Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGARUH PERUBAHAN POSISI DAN AKTIVITAS TERHADAP


TEKANAN DARAH, DENYUT JANTUNG, DAN FREKUENSI
PERNAFASAN

I. Tanggal Praktikum
Selasa, 5 Maret 2012

II. Tujuan Praktikum
Mampu menjelaskan pengaruh aktivitas terhadap denyut jantung, tekanan darah,
dan Frekuensi pernafasan.

III. Landasan Teori
Mekanisme kontraksi jantung terjadi karena adanya proses stimulus-respons
yang timbul karena adanya sistem penghantar khusus jantung yang dibentuk oleh
otot-otot jantung. Dengan demikian otot jantung berbeda dengan otot lainnya
karena selain berfungsi untuk kontraksi tetapi juga berfungsi sebagai sistem
konduksi (penghantar khusus). Sistem penghantar khusus ini mempunyai sifat-
sifat sebagai berikut.:
a. Otomatisasi : yaitu kemampuan untuk menghasilkan impuls secara
spontan
b. Ritmisitas : yaitu kemampuan membentuk impuls secara teratur
c. Daya konduksi : yaitu kemampuan untuk menyalurkan impuls
d. Daya rangsang : yaitu kemampuan untuk menanggapi stimulus.
Sistem penghantar khusus jantung terdiri dari :
a. Sinoatrial (SA) Node yang berperan sebagai pacu jantung (pace maker),
terletak pada dinding atrium kanan dekat muara Vena Cava Superior
b. Atrioventrikular (AV) Node, terletak dibagian bawah septum atrium
dekat muara Sinus Koronarius
c. Bundle of His (Berkas His), sebagai lanjutan dari AV Node dan
merupakan penghubung fungsional antara otot atrium dengan otot
ventrikel. Dibagian atas septum venetrikel, berkas His bercabang 2
(dua) menjadi cabang kanan (Right Bundle Branch) yang menuju
ventrikel kanan, dan cabang kiri (Left Bundle branch0 yang menuju
ventrikel kiri. Cabang kiri ini pendek dan bercabang lagi menjadi
fasikulus anterior yang menuju dinding ventrikel kiri bagian depan atas,
dan fasikulus posterior menuju dinding ventrikel kiri bagian belakang
bawah.Ujung-ujung berkas susunan penghantar khusus di ventrikel
terdiri dari serat-serta Purkinje yang berada di sel-sel miokardium.
Kecepatan pembentukan impuls, konduksi, dan kekuatan kontraksi diatur
oleh sistem saraf autonom yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf
parasimpatis melalui N.Vagus.Dalam mengendalikan aktivitas jantung saraf
simpatis dan parasimpatis mempunyai pengaruh yang berlawanan. Saraf simpatis
meningkatkan kecepatan pembentukan impuls, kecepatan konduksi, dan kekuatan
kontraksi, sedangkan saraf parasimpatis dalam hal ini N.Vagus, sebaliknya yaitu
menurunkan kecepatan pembentukan impuls, kecepatan konduksi dan kekuatan
kontraksi.
Sistem saraf autonom ini, juga dipengaruhi oleh perubahan tekanan dimana
reseptor tekanan (baroreceptor/pressoreceptor) terletak pada lengkung aorta dan
sinus karotikus, serta perubahan kimia darah yaitu perubahan oksigen,
karbondioksida, elektrolit, pH, dan obat-obat tertentu.
Adaptasi terhadap kebutuhan oksigen dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan
ekstrinsik. Jika kebutuhan tubuh akan oksigen meningkat, misalnya saat
melakukan latihan atau olah raga, kegemukan, stress emosi, penyakit
metabolisme,perdarahan, anemia, dan penggunaan obat-obat tertentu, curah
jantung (cardiac output) meningkat. Apabila kebutuhan oksigen ini berkurang,
misalnya saat istirahat, hipervolemia, meningkatnya viskositas darah, curah
jantung ini akan menurun.
Hubungan timbal balik antara mekanisme pemompaan dan kebutuhan oksigen
menjamin dinamika ekuilibrium dalam pemenuhan kebutuhan oksigen. Darah
yang dipompakan ke dalam aorta pada waktu systole dapat didengarkan berupa
denyut nadi (heart rate) dan darah ini menimbulkan tekanan yang bergelombang
sepanjang arteri dan dapat diraba sebagai denyut nadi.

Pengaturan Tekanan Darah
Tekanan darah adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh jntung yang
berkontraksi saat memompa darah sehingga darah terus mengalir didalam
pembuluh darah. Tekanan ini diperlukan supaya darah tetap mengalir serta dapat
melawan gravitasi dan hambatan dalam dinding arteri. Tanpa tekanan darah yang
terus menerus darah tak akan dapat mengalir ke otak dan keseluruh jaringan
tubuh.
Tekanan darah tergantung dari kemampuan jantung sebagai pompa dan
hambatan dalam pembuluh darah arteri. Jumlah darah yang dipompa oleh jantung
dalam 1 menit disebut curah jantung (cardiac output). Cardiac output tergantung
dari kecepatan jantung berdenyut (heart rate) dan jumlah darah yang dipompakan
dalam setiap denyutan atau pompaan yang disebut isi sekuncup (stroke
volume).Dalam keadaan normal isi sekuncup ini berjumlah sekitar 70 ml dengan
frekuensi denyut jantung 72 x/menit, sehingga curah jantung diperkirakan sekitar
5 liter. Jumlah ini tidak menetap tetapi dipengaruhi oleh aktivitas seseorang.
Sepanjang 24 jam tekanan darah selalu berubah-ubah berkisar antara 20 30
mmHg, angka ini tergantung dari kegiatan dan tuntutan kebutuhan tubuh. Tekanan
darah paling rendah adalah apabila sedang istirahat atau pada saat tidur. Saat
berdiri dan bergerak tubuh akan mengadakan pengaturan sehingga tekanan darah
menjadi stabil. Curah jantung meningkat pada pada waktu melakukan kerja otot,
stress, peningkatan suhu lingkungan, kehamilan, setelah makan, dan aktivitas
lainnya.
Didalam pembuluh darah, darah tidak mengalir secara kontinyu dan merata
seperti air di dalam pipa karet atau plastik, akan tetapi berupa semburan atau
dorongan sesuai dengan denyutan jantung sehingga pembuluh darah berdenyut.
Tekanan pada pembuluh darah akibat dorongan tersebut disebut tekanan sistolik,
yaitu berupa tekanan maksimal yang menekan pembuluh darah arteri. Selanjutnya
tekanan pada pembuluh darah arteri akan menurun yaitu selama jantung
relaksasiatau diantara pompaan atau denyutan jantung, tekanan ini dinamakan
tekanan diastolic.
Tes Harvard adalah salah satu jenis tes stress jantung untuk mendeteksi
dan atau mendiagnosa kelainan kardivaskuler. Tes ini juga salah satu ukuran yang
bagus bagi kebugaran, dan kemampuan untuk pulih dari olahraga berat. Semakin
cepat jantung kembali normal maka semakin bugar tubuhnya.
Adaptasi Fisiologis akibat Olahraga
Adaptasi fisiologis terhadap kerja fisik dapat dibagi dalam adaptasi akut
dan kronik. Adaptasi akut merupakan penyesuaian tubuh yang terjadi pada saat
melakukan olahraga dan adaptasi kronik merupakan hasil perubahan pada tubuh
oleh suatu periode program latihan fisik. Olahraga akan membutuhkan energi
yang lebih banyak dibandingkan dengan keadaan istirahat. Banyaknya energi
yang dibutuhkan dipengaruhi oleh macam olahraga, intensitas olahraga lamanya
melakukan olahraga dan tingkat kebugaran jasmani seseorang. Bagaimana tubuh
dapat mengatasi kebutuhan tersebut ditentukan oleh kemampuan adaptasi
fisiologis dari seseorang.

Fungsi utama sistem kardiovaskuler selama kerja fisik adalah menghantar
darah ke jaringan yang aktif termasuk oksigen dan nutrien, dan mengangkut
produk metabolit dari jaringan tersebut ke alat ekskresi. Untuk melakukan tugas
tersebutbeberapa parameter tubuh mengalami perubahan, antara lain :
1. Frekuensi Denyut Jantung
Frekuensi denyut jantung merupakan parameter sederhana dan mudah diukur
dan cukup informatip untuk faal kardiovaskuler. Pada keadaan istirahat
frekuensi denyut jantungberkisar antara 60 - 80 x/ menit. Frekuensi denyut
jantung terendah diperoleh pada keadaan istirahat berbaring. Pada posisi
duduk sedikit meningkat dan pada posisi berdiri meningkat lebih tinggi
dariposisi duduk. Hal ini disebabkan oleh efek grafitasi yang mengurangi
jumlah arus balik vena ke jantung yang selanjutnya mengurangi jumlah isi
sekuncup. Untuk menjaga agar curah jantung tetap maka frekuensi denyut
jantung meningkat. Sebelum seseorang melakukan kerja fisik, frekuensi
denyut jantung pra kerja meningkat di atas nilai pada keadaan istirahat.
Makin baik kondisi seseorang akan diperoleh frekuensi denyut jantung yang
lebih rendah untuk beban kerja yang sarna. Pada suatu saat meskipun beban
ditambah tetapi frekuensi denyut jantung tetap. Frekuensi denyut jantung
pada keadaan tersebut disebut frekuensi maksimal. Tiap orang mempunyai
frekuensi maksimal denyut jantung yang tampaknya mempunyai hubungan
erat dengan faktor usia.




2. Curah Jantung/Cardiac Output (CO)
Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh jantung,
khususnya oleh ventrikel selama satu menit. Variasi produksi curah jantung
dapat disebabkan oleh perubahan dari denyut jantung dan volume sekuncup.
Denyut jantung terutama dikontrol oleh persarafan jantung, rangsangan
simpatis meningkatkan denyut jantung dan perangsangan parasimpatis
menurunkannya. Total volume darah dalam sistem peredaran darah dari rata-
rata orang adalah sekitar 5 liter (5000 mL). Menurut perhitungan, seluruh
volume darah dalam system peredaran darah akan dipompa oleh jantung
setiap menit (pada saat istirahat). Latihan (aktivitas fisik) dapat meningkatkan
output jantung hingga 7 kali lipat (35 liter / menit).

3. Isi Sekuncup (Stroke Volume)
Isi sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa setiap kontraksi dari
ventrikel kiri dan diukur dalam ml/kontraksi. Volume sekuncup meningkat
sebanding dengan aktivitas fisik. Pada keadaan normal (tidak dalam aktivitas
lebih) setiap orang memilki volume sekuncup rata-rata 50-70ml/kontraksi dan
dapat meningkat menjadi 110-130ml/kontraksi scara intensif, ketika
melakukanaktivitas fisik. Pada atlet dalam keadaan istirahat memiliki stroke
volume rata-rata 90-110 ml/ kontraksi dan meningkat setara dengan 150-
220ml/kontraksi.

4. Aliran Darah
Sistem pembuluh darah bisa membawa darah kembali ke jaringan yang
membutuhkan dengan cepat dan berjalan pada daerah yang hanya
membutuhkan oksigen. Pada keadaan istirahat 15-20% suplai darah di
sirkulasi pada otot skelet. Selama melakukan aktivitas fisik, ini bisa
meningkat menjadi 80-85% dari curah jantung.
Arus darah dari jantung ke jaringan tubuh bervariasi sesuai dengan
kebutuhan masing-masing jaringan baik dalam keadaan istirahat maupun
pada kerja fisik. Jumlah absolut darah yang ke otak selalu tetap/konstan, ke
otot dan jantung jumlah darah akan meningkat sesuai dengan bertambahnya
beban kerja sedangkan yang ke ginjal, lambung dan usus akan berkurang
pada beban kerja yang meningkat.

5. Tekanan Darah
Tekanan darah pada saat berolahraga, respon tekanan sistolik dan diastolik
memperlihatkan perubahan yang berbeda. Tekanan sistolik meningkat secara
linear dengan olahraga yang dilakukan. Nilai dapat berubah dari 120 mmHg
pada keadaan istirahat menjadi 200 mmHg pada sat individu mencapai
kapasitas maksimal. Perubahan tekanan diastolik relatif sedikit, biasanya
peningkatan atau penurunan tidak lebih dari 10 mmHg, pada sirkulasi
pulmonal tekanan sistolik dapat mencapai 2 kali, yaitu dari 20 menjadi 40
mmHg,sedangkan tekanan diastolik tetap.



IV. Alat dan bahan
1. Sphygmomanometer
2. Stetoskop
3. Bangku Kayu

V. Tata Kerja Praktikum
1. Meminta orang percobaan untuk relax
2. Menghitung denyut nadi orang percobaan
3. Memasang manset pada lengan atas
4. Memompa karet berkali-kali sampai air raksa pada manometer naik
mencapai 20 40 mmHg diatas rata-rata tekanan darah normal sambil
meletakkan stetoskop diatas arteri dibawah pemasangan manset
5. Membuka klep pengatur perlahan lahan
6. Mendengarkan dengan seksama suara yang terdengar melalui stetoskop
7. Menentukan sistolik dan diastolic
8. Melakukan pemeriksaan tekanan darah pada posisi tidur, duduk,dan tidur.
9. Meminta orang percobaan untuk naik turun tangga dengan kecepatan 60x/
menit selama 3 menit tanpa istirahat
10. Memeriksa kembali denyut nadi dan tekanan darah orang percobaan segera
setelah 1,2, 3 melakukan aktivitas.

VI. Hasil Praktikum
Nama : Muhamad Randi G . P.
NPM : 220110120086
Partner : 1. Irvan Ravani A (220110120089)
2 Randi Febrian (220110120095)
3.Annisa Rizqonah (220110120103)
4. Ganes Insina (220110120111)
5. Redi Saputra (220110120136)
A. Frekuensi denyut nadi
Saat istirahat : 88
Setelah aktivitas : 1. 124
2. 112
3. 96
B. Tekanan Darah
Saat posisi tidur : 100/60
Saat posisi duduk : 110/80
Saat posisi berdiri : 120/80
Setelah aktivitas : 1. 120/90
2. 120/90
3. 110/90
C. Frekuensi pernapasan
Saat istirahat : 16 kali / menit
Setelah aktivitas
Menit 1 : 40 kali /menit
Menit 2 : 37 kali /menit
Menit 3 : 30 kali /menit
VII. Pembahasan dan Simpulan

1. Pembahasan

A. PEMBAHASAN FREKUENSI DENYUT NADI
Dari hasil percobaan didapatkan data frekuensi denyut nadi naracoba ketika
istirahat adalah 88 dan mengalami peningkatan pasca melakukan aktivitas
(olahraga). Hal tersebut membuktikan bahwa denyut nadi (jantung) sangat
dipengaruhi oleh aktivitas fisik, karena aktivitas fisik akan meningkatkan
pacu jantung dan kebutuhan O
2
pada jaringan tubuh yang menyebabkan
makin banyaknya darah yang harus dipompakan.
Sehingga setelah beberapa menit naracoba beristirahat didapatkan data
denyut nadi naracoba berangsur turun, hal tersebut diakibatkan tubuh
naracoba berangsur stabil sehingga kebutuhan akan O
2
dan banyaknya darah
yang dipompakan kepada jaringan akan kembali normal.


B. PEMBAHASAN TEKANAN DARAH
Dari hasil percobaan didapatkan data bahwa tekanan darah
naracoba ketika sedang beristirahat (tidur, duduk, dan berdiri) dan setelah
beraktivitas itu mengalami perubahan, dimana nilai tekanan darah setelah
beraktivitas cenderung lebih tinggi dibandingkan ketika beristirahat
.Perubahan ini menunjukan bahwa posisi tubuh dan juga aktivitas (gerak
tubuh) itu berpengaruh pada nilai tekanan darah .
Tekanan darah naracoba saat istirahat pun bervariasi.Tekanan
darah naracoba saat berbaring adalah 100/60, saat posisi duduk 110/80, dan
saat berdiri 120/80. Perubahan nilai tersebut dikarenakan perbedaan posisi
dari si naracoba, pada saat posisi berbaring ( tidur ) kontraksi diafragma itu
kecil yang menyebabkan darah yang mengalir ke jantung akan melambat,
serta diakibatkan karena rendahnya pengaruh gaya gravitasi sehingga kerja
jantung tidak terlalu berat untuk memompakan darah. Sedangkan pada saat
duduk diperlukan energy yang lebih besar karena pada saat duduk kita sudah
dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi yang menyebakan tekanan darah
menjadi meningkat bila dibandingkan ketika saat posisi berbaring atau tidur.
Dan pada saat berdiri diperlukan energi yang lebih banyak lagi untuk
mempertahankan posisi tubuh dan energi jantung untuk membawa darah
kembali ke atrium dexter oleh vena cava superior maupun inferior yang
berlawanan dengan gaya gravitasi . Selain itu, pada saat berdiripun semakin
banyak otot yang berkontraksi yang menyebabkan jantung harus
memompakan darah semakin banyak ke jaringan.
Adapun data tekanan darah hasil percobaan saat pasca melakukan
aktivitas dapat dikatakan sesuai dengan teori yang ada, karena pada data
hasil percobaan menunjukan adanya peningkatan tekanan darah setelah
berolahraga ( beraktivitas ).Perubahan atau peningkatan tekanan darah
setelah aktivitas itu dipengaruhi oleh beberapa peristiwa diantaranya adalah
adanya reflex otot yang merangsang susunan saraf simpatis, adanya
peristiwa vasodilatasi, dan juga adanya peningkatan curah jantung.

1. Reflex otot yang merangsang susunan saraf simpatis
Saat berolahraga otot otot kita dalam keadaan kontraksi, keadaan
tersebut dapat merangsang system saraf otonom yaitu peningkatan
aktivitas saraf simpatis.Dimana impuls simpatis tersebut akan berjalan
ke jantung melalui nervus vagus yang mana peningkatan aktivitas saraf
simpatis akan meningkatkan frekuensi dan kekuatan kontraksi otot
jantung sehingga meningkatkan isi sekuncup/stroke volume ( SV ).
Hal ini terjadi karena peningkatan stimulasi simpatis meningkatkan
sekresi neurotransmitter norepinephrine dari ujung ujung saraf
simpatis pada SA node yang menyebakan menurunnya permeabilitas
membrane sel SA node terhadap K dan Cl dan meningkatkan
permeabilitas membrane sel SA node terhadap natrium (Na) dan
kalsium ( Ca ) sehingga potensial membrane di luar lebih negative dan
di dalam sel lebih positif dan terbentuklah potensial aksi yang
menyebabkan kontraksi / menit meningkat.


2. peristiwa vasodilatasi
Pada saat berolahraga akan terjadi peningkatan panas pada tubuh
kita yang meneyebabkan rangsangan pada hipotalamus.Sebagai respon
akhir akan terjadi vasodilatasi (pembesaran diameter pembuluh darah
saat otot-otot dinding pembuluh darah relaksasi/mengendur),sehingga
suplai darah kapada jaringan (contoh kepada jaringan kulit) harus
meningkat.Peningkatan aliran darah tersebut dilakukan dengan cara
meningkatkan tekanan darah oleh jantung.Artinya peristiwa vasodilatasi
normalnya akan diikuti oleh naiknya tekanan darah.

3. peningkatan curah jantung
Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel selama
satu satuan waktu.Curah jantung pada orang dewasa normal sekitar 5L/
menit namun sangat bervariasi, tergantung kebutuhan metabolism
tubuh.Curah jantung (CO) sebanding dengan volume sekuncup (SV) x
frekuensi pernafasan (HR)
CO = SV x HR.

Maka curah jantung sangat dipengaruhi oleh volume sekuncup dan
frekuensi jantung. Volume sekuncup adalah sejumlah darah yang
disemburkan setiap denyut. Frekuensi jantung pada orang dewasa rata
rata 60 80 denyut / menit. menyemburkan darah selama kontraksi
(afterload). Jantung dapat mencapai peningkatan volume sekuncup yang
cukup besar, selama latihan fisik, dengan meningkatkan preload
(melalui peningkatan aliran balik vena), dan kontraktilitas (melalui
pengeluaran system saraf simpatis), serta dengan menurunkan afterload
(melalui vasodilatasi perifer yang akan menurunkan tekanan aorta).
Tekanan darah saat berolahraga berupa , respon tekanan sistolik
dan diastolik memperlihatkan perubahan yang berbeda.Peningkatan
tekanan sistolik adalah hasil langsung dari peningkatan curah
jantung.Peningkatan curah jantung 4-5 kali lebih besar pengaruhnya
terhadap tekanan darah dibandingkan dengan pengaruh vasodilatasi dan
penurunan tahanan perifer.Hasil akhir adalah peningkatan tekanan
darah.

C. PEMBAHASAN FREKUENSI PERNAFASAN
Frekuensi pernafasan naracoba pada saat beristirahat adalah
16kali/menit, namun setelah berolahraga frekuensinya menjadi naik.Pada
menit pertama pasca berolahraga frekuensi pernafasan naracoba mencapai 40
kali/menit,Kenaikan tersebut terjadi karena olahraga sangat mempengaruhi
konsumsi O
2
dan produksi CO
2
lebih banyak dibandingkan saat istirahat atau
ketika beraktivitas lainnya..Keadaan tersebut menyebabkan meningkatnya
ventilasi paru dan volume pernafasan semenit yang disetai dengan
peningkatan tidal volume sehingga frekuensi pernafasan pun menjadi
meningkat yang umumnya dari 12-16 kali/menit menjadi

40-50 kali/menit.
Frekuensi pernafasan naracoba pada menit ke 2 dan ke 3 berangsur
menurun,hal tersebut diakibatkan karena konsumsi O
2
dan produksi CO
2

berangsur normal.

2. Simpulan

1. Posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap tekanan darah dan denyut
nadi karena pengaturan posisi tubuh berkaitan dengan kerja otot.
kontraksi otot mampu meningkatkan denyut nadi dan tekanan darah
karena peristiwa kontrkasi tersebut memerlukan energi. Energi yang
dibutuhkan tersebut akan terpenuhi dengan adanya asupan nutrisi dan
suplai oksigen. Sehingga tekanan darah dan denyut jantung akan
meningkat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen tersebut.

2. Olahraga(aktivitas) dapat meningkatkan frekuensi denyut nadi,
tekanan darah, dan frekuensi pernafasan karena untuk memenuhi
kebutuhan energi yang diperlukan untuk kontraksi otot jantung yang
hebat untuk menyuplai kebutuhan oksigen pada jaringan yang
membutuhkannya.sehingga tekanan darah dan denyut nadi akan
meningkat akibat aktivitas tersebut.

3. Perubahan atau peningkatan tekanan darah setelah aktivitas itu
dipengaruhi oleh beberapa peristiwa diantaranya adalah adanya reflex
otot yang merangsang susunan saraf simpatis, adanya peristiwa
vasodilatasi, dan juga adanya peningkatan curah jantung.








DAFTAR PUSTAKA


Brunne&Suddaarth.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Panduan Praktikum Basic Science of Nursing III Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran.

Guyton. 1995.Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit . Jakarta : EGC.

Buku Kardiovaskuler dan Faal Olahraga Fisiologi Kedokteran.
Kedokteran Universitas Padjadjaran





























LAPORAN PRAKTIKUM
PENGARUH PERUBAHAN POSISI DAN AKTIVITAS
TERHADAP TEKANAN DARAH, DENYUT JANTUNG, DAN
FREKUENSI PERNAFASAN
Utuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Basic Sains Nursing III














Disusun Oleh :
Muhamad Randi G. P.
220110120086


Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Padjadjaran
2013

Anda mungkin juga menyukai