Anda di halaman 1dari 7

A. Apa itu transplantasi organ atau donor organ ?

Transplantasi organ atau jaringan tubuh merupakan tindakan medik yang ditujukan bagi pasien yang mengalami gangguan organ tubuh yang berat.Transplantasi ini merupakan terapi alternative (pengganti) yang merupakan upaya terbaik untuk menolong pasien dengan kegagalan organnya .Tranplantasi ini dilakukan ketika pengobatan atau penyembuhan dengan prosedur medis biasa tidak dapat lagi memberikan harapan akan kesembuhan. Meskipun transplantasi organ telah lama dikenal dan terus berkembang dalam dunia kedokteran (medis), tindakan medic ini tidak bisa dilakukan begitu saja karena harus mempertimbangkan dari segi non medic seperti dari segi agama,hokum, moral dan juga etik.Orang yang anggota tubuhnya dipindahkan disebut donor (pen-donor), sedang yang menerima disebut repisien.

B. Klasifikasi tranplantasi organ


1. Allograft adalah pemindahan dari satu tempat ke tempat lainnya dalam tubuh itu sendiri. 2. Autograft adalah pemindahan dari satu tubuh ke tubuh lainnya dari spesies yang sama. 3. Isograft adalah pemindahan dari satu tubuh ke tubuh lainnya yang identic. 4. Xenograft adalah pemindahan dari satu tubuh ke tubuh lainnya dari spesies yang berbeda.

C. Pandangan hukum islam terhadap tranplantasi organ


Ditinjau dari segi donor ( pendonornya ) ada 2 keadaan donor, yaitu : Donor dalam keadaan hidup Donor dalam keadaan meninggal

Transplantasi dari donor yang masih hidup Transplantasi yang dilakukan oleh orang masih hidup yang dapat mengakibatkan kematian bagi si pendonor seperti donor jantung, hati, dan otak itu tidak diperbolehkan dalam agama islam atau hukumnya HARAM.Alasan tersebut didasarkan pada firman Allah SWT dalam al-quran :

1. Surat al-baqorah ayat 195

Artinya : Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

2. Surat An-nisa ayat 29


aynitrA : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

Transplantasi dari donor yang telah meninggal

Hukum Transplantasi organ yang organnya berasal dari orang yang telah meninggal masih belum ada kepastian apakah hukumnya halal atau haram.Ada ulama (ahli agama) yang mengatakan itu hukumnya boleh/halal adapun yang mengatakan bahwa itu hukumnya haram. Ulama yang berpendapat jika itu hukumnya HALAL menggantungkan pada 2 syarat yaitu : 1. Resipien dalam keadaan darurat, yang dapat mengancam jiwanya dan ia sudah menempuh pengobatan secara medis dan medis tapi tidak berhasil. 2. Pencangkokan tidak menimbulkan komplikasi penyakit yang lebih berat bagi resipien dibandingkan dengan keadaan sebelum pencangkokan.

Adapun alasan mereka membolehkannya karena didasarkan pada


Firman Allah dalam surat : 1. Surat al maidah ayat 32


Artinya : Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
Dan pada hadist yang berisi : Artinya : Berobatlah wahai hamba Allah, karena sesungguhnya

Allah tidak meletakkan penyakit kecuali Dia meletakkan jua obatnya, kecuali satu penyakit yang tidak ada obatnya,yaitu penyakit tua. Dalam kasus ini, obatnya dengan transplantasi organ Ulama yang berpendapat jika itu hukumnya HARAM kaena alasannya : Seseorang yang sudah mati tidak dibolehkan menyumbangkan organ tubuhnya atau mewasiatkan untuk menyumbangkannya. Karena seorang dokter tidak berhak memanfaatkan salah satu organ tubuh seseorang yang telah meninggal dunia untuk ditransplantasikan kepada orang yang membutuhkan. Adapun hukum kehormatan mayat dan penganiayaan terhadapnya, maka Allah SWT telah menetapkan bahwa mayat mempunyai kehormatan yang wajib dipelihara sebagaimana orang hidup. Dan Allah

telah mengharamkan pelanggaran terhadap pelanggaran kehormatan mayat sebagaimana pelanggaran kehormatan orang hidup.Diriwayatkan dari Aisyah Ummul Muminin RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Artinya : Memecahkan tulang mayat itu sama saja dengan memecahkan tulang orang hidup (HR. Ahmad, Abu dawud, dan Ibnu Hibban) Tindakan mencongkel mata mayat atau membedah perutnya untuk diambil jantungnya atau ginjalnya atau hatinya untuk ditransplantasikan kepada orang lain yang membutuhkan dapat dianggap sebagai mencincang mayat. Padahal Islam telah melarang perbuatan ini. Imam Bukhari telah meriwayatkan dari Abdullah bin Zaid Al-Anshasi RA, dia berkata :

Artinya : Rasulullah SAW telah melarang ( mengambil ) harta hasil rampasan dan mencincang (mayat musuh ).(H.R. Bukhari)

D. Aspek hukum Negara terhadap transplantasi


Dari segi hukum, transplantasi organ dan jaringan sel tubuh dipandang sebagai suatu usaha mulia dalam upaya menyehatkan dan mensejahterakan manusia, walaupun ini adalah suatu perbuatan yang melawan hokum pidana yaitu tindak pidana penganiayaan. Tetapi karena adanya pengecualian maka perbuatan tersebut tidak lagi diancam pidana dan dapat dibenarkan. Transplantasi dengan donor hidup menimbulkan dilema etik, dimana transplantasi pada satu sisi dapat membahayakan donor namun di satu sisi dapat menyelamatkan hidup pasien (resipien). Di beberapa negara yang telah memiliki Undang-Undang Transplantasi, terdapat pembalasan dalam pelaksanaan transplantasi, misalnya adanya larangan untuk transplantasi embrio, testis, dan ovarium baik untuk tujuan pengobatan maupun tujuan eksperimental. Namun ada pula negara yang mengizinkan dilakukannya transplantasi organ-organ tersebut di atas untuk kepentingan penelitian saja.

Diindonesia sudah ada undang undang yang membahasnya yaitu UU No.36 Tahun 2009 mengenai transplantasi : Pasal 64 (1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan melalui transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh, implan obat dan/atau alat kesehatan, bedah plastik dan rekonstruksi, serta penggunaan sel punca. (2) Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersialkan. (3) Organ dan/atau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun. Pasal 65 (1) Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu. (2) Pengambilan organ dan/atau jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan kesehatan pendonor yang bersangkutan dan mendapat persetujuan pendonor dan/atau ahli waris atau keluarganya. (3) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 66 Transplantasi sel, baik yang berasal dari manusia maupun dari hewan, hanya dapat dilakukan apabila telah terbukti keamanan dan kemanfaatannya. Pasal 67 (1) Pengambilan dan pengiriman spesimen atau bagian organ tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan serta dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu. (2) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pengambilan dan pengiriman spesimen atau bagian organ tubuh sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 68 (1) Pemasangan implan obat dan/atau alat kesehatan ke dalam tubuh manusia hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan serta dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu. (2) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan pemasangan implan obat dan/atau alat kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 69 (1) Bedah plastik dan rekonstruksi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. (2) Bedah plastik dan rekonstruksi tidak boleh bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat dan tidak ditujukan untuk mengubah identitas. (3) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara bedah plastik dan rekonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 70 (1) Penggunaan sel punca hanya dapat dilakukan untuktujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, serta dilarang digunakan untuk tujuan reproduksi. (2) Sel punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh berasal dari sel punca embrionik. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan sel punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

E. Kesimpulan
1. Transplantasi organ tubuh yang dilakukan ketika pendonor hidup sehat hukumnya haram

2.

3.

Transplantasi organ tubuh yang dilakukan ketika pendonor telah meninggal, ada yang berpendapat boleh dan ada yang berpendapat haram. Undang undang yang mengatur tentang transplantasi organ terdapat dalam UU No. 39 Tahun 2009 pasal 64 70

Referensi

http://www.slideshare.net/DekOka/transplantasi-organ-di-pandang-dari-agama http://www.pabondowoso.com/berita-154-pandangan-hukum-islam--terhadaptransplantasi-organ-tubuh-dan-tranfusi-darah.html

Anda mungkin juga menyukai