Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Alwi Kurniawan Guhardiputra

NIM : 181910101118

Mata Kuliah : Ergonomi C

TUGAS

A. Manifestasi Kerja
Kerja fisik (physical work) adalah kerja yang memerlukan suatu energi
fisik otot manusia sebagai sumber tenaganya (power). Dengan bertambah
kompleksnya aktivitas otot, maka beberapa hal yang patut dijadikan pokok
bahasan dan analisa terhadap manifestasi kerja berat tersebut antara lain :
a) Pulmonary vebtilation (kecepatan membuka atau menutupnya vebtilasi paru
dengan satuan liter per menit)
b) Cardiac Output (Keluaran paru dengan satuan liter per menit)
c) Denyut Jantung (heart rate)
d) Tekanan darah (blood pressure)
e) Temperatur darah (body temperature)
f) Kecepatan berkeringat (Sweating rate)
g) Konsumsi energi

B. Pengukuran Konsumsi Oksigen


Konsumsi oksigen adalah merupakan faktor dari proses metabolisme yang
berhubungan dengan konsumsi energi. Konsumsi oksigen akan tetap diperlukan
walau sedang tidak bekerja/istirahat. Satuan pengukuran konsumsi enerji adalah
kilocalorie (kcal). 1 kcal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperatur 1 liter air dari 14,5 menjadi 15,5 derajat celcius. Jika 1 liter oksigen
dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan mendapatkan 4,8 kcal enerji.
Delay (penundaan) untuk tingkat pernafasan dan penggunaan oksigen
tertentu. Hutang oksigen (oxigen debt) terjadi setelah aktivitas berlangsung. Dan
hutang oksigen ini hanya akan dapat dibayar (paid off) pada akhir aktivitas/istirahat.
Konsumsi oksigen per menit dapat dihitung dengan mengkonversikan denyut
jantung persamaan ini:
x−75
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑂𝑘𝑠𝑖𝑔𝑒𝑛 ¿ [ 5 ]
0.1 + 0.5

Dimana X adalah kecepatan denyut jantung (denyut/menit).

C. Pengukuran Denyut Jantung

Laju detak jantung manusia Ketika kondisi normal/istirahat, berkisar


diantara 70 bit/menit. Sedangkan pada saat kondisi bekerja rata‐rata laju detak
jantung mengalami kenaikan menjadi sekitar 110 bit/menit. Derajat beratnya beban
kerja tidak hanya tergantung pada jumlah kalori yang dikonsumsi, akan tetapi juga
tergantung pada jumlah otot yang terlibat pada pembebanan otot statis. Peningkatan
denyut jantung umumnya dikarenakan oleh temperature sekeliling yang tinggi,
pembebanan otot yang terlalu besar, dan sedikitnya keterlibatan otot dalam suatu
kondisi kerja. Cara pengukuran denyut jantung dapat dilakukan dengan berbagai
cara sebagai berikut :

a) Merasakan denyut yang ada pada arteri radial pada pergelangan tangan.
b) Mendengarkan denyut dengan stethoscope.
c) Menggunakan ECG (Electrocardiogram), yaitu mengukur signal elektrik yang
diukur dari otot jantung pada permukaan kulit dada.
Pengukuran Denyut Jantung dapat dirumuskan sebagai berikut :

Denyut Nadi ( Denyut


Menit ) =
10 Denyut
Waktu Penghitungan
x 60

Untuk menghitung pulsa denyut jantung dalam melakukan pekerjaan dapat


dirumuskan sebagai berikut :
Pulsa Denyut Jantung = Rata-rata Pulsa Saat Bekerja – Rata-rata Pulsa Saat Istirahat
D. Panjang Periode Kerja dan Istirahat
Pengaturan waktu istirahat harus disesuaikan dengan sifat, jenis pekerjaan
dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya seperti lingkungan kerja panas,
dingin, bising dan berdebu. Namun demikian secara umum, di Indonesia telah
ditentukan lamanya waktu kerja sehari maksimum adalah 8 jam kerja dan
selebihnya adalah waktu istirahat. Memperpanjang waktu kerja lebih dari itu
hanya akan menurunkan efisiensi kerja, meningkatkan kelelahan, kecelakaan
dan penyakit akibat kerja. Dalam hal lamanya waktu kerja melebihi ketentuan
yang telah ditetapkan (8 jam per hari atau 40 jam seminggu), maka perlu
diatur waktuwaktu istirahat khusus agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani
tetap dapat dipertahankan dalam batas-batas toleransi.

Anda mungkin juga menyukai