Anda di halaman 1dari 4

cardiac output, heart rate, stroke volume

Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa jantung permenit. Isi sekuncup adalah
setiap denyut venrtikel sinistra ke aorta (sekitar 70 ml) Jika /menit 72 kali maka CO sekitar 5
L/menit.Heart rate adalah denyut jantung permenit. Pengeluarannya dipengaruhi periode
ejeksi , bila tekanan ventrikel kiri naik sedikit diatas 80 mmHg (VD naik sedikit diatas 8
mmHg akan mendorong katub semilunaris agar terbuka. Segera setelah itu darah mengalir
keluar sekitar 70 % yang terjadi pada 1/3 pertama (ejeksi cepat), sisanya terjadi pada periode
kedua (ejeksi lambat). 1,2
Stroke Volume
Stroke volume (isi sekuncup) adalah volume atau jumlah darah yang dipompa
oleh jantung pada setiap denyutannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
jumlah darah yang dapat di pompa keluar oleh jantung, yaitu :
1) Besarnya ventrikel (bilik jantung) itu sendiri. Dengan melakukan latihan
Ventrikel dapat bertambah besar.
2) Kekuatan dari jantung waktu memompa. Hal ini tergantung dari kekuatan otot
jantung, dan kekuatan ini dapat bertambah dengan adanya latihan.
3) Jumlah darah yang dikembalikan ke jantung. Latihan olahraga yang berjalan
secara ritmik, dan menekan pembuluh darah balik (vena) pada otot-otot kaki,
dapat mengembalikan jumlah darah yang cukup banyak dan membantu
menaikkan stroke volume (Sumosardjuno. 1994, Guyton. 2000)
Cardiac output
Cardiac output (curah jantung adalah jumlah darah yang di pompa oleh
jantung setiap menit. Ini bisa naik sesuai dengan kenaikan tingkat kerja sampai pada
titik kelelahan. Perbedaan nyata antara pelari yang betul-betul terlatih dan yang
kurang baik kondisinya terletak pada jumlah cardiac output-nya, atau pada jumlah
darah yang dapat di pompa setiap menit ke dalam otot-otot dalam bandanya.
Darah yang di pompa dari jantung setiap denyut nya ditentukan oleh laju
pemompaan jantung (heart rate) dan jumlah darah yang dikeluarkan (stroke volume)
sehingga cardiac output dapat dihitung :
Cardiac Output = Heart Rate x Stoke Volume
Di samping itu cardiac output juga dapat dihitung dengan cara mengetahui
konsumsi oksigen maksimal seseorang selama satu menit dan perbedaan rata-rata
antara kandungan oksigen pada arteri dan vena (a-v O2 diff). 1
Konsumsi O2 (ml/menit)
Cardiac Output = ----------------------------------x 100
a-v O2. diff

2.10 Tujuan Pemanasan Sebelum Berolahraga


Olahraga yang melibatkan gerakan otot, sendi dan tulang dalam intensitas yang cukup
besar. Dengan demikian olahraga darah hangat yang kaya nutrisi dan oksigen akan
mengalir ke otot sehingga siap untuk didorong bekerja lebih keras. Sedangkan
kegunaan atau manfaat dari latihan itu sendiri adalah untuk memperkuat otot, tulang,
jantung, paru-paru dan sirkulasi darah.3
Jenis / Bentuk Pemanasan Para Cepat dan Mudah
Pemanasan atau pemanasan dapat dilakukan tanpa bantuan alat apapun dan tanpa
biaya, yaitu dengan jogging ringan, senam aerobik ringan, joging di tempat, dan lain-
lain. Cukup untuk tubuh kita berkeringat, panas dan merasa cukup pemanasan sekitar
5 sampai 15 menit dapat diikuti oleh peregangan otot atau streching selama beberapa
menit untuk otot-otot Anda lebih fleksibel untuk digunakan kemudian.3
Dampak, dan Efek Tidak Melakukan Pemanasan Olahraga
Tanpa pemanasan yang memadai sebelum melakukan latihan aktivitas yang dominan
menggerakkan otot-otot, sendi dan tulang dapat mengakibatkan cedera pada otot dan
cedera sendi. Tentu saja, cedera akan sangat mengganggu aktivitas dan mungkin
sangat menyakitkan dan membutuhkan perawatan medis lebih lanjut. Cedera otot
dapat keseleo, salah urat, keseleo, kram otot, nyeri otot, dan sebagainya.3
Peregangan / Streching yang Baik dan Benar
Setelah pemanasan yang membuat keringat sedikit, kemudian diikuti dengan
peregangan otot atau strenching. Baik pemanasan dan peregangan harus dilakukan
dengan, ringan berkapasitas rendah tidak terlalu berlebihan. Jika dilakukan berlebih
dapat menyebabkan cedera sendi. Jangan biarkan olahraga belum merasa lelah atau
kelelahan berat. Jika dilakukan dengan benar maka tubuh akan siap untuk melakukan
aktivitas olahraga. Kemudian bekerja dengan perasaan gembira tanpa paksaan dan
melupakan semua masalah yang ada.3

Pemanasan (warm up) merupakan sekolompok gerakan yang dilakukan pada saat
hendak melakukan aktivitas olahraga. Dengan melakukan pemanasan diharapkan akan
memberikan penyesuaian pada kondisi tubuh dari keadaan istirahat (rileks) sebelum
melakukan aktivitas olahraga.4
Beberapa keadaan fisiologis yang terjadi ketika melakukan warm up. Sebagai contoh
adalah peningkatan temperatur tubuh dan otot. Peningkatan temperatur ini mengawali:
(1) peningkatan aktivitas enzim dan di dalam reaksi metabolisme yang berhubungan
dengan sistem energi, (2) peningkatan aliran darah dan pertukaran oksigen, dan (3)
penurunan waktu reflek dan kontraksi.
Ketika seseorang melakukan awalan olahraga sebenarnya terjadi awalan impuls untuk
merekrut motor unit yang digunakan saat kontraksi otot, impuls ini juga diantar ke
area kardiovaskuler. Hasilnya, dapat segera meningkatkan aliran impuls keluar dari
jaringan saraf simpatik. Yang berhubungan dengan daerah SA node jantung.
Dikeluarkannya norepineprin dari SA node menyebabkan peningkatan heart rate.
Pengurangan secara simultan aktivitas saraf parasimpatis menyebabkan
dikeluarkannya asetilkolin dari SA node, yang menimbulkan respon meningkatnya
heart rate pada awal exercise.4

2.11 Sakit otot paha, betis dan kaki, nafas cepat dan jantung berdebar kuat pada orang yang
jarang berolahraga apabila melakukan aktifitas fisik
Kegiatan olahraga dengan aktivitas aerobik yang dominan, metabolisme energi
akan berjalan melalui pembakaran simpanan karbohidrat, lemak dan sebagian kecil
(5%) dari pemecahan simpanan protein yang terdapat di dalam tubuh untuk
menghasilkan ATP (adenosine triphospate). Aktivitas yang bersifat anaerobik, energi
yang akan digunakan oleh tubuh untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan
energi secara cepat ini akan diperoleh melalui hidrolisis phosphocreatine (PCr) serta
melalui glikolisis glukosa secara anaerobik. Proses metabolisme energi secara
anaerobik ini dapat berjalan tanpa kehadiran oksigen (O2). Metabolisme anaerobik
dapat menghasilkan produk sampingan berupa asam laktat, yang apabila terakumulasi
dapat menghambat kontraksi otot dan menyebabkan rasa nyeri pada otot yang pada
akhirnya dapat menyebabkan stres fisik dengan gejala gerakan-gerakan bertenaga saat
berolahraga tidak dapat dilakukan secara kontinu dalam waktu yang panjang dan
harus diselingi dengan interval istirahat.5
Pada saat Olahraga, kebutuhan oksigen meningkat sehingga tubuh
mengkompensasi dengan meningkatkan frekuensi pernafasan supaya pertukaran O2
dengan CO2 tercapai untuk memenuhi kebutuhan O2 tubuh, utamanya sel skelet yang
meningkat. Circulasi darah ke otot pada orang normal tidak olahraga adalah 1-4
cc/100 gram otot, sedangkan pada saat Olahraga meningkat menjadi 30 cc / 100 gram
otot. 5
Jantung yang terasa berdebar-debar dikarenakan sensasi dari denyut jantung yang
lebih kuat dan cepat. 5

1. Guyton AC., Hall JA., 2007, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta, EGC. H. 1120-
1121
2. Sumosardjuno S. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga 2. Jakarta.
PT.Gramedia; 1994
3. Brooks GA, Fahey TD (1994); Exercise Physiology; John Wiley and Sons Toronto,
USA
4. Fox, T.L.E.L., Bowers, R.W., dan Foss, M.L. The Physiological Basis for Exercise
and Sport, fifth edition. Iowa: Brown & Benchmark Publishers. 2000; pg. 275, 297-
298
5. Kadir, Akmarawita. 2012. Cardiovascular Adaptation To Physical Training. Faculty
Of Medicine, University Of Wijaya Kusuma : Surabaya

Anda mungkin juga menyukai