Anda di halaman 1dari 20

MODUL 6

FISIOLOGI KERJA

6.1 Tujuan Praktikum


1. Praktikum mampu membuat grafik yang menghubungkan antara intensitas
beban kerja dengan heart rate dan lama waktu pemulihan (recovery period)
2. Praktikan mampu menghitung lama waktu istirahat total (total Time Rest)
3. Praktikan mampu menghitung besar energi expenditure pada suatu
pekerjaan tertentu berdasarkan intensitas heart rate
4. Praktikan mampu mengklarifikasi besar beban kerja (jarak) untuk
pekerjaan tertentu

6.2 Landasan Teori


Fisiologi Kerja
Fisiologi atau Ilmu Faal adalah salah satu dari cabang ilmu biologi yang
mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan. Istilah "fisiologi" berasal dari
bahasa Belanda, physiologie, yang dibentuk dari dua kata Yunani Kuno,
yaitu physis yang berarti "asal-usul" atau "hakikat" dan logia, yang berarti
"kajian". Istilah "faal" sendiri diambil dari bahasa Arab, berarti "pertanda",
"fungsi", "kerja". Sehingga fisiologi adalah ilmu yang menggunakan berbagai
metode untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ,
dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya
untuk mendukung kehidupan.
Sedangkan Fisiologi Kerja merupakan suatu studi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja dan kelelahan selama otot bekerja. Fisiologi Kerja
adalah ilmu yang mempelajari fungsi atau faal tubuh manusia pada saat bekerja
dan merupakan dasar berkembangnya ergonomi. Dengan diketahuinya
fisiologi kerja diharapkan mampu meringankan beban kerja seorang pekerja
dan meningkatkan produktivitas kerja.
1. Kerja Fisik
Kerja fisik atau physical work adalah kerja yang memerlukan energi fisik
otot manusia sebagai sumber tenaga atau power. Kerja fisik sering disebut
sebagai “Manual Operation” di mana performansi kerja sepenuhnya akan
tergantung pada manusia, baik yang berfungsi sebagai sumber tenaga
(power) ataupun pengendali kerja (control). Dalam hal kerja fisik ini,
konsumsi energi (energy consumption) merupakan faktor utama dan tolak
ukur sebagai penentu berat atau ringannya kerja fisik tersebut.
Aktivitas otot yang akan mengubah fungsi-fungsi faal dalah tubuh adalah
sebagai berikut.
a. Denyut jangtung.
b. Tekanan darah.
c. Keluaran atau output jantung (liter darah/menit).
d. Komposisi kimia dalam darah dan tubuh.
e. Temperatur tubuh.
f. Laju penguapan.
g. Ventilasi paru-paru (liter darah/menit).
h. Konsumsi oksigen (O2) oleh otot.
Kerja fisik akan mengeluarkan energi yang berhubungan erat dengan
konsumsi energi. Setiap kegiatan yang berlangsung pada diri manusia
membutuhkan energi. Untuk melakukan semua kegiatan manusia
diperlukan supplay energi. Energi terbentuk karena adanya proses
metabolisme dalam otot, yaitu berupa serangkaian proses kimia yang
mengubah bahan makanan menjadi dua bentuk energi. Kedua bentuk
energi tersebut adalah energi mekanis dan energi panas. Konsumsi energi
pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu
dengan 2 cara sebagai berikut.
2. Pengukuran Kecepatan Denyut Jantung
Derajat beban kerja tidak hanya tergantung pada jumlah kalori yang
dikonsumsi, akan tetapi juga bergantung pada jumlah otot yang terlibat
pada pembebanan otot statis. Sejumlah konsumsi energi tertentu akan
lebih berat jika hanya ditunjang oleh sejumlah kecil otot relatif terhadap
sejumlah besar otot. Penlitian yang dilakukan oleh Astrand (1977) dan
Christensen (1991) menemukan bahwa pengeluaran energi dari tingkat
denyut jantung dan menemukan adanya hubungan langsung antara
keduanya. Tingkat pulsa dan denyut jantung per menit dapat digunakan
untuk menghitung pengeluaran energi (Retno Megawati, 2003). Secara
lebih luas dapat dikatakan bahwa kecepatan denyut jantung dan
pernapasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan oleh lingkungan,
atau tekanan akibat kerja keras, di mana ketiga faktor tersebut memberikan
pengaruh yang sama besar. Pengukuran berdasarkan kriteria fisiologis ini
bisa digunakan apabila faktor-faktor yang berpengaruh tersebut dapat
diabaikan atau situasi kegiatan dalam keadaan normal.
Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara
lain :
1. Merasakan denyut jantung yang ada pada arteri radial pada pergelangan
tangan.
2. Mendengarkan denyut jantung dengan stetoskop.
3. Menggunakan ECG (Electrocardiograph), yaitu mengukur signal
elektrik yang diukur dari otot jantung pada permukaan kulit dada.
Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting didalam
peningkatan cardio output dari istirahat samapi kerja maksimum (Rodahl,
1989), didefinikan sebagai Heart Rate Reserve (HR Reserve). HR Reserve
tersebut diekspresikan dalam presentase yang dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡 𝑁𝑎𝑑𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎−𝐷𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡 𝑁𝑎𝑑𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
%HR Reserve = 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡 𝑁𝑎𝑑𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚−𝐷𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡 𝑁𝑎𝑑𝑖 𝐼𝑠𝑡𝑖𝑟𝑎ℎ𝑎𝑡 × 100%

Lebih lanjut, penentuan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan


denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum
karena beban kardiovaskuler (cardiovasiculair atau %CVL) yang dihitung
berdasarkan rumus di bawah ini (Manuaba dan Vanwonterghem, (1996).
100×(𝐷𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡 𝑁𝑎𝑑𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 –𝐷𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡 𝑁𝑎𝑑𝑖 𝐼𝑠𝑡𝑖𝑟𝑎ℎ𝑎𝑡)
%CVL = × 100%
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡 𝑁𝑎𝑑𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚−𝐷𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡 𝑁𝑎𝑑𝑖 𝐼𝑠𝑡𝑖𝑟𝑎ℎ𝑎𝑡

Di mana denyut nadi maskimum adalah 220 dikurangi usia untuk laki-laki
dan 200 dikurangi usia untuk wanita. Dari perhitungan %CVL tersebut,
kemudian akan dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan
sebagai berikut.
Tabel 6. 1 Klasifikasi CVL

Bentuk regresi hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung secara


umum adalah regresi kuadratis dengan persamaan sebagai berikut.
E = 1,80411 − 0,0229038𝑥 + 4,70733 × 10−4 𝑥 2
Dimana
E : Energi (kilokalori/kkal per menit).
X : kecepatan denyut jantung (denyut per menit)
Setelah besaran kecepatan denyut jantung disetarakan dalam bentuk
energi, maka konsumsi energi untuk kegiatan kerja tertentu dapat
dituliskan dalam bentuk energi, maka konsumsi energi untuk kegiatan
kerja tertentu dapat dituliskan dalam bentuk sebagai berikut.
KE = Et - Ei
Dimana
KE : Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (kkal / menit).
Et : Pengeluaran energi pada saat waku kerja tertentu (kkal / menit).
Ei : Pengeluaran energi pada saat waktu istirahat (kkal / menit).

Jika denyut jantung dipantau selama istirahat, maka waktu pemulihan


untuk beristirahat meningkat sejalan dengan beban kerja. Dalam keadaan
yang ekstrim, pekerja tidak mempunyai waktu istirahat yang cukup
sehingga mengalami kelelahan yang kronis. Formulasi untuk menentukan
waktu istirahat (Time Rest) sebagai kompensasi dari pekerjaan fisik adalah
sebagai berikut.
𝑇 (𝐸𝑇 − 𝑆)
R= 𝐸𝑇 − 1,5
Dimana
R = Waktu istirahat yang dibutuhkan (menit).
T = Total waktu kerja (menit).
S = Pengeluaran energi cadangan yang direkomendasikan (kkal /
menit), biasanya 4 atau 5 kkal / menit.
ET = konsumsi energi selama pekerjaan berlangsung (kkal/mnt).

Sedangkan rumus untuk mengukur waktu kerja (Time Work) sendiri


adalah sebagai berikut.
25
Tw = 𝐾 −5 menit

Di mana,
TK = Waktu kerja (menit).
K = Konsumsi energi selama pekerjaan berlangsung (kkal/mnt).

3. Pengukuran Konsumsi Oksigen (O2)


Besarnya pengeluaran energi sebagai akibat kerja fisik sangat berkaitan
dengan konsumsi energi. Satuan pengukuran konsumsi energi adalah
kilokalori (kkal). 1 kkal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan tempertaur 1 liter air dari 14,5°C menjadi 15,5°C. Energi yang
dikonsumsikan seringkali bisa diukur secara langsung yaitu melalui
konsumsi oksigen (O2) yang dihisap. Volume oksigen yang dibutuhkan
saat bekerja dapat dipakai sebagai dasar menentukan jumlah kalori yang
diperlukan selama kerja, 1 liter oksigen sama dengan 4,7–5 Kkal
(McCormick).Pendapat lain mengatakan, 1 liter oksigen dikonsumsi oleh
tubuh, maka tubuh akan mendapatkan 4,8 KKal energi yang merupakan
nilai kalori suatu oksigen (Nurmianto). Volume oksigen yang digunakan
tersebut dihitung dengan cara mengukur volume udara ekspirasi dan
kemudian kadar oksigennya ditentukan dengan teknik sampling. Dengan
mengetahui temperatur dan tekanan udaranya, maka volume oksigen yang
digunakan dapat dihitung.
Proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh manusia merupakan fase
yang penting sebagai penghasil energi yang diperlukan untuk kerja fisik.
Proses metabolisme ini bisa dianalogikan dengan proses pembakaran yang
kita jumpai dalam mesin motor bakar (combustion engine). Lewat proses
metabolisme akan dihasilkan panas dan energi yang diperlukan untuk kerja
mekanis lewat sistem otot manusia. Di sini zat-zat makanan akan
bersenyawa dengan oksigen (O2) yang dihirup, terbakar dan menimbulkan
panas serta energi mekanik.

Gambar 6. 1 Proses Metabolisme Manusia

Laju metabolisme tubuh dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut.


 Usia
Kecepatan metabolisme memang berkurang sejalan dengan
bertambahnya usia.
 Jenis Kelamin
Wanita memiliki metabolisme yang lebih rendah daripada pria.
Rata-rata pria memiliki proporsi tulang, organ, dan otot yang lebih
besar dibandingkan wanita. Jadi tak heran jika metabolisme pria
pun lebih besar.
 Komposisi
Tubuh Orang dengan berat badan normal dan memiliki banyak otot
mempunyai metabolisme yang lebih tinggi dibandingkan orang
gemuk yang memiliki banyak lemak.
 Iklim
Orang yang hidup di daerah tropis memiliki metabolisme 10%
lebih rendah dibandingkan orang yang hidup di daerah sub tropis.
 Gizi
Keadaan gizi buruk yang berkepanjangan akan mengurangi
metabolisme 10-20%.
 Tidur
Saat tidur, metabolisme akan 5% lebih rendah dibandingkan saat
bangun.
 Demam
Karena panas dapat mempercepat suatu reaksi kimia, apabila tubuh
sedang demam, maka kecepatan metabolisme akan meningkat.
Salah satu tujuan dari meningkatnya metabolisme adalah untuk
mempercepat perbaikan sel-sel yang rusak dan mempercepat
proses penyembuhan.
 Hormon dan Obat-obatan
Ada hormon dan obat-obatan yang bekerja untuk mempercepat
metabolisme, namun ada juga yang bekerja memperlambat
metabolisme.
 Aktivitas Fisik
Semakin banyak dan semakin berat aktivitas seseorang, maka akan
semakin tinggi pula metabolismenya.
 Kerja Mental
Kerja mental merupakan kerja yang melibatkan proses berpikir dari
otak kita. Pekerjaan ini mengakibatkan kelelahan mental bila
intensitas kerja ini relatif tinggi. Hal ini bukan diakibatkan oleh
aktifitas fisik secara langsung, melainkan akibat kerja otak kita.
Beban kerja mental merupakan perbedaan antara tuntutan kerja
mental dengan kemampuan mental yang dimiliki oleh pekerja yang
bersangkutan.
Beban kerja yang timbul dari aktivitas mental di lingkungan kerja
antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
o Keharusan untuk tetap dalam kondisi kewaspadaan tinggi dalam
waktulama
o Kebutuhan untuk mengambil keputusan yang melibatkan
tanggung jawabbesar
o Menurunnya konsentrasi akibat aktivitas yang monoton
o Kurangnya kontak dengan orang lain, terutama untuk tempat
kerja yang terisolasi dengan orang lain.
Beban kerja mental dapat diukur dengan pendekatan fisologis,
karena terkuantifikasi dengan dengan kriteria obyektif, maka disebut
metode obyektif. Kelelahan mental pada seorang pekerja terjadi
akibat adanya reaksi fungsional dari tubuh dan pusat kesadaran.
Pendekatan yang bisa dilakukan antara lain sebagai berikut :
o Pengukuran variabilitas denyut jantung.
o Pengukuran selang waktu kedipan mata (eye blink rate).
o Flicker Test.
o Pengukuran kadar asam saliva
6.3 Prosedur Praktikum
Berikut adalah prosedur praktikum:
1. Semua anggota kelompok bersiap-siap untuk melakukan pengujian fisik
pada salah satu percobaan yaitu sepeda angin,skiping atau lari.
2. Ukur denyut nadi awal sebelum melakukan pengujian fisik.
3. Lakukan pengujian fisik sesuai dengan jumlah yang di berikan oleh
asisten, ukur denyut nadi anggota yang telah melakukan pengujian fisik
selama satu menit.
4. Ukur denyut recovery setelah menit ketiga.
6.4 Pengumpulan Data
6.4.1 Tabel Data Denyut Nadi Saat Kerja
Dari praktikum yang telah kami laksanakan, kami dapat
mengumpulkan data dibawah ini yang kami sajikan dalam bentuk tabel.
Berikut merupakan data denyut nadi pada saat kerja.
6.2 Tabel Data Denyut Nadi Pada Saat Kerja
Nama Operator : Tantra Triyudoro

Denyut nadi normal : 108 Denyut/Menit

Denyut Nadi Kerja


Percobaan
(Denyut / Menit)
Beban 1 putaran 104

Beban 2 putaran 111

Beban 3 putaran 108

Dari tabel diatas dapat diketahui denyut nadi normal adalah 108
denyut/menit. Denyut nadi kerja pada percobaan lari 1 putaran menjadi 104
denyut/menit, lari 2 putaran menjadi 111 denyut/menit dan pada percobaan
lari 3 putaran menjadi 108 denyut/menit.
6.4.2 Tabel Data Denyut Nadi Saat Istirahat
Berikut merupakan data denyut nadi pada saat istirahat.
6.3 Tabel Data Denyut Nadi Pada Saat Istirahat
Nama Operator : Tantra Triyudoro

Denyut nadi normal : 108 Denyut/Menit

Denyut Nadi Istirahat


Percobaan
(Denyut / Menit)

Beban 1 putaran 102

Beban 2 putaran 105

Beban 3 putaran 93

Dari tabel diatas dapat diketahui denyut nadi normal adalah 108 denyut/menit.
Denyut nadi istirahat pada percobaan lari 1 putaran menjadi 102 denyut/menit,
lari 2 putaran menjadi 105 denyut/menit dan pada percobaan lari 3 putaran
menjadi 93 denyut/menit.

6.5 Hasil Dan Pembahasan

6.5.1 Perhitungan Konsumsi Energi dan Waktu Istirahat


Berikut adalah perhitungan dari Konsumsi Energi dan Waktu Istirahat:
A. Energi Waktu Istirahat
Berikut adalah perhitungan Energi Waktu Istirahat (EI) pada
percobaan lari:
1. Perhitungan energi waktu istirahat Beban 1 putaran
Dari percobaan lari 1 putaran yang di lakukan di dapat 102
denyut/menit maka dapat di hitung sebagai barikut:
EI = 1,80411 − (0,0229038)(X) + 4,71733(0,0001)(X 2 )
X= Denyut nadi saat istirahat
EI = 1,80411 − (0,0229038)(102) + 4,71733(0,0001)(1022 )
EI = -0,5320 + 4,9079
EI = 4,3759 kkal/menit
Jadi, Energi Waktu Istirahat untuk 1 putaran sebesar
4,3759 kkal/menit
2. Perhitungan Energi Waktu Istirahat Beban 2 putaran
Dari percobaan lari 2 putaran yang di lakukan di dapat 105
denyut/menit maka dapat di hitung sebagai barikut:
EI = 1,80411 − (0,0229038)(X) + 4,71733(0,0001)(X 2 )
X= Denyut nadi saat istirahat
EI = 1,80411 − (0,0229038)(105) + 4,71733(0,0001)(1052 )
EI = -0,6007+5,2008
EI = 4,6001 kkal/menit
Jadi, Energi Waktu Istirahat untuk 2 putaran sebesar
4,6001 kkal/menit
3. Perhitungan Energi Waktu Istirahat 3 putaran
Dari percobaan lari 3 putaran yang di lakukan di dapat 93
denyut/menit maka dapat di hitung sebagai barikut:
EI = 1,80411 − (0,0229038)(X) + 4,71733(0,0001)(X 2 )
X= Denyut nadi saat istirahat
EI = 1,80411 − (0,0229038)(93) + 4,71733(0,0001)(932 )
EI = -0,3259 + 4,0800
EI = 3,7541 kkal/menit
Jadi, Energi Waktu Istirahat untuk 3 putaran sebesar
3,7541 kkal/menit
B. Energi Waktu Kerja
Berikut adalah perhitungan Energi Waktu Kerja (EK) pada percobaan
lari:
1. Perhitungan Energi Waktu Kerja Beban 1 Putaran
Dari percobaan lari 1 Putaran yang di lakukan di dapat 104
denyut/menit maka dapat di hitung sebagai barikut:
ET = 1,80411 − (0,0229038)(X) + 4,71733(0,0001)(X 2 )
X= Denyut nadi saat kerja
ET = 1,80411 − (0,0229038)(104) + 4,71733(0,0001)(1042 )
ET = -0,5778 + 5,1022
ET = 4,5244 kkal/menit
Jadi, Energi Waktu Kerja untuk 1 Putaran sebesar
4,5244 kkal/menit
2. Perhitungan Energi Waktu Kerja Beban 2 Putaran
Dari percobaan lari 2 Putaran yang di lakukan di dapat 111
denyut/menit maka dapat di hitung sebagai barikut:
EK = 1,80411 − (0,0229038)(X) + 4,71733(0,0001)(X 2 )
X= Denyut nadi saat kerja
ET = 1,80411 − (0,0229038)(111) + 4,71733(0,0001)(1112 )
ET = -0,7382 + 5,8122
ET = 5,074 kkal/menit
Jadi, Energi Waktu Kerja untuk 2 Putaran sebesar
5,074 kkal/menit.
3. Perhitungan Energi Waktu Kerja Beban 3 Putaran
Dari percobaan lari 3 Putaran yang di lakukan di dapat 108
denyut/menit maka dapat di hitung sebagai barikut:
ET = 1,80411 − (0,0229038)(X) + 4,71733(0,0001)(X 2 )
X= Denyut nadi saat kerja
ET = 1,80411 − (0,0229038)(108) + 4,71733(0,0001)(1082 )
ET = -0,6695 + 5,5022
ET = 4,8327 kkal/menit
Jadi, Energi Waktu Kerja untuk 3 Putaran sebesar
4,8327 kkal/menit.
C. Konsumsi Energi
Berikut adalah perhitungan Konsumsi Energi (KE) pada percobaan
lari:
1. Perhitungan Konsumsi Energi 1 Putaran
KE = ET − EI
KE = 4,5244 − 4,3759
KE = 0,1485
Jadi, Konsumsi Energi untuk 1 Putaran sebesar 0,1485
kkal/menit.
2. Perhitungan Konsumsi Energi 2 Putaran
KE = ET − EI
KE = 5,074 − 4,6001
KE = 0,4739
Jadi, Konsumsi Energi untuk 2 Putaran sebesar 0,4739kkal/menit
3. Perhitungan Konsumsi Energi 3 Putaran
KE = ET − EI
KE = 4,832 − 3,7541
KE = 1,0779
Jadi, Konsumsi Energi untuk 3 Putaran sebesar
1,0779 kkal/menit.
D. Waktu Istirahat
Berikut adalah perhitungan Waktu Istirahat (TR) pada percobaan
lari:
1. Perhitungan Waktu Istirahat (TR) untuk 1 Putaran
𝑇(𝐸𝑇 − 𝑆)
𝑇𝑅 =
𝐸𝑇 − 1,5
3(4,5244 − 5)
𝑇𝑅 =
4,5244 − 1,5
𝑇𝑅 = −0.471787183
Dari perhitungan di atas, untuk waktu istirahat pada
percobaan lari 1 Putaran yaitu sebesar -0.471787183/menit,
karena hasil time rest memiliki nelai negative maka
percobaan lari 1 Putaran ini tidak memerlukan istirahat.
2. Perhitungan Waktu Istirahat (TR) untuk 2 Putaran
𝑇(𝐸𝑇 − 𝑆)
𝑇𝑅 =
𝐸𝑇 − 1,5
6(5,074 − 5)
𝑇𝑅 =
5,074 − 1,5
𝑇𝑅 = 0.124247805
Dari perhitungan di atas, untuk waktu istirahat pada
percobaan lari 2 Putaran yaitu sebesar 0.124247805 /menit,
karena hasil time rest memiliki nelai negative maka
percobaan lari 2 Putaran ini memerlukan istirahat.
3. Perhitungan Waktu Istirahat (TR) untuk 3 Putaran
𝑇(𝐸𝑇 − 𝑆)
𝑇𝑅 =
𝐸𝑇 − 1,5
9(4,8327 − 5)
𝑇𝑅 =
4,8327 − 1,5
𝑇𝑅 = −0.451531209
Dari perhitungan di atas, untuk waktu istirahat pada
percobaan lari 3 Putaran yaitu sebesar -0.451531209, karena
hasil time rest memiliki nelai negative maka percobaan lari 3
Putaran ini tidak memerlukan istirahat.
6.5.2 Grafik Heart Rate pada Saat Aktivitas Kerja
Berikut adalah grafik heart rate jumlah denyut nadi saat kerja:

Gambar 6. 2 Grafik denyut nadi kerja

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa semakin banyak beban (kerja)
maka energi yang dikeluarkan pada setiap percobaan tidak stabil.
6.5.3 Grafik heart rate pada Saat Istirahat
Berikut adalah grafik heart rate jumlah denyut nadi saat Istirahat:

Gambar 6. 3 Grafik denyut nadi istirahat

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa semakin berat beban atau jarak
maka pada saat istirahat energi yang dihasilkan per menitnya semakin
menurun.
6.5.4 Grafik Heart Rate Konsumsi Energi
Berikut adalah grafik Heart Rate Konsumsi Energi:

Gambar 6. 3 Grafik konsumsi energi

Dari gafik di atas diketahui semakin banyak putaran maka semakin tinggi
nilai konsumsi energi yang dihasilkan.
6.5.5 Perhitungan Beban Kerja dan Waktu Istirahat Total yang
Diperlukan
Berikut adalah perhitungan Beban Kerja dan Waktu Istirahat Total pada
percobaan lari :
a. Beban Kerja
Berikut adalah perhitungan Beban Kerja pada percobaan lari di dapat
hasil dari lari 1 Putaran ,2 Putaran ,dan 3 Putaran :
Beban Kerja = ET1 + ET2 + ET3

Beban Kerja = 4,5244 + 5,074 + 4,8327

Beban Kerja = 14,4311


Jadi, Beban Kerja yang dibebankan sebesar 14,4311 kkal/menit.
b. Waktu Istirahat Total
Berikut adalah perhitungan Waktu Istirahat (TR) Total pada
percobaan lari di dapat hasil dari lari 1 Putaran ,2 Putaran ,dan 3
Putaran:

TR Total = TR1 + TR2 + TR3

TR Total = −0.471787183 + 0.124247805 + −0.451531209

TR Total = −0.799070587

Jadi, Waktu Istirahat Total sebesar −0.799070587menit.

6.5.6 Perbandingan Konsumsi Energi dengan Total Time Rest


Berikut adalah perbandingan Konsumsi Energi (KE) dengan Time Rest
(TR) pada percobaan Lari:
Dalam membandingkan Konsumsi Energi dengan Time Rest terlebih
dahulu kita kategorikan hasil Konsumsi Energi dengan kriteria sebagai
berikut:

Tabel 6. 3 Kriteria Pekerjaan

Konsumsi
Tingkat Energy Expenditure Detak Jantung
Energi
Pekerjaan
Kkal/menit Kkal/8 jam Detak/menit Liter/menit
Undully
>12,5 >6000 >175 >2,5
Heavy
Very Heavy 10,0 – 12,5 4800 – 6000 150 – 175 2,0 – 2,5
Heavy 7,5 – 10,0 3600 – 4800 125 – 150 1,5 – 2,0
Moderate 5,0 – 7,5 2400 – 3600 100 – 125 1,0 – 1,5
Light 2,5 – 5,0 1200 – 2400 60 – 100 0,5 – 1,0
Very Light <2,5 <1200 <60 <0,5

Selanjutnya adalah mebandingkan Konsumsi Energi dengan Time Rest.


Berikut adalah hasilnya:
Tabel 6. 4 Konsumsi Energi

Jarak(m)
Percobaan Konsumsi Energi Kategori Time Rest
Lari
1 0.148546396 Very Light −0.471787183
2 0.473943168 Very Light 0.124247805
3 1.078717995 Very Light −0.451531209
Total 1.701207559 Very Light -0.799070587

Dari tabel diatas dapat diambil sebuah kesimpulan. Pada hasil


Konsumsi Energi dan Time Rest terdapat perubahan hasil sesuai jumlah
beban sepeda statis. Semakin berat beban yang digunakan , maka
semakin bertambah hasil Konsumsi Energi dan Time Rest. Selain itu,
Konsumsi Energi pada saat lari 1 Putaran ,2 Putaran ,dan 3 Putaran,
dikelompokkan kedalam kategori Very Light atau Sangat Ringan karena
nilai Konsumsi Energi pada kategori tersebut berada di antara <0,5
liter/menit.

Tabel 6. 5 Energi Waktu Kerja


Jarak(m)
ET
Percobaan Kategori TR(menit)
(kkal/menit)
Lari
1 4.524378928 Light −0.471787183
2 5.074010493 Moderate 0.124247805
3 4.832793312 Light −0.451531209
Undully
Total 14.43118273 -0.799070587
Heavy
6.5.7 Manfaat Perhitungan dalam Merancang Sistem Kerja

Manfaat dari perhitungan dari fisiologi kerja diatas adalah untuk


mengetahui waktu istirahat yang diperlukan pekerja selama melakukan
pekerjaan. Hal ini bertujuan untuk memberikan waktu luang bagi pekerja
untuk melepas lelah dan memulihkan kondisi pekerja setelah bekerja.
Selain itu untuk mengetahui ketahanan fisik dari pekerja terhadap suatu
pekerjaan yang dilakukan. Waktu Istirahat juga bertujuan untuk
mengurangi kecelakaan kerja dan insiden akibat kurangnya waktu
beristirahat.
6.6 Kesimpulan
1. Pada grafik Herat Rate dibandingkan jumlah denyut nadi tiap menit
terhadap banyaknya putaran lari. Pada grafik yang dihasilkan diketahui
semakin banyaknya putaran lari maka semakin tinggi denyut yang
dihasilkan tiap menit.
2. Waktu Istirahat Total atau Total Time Rest berasal dari Waktu Total Kerja
dikali Konsumsi Energi yang telah dikurangi Pengeluaran Energi
Cadangan kemudian dibagi dengan Konsumsi Energi yang telah
dikurangi,maka didapat hasil waktu istirahat total yang diperlukan yaitu
sebesar -0.799070587menit.
3. Energy Expenditure berasal dari pengeluaran energi waktu kerja dikurangi
dengan pengeluaran energi waktu istirahat, Jadi, Konsumsi Energi untuk
Beban 200 Meter sebesar 0,1485 kkal/menit, Konsumsi Energi untuk
Beban 400 Meter sebesar 0,4739kkal/menit, dan Konsumsi Energi untuk
Beban 600 Meter sebesar 1,0779 kkal/menit.
4. Pada sistem pengklasifikasian beban kerja terdapat 6 tingkatan, yaitu
Undully Heavy, Very Heavy, Heavy, Moderate, Light, Very Light. Jadi pada
perhitungan didapatkan sisitem pengklarifikasikan yang memiliki tingkat
Very Light atau Sangat Ringan karena nilai Konsumsi Energi pada
kategori tersebut berada di antara <0,5 liter/menit.
Daftar Pustaka

Hasibuan MSP. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.


Jakarta (ID): PT Bumi Aksara.
Herjanto E. 2007. Manajemen Operasi. Ed ke-3. Jakarta (ID): Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Restuputri, Dian Palupi. 2017. Modul Praktikum Analisa Perancangan
Kerja. Malang: Laboratorium Teknik Industri UMM.
Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. ERGONOMI Studi Gerak dan Waktu.
Surabaya: Penerbit Guna Widya.

Anda mungkin juga menyukai