n Perhitunga Waktu
Denyut
Beban Kerja Fisik Vs Beban Kerja Mental | 12
2. Denyut Nadi Kerja (DNK) adalah rerata denyut nadi selama bekerja
3. Nadi Kerja (NK) adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan denyut nadi kerja.
Peningkatan denyut nadi mempunyai peranan yang sangat penting didalam
peningkatan cardiat output dari istirahat sampai kerja maksimum. Peningkatan yang potensial
dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum oleh Rodahl (1989) dalam Tarwaka,
dkk (2004:101) didefinisikan sebagai Heart Rate Reverse (HR Reverse) yang diekspresikan
dalam presentase yang dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.
Denyut Nadi Maksimum (DNMax) adalah: (220 umur) untuk laki-laki dan (200
umur) untuk perempuan. Lebih lanjut untuk menentukan klasifikasi beban kerja bedasarkan
peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena
beban kardiovaskuler (cardiovasculair load = % CVL) dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut.
Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian di bandingkan dengan klasifikasi
yang telah ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 2.4 Klasifikasi Berat Ringan Beban Kerja Berdasar % CVL
Selain cara tersebut diatas cardivasculair strain dapat diestimasi menguunakan
denyut nadi pemulihan (heart rate recovery) atau dikenal dengan Metode Brouba.
% HR Reserve = 100
DNI DNmaks
DNI DNK
% CVL= 100
DNI DNmaks
DNI DNK
Beban Kerja Fisik Vs Beban Kerja Mental | 13
Keuntungan metode ini adalah sama sekali tidak menganggu atau menghentikan pekerjaan,
karena pengukuran dilakukansetelah subjek berhenti bekerja. Denyut nadi pemulihan (P)
dihitung pada akhir 30 detik menit pertama, kedua dan ketiga (P1, P2, P3). Rerata dari ketiga
nilai tersebut dihubungkan dengan total cardiac cost dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika P
1
P
3
10, atau P
1
, P
2
, P
3
seluruhnya < 90, nadi pemulihan normal
Jika rata-rata P
1
tercatat 110, dan P
1
P
3
10, maka beban kerja tifak
berlebihan
Jika P
1
P
3
< 10, dan jika P
3
> 90 perlu redesain pekerjaan
Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolute denyut nadi pada
ketergantungguan pekerjaan (the interruption of work), tingkat kebugaran (individual fitness),
dan pemaparan panas lingkungan. Jika nadi pemulihan tidak segera tercapai maka
diperluakan redesain pekerjaan untuk mengurangi tekanan fisik. Redesain tersebut dapat
berupa variabel tunggal maupun keseluruhan dari variabel bebas (tasks, organisasai kerja, dan
lingkungan kerja) yang menyebabkan beban tugas tambahan. (Tarwaka, Solichul, H.A Bakri,
2004)
2.2.4 Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Jumlah Kebutuhan Kalori
Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakkan otot adalah kebutuhan akan oksigen
yang dibawa oleh darh ke otot untuk pembakaran zat dalam menghasilkan energi. Sehingga
jumlah oksigen yang dipergunakan oleh tubuh merupakan salah satu indikator pembebanan
selama bekerja. Dengan demikian setiap aktivitas pekerjaan memerlukan energi yang
dihasilkan dari proses pembakaran. Berdasarkan hal tersebut maka kebutuhan kalori dapat
digunakan sebagai indikator untuk menentukan besar ringannya beban kerja. Berdasarkan hal
tersebut mentri tenaga kerja, melalui keputusan no 51 tahun 1999 menetapkan kebutuhan
kalori untuk menentukan berat ringannya pekerjaan.
Beban kerja ringan : 100-200 Kilo kalori/jam
Beban kerja sedang : > 200-350 Kilo kalori/ jam
Beban kerja berat : > 350-500 Kilo kalori/ jam
Kebutuhan kalori dapat dinyatakan dalam kalori yang dapat diukur secara tidak
langsung dengan menentukan kebutuhan oksigen. Setiap kebutuhan oksigen sebanyak 1 liter
akan memberikan 4.8 kilo kalori (Sumamun, 1989)Sebagai dasar perhitungan dalam
menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh seseorang dalam melakukan aktivitas
Beban Kerja Fisik Vs Beban Kerja Mental | 14
pekerjannya, dapat dilakukan melalui pendekatan atau taksiran kebutuhan kalori menurut
aktivitasnya.
Menurut Grandjean (1993) bahwa kebutuhan kalori seorang pekerja selama 24 jam
ditentukan oleh tiga hal :
Kebutuhan kalori untuk metabolisme basal, dipengaruhi oleh jenis kelamin dan
usia.
Kebutuhan kalori untuk kerja, kebutuhan kalori sangat ditentukan dengan jenis
aktivitasnya, berat atau ringan.
Kebutuhan kalori untuk aktivitas lain-lain di luar jam kerja.
Kalori didapatkan dari sumber energy yang terdiri dari pada karbohidrat , lemak,
protein. Sumber sumber energy ini akan diolah dalam tubuh menghasilkan ATP , O2 dan
H2O dan sisa sisa metablisme. Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakan otot adalah
kebutuhanakan oksigen yang dibawa darah ke ototuntuk pembakaran zat dan energi. jumlah
kalori yag dibutuhkan dalam melakukan aktifitas berbanding lurus dengan beratnya aktifitas
yang dilakukan. Maka berdasarkan hal tersebut diatas maka besarnya jumlah kebutuhan
kalori dapat digunakan sebagai petunjuk dalam menentukan berat ringannya satu pekerjaan.
Tabel 2.4 Kebutuhan Kalori Perjam Menurut Jenis Aktifitas
No. Jenis Aktifitas
Kilokal/jam/Kg
Berat Badan
1 Tidur 0,98
2 Duduk dalam keadaan Istirahat 1,43
3 Membaca dengan intonasi keras 1,50
4 Berdiri dalam keadaan tenang 1,50
5 Menjahit dengan tangan 1,59
6 Berdiri dengan konsentrasi terhadapsatu objek 1,63
7 Berpakaian 1,69
8 Menyanyi 1,74
9 Menjahit dengan mesin 1,93
10 Mengetik 2,00
11 Menyetrika dengan berat setrika 2,5 kg 2,06
12 Mencuci peralatan dapur 2,06
Beban Kerja Fisik Vs Beban Kerja Mental | 15
13 Menyapu lantai dengan kecepatan 38 x/mnt 2,41
14 Menjilid buku 2,43
15 Politian Ringan 2,43
16 Jalan Ringan dengan kecepatan 3,9km/jam 2,86
17 Pekerjaan kayu,logam dan pengecatan dalam
industri
3,43
18 Politian sedang 4,14
19 Jalan agak cepat dengan kecepatan 5,6 km/jam 4,28
20 Jalan turun tangga 5,20
21 Pekerjaan tukang batu 5,71
22 Politian berat 6,43
23 Penggergajian kayu secara manual 6,86
24 Berenang 7,14
Kebutuhan kalori per jam tersebut merupakan pemenuhan kebutuhan energi yang
dikeluarkan akibat beban kerja utama , sehingga masih diperlukan tambahan kalori apabila
terdapat beban kerja tambahan seperti, stasiun kerja yang tidak ergonomis, sikap paksa
waktu bekerja , suhu lingkungan yang panas dll.
Contoh: Seorang pekerja dengan berat badan sekitar 65 kg bekerja sebaga tukang
batu dibawah terik matahari , maka berdasarkan data tersebut diatas maka dapat diperoleh
jumlah kalori yang dibutuhkan adalah 5,71x65 kg = 371 Kilocal / jam. Beban kerja ini
termasuk dalam kategori beban kerja berat (> 350- 500 Kilokal /jam). Namun demikian
perhitungan tersebut belum memperhitungkan faktor tekanan panas yang memberikan beban
kerja tambahan.
Contoh tersebut baru menggambarkan kebutuhan kalori seseorang pekerja selama
waktu kerja. Menurut Grandjean (1993) bahwa kebutuhan kalori seorang pekerja selama 24
jam sehari ditentukan oleh tiga hal:
1. Kabuuhan kalori untuk metabolisme basal
Dimana seorang laki-laki dewasa memerlukan kalori untuk metabolisme
basal 100 Kilo Joule (23.87 Kilo kalori) per 24 jam per kg-BB. Sedangkan
wanita dewasa memerlukan kalori untuk metabolisme basal 98 Kilo Joule
(23.39 Kilo kalori) per 24 jam per kg-BB. Sebaga contoh: seorang laki-laki
Beban Kerja Fisik Vs Beban Kerja Mental | 16
dewasa dengan berat badan 60 kg akan memerlukan kalori untuk
metabolisme basal sebesar 6000 Kilo Joule (1432 Kilo kalori) per 24 jam.
2. Kebutuhan kalori untuk kerja
Kebutuhan kalori kerja sangat ditentukan dengan jenis aktivitas kerja yang
dilakukan atau berat ringannya pekerjaan, seperti yang telah ditentukan
sebelumnya.
3. Kebutuhan kalori untuk aktivitas-aktivitas lain diluar jam kerja
Rerata kebutuhan kalori untuk aktivitas diluar jam kerja adalah 2400 kilo
Joule (573 Kilo kalori) untuk laki-laki dewasa dan sebesar 2000-2400 Kilo
Joule (477-425 Kilo kalori) per hari untuk wanita dewasa.
Berdasarkan uraian tersebut dapat digaris bawahi, penentuan kategori beban kerja
fisik berdasarkan kebutuhan oksigen melalui penaksiran kebutuhan kalori belum dapat
menggambarkan beban sebenarnya yang diterima oleh seorang pekerja. Hal tersebut
disebabkan karena masih banyak faktor yang mempengaruhi kebutuhan kalori. Selain berat
ringannya pekerja itu sendiri, juga dipengaruhi oleh lingkungan tempat bekerja, cara dan
sikap kerja serta stasiun kerja yang dugunakan selama kerja. Berdasarkan hal tersebut,
diperlukan penilaian beban kerja yang dapat menggambarkan secara keseluruhan beban yang
diterima seorang pekerja.
2.2.5 Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi Kerja
Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai
cardiovasculair strain. Derajat beban kerja hanya tergantung pada jumlah kalori yang
dikonsumsi, akan tetapi juga bergantung pada pembebanan otot statis. Sejumlah konsumsi
energi tertentu akan lebih berat jika hanya ditunjang oleh sejumlah kecil otot relative
terhadap sejumlah besar otot. Beberapa hal yang berkaitan dengen pengukuran denyut
jantung adalah sebagai berikut :
1. Astrand dan Christensen meneliti pengeluaran energi dari tingkat denyut jantung
dan menemukan adanya hubungan langsung antara keduanya. Tingkat pulsa dan
denyut jantung permenit dapat digunakan untuk menghitung pengeluaran energi.
2. Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa kecepatan denyut jantung dan
pernapasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan oleh lingkungan, atau
tekanan akibat kerja keras, di mana ketiga faktor tersebut memberikan pengaruh
yang sama besar. Pengukuran berdasarkan criteria fisiologis ini bisa digunakan
Beban Kerja Fisik Vs Beban Kerja Mental | 17
apabila faktor-faktor yang berpengaruh tersebut dapat diabaikan atau situasi
kegiatan dalam keadaan normal. ( Retno Megawati, 2003 )
Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
1. Merasakan denyut jantung yang ada pada arteri radial pada pergelangan
tangan.
2. Mendengarkan denyut jantung dengan stethoscope.
3. Menggunakan ECG ( Electrocardiograph ), yaitu mengukur signal elektrik
yang diukur dari otot jantung pada permukaan kulit dada.
Salah satu yang dapat digunakan untuk menghitung denyut jantung adalah telemetri
dengan menggunakan rangsangan ElectroardioGraph (ECG). Apabila peralatan tersebut
tidak tersedia dapat memakai stopwatch dengan metode 10 denyut (Kilbon, 1992). Dengan
metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut
Selain metode denyut jantung tersebut, dapat juga dilakuakan penghitungan denyut
nadi dengan menggunakan metode 15 atau 30 detik. Penggunaan nadi kerja untuk menilai
berat ringanya beban kerja memiliki beberapa keuntungam. Selain mudah, cepat, dan murah
juga tidak memerlukan peralatan yang mahal, tidak menggangu aktivitas pekerja yang
dilakukan pengukuran. Kepekaan denyut nadi akan segera berubah dengan perubahan
pembebanan, baik yang berasal dari pembebanan mekanik, fisika, maupun kimiawi. Denyut
nadi untuk mengestimasi index beban kerja terdiri dari beberapa jenis, Muller ( 1962 )
Memberikan definisi sebagai berikut :
a. Denyut jantung pada saat istirahat ( resting pulse ) adalah rata-rata denyut
jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai.
b. Denyut jantung selama bekerja ( working pulse ) adalah rata-rata denyut
jantung pada saat seseorang bekerja.
c. Denyut jantung untuk bekerja ( work pulse ) adalah selisish antara senyut
jantung selama bekerja dan selama istirahat.
d. Denyut jantung selama istirahat total ( recovery cost or recovery cost ) adalah
jumlah aljabar denyut jantung dan berhentinya denyut pada suatu pekerjaan
selesai dikerjakannya sampai dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya.
Denyut Jantung (Denyut/Menit) = 60
10
n Perhitunga Waktu
Denyut
Beban Kerja Fisik Vs Beban Kerja Mental | 18
e. Denyut kerja total ( Total work pulse or cardiac cost ) adalah jumlah denyut
jantung dari mulainya suatu pekerjaan samapi dengan denyut berada pada
kondisi istirahatnya ( resting level ).
( Nurmianto, 1998 )
Denyut jantung pada berbagai macam kondisi kerja dapat dilihat dengan grafik antara
hubungan denyut jantung dengan waktu sebagai berikut :
Gambar 2.2Denyut jantung pada berbagai macam kondisi kerja
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa seseorang dalam keadaan normal
a. Waktu sebelum kerja (rest) kecepatan denyut jantung dalam keadaan konstan / stabil
walaupun ada perubahan kecepatan denyutnya tetapi tidak terlalu jauh perbedaannya.
b. Waktu selama bekerja (work) kecepatan denyut jantung dalam keadaan cenderung
naik.Semakin lama waktu kerja yang dilakukan maka makin banyak energi yang keluar
sehingga kecepatan denyut jantung bertambah cepat naik.
c. Waktu setelah bekerja / waktu pemulihan / recovery kecepatan denyut jantung dalam
keadaan cenderung turun. Kondisi kerja yang lama maka perlu dibutuhkan waktu istirahat
yang digunakan untuk memulihkan energi kita terkumpul kembali setelah mencapai titik
puncak kelelahan.
Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting di dalam peningkatan
cardio output dari istirahat samapi kerja maksimumk, peningkatan tersebut oleh Rodahl
(2000) didefinikan sebagai heart rate reserve (HR reserve). HR reserve tersebut
diekspresikan dalam presentase yang dihitung dengan menggunakan rumus :
...... 1.2
% HR Reserve = 100
ker