Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dimas Dwi Saputro

Nim : 20031032
Prodi : Penjaskesrek (A) Semester 2
Tugas Matkul : Fisiologi Olahraga
Dosen Pengampu : Kartika Septianingrum, M.Or.

Soal
1. Jelaskan efek fisiologis saat Latihan pada system kardiovaskular!

Jawaban
1. Efek Latihan Terhadap Sistem kardiovaskular
 Latihan
latihan fisik atau exercise adalah subkelompok aktifitas fisik berupa gerakan
tubuh yang terencana, terstruktur dan repetitive (berulang) untuk memulihkandan
meningkatkan satu atau lebi hkomponen kebugaran fisik (Halliwell and Whiteman,
2004).

 Efek Latihan
Efek dari pelatihan sebagai berikut:
a. Yang terjadi pada level jaringan, yaitu, perubahan biokimia.
b. Yang terjadi secara sistemik, yaitu orang mempengaruhi sistem peredaran darah
dan pernapasan, termasuk tranport oksigen.
c. Perubahan lain seperti komposisi tubuh, kolesterol darah dan trigliserida,
perubahan tekanan darah, dan perubahan sehubungan dengan panas aklimatisasi.

 Fisiologi Kardiovaskuler pada Latihan


a. Stroke volume Stroke volume (isi sekuncup) adalah volume atau jumlah darah
yangdi pompa oleh jantung pada setiap denyutannya. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi jumlah darah yang dapat di pompa keluar oleh jantung, yaitu :
1. Besarnya ventrikel (bilik jantung) itu sendiri. Dengan melakukan latihan
Ventrikel dapat bertambah besar.
2. Kekuatan dari jantung waktu memompa. Hal ini tergantung daribkekuatan otot
jantung, dan kekuatan ini dapat bertambah dengan adanya latihan.
3. Jumlah darah yang dikembalikan ke jantung. Latihan olahraga yang berjalan
secara ritmik, dan menekan pembuluh darah balik (vena) pada otot-otot kaki,
dapat mengembalikan jumlah darah yangcukup banyak dan membantu
menaikkan stroke volume
b. Cardiac output
Cardiac output (curah jantung) adalah jumlah darah yang di pompa oleh
jantung setiap menit. Ini bisa naik sesuai dengan kenaikan tingkat kerja sampai pada
titik kelelahan.
c. Aliran Darah
Darah di pompa oleh jantung ke berbagai bagian tubuh kita, sesuai dengan
kebutuhan jaringan masing-masing. Selama melakukan latihan olahraga, darah
dikirim ke daerah yang paling tinggi kebutuhan metabolismenya, yaitu otot-otot.
Daerah-daerah yang kurang membutuhkannya, yaitu aktivitas metabolismenya
sedikit, hanya mendapat sedikit darah, misalnya usus.
d. Tekanan Darah
Pada latihan yang mengakibatkan frekuensi jantung meningkat serta isi
sekuncup meningkat, maka curah jantung juga meningkat. Pada atlet, irama jantung
dalam keadaan istirahat lebih rendah dibandingkan dengan seorang yang tidak
terlatih. Irama jantung pada waktu istirahat dapat mencapai 40 x/menit pada seorang
atlet, sedangkan pada seorang yang tidak terlatih mencapai 90 x/menit.
Isi sekuncup (stroke volume) pada seorang atlet lebih besar daripada yang
bukan atlet. Hal ini terjadi pada waktu istirahat maupun pada waktu bekerja. Curah
jantung maksimum (cardiac output) pada seorang atlet dapat mencapai 40 l/menit.
Curah jantung sangat mempengaruhi maksimum daya serap oksigen. Boleh
dikatakan lebih besar curah jantung, lebih besar pula daya serap oksigennya.
Efek Latihan Pada Sistem Kardiovaskuler
A. Efek jangka pendek (efek akut)
B. Efek jangka panjang (efek kronis)

A. Efek Akut Latihan pada Sistem Kardiovaskuler


Pada saat latihan, ketika suplai oksigen ke otot yang aktif tidak memadai untuk tingkat
metabolisme selanjutnya, metabolit menumpuk dan merangsang saraf sensorik dalam otot.
Aktivasi saraf ini memunculkan chemoreflex dari saraf mekanoreseptor otot yang meningkatkan
aktivitas saraf simpati kuntuk meningkatkan tekanan arteri (Hautala,2004)
1. Perubahan Frekuensi Denyut Jantung
Semakin meningkatnya aktivitas fisik, maka kebutuhan darah yang mengandung
oksigen akan semakin besar. Kebutuhan ini akan dipenuhi oleh jantung dengan
meningkatkan aliran darah, hal ini juga direspons pembuluh darah dengan melebarkan
diameter pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga akan berdampak pada tekanan darah
individu (Widiyanto, 2011).
2. Perubahan Volume Darah Sekuncup dan Curah Jantung
Peningkatan curah jantung (CO) yang meningkat hampir secara linier dengan laju
konsumsi O2 otot (tingkat kerja) terutama akibat peningkatan laju denyut jantung dan juga
pengaruh akibat isi sekuncup walaupun tidak terlalu besar. Stimulasi adrenoreseptor-β
jantung yang dihasilkan akan meningkatkan isi sekuncup dengan meningkatkan
kontraktilitas miokardium dan memungkinkan pengosongan sistolik ventrikel yang lebih
komplet (Aaronson, 2010).
3. Perubahan Tekanan Darah
Latihan - Meningkatnya hormon epinefrin- emakin kuatnya kontraksi otot jantung-
tekanan darah naik. Meskipun demikian, tekanan sistolik tidak langsung membumbung
tinggi karena pengaruh epinefrin pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan pelebaran
(dilatasi).
4. Perubahan Pendistribusian Darah Selama Berlatih
Pada saat berlatih, darah akan banyak mengalir keotot-otot yang terlibat dalam gerak.
Darah akan mencukupi kebutuhan latihan seperti lemak dan gula untuk penyediaan energi
dan membawa sisa-sisa metabolisme seperti air dan CO2. Darah yang menuju ke
pencernaan, ginjal, hati, kulit, akan dikurangi. Semakin tinggi intensitas, darah yang ke
otot akan semakin banyak.

B. Efek Kronis Latihan terhadap Kardiovaskular


1. Pembesaran Ruang Jantung
Program latihan yang bersifat aerobik akan akan menyebabkan semakin besarnya
ruang pada atrium maupun ventrikel pada jantung. Dengan demikian, volume darah
sedenyut (stroke volume=SV) akan meningkat. Dengan meningkatnya volume darah
sekuncup, maka untuk memenuhi kebutuhan oksigen maupun membuang karbon
dioksida jantung tidak perlu memompa dengan frekuensi yang tinggi. Hal ini juga akan
menurunkan denyut jantung saat istirahat (Gielen,2010).
2. Peningkatan Elastisitas Pembuluh Darah
Pada orang yang terlatih, pembuluh darah saat latihan akan dipacu vasodilatasi,
untuk memperlancar pengiriman nutrisi dan oksigen, sehingga proses metabolisme dan
pertukaran gas berjalan lancar. Hal ini akan diadaptasi oleh pembuluh darah, setelah
latihan kronis, elastisitas pembuluh darah akan semakin meningkat. Latihan secara
signifikan dapat memperbaiki endothelium-dependent, penghubung laju dilatasi pada
peleberan arteri pada otot yang dilatih (Gielen, 2010).
3. Kestabilan Tekanan Darah
peningkatan elastisitas pembuluh darah, semakin optimalnya kerja jantung
(cardiac output), menurunnya tahanan perifer akibat peningkatnya diameter pembuluh
darah dan menurunnya viskositas darah, dan terkontrolnya volume darah. Penurunan
pembuluh darah perifer setelah melakukan latihan fisik menyebabkan diameter
pembuluh darah bertambah, diakibatkan karena menurunnya pengaruh saraf simpatis
atau bertambahnya pengaruh vasodilator lokal seperti nitric oxide.Vasodilator ini
produksinya dapat ditingkatkan (Pescatelloet al., 2004,Prijo Sudibjo, 2011).

Anda mungkin juga menyukai