LATIHAN
KRONIS
AKUT
RESPON
Terdapat kenaikan volume pernafasan per
menit
Penyebab : Kenaikan frekuensi pernafasan
Kenaikan volume tidal
Pada atlet didapatkan volume dan kapasitas
paru yang lebih besar bila dibandingkan
dengan non atlet
Kemampuan difusi lebih besar pada atlet
dibandingkan dengan non atlet.
sebab : bertambahnya dataran untuk
berdifusi
(Soekarman, 1989)
Latihan/exercise Peningkatan detak
jantung keluaran jantung meningkat
Peningkatan kebutuhan udara Pertukaran
udara meningkat perlu : keseimbangan
perbandingan udara alveolar untuk :
stabilitas difusi O2 CO2
Rongga dada menjadi lebih luas terutama
pada anak dan remaja
Frekuensi pernafasan lebih lambat. Pada
umumnya orang terlatih bernafas sebanyak 6
– 8 x /menit. Orang kurang gerak bernafas
18 –30 x/menit
Kedalaman rongga dada bertambah
Pernafasan diafragma lebih dalam pada
orang terlatih ketimbang orang yang kurang
terlatih atau kurang aktif.
Dalam mengerjakan pekerjaan yang sama,
orang terlatih sedikit mengambil udara tetapi
menyerap O2 lebih banyak dibandingkan
dengan orang tidak terlatih.
KEKURANGAN O2
Steady state
VO2
Hutang O2
WAKTU
LATIHAN MULAI
LATIHAN BERHENTI
Awal pemakaian O2 meningkat tiba-tiba.
Biasanya membutuhkan 2 –3 menit
untuk mencapai tingkat yang dituntut oleh
kerja yang cukup berat.
Selama periode peralihan dari istirahat ke
latihan, tubuh menimbun kekurangan O2
Kekurangan = Perbedaan antara tuntutan
O2 tubuh dan Volume O2 yang dipakai
secara nyata pada awal latihan.
Setelah latihan berat terakhir, laju
pemakaian oksigen masih tetap tinggi
tingkatannya untuk beberapa menit.
Setelah 20-30 menit VO2 perlahan-lahan
kembali pada posisi semula.
Kelebihan penggunaan O2 setelah latihan =
hutang oksigen.
Hutang oksigen = perbedaan antara jumlah
penggunaan O2 setelah latihan dan O2
yang seharusnya dalam keadaan biasa.
Kekurangan oksigen menggambarkan banyak
energi yang seharusnya dikeluarkan untuk
memulihkan keadaan dari kelelahan dalam
latihan
Aktivitas dan latihan mempengaruhi
metabolisme dan jumlah hormon
Teori yang mendasari :
Psikoneuroimmunologi
Keterlibatan secara teratur pengaruh
biofeedback pada perubahan denyut jantung,
tekanan darah dll.
deVries dan Adams (1972) menunjukkan
bahwa bahwa olahraga tunggal (berjalan
kaki) efektif dalam mengurangi tekanan
sebagai penyeimbang, dan bahwa pengaruh
olahraga ini berlangsung lebih lama.
Latihan kebugaran pengaruh
metabolisme berupa efisiensi dan respon
terhadap hormon, misal : Insulin
Juga mempengaruhi neurotransmitter
pada Depresi
Penelitian yang menghubungkan sejumlah
ukuran dengan beta endorphine yang
dilepaskan saat mengerahkan tenaga. Kadar
asam laktat dalam darah ditentukan sebagai
salah satu ukuran yang paling berkaitan
dengan endorphine. Disimpulkan bahwa
usaha yang keras menghasilkan asam laktat
menyebabkan pelepasan. Jika asam ditahan
saat mengerahkan tenaga, pelepasan
endorphine tertahan (Taylor, Boyajian,
James, et. al. 1994)
Latihan sistem endokrin =
Meningkatnya sensitivitas terhadap
beberapa hormon
Penyesuaian reaksi hormon
Penyesuaian metabolisme
Hormon yang terlibat : epinephrine,
cortisol, thyroxine, glucagon, hormon
pertumbuhan yang menaikkan gula darah.
Insulin = hormon yang menurunkan gula
darah.
Epinephrine dan hormon pertumbuhan
terlibat dalam mobilisasi lemak dari jaringan
adipose
Insulin membantu menyimpan lemak
Latihan endurance menurunkan kebutuhan
akan insulin karena otot dapat menghisap gula
pada saat latihan, bahkan ketika insulin tidak
ada seperti dalam kasus diabetes
Latihan meningkatkan sensitivitas penerima
terhadap insulin, yang menghasilkan
penggunaan hormon dan energi dengan lebih
efisien
Kadar HDL (high density lipoprotein),
meningkat sedangkan kadar LDL (low density
Lipoprotein) menurun.
Peningkatan HDL merupakan pencegahan
terhadap timbulnya kelainan jantung koroner.
Otot yang terlatih dapat menghadapi
tuntutan peningkatan metabolisme dengan
bertambahnya kegiatan enzim-enzim.
Peningkatan pada enzim metabolisme
lemak Palmiti KoA dehidrogenase dan
palmitil karnitin transferase
Peningkatan pada siklus Krebs Suksinate
dehidrogenase, sitrate sintase, isositrat
dehidregenase.
RESPON
Perubahan Homeostasis Receptor
Saraf, hormon
Akibat latihan Otot, otak,
intrinsik
pakreas
Reaksi balik
homeostasis RESPON PERUBAHAN
>> HR, >> Respirasi,
tekanan darah TARGET ORGAN
Jantung, paru, otot
LATIHAN
AKUT KRONIS
KARDIO/JANTUNG-VASKULAR
AKTIVITAS JANTUNG
EFISIENSI JANTUNG
PERSEDIAAN DARAH
UKURAN JANTUNG
Aktivitas secara teratur mengurangi beban
kerja jantung.
Perubahan pada otot-tulang jantung
memenuhi tuntutan latihan dengan denyut
jantung lebih rendah tingkat pemanfaatan
oksigen lebih rendah dalm otot jantung
jantung lebih efisien
Ukuran jantung pada atlet pada umumnya
lebih besar bila dibandingkan dengan bukan
atlet.
Pada atlet olahraga ketahanan (stamina atlet)
misalnya pelari maraton, maka peningkatan
ukuran jantung disebabkan peningkatan
volume ventrikel tanpa peningkatan tebal
otot.
Perubahan akibat latihan kecepatan oleh
Radioputro (1987 : 26-27) dinyatakan bahwa
akibat kenaikan frekwensi detak jantung dan
bertambah kuatnya kontraksi otot jantung,
maka jadilah dilatasi jantung dan hipertropi
otot jantung
hipertropi dan dilatasi jantung akibat
latihan terjadi pula perubahan-perubahan
seperti :
(a) Turunnya frekuensi detak jantung
(b) Bertambahnya volume sekuncup
(c) Kenaikan frekuensi yang lebih kecil
pada waktu latihan
(d) Pemulihan kembali ke frekuensi dan
desakan pada waktu istirahat berlangsung
lebih cepat.
Perubahan sistem jantung bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan mengangkut O2
Kemampuan ini dapat ditingkatkan lewat
kemampuan jantung sendiri atau lewat
perubahan pada pernafasan (paru)
Ukuran jantung pada atlet pada umumnya
lebih besar bila dibandingkan dengan bukan
atlet.
Pada atlet olahraga ketahanan (stamina atlet)
misalnya pelari maraton, maka peningkatan
ukuran jantung disebabkan peningkatan
volume ventrikel tanpa peningkatan tebal
otot.
Pada atlet untuk gerakan-gerakan cepat
seperti berlari cepat, gulat dan lain-lainnya
maka peningkatan ukuran disebabkan oleh
penebalan dinding ventrikel
Bersama dengan peningkatan ukuran jantung
juga didapatkan peningkatan jumlah
kapilaria.
Penurunan Frekuensi Jantung disebabkan
oleh peningkatan tonus saraf
parasimpatikus, penurunan saraf
simpatikus atau kombinasi. Juga terjadi
penurunan dari frekuensi pengeluaran
impuls dari paru jantung.
Perubahan Volume isi sekuncup menjadi
lebih besar, dan bila cadangan denyut
jantung meningkat hasilnya curah jantung
akan menjadi lebih tinggi dan dengan
begitu pengangkutan O2 menjadi lebih
tinggi lagi
Aktivitas meningkatkan sirkulasi darah
dalam jantung
Penelitian pada binatang dan manusia
aktivitas yang tidak berlebihan
memantapkan perkembangan kolateral
koroner, rute sirkulasi alternatif yang
membantu mendestribusikan darah dan
memperkecil efek penyempitan arteri
koroner.
Dari outopsi pelari marathon Clarence de
Mar peningkatan diameter arteri koroner,
mungkin memperkecil formasi plak.
Kramsh dkk (1981) meneliti efek olahraga
yang tidak berlebihan dan diet
atherosclerosis pada perkembangan CAD
monyet. Perubahan ECG dan kematian
mendadak terjadi hanya pada binatang yang
pasif, sedangkan kelompok yang aktif
memiliki jantung yang lebih besar dan
diameter arteri koroner yang lebih lebar.
Jantung diberi beban (aktivitas fisik)
muncul reaksi : peningkatan denyut jantung
(nadi) dan tekanan darah secara bertahap.
Pembebanan maksimal pembebanan
dimana nadi dan tekanan darah tidak bisa
meningkat lagi.
Bila pembebanan sudah maksimal
dipaksa tekanan darah dan nadi menjadi
anjlok jatuh pingsan kerusakan
jantung (bisa mati mendadak)
AKTIVITAS VASKULAR
PENGUMPALAN DARAH
ENERGI (ATP)
DASAR FISIOLOGIS
ENERGI SINTESIS
ENERGI MEKANIK ENERGI ZAT KIMIA (DNA,
TRANSPORT AKTIF RNA)
OLAHRAGA
ANAEROBIK AEROBIK
GLIKOLISIS AEROBIK
ATP-PC SIKLUS KREBS
ATP-PC-LA TRANPORT ELEKTRON
RESINTESIS ATP
-INTENSITAS TINGGI
-ENERGI CEPAT
- WAKTU SINGKAT (2 MENIT)
TUNGGAL :
LARI SPRINT (CEPAT)
PUSH-UP
BODY BUILDING
GYMNASTIK
SEPAK
BEREGU : BOLA
MELONCAT, MENGOPER, BASKET
MELEMPAR, BOLA
MENENDANG BOLA, MEMUKUL VOLI
HIDROLISIS
GLIKOLISIS ANAEROBIK
PHOSPHOCREATINE
LATIHAN (EXERCISE)
EFEK
DILAKUKAN :
TERATUR
SISTEMATIS
BERKESINAMBUNGAN
MENINGKAT FISIOLOGIS
BERULANG-ULANG
BERTAHAP
PSIKOLOGIS
ANAEROBIK ATP
90 DETIK
2 ATP
TANPA O2
ANAEROBIK PENDEK
ANAEROBIK SEDANG
ANAEROBIK PANJANG
ENERGI
ANAEROBIC AEROBIC
PHOSPHATE LACTIC
ATP SOURCES DURING ANAEROBIC CONDITIONS
PHOSPHOCREATINE:
GLYCOLYSIS
GLUCOSE
C6H12O6 + ADP + P1
LACTATE
Sistem ATP-PC
Molekul ATP :
ANAEROBIC AEROBIC
GLIKOLISIS
AEROBIK
LACTIC /
PHOSPHATE
GLIKOLISIS ANAEROBIC
SIKLUS KREBS
TRANSPORT
ELEKTRON
Siklus asam sitrat trikarbosilat, urutan 10
reaksi penguraian 1 molekul asam
oksaloasetat menjadi CO2 dan H2O
Urutan reaksi biokimiawi dengan piruvat,
sebagai hasil akhir glikolisis, diurai menjadi
CO2 dan Air, untuk menghasilkan energi
Pyruvic acid from glycolysis Cytosol
Electron
Glycolysis Krebs transport chain
cycle and oxidative
phosphorylation CO2 NAD+
NAD+
Malic acid Isocitric acid
NAD+
Krebs cycle
CO2
NADH+H+
Key:
CoA
= Carbon atom GTP GDP + Pi
Pi = Inorganic phosphate
CoA = Coenzyme A ADP ATP
Figure 24.7
Dalam pemecahan molekul glukose secara
aerobik berapa banyak dan dimana molekul
di produksi ?.
Produksi ATP yang timbul oleh Energi yang
dibebaskan dari pemecahan satu molekul
Glukose-6-Fosfat secara aerobik.
No. Tempat Reaksi Jumlah ATP yang
reaksi dihasilkan
Jumlah 38 ATP
Upaya perubahan ataupun perbaikan dalam
pengerjaan adalah menghindari kegiatan-
kegiatan yang harus dilaksanakan dengan
mengunakan energi otot manusia (manual
works)
Mekanisasi ataupun otomatisasi kerja, secara
drastis kekuatan otot manusiasebagai
sumber energi kerja akan digantikan
dengan tenaga mesin.
Laju detak jantung (heart rate)
Tekanan darah (blood pressure)
Temperatur badan (body temperatur)
Laju pengeluaran keringat (sweating rate)
Konsumsi oxygen yg dihirup(oxygen
comsumption)
Kandungan kimiawi dalam darah (latic acid
content)
Keselamatan kerja
Pengaturan jadwal periode istirahat
Sepesifikasi jabatan
Evaluasi jabatan
Tekanan dari faktor lingkungan.
Analisis hasil pengukuran akan dibuatkan
program untuk menghasilkan energi fisik
yang dibutuhkan
Kerja fisik - seringkali pula dinotasikan
sebagai kerja berat ataupun kerja kasar -
dapat dirumuskan sebagai kegiatan yang
memerlukan – usaha fisik manusia yang kuat
selama periode kerja berlangsung
Proses Metabolisme disini zat-zat makanan yang makanan
akan bersenyawa dengan oxgen yang dihirup, terbakar dan
menimbulkan panas dan energi mekanik
Dalam literatur ergonomi, besarnya energi yang dihasilkan
akan dinyatakan dalam unit satuan “ kilo kalori atau Kcal” (KJ)
dalam satuan (SI) dimana :
1 Klilocalorie (Kcal) = 4.2 kliojoules (KJ)
1 liter O2 = 4.8 Kcal = 20 KJ
Kosumsi energi untuk kerja = basal metabolisme
+
nilai kalori kerja
38.36 37.86 100%
37.86 33.86
Konsumsi oxygen :
Kcal 5.2 liter oxygen
5.2 1.08
menit 4.8 menit