ARIEF BUDIMAN
K012171039
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stres dan kelelahan kerja adalah masalah umum yang terjadi di tempat
kerja yang biasa dijumpai pada tenaga kerja. Menurut sebagian peneliti,
stress maupun kelelahan kerja dapat mempengaruhi kinerja para tenaga kerja
serta produktivitas kerja, dimana kelelahan kerja juga dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja.
Stres kerja merupakan sebuah beban kerja yang berlebihan, perasaan
susah dan ketegangan emosional yang menghambat performance individu.
Stress kerja menyebabkan penyimpangan pada fungsi psikologis, fisik dan
tingkah laku individu yang menyebabkan terjadinya penyimpangan dari
fungsi normal.
Kelelahan kerja merupakan keadaan yang disertai penuruan efisiensi
dan ketahanan dalam bekerja. Kelelahan berefek kepada pengurangan
kapasitas kerja dan ketahanan tubuh (Tarwaka, 2010). Menurut hasil
penelitian Eka Febriana (2009), kelelahan dapat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang memaksa pekerja menanggung
beban kerja yang lebih banyak dapat mengakibatkan kelelahan pada pekerja.
Beratnya tuntutan tugas dan pekerjaan seorang tenaga kerja dapat
menyebabkan rasa bosan, jenuh dan dapat mengakibatkan stress. Seseorang
akan cenderung mengalami stress apabila kurang mampu beradaptasi antara
keinginan dan kenyataan yang ada. Ketidakmampuan melawan keterbatasan
inilah yang mampu menyebabkan seseorang frustasi dan menimbulkan
kelelahan (Hidayat, 2016).
Kelelahan kerja dapat menimbulkan masalah bagi organisasi dan
perusahaan karena kelelahan kerja dapat muncul dalam bentuk komitmen
kerja menurun dan menurunnya semangat kerja. Saat ini masalah kelelahan
kerja juga menjadi masalah yang utama di dunia kerja, karena dapat
4
menghambat laju kinerja karyawan yang akhirnya merugikan perusahaan
(Hidayat, 2016).
Kelelahan kerja sering muncul di dunia kerja dikarenakan rutinitas
serta tekanan yang tinggi dalam keseharaiannya. Mengatasi kelelahan kerja
tidak dapat dilakukan pada tingkat individu saja. Hal tersebut menuntut
kerjasama antara pekerja, perusahaan dan keeluarga para pekerja yang
bersangkutan (Hidayat, 2016).
Struktur dan iklim organisasi dalam sebuah perusahaan terutama dalam
hal ini perusahaan perbankan meliputi kebijakan perusahaan dan administrasi
manajemen perusahaan. Administrasi perusahaan yang terlalu birokratiss
dimana peraturan perusahaan terlalu mengikat para pekerja merupakan faktor
pembangkit stress (Azizah, 2013).
Begitu besar dampak dari stress dan kelelahan kerja, oleh para ahli
perilaku organisasi telah dinyatakan sebagai agen penyebab dari berbagai
masalah fisik, mental, bahkan output organisasi (Hidayat, 2016). Kesuksesan
sebuah organisasi dapat dilihat dari kinerja para pekerjanya, sehingga dapat
dikatakan sebuah orgaanisasi atau perusahaan harus memperhatikan para
pekerjanya dan menghindarkan para pekerja dari kelelahan dan stres kerja
yang berlebihan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kita bahas adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian kelelahan kerja dan stress kerja?
2. Apa penyebab kelelahan kerja dan stress kerja pada karyawan bank?
3. Apa dampak kelelahan kerja dan stress kerja pada karyawan bank?
4. Bagaimana pengendalian kelelahan kerja dan stress kerja?
5
C. Tujuan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
3. Tarwaka (2014), kelelahan adalah suatu bagian dari mekanisme tubuh
untuk melakukan perlindungan agar tubuh terhindar dari kerusakan
yang lebih parah, dan akan kembali pulih apabila melakukan istirahat.
8
Menjadi gugup Spasme pada kelopak mata
Tidak mampu berkonsentrasi Tremor pada anggota badan
Tidak dapat memusatkan perhatian Merasa kurang sehat
9
Berdasarkan penyebab kelelahan, penyebab keleelahan dibedakan atas
kelelahan fisiologis yaitu kelelahan yang disebabkan oleh factor lingkungan
(fisik) ditempat kerja, antara lain kebisingan, suhu. Dan ada kelelahan
psikologis yang disebabkan oleh faktor psikologis (konflik-konflik mental),
monotoni pekerjaan, bekerja karena terpaksa, pekerjaan yang bertumpuk-
tumpuk (Grandjean, 1988).
Menurut Siswanto (1991), penyebab kelelahan kerja sangat berkaitan
dengan pengorganisasian kerja yang tidak menjamin instirahat dan rekreasi,
variasi kerja dan intensitas pembebanan fisik yang tidak serasi dengan
pekerjaan, lingkungan kerja yang tidak menjamin kenyamanan kerja, dan
status kesehatan (Siswanto, 1991).
Sedangkan menurut Suma’mur (1996) terdapat lima kelompok
penyebab kelelahan, yaitu keadaan pekerjaan yang monoton, beban dan lanya
pekerjaan fisik dan mental, keadaan lingkungan pekerjaan, keadaan kejiwaan
pekerja, dan penyakit (Suma’mur, 1996)
Kelelahan adalah hasil dari berbagai ketegangan yang dialami oleh
tubuh manusia sehari-harinya. Disaat mempertahankan kesehatan dan
efisiensi, banyaknyaa istirahat dan peemulihan harus seimbang dengan
tingginya ketegangan kerja. Penyegaran terjadi utamanya terjadi pada saat
istirahat malam, tetapi periode istirahat dan waktu bekerja juga dapat
memberikan penyegaran.
Kelelahan kerja sebagai akibat dari faktor lingkungan kerja, status gizi,
serta beban kerja di kalangan peekeerja telah banyak diteliti. Berdasarkan
hasil penelitian Health and Safety Executive (2013) dalam Setyowati (2014)
Sebesar 64% faktor psikologi dapat menyebabkan kelelahan kerja (Setyowati,
Shaluhiyah, & Widjasena, 2014).
Masa kerja juga dapat berpengaruh signifikan terhadap kelelahan kerja,
yang berarti bahwa masa kerja bertambah maka akan meningkatkan
keelelahan kerja. Masa kerja adalah akumulasi waktu pekerja telah
memegang peekerjaan tersebut.(Setyowati et al., 2014).
10
Selain kelelahan kerja, dalam dunia perbankan yang akan berdampak
pada produktivitas kerja adalah stres. Kelelahan kerja dalam dunia
peerbankan merupakan respoon total terhadap stress psikososial yang dialami
dalam satu periode waktu tertentu dan kelelahan kerja cenderung menurunka
prestasi maupun motivasi para karyawan. Tidak jarang karyawan perbankan
menemui tekanan, yang pada akhirnya membuat karyawan teersebut merasa
lelah, baik lelah fisik maupun psikis (Jacobs, Paul A.T, Maramis, & A.J.M,
n.d.).
Beban kerja karyawan perbankan dapat menyebabkan stress kerja.
Selain itu, konflik antar departemen dan penetapan target pencapaian yang
tinggi secara langsung maupun tidak langsung dapat melahirkan stress dalam
pekerjaan (Suhanto, 2009).
11
menyebutkan sebanyak dua juta peekerja menjadi korban settiap tahunnya
karena kecelakaan kerja akibat faktor kelelahan. Sebanyak 32,8% pekerja
yang menjadi sampel mengalami kelelahan dan berpengaruh kepada
produktivitas kerja.
Dampak dari kelelahan serta stress kerja pada karyawan bank
diantaranya akan mengakibatkan menumpuknya pekerjaan, selain itu
pencapaian target menurun. Selain itu, penurunan performa dalam melayani
para nasabah juga terjadi akibat kelelahan kerja dan stress kerja yang
dihadapi oleh para karyawan bank (Sitepu, 2012).
Stres yang secara terus menerus dialami oleh karyawan di sebuah bank,
dan ditambah dengan iklim organisasi yang kurang mendukung, dapat
menyebabkan menurunnya tingkat kepuasan kerja karyawan yang lambat
laun dapat memicu meningkatnya keinginan untuk pindah. Hasil dari hal
tersebut akan membuat kerugian yang besar bagi perusahaan perbankan
(Suhanto, 2009).
12
Perusahaan juga dapat mengatasi kelelahan pada pekerjanya dengan
cara melakukan analisis kinerja karyawan dan organisasi, menelaah
hubungan kinerja dengan kelelahan kerja karyawan, menganalisis jenis uraian
kerja dan beban kerja yang berhubungan dengan kinerja, menyusun program
peningkatan kinerja khususnyaa subprogram mengurangi kelelahan kerja,
melaksanakan program peningkatan kinerja secara tertaur, serta
mengevaluasi keeberhasilan pelaksanaan program dan kinerja karyawan atau
organisasi (Mangkuprawira, 2012).
Salah satu dari berbagai faktor yang perlu menjadi perhatian perusahaan
perbankan untuk mengurangi stress dan kelelahan pada pekerjanya yaitu
bagaimana perusahaan mengelola iklim yang baik dan kondusif dalam
aktivitas kerja karyawan dan adanya upaya untuk mengelola sumber daya
manusia yang baik dan berkesinambungan (Suhanto, 2009).
13
BAB III
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, M. F. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Stres Kerja Pada Karyawan Bank (Studi Pada Karyawan Bank
BMT). Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2, 1–10.
Fahmi, T. A. (2015). Faktor-Faktor Penyebab Kelelahan Kerja Pada Pekerja Bank
X Kantor Cabang Magelang, 2501011012, 2015. Retrieved From Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Grandjean, E. (1988). Accuracy Influences Working Against Productivity.
London: Taylor & Francis.
Hidayat, Z. (2016). Pengaruh Stres Dan Kelelahan Kerja Terhadap Kinerja Guru
SMPN 2 Sukodono Di Kabupaten Lumajang. Jurnal Penelitian Ilmu
Ekonomi WIGA, 6(No. 1), 36–44.
Jacobs, B. W. P., Paul A.T, K., Maramis, F. R. R., & A.J.M. (N.D.). Hubungan
Antara Stres Kerja Dengan Keelelahan Kerja Pada Karyawan Bagian Sumber
Daya Manusia Di PT Bank Sulut Cabang Manado, 046, 1–4.
Mangkuprawira, S. (2012). Mengatasi Kelelahan Kerja. Retrieved March 19,
2018, From Https://Ronawajah.Wordpress.Com/2012/02/25/Mengatasi-
Kelelahan-Kerja-2/
Nurmianto, E. (2004). Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya (Pertama).
Surabaya: Guna Widya.
Rita, O., Lindawati, D., & Pusdiklat, W. (2014). Work Stress ( Stres Kerja ), 1–8.
Setyowati, D. L., Shaluhiyah, Z., & Widjasena, B. (2014). Penyebab Kelelahan
Kerja Pada Pekerja Mebel. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 8, 386–
392. Https://Doi.Org/10.21109/Kesmas.V8i8.409
Siswanto. (1991). Pestisida. Surabaya: Balai Hygiene Perusahaan, Kesehatan
Kerja (Hyperkes) Dan Ergonomi.
Sitepu, A. T. (2012). Beban Kerja Dan Motivasi Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT Bank Tabungan Negara TBK Cabang Manado. Jurnal
EMBA, 1(4), 1123–1133.
Suhanto, E. (2009). Pengaruh Stress Kerja Dan Iklim Organisasi Terhadap
Turnover Intention Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening
(Studi Di Bank Internasional Indonesia), 1–130.
Suma’mur. (1996). Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT
15
Gunung Agung.
Suma’mur. (2009). Higiene Perusahaan Dan Keselamatan Kerja. Jakarta: CV
Sagung Seto.
Tarwaka. (2010). Ergonomi Industri. Surakarta: Harapa Press.
Verawati, L. (2016). Hubungan Tingkat Kelelahan Subjektif Dengan
Produktivitas Pada Tenaga Kerja Bagian Pengemasan Di CV. Sumber
Barokah. Artikel, 5(1), 51–60. Retrieved From Https://E-
Journal.Unair.Ac.Id/IJOSH/Article/View/3799
16