KERJA
Page 1
OVERVIEW
Definisi Fisiologi
Page 3
KERJA FISIK DAN MENTAL
Tingkat intensitas kerja optimum umumnya tercipta ketika
tidak ada tekanan dan ketegangan, dimana Tekanan
berkenaan dengan beberapa aspek dari aktivitas manusia
dari lingkungannya yang terjadi akibat adanya reaksi
individu tersebut tidak mendapatkan keinginan yang sesuai.
Sedangkan, ketegangan merupakan konsekuensi logis yang
harus diterima oleh individu tersebut akibat dari tekanan.
Secara garis besar, kegiatan-kegiatan manusia dapat
digolongkan menjadi kerja fisik dan kerja mental.
Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna,
karena terdapatnya hubungan yang erat antar satu dengan
lainnya.
Beban
kerja fisik Beban kerja
mental
Page 4
KERJA FISIK
Kerja fisik adalah kerja
yang memerlukan energi fisik
otot manusia sebagai sumber
tenaganya. Dalam kerja fisik,
konsumsi energi merupakan
faktor utama yang dijadikan
tolok ukur penentu berat atau
ringannya suatu pekerjaan
Page 5
Kerja fisik akan mengakibatkan
perubahan fungsi pada alat-alat
tubuh, yang dapat dideteksi
melalui :
• Konsumsi oksigen
• Denyut jantung
• Peredaran udara dalam paru-paru
• Temperatur tubuh
• Konsentrasi asam laktat dalam darah
• Komposisi kimia dalam darah dan
air seni
• Tingkat penguapan
Page 6
Konsumsi Energi
Konsumsi energi pekerja dalam bekerja
merupakan faktor utama yang dapat membatasi
prestasi harian atau performansi kerjanya. Untuk
mengefisienkan konsumsi energi dan
mempertahankan performansi kerja, dibutuhkan
perancangan lingkungan kerja yang baik
Faktor yang mempengaruhi konsumsi energi
diantaranya adalah metode kerja, sikap kerja,
tingkat kerja dan perancangan peralatan kerja.
Sedangkan besarnya konsumsi energi
tergantung pada berat badan, tinggi badan, dan
jenis kelamin. Skala untuk konsumsi energi
adalah kilo kalori (kkal). Satu liter oksigen yang
dihasilkan tubuh manusia menghasilkan rata-rata
sebesar 4,8 kkal
Page 7
KERJA MENTAL
Kerja mental merupakan kerja
yang melibatkan proses berpikir
dari otak kita. Pekerjaan ini
mengakibatkan kelelahan mental
bila intensitas kerja ini relatif
tinggi. Hal ini bukan diakibatkan
oleh aktifitas fisik secara
langsung, melainkan akibat kerja
kognitif (saraf, otak) kita.
Page 8
Pengukuran kerja mental memperhatikan
beberapa hal berikut :
Page 9
SKALA BEBAN KERJA MENTAL
Merupakan suatu ukuran skala untuk mengukur
tingkat beban kerja mental suatu pekerjaan
berdasarkan ketiga variabel di atas.
1. Beban Waktu
• Sering memiliki waktu luang (Interupsi dan overlapping
antar aktifitas jarang / tidak terjadi)
• Waktu Luang sering terjadi sekali - kali (Interupsi dan
overlapping antar aktifitas sering terjadi)
• Hampir tidak ada waktu luang (Interupsi dan
overlappingantar aktifitas sangat sering dan selalu terjadi)
2. Beban usaha mental
• Sangat sedikit memerlukan konsentrasi, aktifitas bersifat
otomatis, memerlukan sedikit perhatian
• Konsentrasi moderat diperlukan, kompleksitas meningkat
sehingga menyebabkan hal ketidakastian dan keterasingan
• Usaha mental yang intensif dan konsentrasi yang tinggi
diperlukan. Aktifitas sangat kompleks dan memerlukan
perhatian penuh.
Page 10
SKALA BEBAN KERJA MENTAL (2)
3. Beban stress psikologi
• Sedikit membingungkan, beresiko, frustasi
muncul dan dengan mudah dan diatasi
• Tingkat stress yang menengah / moderate
dimana kebingugan dan frustasi
menambah beban kerja. Kompensasi
secara signifikan diperlukan untuk
menjaga performansi yang cukup
• Kebingungan dan rasa frustasi yang tinggi
sehingga memerlukan kontrol diri dan
determinasi yang tinggi hingga titik
ekstrim.
Page 11
Proses Metabolisme
Zat Oksigen
makanan (O2)
Lambung,
Paru-paru
usus
Hati
PROSES METABOLISME
Panas Energi
Page 13
Pengukuran Konsumsi Oksigen
• Besarnya pengeluaran energi sebagai akibat kerja fisik sangat
berkaitan dengan konsumsi energi. Satuan pengukuran konsumsi
energi adalah kilo kalori (KKal). 1 KKal adalah jumlah panas yang
dibutuhkan untuk menaikkan tempertaur 1 liter air dari 14,5o C
menjadi 15,5o C. Energi yang dikonsumsikan seringkali bisa diukur
secara langsung yaitu melalui konsumsi oksigen (O2) yang dihisap.
Menurut Mc. Cormick, volume oksigen yang dibutuhkan bekerja
dapat dipakai sebagai dasar menentukan jumlah kalori yang
diperlukan selama kerja atas dasar persamaan berikut ini :
1 liter oksigen = 4,7 – 5 Kkal
• Sedangkan menurut Nurmianto (2000), jika 1 liter oksigen
dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan mendapatkan 4,8 KKal
energi. Faktor inilah yang merupakan nilai kalori suatu oksigen.
Page 14
Page 15
Pengukuran Denyut Jantung
• Derajat beban kerja tidak hanya tergantung pada jumlah kalori yang
dikonsumsi, akan tetapi juga bergantung pada jumlah otot yang
terlibat pada pembebanan otot statis. Sejumlah konsumsi energi
tertentu akan lebih berat jika hanya ditunjang oleh sejumlah kecil
otot relatif terhadap sejumlah besar otot.
• Astrand dan Christensen meneliti pengeluaran energi dari tingkat
denyut jantung dan menemukan adanya hubungan langsung antara
keduanya. Tingkat pulsa dan denyut jantung per menit dapat
digunakan untuk menghitung pengeluaran energi. [Retno Megawati,
2003]
• Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa kecepatan denyut jantung
dan pernapasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan oleh
lingkungan atau tekanan akibat kerja keras, di mana ketiga faktor
tersebut memberikan pengaruh yang sama besar. Pengukuran
berdasarkan kriteria fisiologis ini bisa digunakan apabila faktor-
faktor yang berpengaruh tersebut dapat diabaikan atau situasi
kegiatan dalam keadaan normal.
Page 16
• Besarnya denyut jantung • Pengukuran denyut
dapat meningkat dapat jantung salah satu
disebabkan karena alat untuk mengetahui
beberapa hal antara lain : beban kerja. Hal ini dapat
– Temperatur sekeliling dilakukan dengan
yang tinggi. berbagai cara :
– Tingginya – Merasakan denyut yang
ada pada arteri radial pada
pembebanan otot pergelangan tangan.
statis. – Mendengarkan denyut
– Semakin sedikitnya jantung dengan
otot yang terlibat stethoscope.
dalam suatu kondisi – Menggunakan ECG
(Electrocardiogram), yaitu
kerja. [Nurmianto, mengukur signal elektrik
2000] yang diukur dari otot
jantung pada permukaan
kulit dada.
Page 17
Muller memberikan beberapa definisi sebagai berikut
Page 20
Kebutuhan fisik akan berbeda untuk setiap aktivitas. Semakin
tinggi beban fisik, maka semakin tinggi pula kebutuhan energinya.
Dr.Lucien Broucha telah membuat tabel klasifikasi beban kerja
dalam reaksi Fisiologi, untuk menentukan berat ringannya
pekerjaan :
Page 21
Ada beberapa definisi Muller (1962) sebagai berikut :
a. Denyut jantung selama istirahat (resting pulse)
adalah rata-rata denyut jantung sebelum suatu
pekerjaan dimulai
b. Denyut jantung selama bekerja (working pulse)
adalah rata-rata denyut jantung selama
seseorang bekerja
c. Denyut jantung untuk kerja (work pulse) adalah
selisih antara denyut jantung selama bekerja
dan selama istirahat
d. Denyut jantung selama istirahat total (total
recovery cost or recovery cost) adalah jumlah
aljabar denyut jantung saat suatu pekerjaan
selesai dikerjakan sampai dengan denyut
Dari grafik tersebut
berada pada kondisi istirahatnya
dapat diketahui
bahwa seseorang e. Denyut total (total work pulse or cardiac cost)
dalam “keadaan adalah jumlah denyut jantung dari mulainya
normal” suatu pekerjaan sampai denyut berada pada
kondisi istirahatnya (resting level) Page 22
Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang
sangat penting di dalam peningkatan cardiac output dari
istirahat sampai kerja maksimum. Peningkatan yang
potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja
maksimum tersebut oleh Rodahl (1989) didefinisikan
sebagai Heart Rate Reserve (HR Reserve). HR Reserve
tersebut diekspresikan dalam presentase yang dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
% HR Reserve =
Page 23
Lebih lanjut, Manuaba & Vanwonteerghem (1996)
menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan
denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi
maksimum karena beban kerja kardiovaskuler
(cardiovasculair load = %CVL) yang dihitung dengan rumus
sebagai berikut
Dimana :
Denyut nadi istirahat = rerata denyut nadi sebelum
pekerjaan dimulai
Denyut nadi kerja = rerata denyut nadi selama
bekerja
Denyut nadi maksimum = (220 – umur) untuk laki-laki dan
(200 – umur) untuk wanita. Page 24
Dari hasil perhitungan %CVL tersebut kemudian
dibandingkan dengan klasifikasi yang telah
ditetapkan sebagai berikut :
< 30% = Tidak terjadi kelelahan
30 s.d. < 60% = Diperlukan perbaikan
60 s.d < 80% = Kerja dalam waktu singkat
80 s.d <100% = Diperlukan tindakan segera
> 100% = Tidak diperbolehkan
beraktivitas
Page 25
STUDY CASE
Dikarenakan setiap harinya Bapak Ergo diberi
target untuk membersihkan seluruh gedung baru
sebuah Universitas swasta baru di Dayeuh
Kolot, maka beliau bekerja lebih keras dari
sebelumnya. Seorang mahasiswa Teknik
Industri mencatat denyut istirahat Bapak Ergo
sebesar 70 pulse/menit sedangkan denyut
kerjanya sebesar 123 pulse/menit. Berapa besar
%CVL dari pekerjaan Pak Ergo membersihkan
gedung baru tersebut jika umur Pak Ergo saat
ini adalah 47 tahun dan berikan rekomendasi!
Jika beliau bekerja 11 jam perhari!
Page 26
Jawaban
100 x( Denyut nadi ker ja Denyut nadi istirahat )
%CVL
Denyut nadi maksimum Denyut nadi istirahat
Page 27
Rekomendasi Perbaikan
Jika dilihat dari segi energi yang dikeluarkan, maka kita
bisa melihat bahwa konsumsi energi yang dikeluarkan
adalah sebagai berikut :
Energi saat bekerja :
Page 30