Anda di halaman 1dari 31

Cardiovascular Response to

Exercise
Group I :
Aminuddin 011214553004
Taufiq Widyabakti 011214553013
Afif Rusdiawan 011214553015
Goal
 Several cardiovascular changes occur during exercise aimed
at improving exercise performance and may even influence
the cardiovascular system during acute and chronic.
Cardiovascular system that occurs specifically at:

◦ Heart rate (HR)- Good indicator of intensity of exercise


◦ Stroke volume (SV)
◦ Cardiac output (Q)
◦ Blood pressure (BP)
◦ Blood flow
◦ Blood
Proses Mekanisme Siklus Jantung (Cardiac
Cycle )
 Siklus jantung terdiri dari sistol (kontraksi dan pengosongan) dan
diastol ( Relaksasi dan Pengisian ) yang bergantian. Kontraksi
terjadi karena penyebaran eksitasi ke seluruh jantung, sementara
relaksasi mengikuti repolarisasi otot jantung, Atrium dan ventrikel
melakukan siklus sistol dan diastol secara terpisah.
Cara Kerja Otot Jantung

 Siklus jantung terdiri atas satu periode relaksasi yang


disebut Diastole, yaitu periode pengisian jantung dengan
darah, yang diikuti oleh satu periode kontraksi yang
disebut sistole.

Gambar 2. Cara Kerja otot jantung. (http://untukhidupsehat.blogspot.com/2011)


Acute response that occurs in
cardiovascular
 Peningkatan HR/ denyut nadi, diakibatkan kebutuhan
penyediaan darah lebih banyak pada saat latihan.
 . Peningkatan Stroke Volume, SV adalah jumlah darah
yang dipompa oleh jantung dalam 1 kali denyutan.
 Peningkatan Cadiac output, ada peningkatan stroke
volume dan denyut nadi.
 Peningkatan VO2max, Ketika beban kerja meningkat
konsumsi oksigen / O2 juga akan meningkat pada saat
tersebut ambilan oksigen akan mencapai nilai maksimal.
Chronic response that occurs in
cardiovascular
 Pada latihan jangka waktu panjang sumber energi yang dipakai
adalah mengunakan oksigen dikenal dengan nama aerobic
system.
 Pada latihan ini denyut nadi, frekwensi pernapasan, cardiac
output dan kebutuhan oksigen meningkat.
 Latihan fisik keras memiliki keterbatasan yaitu kemampuan
jantung sebagai pompa yang mampu mengirimkan darah dalam
memenuhi kebutuhan oksigen ketika terjadi kontraksi otot.
 Setelah latihan teratur 1-3 minggu maka akan terjadi perubahan
sebagai berikut :
 1. Peningkatan VO2max.
 2. Penururunan target zone maksimal dan submaksimal.
 3. Penurunan asam laktat.
Impact of chronic response
during exercise

Peningkatan ukuran jantung, terutama


pada ventrikel kiri.
2. Penurunan denyut nadi istirahat.
 (http://fisioterapior.worldpress.com)
Heart Rate (HR) / Denyut Nadi
HR merupakan salah satu parameter sederhana
yang paling informative, pengukuran HR pada
subjek biasanya dilakukan pada radial atau carotid
artery. HR merupakan indikator dari intensitas
latihan.
Menurut T. Howley (1997) “Intensitas latihan
adalah besarnya energi yang dibutuhkan untuk
beraktivitas dihubungkan dengan HR atau VO2”.
Resting Heart Rate (RHR)
 Pada kebanyakan orang rata-rata RHR 60-80
denyut/menit.
 Atlet terlatih RHR lebih rendah dari orang normal
sekitar 28-48 denyut/menit.
 Sesaat sebelum memulai latihan denyut nadi biasanya
meningkat dari kondisi normal, Biasa dsebut dengan
Anticipatory response.
 Anticipatory response terjadi karena ada pelepasan
norepinephrine sebagai neurotransmitter yang berasal
dari system saraf simpatik dan juga melepaskan
epinephrine hormone dari adrenal modulla.
Heart Rate During Exercise

Ketika kita memulai latihan, denyut


nadi akan meningkat seiring dengan
peningkatan intensitas, saat intensitas
latihan berada pada puncak maksimal
maka denyut nadi juga berada pada
titik puncak disebut Maximum Heart
Rate HRMax.
Stroke Volume (SV)
 SV juga meningkat selama latihan, hal ini terjadi
karena tubuh berusaha menyesuaikan terhadap
perubahan yang terjadi, SV ditentukan oleh empat
faktor :
1. Volume darah venous yang kembaali ke jantung.
2. Ventricular distensibility (Kemampuan
Ventricle membesar untuk isi maksimal)
3. Ventricular contractility (kemampuan kontraksi
ventricle)
4. Aortic or pulmonary artery pressure (tekanan
untuk membuat ventrivle kontaksi)
Stroke Volume
Stroke volume in Cyclists
frank Starling Mechanism

http://dokterabdiyat.wordpress.com/2012/09/27/dokter-kompensasi-jantung
 saat darah masuk dan mengisi ventricle dalam
jumlah besar selama diastole dinding ventricle
meregang, untuk merespons dan mengeluarkan
jumlah darah yang besar ventricle akan berkontraksi
dengan kuat.
 Keterbatasan darah yang kembali dari vena (venous
return) dikarenakan saat latihan denyut nadi
meningkat, waktu pengisian ventrikel semakin
sedikit sehingga voleme akhir dapat mencapai titik
jenuh (plateau) atau bahkan menurun. Faktor yang
dapat meningkatkan adalah dikarenakan saat berlatih
tahanan perifer menurun karena ada vasodilatisi
daerah otot yang aktif
Cardiac output (Q)
 Cardiac Output adalah Stoke Volume x Heart Rate (Q =
SV x HR). Fungsi Q adalah untuk menyediakan oksigen
pada otot yang aktif, sehingga hubungan antara Q dan
intensitas latihan adalah linier, demikian juga dengan
hubungan antara intensitas latihan dan denyut nadi. Pada
intensitas latihan 40%-60% HRmax maka SV tidak akan
meningkat (plateau) atau meningkat sedikit sehingga
kenaikan cardiac output lebih disebabkan karena
peningkatan denyut nadi. Pada sesorang yang sangat
terlatih, cardiac output masih bisa meningkat lagi pada
intensitas latihan yang lebih tinggi, sehingga
menyebabkan peningkatan cardiac output.

 Pada kondisi normal besar cardiac output seseorang


adalah 5 L/min, hal itu juga dipengaruhi oleh ukuran
tubuh seseorang, Maksimal cardiac output pada orang
terlatih sekitar 20 L/min – 40 L/min (elite endurance
athlete). (Wilmore, dkk, 2008)
Blood Pressure Response to
Exercise

Note the peripheral wave amplification


Rowell, Human Circulation, 1986
Blood Pressure Response to
Exercise

McArdle et al., Exercise Physiology, Lippincott,


2001
Blood Pressure Responses
Blood Flow
Acute changes in Q and BP during
exercise allow for increased total blood
flow to the body.
Blood flow patterns change in transition
from rest to exercise
Through SNS, blood is redirected to
active areas during exercise
Distribution of Q at Rest and During
Exercise

Relative to total blood volume Absolute


Oxygen Content
Saat istirahat, oksigen darah sekitar 20 mlO 2/100ml
darah arterial dan 14 mlO2 di daerah vena yang
kembali ke atrium/serambi kanan. Perbedaan ini ,
20 mlO2 - 14 mlO2 = 6 mlO2 disebut arterial mixed
venous oxygen difference atau (a-v)O2 difference.
Seiring meningkatnya intensitas latihan maka (a-
v)O2 difference juga meningkat secara progresiv
sampai 3x lipat dari saat istirahat, meningkatnya
perbedaan tersebut membuat penurunan kadar O 2 di
vena, karena O2 lebih banyak diekstrasi dari darah
untuk keperluan pembakaran bahan makanan.
Cardiovascular Drift
Arterial-Venous Oxygen Difference
Sejauh mana oksigen diambil dari darah
saat melewati tubuh Dihitung sebagai
perbedaan antara kandungan oksigen darah
arteri dan darah atrium kanan.
Perbedaan meningkat dengan
meningkatnya intensitas latihan, dengan
lebih banyak oksigen yang diekstraksi dari
dalam darah.
Changes in (a-v)O2
Blood Plasma Volume
 Pergerakan cairan keluar masuk kapiler ke jaringan
interstitial adalah karena adanya tekanan hydrostatic
dan osmotic. Karena tekanan darah meningkat saat
latihan maka tekanan hidrostatik juga akan naik, hal ini
menyebabkan darah keluar dari kapiler, sehingga produk
sampah metabolic di jaringan otot juga akan bertambah
sehingga mengakibatkan intramuscular osmotic
pressure bertambah, menyebabkan plasma tertarik dari
kapiler menuju otot. Pada latihan daya tahan yang
melelahkan, volume plasma berkurang 15-20% dalam 1
menit. Untuk aktivitas jangka pendek dalam beberapa
menit maka volume plasma tidak banyak berpengaruh
Central Regulation of the Cardiorespiratory
System During dynamic Exercise
 Penyesuaian cardiocascular dan respiratory pada saat
latihan berlangsung dengan cepat. Dalam 1 detik kontraksi
otot denyut nadi akan meningkat. Peningkatan cardiac
output dan tekanan darah akan meningkatkan aliran darah
pada jaringan otot yang aktif untuk memenuhi kebutuhan
metabolik. Apa yang menyebabkan perubahan
cardiovascular system?

Cardiorespiratory Control During Exercise ( comprehensivephysiology.com )


 Penjelasan dari pertanyaan di atas dapat diperoleh melalui
Central Command Theory yang melibatkan aktivasi parallel
antara motor dan cardiovascular system di otak. Aktivasi
yang cepat pada central command menyebabkan
peningkatan denyut nadi dan tekanan darah. Berikutnya
respon cardiovascular pada latihan dimodivikasi oleh
mechanoreceptors, chemoreceptors dan baroreceptors.
 Baroreceptors adalah receptor-reseptor yang sensitive untuk
meregang dan mengirim kembali informasi tekanan darah ke
pusat kontrol. Signal dari perifer dikirim kembali ke pusat
control cardiovascular melalui stimulasi mechanoreceptors
yang sensitive meregangkan otot rangka, dan melalui
chemoreceptors yang sensitive meningkatkan metabolisme
di dalam otot. Feedback tekanan darah dan lingkungan otot
lokal membantu untuk cardiovascular respons
Respiratory Responses to Acute Exercise

Yang mengatur ventilasi paru adalah pusat


pernafasan di otak dan input dari reseptor di otot
aktif. Peningkatan CO2 dan H+ di deteksi oleh
chemoreseptor di otak, carotid bodies dan paru
yang kemudian merangsang pusat inspirasi untuk
meningkatkan kecepatan dan kedalaman inspirasi.
Receptor di ventricle juga akan memberi informasi
ke pusat inspirasi sehingga peningkatan cardiac
output diikuti peningkatan pernapasan. Proses ini
adalah untuk menyeimbangkan suplai O 2 dengan
kenaikan aliran darah atau cardiac output
Integration of the Cardiovascular system’s response to exercise
(Physiology of Sport And Exercise , Wilmore, 2008)

Anda mungkin juga menyukai