat istirahat sekitar 6 L/menit pada pria dewasa normal.

Namun, pada latihan berat, Ve meningkat 15-25 kali dibandingkan saat istirahat.
Peningkatan Ve umumnya berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi oksigen (VO2) dan karbon dioksida yang dihasilkan (VCO2).
18

CONT
Ambang Anaerobik

Ambang anaerobik menandakan terjadinya metabolik asidosis selama latihan, dan ditentukan oleh pengukuran kadar laktat darah. Hal ini dapat ditentukan secara non-invasif yakni dengan pengukuran gas ekspirasi selama uji latihan, terutama Ve dan produksi karbondioksida (VCO2). Ambang anaerobik menandakan laju kerja atau konsumsi oksigen tertinggi dimana kebutuhan energi melebihi kemampuan sirkulasi untuk mempertahankan metabolisme aerobik. 19

CONT
Konsumsi Oksigen Maksimum

Pengukuran kemampuan kardiopulmoner yang diakui yaitu dengan kapasitas aerobik, atau VO2max.

Konsumsi oksigen saat istirahat (250 mL/menit) dibagi dengan berat badan (70 kg) menghasilkan kebutuhan energi saat istirahat, 1 MET (sekitar 3.5 mL/kg/menit).

20

CONT..
Pulse Oksigen

Pulse oksigen (mL/denyut) adalah perbandingan VO2 (mL/menit) terhadap denyut nadi (kali/menit), saat keduanya diukur bersamaan. Pulse oksigen meningkat seiring meningkatnya beban kerja.
Nilai pulse oksigen yang rendah selama latihan menunjukkan denyut nadi yang berlebihan pada beban kerja dan menjadi indikator adanya penyakit jantung.
21

RESPIRATORY QUOTIENT DAN RASIO PERTUKARAN GAS PERNAPASAN

Respiratory quotient (RQ) adalah perbandingan CO2 yang dihasilkan oleh metabolisme selular terhadap O2 yang dikonsumsi jaringan. Rasio pertukaran gas pernapasan (respiratory exchange ratio/RER) menunjukkan pertukaran CO2 dan O2 paru-paru pada saat istirahat dan selama latihan. Rasio pertukaran gas pernapasan juga berkisar antara 0.7 sampai 1.0 saat istirahat. Selama latihan berat, rasio pertukaran gas pernapasan dapat melebihi 1.0 karena peningkatan aktivitas metabolik tidak diimbangi dengan VO2 dan CO2 tambahan yang berasal dari derivat bikarbonat buffer asam laktat. 22

PENGARUH LATIHAN GERAK BADAN (EXERCISE TRAINING)


Sistem Kardiovaskuler

Efek dari latihan rutin terhadap aktivitas kardiovaskuler dapat dikelompokkan ke dalam perubahan yang terjadi saat istirahat, latihan submaksimum dan latihan maksimum. Latihan teratur juga dapat mempengaruhi sejumlah parameter fisiologis.
23

CONT

Detraining Perubahan yang disebabkan oleh latihan secara teratur, umumnya hilang setelah 4-8 minggu masa libur latihan (detraining). Overtraining Overtraining fatigue syndrome merupakan penurunan performa pada olahraga tertentu yang berkepanjang an, umumnya berlangsung lebih dari 2 minggu.

24

RESEP TERAPI LATIHAN


1. 2.

3.

Resep terapi latihan ini dirancang untuk : meningkatkan kebugaran fisik, meningkatkan kesehatan dengan mengurangi faktor risiko terjadinya penyakit kronis, dan menjamin keamanan selama latihan. Tujuan mendasar dari resep terapi latihan ini adalah untuk mengubah perilaku kesehatan personal agar menjadi kebiasaan dalam aktivitas fisik.

25

KOMPONEN TERAPI LATIHAN

Mode adalah bentuk atau jenis latihan tertentu. Pemilihan mode harus berdasarkan hasil yang ingin dicapai, dengan fokus pada latihan yang memungkinkan partisipasi individu berkelan jutan dan menyenangkan.
Intensitas adalah kesulitan fisiologis relatif dari beban latihan. Intensitas dan durasi latihan berkaitan dan berbanding terbalik satu sama lain.
26

PENGARUH LATIHAN REGULER PADA AKTIVITAS KARDIOVASKULAR


Perubahan saat Istirahat Denyut jantung berkurang, diikuti dengan menurunnya tonus simpatis, peningkatan tonus parasimpatis, dan penurunan intrinsik dari nodus sinoatrial. Stroke Volume meningkat diikuti dengan meningkatnya kontraktilitas miokard Curah jantung tidak berubah saat istirahat. Penggunaan Oksigen tidak berubah saat istirahat.103,108 Perubahan saat kerja Submaximal Denyut jantung berkurang, pada setiap beban kerja yang diberikan, karena stroke volume meningkat dan penurunan simpatik. Stroke volume meningkat karena kontraktilitas miokard meningkat. Curah jantung tidak berubah secara signifikan karena kebutuhan oksigen untuk beban kerja yang tetap sama. Output jantung yang sama juga dihasilkan, namun, dengan detak jantung yang lebih rendah dan stroke volume yang lebih tinggi. Konsumsi oksigen submaksimal tidak berubah secara signifikan karena kebutuhan oksigen juga sama dengan beban kerja yang tetap. Perbedaan oksigen arteriovena (avO2) meningkat selama kerja submaksimal. Level Laktat mengalami penurunan karena efisiensi metabolisme meningkatkan laktat klirens.103,108
27

CONT
Perubahan saat Kerja Maksimal

Denyut jantung maksimal tidak berubah dengan latihan. Peningkatan Stroke volume karena kontraktilitas meningkat dan / atau ukuran jantung meningkat. Cardiac output maksimal meningkat karena stroke volume meningkat. Konsumsi oksigen maksimal (VO2max) meningkat terutama karena stroke volume meningkat.

Kemampuan dari mithocondria untuk menggunakan oksigen meningkat.


Durasi atau waktu adalah panjang dari sesi latihan. Frekuensi mengacu pada jumlah sesi latihan per hari dan per minggu. Progres adalah peningkatan aktivitas selama latihan, yang, dari waktu ke waktu, merangsang adaptasi.

28

PELATIHAN UNTUK KETAHANAN KARDIORESPIRASI

Ketahanan sistem Kardiorespirasi adalah kemampuan untuk menerima, menyampaikan, dan menggunakan oksigen.
Hal ini tergantung pada kardiorespirasi (jantung dan kapasitas metabolisme seluler. fungsi sistem paru-paru) dan

29

PERUBAHAN FISIOLOGIS SETELAH PROGRAM LATIHAN REGULER

Tekanan darah Volume darah Perubahan Darah Lipid Komposisi Tubuh Perubahan biokimia Perubahan Sistem Energi

30

GEJALA DARI LATIHAN YANG BERLEBIHAN


Menurunnya kualitas kerja atau kinerja latihan secara mendadak Kelelahan yang ekstrim Peningkatan denyut jantung istirahat Awal terjadinya akumulasi laktat darah Perubahan suasana hati (mood) Penurunan berat badan Insomnia Cedera terkait dengan latihan berlebih

31

REKOMENDASI ACSM UNTUK PELATIHAN DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI TIPE/CARA

Perbaikan terbaik dalam daya tahan kardiorespirasi terjadi ketika kelompok otot besar terlibat dalam aktivitas aerobik secara teratur.

Berbagai kegiatan dapat dimasukkan ke dalam program latihan untuk meningkatkan kenyamanan dan meningkatkan kepatuhan. Kegiatan yang sesuai mencakup berjalan, jogging, bersepeda, dayung, panjat tangga, dansa aerobik ("aerobik"), olahraga air, dan ski.45, 108.121 32

INTENSITAS

Menghitung Intensitas. Metode yang paling umum digunakan dalam pengaturan intensitas latihan untuk meningkatkan atau mempertahankan kebugaran kardiorespirasi adalah dengan menggunakan HR dan RPE. Metode Heart Rate. Bila memungkinkan, penting sekali untuk melakukan pengukuran HRmax selama latihan progresif, karena HRmax dapat menurun sesuai dengan usia. HRmax dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan berikut: HRmax = 220 - umur. Estimasi ini memiliki varians yang signifikan, dengan standar deviasi 10 denyut/menit.

METODE HEART RATE MAKSIMAL. Salah satu metode lama dalam menetapkan kisaran HR sasaran adalah dengan menggunakan persentase HRmax tersebut. 33

CONT

METODE CADANGAN HEART RATE. Metode ini juga dikenal sebagai metode Karvonen. untuk mendapatkan kisaran target. Oleh karena itu kisaran target adalah sebagai berikut:

Low target HR = [(HRmax HRrest) x 0.50] + HRrest High target HR = [(HRmax HRrest) x 0.85] + HRrest

Intensitas latihan yang tepat adalah salah satu cara yang paling aman dan kompatibel dengan gaya hidup jangka panjang untuk individu aktif tersebut dan mencapai hasil yang diinginkan dalam batasan waktu 34 yang diberikan dari sesi latihan.

LAMANYA WAKTU

Durasi dapat diukur dengan durasi masa aktivitas fisik ataupun melalui jumlah kalori total yang digunakan. Satu hubungan dosis-respon ada antara jumlah kalori yang digunakan selama menjalankan aktivitas dengan manfaat kesehatan dan kebugaran. Aktivitas fisik dapat terus-menerus atau intermiten terakumulasi selama sehari melalui satu atau lebih sesi kegiatan yang berlangsung lebih dari 10 menit. . ACSM merekomendasikan jumlah berikut untuk menggambarkan aktivitas fisik orang dewasa pada umumnya: 1000kcal/minggu (atau kira-kira 150min/minggu atau 30min/sehari) Bagi kebanyakan orang dewasa, kuantitas yang lebih besar dari latihan (seperti 2000kcal/minggu atau 250min/minggu atau 50 hingga 60min/sehari) menghasilkan manfaat35 kesihatan yang lebih positif.

Frekuensi
Seperti yang dinyatakan di atas, aktivitas dapat dilakukan terus menerus atau intermiten dan akumulasi selama satu hari melalui lebih dari satu sesi kegiatan yang berlangsung lebih dari 10 menit. ACSM merekomendasikan latihan 3 sampai 5 hari seminggu . Orang Kurang AC bisa mendapatkan keuntungan dari intensitas yang lebih rendah, lebih pendek durasi latihan yang dilakukan pada frekuensi yang lebih tinggi per hari atau per minggu.

36

PERKEMBANGAN

Keadaan perkembangan tergantung pada status kesehatan dan kebugaran, tujuan individu, dan tingkat kepatuhan.. Frekuensi, intensitas, dan/atau durasi dapat ditingkatkan untuk memastikan usaha berlebihan. ACSM mencatatkan bahawa peningkatan masa dalam 5 hingga 10 menit pada setiap 1 hingga 2 minggu dalam 4 hingga 6 minggu yang pertama adalah wajar bagi seorang dewasa yang sehat. Izin Medis Latihan senaman kemungkinannya tidak sesuai untuk semua. Tahap saringan yang disyorkan untuk sebelum memulakan atau meningkatkan sesuatu program senaman bergantung kepada risiko untuk individu tersebut dan insensitas aktiviti fizikal yang dirancang.

37

PENILAIAN PRASENAMAN

Penilaian prasenaman oleh doctor adalah lebih menyeluruh dan harus merangkumi sejarah pesakit dan kepastian bahawa pesakit memerlukan ujian senaman tekanan. Sejarah Pesakit Corak senaman dahulu dan sekarang Perbincangan motivasi dan halangan untuk menjalankan senaman Kepercayaan mengenai risiko dan manfaat senaman Pilihan jenis aktiviti senaman Ulasan faktor risiko penyakit jantung: Sejarah keluarga untuk penyakit jantung sebelum umur 50 tahun Penyakit kencing manis, hipertensi, merokok dan hiperlipidemia Cara hidup sedentari dan obesitas Pengehadan fizikal Masalah perubatan terkini (jantung, pulmonary, dan musculoskeletal) Sejarah gejala disebabkan senaman (sakit dada, sesak nafas, dan kegatalan) Pertimbangan masa dan penjadualan Sokongan masyarakat untuk senaman Ubat yang diambil sekarang
38

IDENTIFIKASI MEREKA YANG PERLU STRESS TEST LATIHAN


Indikasi untuk tes stres olahraga menurut American College of Cardiology dan American Heart Association adalah sebagai berikut: Untuk mengevaluasi pasien untuk penyakit arteri koroner dicurigai (angina pektoris yang khas dan atipikal) Untuk mengevaluasi pasien untuk penyakit arteri koroner diketahui setelah infark miokard atau intervensi Untuk mengevaluasi pasien dengan keterbatasan paru dicurigai atau dikonfirmasi Untuk mengevaluasi sehat, individu tanpa gejala dalam kategori berikut: - Individu yang berisiko tinggi seperti pekerjaan sebagai pilot, petugas pemadam kebakaran, penegak hukum, dan petugas angkutan massal Pria lebih tua dari 40 tahun dan wanita lebih tua dari 50 tahun yang menetap dan berencana untuk memulai olahraga berat Individu dengan beberapa faktor risiko jantung atau penyakit kronis bersamaan Untuk mengevaluasi kapasitas latihan pada pasien dengan penyakit jantung katup (kecuali stenosis aorta berat) Individu dengan gangguan irama jantung karena alasan berikut: o Untuk mengevaluasi respon terhadap pengobatan latihan-induced aritmia o Untuk mengevaluasi respon dari tingkat-adaptif pengaturan alat pacu jantung Pedoman ACSM dirangkum dalam Kotak 18-5 dan Tabel 18-2 dan 18-3. Kontraindikasi untuk melakukan pengujian tercantum dalam Kotak 18-6.
39

FISIOLOGI OTOT
Setiap otot skeletal dibentuk oleh banyak serat otot, yang diameternya berukuran dari 10 hingga 80m. Filamen miosin dan aktin berinterdigitate separa, menyebabkan miofibril mempunyai band cerah dan gelap berselang-seli. Band yang cerah hanya mempunyai filamen aktin dan dirujuk sebagai 1 band (kerana mereka adalah isotropik kepada cahaya polarisasi). Hujung filament aktin terikat dengan cakera Z. Bahagian miofibril atau seluruh serat otot antara 2 cakera Z adalah sarcomere.

40

CONT
Fisiologi Pengecutan Otot Mekanisme Filamen Luncur Pengecutan otot berlaku disebabkan mekanisme filamen luncur. Pengecutan otot ini dimulakan dengan perlepasan asetilkolin daripada saraf motor. Asetilkolin ini membuka saluran protein dalam membran serat otot.

41

GEJALA UTAMA ATAU TANDA PENYAKIT CARDIOPULMONARY

Kesakitan atau ketidakselesaan (atau keadaan yang sama dengannya) pada bahagian dada, leher, rahang, lengan, atau bahagian lain yang bersifat iskemia. Sesak nafas ketika dalam keadaan rehat atau kerja yang sikit. Rasa pening atau pengsan Orthopnoea atau paroxysmal nocturnal dyspnoea Edema pergelangan kaki Debaran jantung atau tachycardia Claudication sekali-sekala Jantung berbisik yang diketahui Kelelahan luar biasa atau sesak nafas dalam aktiviti biasa
42

TIPE SERABUT OTOT


Serabut Tipe 1 (oksidatif lambat) paling sesuai untuk beraktivitas yang membutuhkan metabolisme aerobik. Serabut tipe 2 (berkedut cepat) paling aktif selama kegiatan yang membutuhkan kekuatan dan kecepatan. Serabut tipe 2 selanjutnya dikategorikan ke dalam tipe 2A (glikolitik oksidatif, cepat) dan tipe 2B (glikolitik cepat). Tipe 2A merupakan jenis hibrida yang mempertahankan beberapa kapasitas oksidatif.

Selama aktivitas anaerobik, serabut oksidatif lambat (tipe 1) digunakan hampir secara eksklusif pada intensitas di bawah 70% dari VO2max. Selain intensitas ini, jalur anaerobik distimulasi. Pada VO2max, tipe 1 dan tipe 2 diandalkan, dan terjadi pemakaian oksigen secara sekunder untuk metabolisme aerobik.
Selama kontraksi isometrik, serabut tipe 2 umumnya digunakan ketika kekuatan melebihi 20% dari kontraksi volunter maksimal. Jika berkelanjutan untuk waktu yang lama, unit tipe 2 dapat digunakan 43 pada ambang batas bawah 20% kontraksi volunter maksimal.

ORIENTASI SERABUT OTOT

Otot-otot paralel memiliki serat yang tersusun sejajar dengan panjang otot dan menghasilkan berbagai gerak yang lebih besar dibandingkan otot berukuran sama dengan susunan yang tegak lurus dengan panjang otot. Otot-otot ini memiliki serabut pendek yang tersusun miring ke tendon mereka (mirip dengan susunan bulu),

1.

2.

3.
4.

Jenis kontraksi otot Kontraksi isometrik adalah kontraksi di mana tidak ada perubahan panjang otot. Kontraksi konsentris terjadi ketika otot memendek. Kontraksi eksentrik terjadi ketika otot memanjang. Kontraksi isokinetik terjadi ketika kontraksi otot dilakukan 44 pada kecepatan konstan.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKUATAN DAN KINERJA OTOT

Penentu kekuatan Kemampuan otot untuk menghasilkan kekuatan langsung berbanding terbalik dengan luas daerah otot.

secara

Hubungan antara panjang-tegangan Kekuatan maksimum dari kontraksi terjadi ketika otot berada pada saat panjang otot mengalami relaksasi normal. Efisiensi (persentase energi yang dikonversikan kedalam suatu pekerjaan bukan panas) terjadi pada kecepatan kontraksi sekitar 30% dari maksimum. Hubungan antara tenaga putaran-kecepatan Sebagian besar kekuatan dihasilkan oleh otot selama kontraksi eksentrik yang cepat (pemanjangan). Sebagian kecil kekuatan 45 dihasilkan selama kontraksi konsentrik yang cepat (pemendekan).

PENGARUH DARI LATIHAN

Membuat otot mampu lebih baik untuk mengontrol beban yang lebih besar. Adaptasi neural Sistem saraf mencukupi unit motor terbesar dengan stimulasi frekuensi yang tinggi untuk mencukupi kebutuhan kekuatan untuk mengatasi kelebihan resistensi.

Hipertrofi otot
46

ANJURAN LATIHAN

Kemajuan dalam program pelatihan dapat mencakup peningkatan jumlah angkat berat (latihan gerakan cepat yang berlawanan), peningkatan pengulangan, atau peningkatan kecepatan latihan. Biasanya istilah yang digunakan untuk menyatakan tingkat kekuatan seseorang salah satunya adalah pengulangan maksimum (RM),

Latihan progresif dan berlawanan Protokol terkenal termasuk DeLorme, Oxford dan metode DAPRE (daily adjusted progressive resistance exercise)

Penting untuk dicatat bahwa tidak satupun dari tiga jenis program pelatihan resistif telah bertekad untuk menjadi unggul daripada yang lain.

47

PENINGKATKAN JUMLAH PENGULANGAN ATAU TINGKAT

Penting untuk mengembangkan kekuatan otot adalah dengan berolahraga ke titik kelelahan. Kedua program pengulangan berat badan tinggi - rendah dan berat badan rendah-tinggi bisa efektif dalam mencapai kekuatan asalkan hasil latihan kelelahan otot.

Pengulangan jauh lebih harus dilakukan dengan bobot rendah untuk mencapai titik kelelahan.
Jumlah pekerjaan mekanik diperlukan oleh berat badan rendah-tinggi dengan latihan pengulangan untuk mencapai kelelahan otot mungkin jauh lebih besar daripada selama latihan berat badan yang lebih tinggi. 48

Efek Penuaan Meskipun sebelumnya diyakini bahwa kekuatan pelatihan pada yang tetua adalah hanya untuk belajar atau faktor saraf, laporan juga menunjukkan bahwa otot-otot orang tua dapat menunjukkan hipertrofi setelah latihan kekuatan.
Latihan untuk Pengurangan Lemak Ambang batas untuk perubahan berat badan tampaknya menjadi 30 menit latihan per hari, dengan kerugian lebih ditandai dengan mencatat 60 menit / hari.

49

ACSM PEDOMAN RESEP LATIHAN KEKUATANPELATIHAN

Kekuatan otot dan daya tahan dapat dikembangkan dengan latihan baik dinamis dan statis. Kedua bentuk memiliki indikasi, tetapi untuk orang-orang yang paling dinamis latihan dianjurkan.
Teknik khusus untuk setiap latihan harus erat dipatuhi. Keduanya yaitu mengangkat (konsentris) dan menurunkan (eksentrik) fase latihan resistensi harus dilakukan secara terkendali.
50

FLEKSIBILITAS
Lebih khusus, fleksibilitas telah didefinisikan sebagai "tamasya dicapai total (dalam batas-batas rasa sakit) dari bagian tubuh melalui jangkauan dari motion. Dari sudut pandang perkembangan, fleksibilitas yang terbesar adalah selama masa bayi dan anak usia dini. Fleksibilitas mencapai tingkat minimal antara 10 dan 12 tahun. Mencapai berbagai fungsional gerak maksimal merupakan tujuan penting dari banyak rejimen latihan terapi.

51

PENENTU FLEKSIBILITAS

Faktor-faktor penentu mobilitas sendi dapat dibagi menjadi faktor statis dan dinamis. Faktor statis meliputi jenis jaringan yang terlibat, jenis dan keadaan subunit kolagen dalam jaringan, ada atau tidak adanya peradangan, dan suhu jaringan. Faktor-faktor dinamis meliputi variabel neuromuskuler seperti kontrol otot sukarela dan panjang-ketegangan "termostat" dari unit musculotendinous, serta faktor eksternal seperti rasa sakit yang terkait dengan cedera.104
52

1.

2.

FAKTOR STATIS

Jaringan yang paling penting berkaitan dengan fleksibilitas adalah unit otot -tendon, yang merupakan target utama dari latihan fleksibilitas Otot dapat menanggapi gaya yang digunakan atau peregangan dengan pemanjangan permanen. Sebaliknya, otot saat istirahat memiliki kecenderungan untuk mempersingkat karena elemen kontraktilnya.

53

FAKTOR-FAKTOR DINAMIS
Mungkin yang paling menentukan klinis dan fisiologis yang dinamis faktor penentu fleksibilitas adalah ketegangan panjang otot termostat atau sistem kontrol arus balik. Faktor rumit tambahan adalah bahwa reseptor di unit musculotendinous disebut organ tendon Golgi bertindak untuk menghambat kontraksi otot pada titik tekanan kritis pada struktur. Kontribusi relatif dari faktor otot statis dan faktor saraf dinamis untuk fleksibilitas tetap sedikit kontroversial.

54

PENILAIAN FLEKSIBILITAS
Fleksibilitas umumnya dinilai dalam hal jangkauan gerak sendi. Metode yang digunakan saat menggunakan goniometer, serta rentang normal gerak yang dihadapi dengan metode ini, adalah distandardisasikan baik. Sebuah Flexometer Leighton terdiri dari lingkaran dial berputar ditandai dalam derajat dan pointer diimbangi untuk tetap vertikal. Pengganti electrogoniometer potensiometer untuk sebuah busur derajat.

55

Metode Peregangan Pencegahan dari luka dan pengobatan luka sendi spesifik, serta keberadaan dan efek nyeri atau kejang otot, memerlukan modifikasi program. Peregangan bisa berbahaya, dan bisa menyebabkan cedera yang signifikan jika salah dilakukan. Seperti halnya bentuk latihan terapi, pelatihan fleksibilitas harus didekati dalam sebuah program yang bertujuan memenuhi kebutuhan fungsional spesifik individu.

56

Balistik a) Peregangan balistik menggunakan aplikasi cepat berulang dari gaya dalam manuver memantul atau menghentak. b) Selain itu, peningkatan pesat yang berlaku dapat menyebabkan luka. c) Sebuah contoh akan menjadi 10-hitungan sentuhan jari kaki memantul dipopulerkan pada 1970-an, tetapi sejak ditinggalkan karena kurangnya efikasi dan risiko cedera.

57

Pasif Peregangan pasif dilakukan dengan pasangan atau terapis yang menerapkan peregangan untuk sebuah relaksasi sendi atau ekstremitas. Statis Peregangan statis menerapkan kekuatan stabil untuk jangka waktu 15 sampai 60 detik. Metode ini adalah jenis yang paling mudah dan paling aman pada tipe peregangan.

58

FASILITASI NEUROMUSKULAR

Efektivitas peregangan diberikan oleh teknik fasilitasi neuromuskuler telah didokumentasikan dalam beberapa penelitian. Metode ini biasanya membutuhkan terlatih,pembantu, atau pelatih. seorang terapis

Kegiatan khusus yang paling sering digunakan meliputi teknik hold-relax dan contract-relax, ditandai dengan kontraksi isometrik atau konsentris dari unit musculotendinous diikuti dengan peregangan pasif atau statis. Kontraksi prestretch diduga memfasilitasi relaksasi dan fleksibilitas melalui termostat panjang-ketegangan otot dibahas sebelumnya dalam bab ini.
59

ACSM PEDOMAN RESEP DARI LATIHAN UNTUK FLEKSIBILITAS MUSKULOSKELETAL

Fungsi optimal muskuloskeletal memerlukan rentang gerak yang memadai yang dijaga dalam semua sendi. Terutama penting adalah pemeliharaan fleksibilitas di punggung belakang dan otot paha posterior.
Beberapa latihan peregangan umum tidak bisa mempengaruhi pada semua orang, terutama mereka dengan cedera sebelumnya, insufisiensi sendi, atau kondisi lain yang dapat menempatkan mereka pada risiko cedera.
60

Plyometrics Plyometrics adalah tambahan yang relatif baru dengan alat-alat yang lengkap dari latihan terapi.
Kelas ini digunakan terutama latihan dalam pelatihan atlet.

Pendukung plyometrics menganjurkan itu karena pencegahan penguatan otot dan efek pencegahan cedera.
Latihan plyometric didefinisikan secara umum secara singkat, manuver peledak yang terdiri dari
61

Propioseptif
1.

2.

3.

Propioseptif menandakan proses dimana informasi tentang posisi dan pergerakan bagian tubuh berhubungan dengan sistem saraf pusat. Pentingnya propriosepsi untuk pencegahan cedera dan rehabilitasi dari cedera adalah berlaku umum. Cara hidup dengan melatih propioseptif, secara definisi, mencari untuk meningkatkan rasa pada sendi dan posisi tubuh.

62

Teknik Neurofasiltator Kelainan fungsi sistem saraf pusat menunjukkan suatu tantangan yang unik baik untuk pasien maupun untuk tim perawatan. Fasilitator Neuromuscular Propioseptif Bentuk terapi ini menggunakan tahanan yang secara tidak langsung memfasilitasi gerakan.

63

Brunnstrom Teknik ini menggunakan resistensi dan reaksi postural primitif untuk memfasilitasi pola gerakan gross sinergis dan meningkatkan tonus otot selama pemulihan awal dari cedera sistem saraf pusat. Bobath Teknik Bobaths menggunakan pola refleks penghambatan gerakan untuk menghambat tonus meningkat. Pola-pola inhibisi, yang umumnya antagonis terhadap pola sinergis primitif, yang dilakukan tanpa perlawanan.
64

PARA LANSIA

Para lansia dapat menunjukkan perbaikan dalam kapasitas aerobik dan kekuatan otot ketika diberi stimulus pelatihan yang memadai. Latihan resistensi dapat memungkinkan individu lansia untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih mudah dan melawan hilangnya otot dan kerapuhan dalam 'tua tua "orang.

Prinsip-prinsip umum yang sama resep excercise berlaku untuk individu dari segala usia. Berbagai kesehatan 65

KONTRAINDIKASI TERHADAP LATIHAN AEROBIK SELAMA KEHAMILAN


Kontraindikasi absolut Penyakit jantung hemodinamika yang signifikan Penyakit paru bersifat membatasi Serviks atau cerclage yang tidak kompeten Kehamilan multiple yang beresiko untuk persalinan prematur Perdarahan yang terus menerus pada trimester kedua atau ketiga Plasenta previa setelah kehamilan 26 minggu Ruptur membran Preeklamsia atau hipertensi akibat kehamilan

66

CONT
Kontraindikasi Relatif Anemia berat Aritmia jantung maternal Bronkitis kronis Diabetes tipe 1 tidak terkontrol Obesitas yang ekstrim Underweight yang ekstrim (indeks massa tubuh <12kg/m2) Riwayat gaya hidup yang sangat sedentary Pembatasan pertumbuhan janin pada kehamilan saat ini Hipertensi yang tidak terkontrol Keterbatasan ortopedi Penyakit kejang tidak terkontrol Hipertiroidisme tidak terkontrol

67

ALASAN YANG LEBIH LANJUT UNTUK MENGHENTIKAN OLAHRAGA DAN MENCARI SARAN MEDIS SELAMA KEHAMILAN
Perdarahan vagina Dispnea sebelum pengerahan Pusing Sakit kepala Nyeri dada Kelemahan otot Nyeri atau bengkak pada betis (perlu untuk menyingkirkan thrombophlebitis) Kelahiran prematur Berkurangnya gerakan janin Kebocoran cairan amnion

68

ANAK-ANAK
Anak-anak dan remaja diberikan instruksi yang tepat dan pengawasan. Karena sistem thermoregulator belum matang, pemuda harus berolahraga di lingkungan thermonetral dan terhidrasi. Anak-anak dan remaja yang kelebihan berat badan dan tidak aktif secara fisik mungkin tidak mampu mencapai 60 minit/hari aktivitas fisik. Upaya harus dilakukan untuk mengurangi kegiatan sedentary (misalnya, televisi dan video game) dan meningkatkan kegiatan-kegiatan yang mempromosikan kegiatan seumur hidup dan kebugaran (yaitu, berjalan dan bersepeda).

69

PENYAKIT VASKULER PERIFER

Pasien dengan penyakit vaskuler perifer mengeluh nyeri iskemik (klaudiasi) selama beraktifitas, merupakan hasil dari ketidaksesuaian antara ketersediaan dan kebutuhan oksigen pada otot yang aktif. Gejala yang ditimbulkan berupa rasa terbakar, sakit, kebal, atau keram. Nyeri biasanya dirasakan pada daerah betis, tetapi dapat dimulai dari bagian bokong dan menyebar turun ke kaki.
70

DIABETES

Jika pasien dengan kontrol yang tidak adekuat atau hanya saat hiperglikemi tanpa ketosis, latihan dapat menurunkan konsentrasi gula darah dan menurunkan dosis insulin yang dibutuhkan. Hipoglikemi tidak hanya saat latihan, tetapi sampai 4 sampai 6 jam setelah latihan. resiko hipoglikemi dapat diminimalkan dengan memperhatikan beberapa hal berikut : Memantau gula darah secara berkala ketika memulai suatu program latihan. Mengurangi dosis insulin (dengan 1 sampai 2 unit dari yang diresepkan dokter) atau meningkatkan asupan 71 karboidrat (10 sampai 15 g karbohidrat setiap latihan 30 menit) sebelum latihan

1.

2.

KESIMPULAN
latihan

yang tepat dan meminimalkan resiko terjadinya luka. khusus, (orang muda, orang tua, dan orang yang memiliki penyakit menetap) membutuhkan program latihan yang dimodifikasi untuk memaksimalkan keamanan.
72

Populasi

REFERENSI

American college of obstetricans dan gynecologist: exercise during pregnancy and the post partum period, Washington, DC, 1994, American college of obstetricians and gynecologist. American college of obstetricans dan gynecologist: exercise during pregnancy and the post partum period, Obstet gynecol 99 : 171-173, 2002. [anonymous] : summary of the second report of the national cholesterol education program (NCEP) expert panel on detection, evaluation, and treatment of high blood cholesterol in adult (Adult treatment panel II), JAMA 269 (23) : 3015-3023, 1993. August GP, Caprio S, Fennoy L et al: prevention and treatment of pediatric obesity : an endocrine society clinical practice guideline based on expert opinion, J Clin Endocrinol Metab 93 (12) : 4576-4599. 2009 Barrack RL, Skinner H, cook S, et al: effect of articular disease and total knee arthoplasty on knee joint-position sense, J neurophysiol 50(3) : 684687, 1983. Barrett DS: proprioception and function after anterior reconstruction, J Bone Joint Surg Br 73 (5) : 833-837, 1991. cruciate
73

CONT

Robbert M, Mackey M, schenkelshoek D: biomecanical analysis of drop and countermovement jumps, eur J Appl Physiol 54:566-573,1986. Bosco C, Komi PV: potensiation of the mechanical behavior of the human skeletal muscle through prestretching, acta phisiol scand 106(4):467-472, 1979. Bosco C, Tihani J, Komi P: store and recoil of elastic energy in slow and fast types of human skeletal muscles, acta physiol scand 116: 343-349, 1982. Brunnstrom S: movement therapy in hemiplegia, new york, 1971,Harper & row.

Bryant S: flexibility and stretching, physician sports med 12:171,1984


Cady LD Jr. Thomas PC, karwasky RJ: Program for increasing health and physical fitness of fire fighters, J Occup Med 27(2): 110-114,1985. Cavagna G, Dusman B, margaria R: positive work done by a previously stretched muscle, J Appl physiol 24:21-32,1968. Cavagna G, Dusman B, margaria R: effects of negative work on the amount of positive work performed by an isolated muscle, J Appl physiol 20:157-158, 1965. 74 Chu D: Jumping into plyometrics, champaign, 1998, human kinetics.

CONT

Ciullo JV: biomechanics of the musculotendinous unit, clin sports med 2:71, 1983. Corbin c: flexibility, clin sports med 3:101-117, 1984.

Craib MW , Mitchell VA, Fields KB, et al: the association between flexibility and running economy in sub-elite male distance runners med sci sports exerc 28:737-743, 1996.
Cramer IT, Housh TJ, Johnson GO, et al: acute effects of static stretching on peak torque in women, J. Strength cond res 18:236-241, 2004.

Cramer IT, Housh TJ, Weir JP, et al: acute effects of static stretching on peak torque, mean power output, electromyography and mechanomiography, eur J Appl physiol 93: 530-539, 2005.
Cureton T : Flexibility as an aspect of physical fitness. Res Q 12: 381-390, 1951. DAmbrosia R, Drez d: prevention and treatment of running injuries thorafare, 1982, charles slack.
75

CONT

Delateur BJ: therapeutic exercise to develop strength and endurance in kottke FJ, Stillwell GK, Lehmann JF , editors : krusens handbook of physical medicine and rehabilitation, philadelphia, 1982, saunders. Delateur BJ: therapeutic exercise. In Braddom RL, editor : physical medicine and rehabilitation, phyladelphia , 1996, saunders. Delateur BJ, Lehmann JF, Fordyce WE : a test of the delorme axiom, arch phys med rehabil 49:245-248, 1968. Demaree SR, Powers SK, lawler JM: fundamental of exercise metabolism in roitman JL , Haver EJ, Herridge M, et al, editors : ACSM resource manual for guidelines for excercisetesting and prescription, phyladelphia , 2001, Lippincott williams & Wilkins. Dempsey FC, Butler FL, Williams FA: No need for a pregnant pause: physical activity may reduce the occurrence of gestational diabetes mellitus and preeclampsia, Exerc Sport Sci rev 33:141-149,2005. Deschenes M, Kraemer W:Performance and physiologic adaptations to resistance exercise, Am I Phys Med Rehabil 81 (suppl 11): S3-S16, 2002
76

CONT

Deuster P, Keyser D: Basics in exercise physiology. In OConnor F, Sallis R, Wilder R, et al, editors: sports medicine: just the facts, New York, 2005, McGraw Hill. Devries H: Electromyograpihic observation of effects of static stretching upon muscular distress, Res Q 32: 468-479,1960. Devries H, Housh T: Prevention of muscular distress after exercise. ' Res Q 32:177-185. I960. DeVries II, Iloush II: Evaluation of static stretching procedures for improvement of flexibility, Res O 33:222-229, 1962. DeVries II, Iloush II: I'hysiology of exercise for physical education. athleius and txercise science, ed r>. Dubuque, I A. 1994, William C . Brown. DeVries HA, Whistle RA. Bulbuhan K I r.inquili/ci ellect of exercise. I Acute effects ol moderate aciobic exercise on spinal reflex activation Kr level. Am I I'hys Med 60:57-66. 1981 Daucette S, Globe E : I Ihe effect of exercise on patellar tracking in lateral 77 ft patellar compression syndrome. Am / /Ins Mnf 20 4 34-440. 1992.

78

Anda mungkin juga menyukai