Disusun oleh:
Rofi Rahmaning Widi
NIM 2206016131
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah Manajemen K3 ini tepat pada
waktunya dengan judul “Peningkatan Kesadaran Pekerja terhadap Program TEMAN (Tegur
Jika Saya Tidak Aman) dalam Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. X Zona 9”.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Manajemen K3 dan untuk menerapkan materi yang sudah disampaikan selama sesi
perkuliahan pada kehidupan nyata di perusahaan tempat kami bekerja.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan semangat dan motivasi dalam penulisan makalah ini:
1. Ibu Dr. dr. Dewi Sumaryani Soemarko, MS, Sp.Ok, SubSp PsiKO (K), selaku Kepala
Program Studi Magister Kedokteran Kerja dan dosen mata kuliah Manajemen K3.
2. Bpk Ir. Eka Satya Putra, selaku dosen mata kuliah Manajemen K3 yang telah
membimbing kami selama pembuatan makalah ini.
3. Bpk dr. Ahmad Fuady, M.Sc, PhD dan Ibu dr. Levina Chandra, MPH, selaku dosen
mata kuliah yang telah membantu dalam memberikan teori dan wawasan dalam
bidang Manajemen K3
Tidak ada yang sempurna di dunia melainkan Allah SWT, begitu pula dengan makalah
ini yang tentu tidak luput dari kesalahan, sehingga kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan tugas kami selanjutnya.
2
DAFTAR ISI
3
3.8 Return on Prevention ……………………………………………… 27
BAB IV PEMBAHASAN …………………………………………………………… 28
4.1 Dasar Pemilihan dan Pelaksanaan ……………………………… 28
4.2 Analisis SWOT …………………………………………………….. 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………. 29
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………… 29
5.2 Saran ……………………………………………………………….. 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1 Survey Efektivitas Program TEMAN
LAMPIRAN 2 Hasil Survey Efektivitas Program TEMAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
Apabila kita bisa menegur dengan baik, maka 88% kecelakaan kerja bisa kita cegah.
Sebagian besar dari kecelakaan kerja disebabkan oleh perilaku yang tidak aman,
sehingga bila proses menegur dilakukan dengan baik maka kecelakaan kerja bisa
dicegah.
Program TEMAN adalah suatu kampanye untuk menyerukan anjuran terkait
menegur rekan kerja bila melakukan kegiatan yang tidak aman. Dengan kampanye
TEMAN ini diharapkan pekerja tidak takut atau ragu dalam menegur rekan kerjanya
terkait hal yang tidak aman tersebut. Program ini sudah berjalan sejak enam bulan
terakhir namun belum ada evaluasi khusus sejak program ini dijalankan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui implementasi program TEMAN di perusahaan PT. X Zona 9 apakah
sudah tersosialisasikan dengan baik
1.3.2 Tujuan Khusus
- Meningkatkan keberanian pekerja untuk menegur rekan kerja yang
melakukan unsafe act dengan cara yang baik dan benar
- Meningkatkan rasa ikhlas pekerja yang ditegur oleh rekan kerjanya
- Meningkatkan pemahaman pekerja terhadap 15 Corporate Life Saving
Rules (CLSR)
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
mengambil resiko karena memang dunia bisnis adalah dunia yang penuh resiko. Namun
demikian resiko dapat dihindari ketika dalam mengambil keputusan dan kebijakan
disertai kemampuan dan kecerdasan dalam menganalisa dan membaca peluang
sehingga resiko bisa diminimalisir atau bahkan bisa dihindari karena tanpa kemampuan
menganalisa terhadap resiko sama saja memasuki pintu kegagalan. Bicara bisnis tidak
hanya sekedar bicara keuntungan namun bicara bisnis adalah bicara strategi, strategi
dalam membuat sebuah sistem manajemen yang baik agar bisnis bisa kuat dan tak
mudah goyah. Ketika dalam berbisnis hanya money oriented dan mengejar keuntungan
semata tanpa mempersiapkan sistem manajemen dan strategi yang baik mustahil bisnis
akan bisa maju dan berkembang dengan baik, oleh karenanya perencanaan bisnis yang
matang sebelum memulai usaha itu wajib agar siap menghadapi segala resiko yang
terjadi dikemudian hari.
Business Plan menjadi bagian penting untuk kesuksesan sebuah bisnis, karena
business plan sebagai alat untuk melakukan proyeksi dan analisis bagi pengambil
keputusan dan kebijakan di masa mendatang. Business Plan menjadi pedoman
strategis untuk mempertajam rencana-rencana yang diharapkan dalam menentukan
arah tujuan dan cara mencapai sasaran yang diinginkan.
8
SEBELUM K3 SESUDAH K3
TINDAKAN
(Action)
KEPERCAYAAN
(Belief)
PENGALAMAN
(Experience)
9
pemantauan dan umpan balik juga dapat dibentuk, seperti pertemuan rutin antara
divisi dan manajemen perusahaan untuk mengontrol implementasi.
Peta Strategi (strategy map) adalah representasi visual dari hubungan
sebab-akibat diantara komponen-komponen strategi perusahaan. Peta Strategi
Generik adalah suatu piramida alur berfikir sebagai suatu dasar rancangan
Business plan yang akan diambil. Peta strategi generik (the general straegy map)
yang umum terdapat empat model perspektif dari balance scorecard dengan
tambahan rincian-rincian strategi dan mengembangkan fokus. Ada tiga alur
berpikir dari peta strategi ini yaitu peningkatan produktivitas, peningkatan
pendapatan dan inovasi. Dari ketiga alur tersebut dilihat dari beberapa perspektif
meliputi perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif proses internal dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
VISI
Perspektif Peningkatan
Finansial Peningkatan Pendapatan dalam Pertumbuhan dalam
Produktifitas segmen atau market produk atau jasa baru
yang ada
Perspektif
Pelanggan
Perspektif
Proses
Internal
Perspektif
Ciptakan Budaya Kinerja Tinggi
Pembelajaran
dan
Pertumbuhan
10
2.1.3 Balanced Score Card dan Matriks Strategi
Balanced Scorecard (BSC) adalah metode pengukuran hasil kerja yang
digunakan perusahaan atau biasa disebut dengan strategi menajemen
berdasarkan dari empat perspektif yakni keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal dan pembelajaran dan pertumbuhan dalam membuat keputusan startegis
untuk mencapai tujuan organisasi.
BSC sangat membantu perusaan untuk memberikan pandangan
menyeluruh mengenai kinerja perusahaan. Agar kinerja lebih efektif dan efisien,
dibutuhkan sebuah informasi akurat yang mewakili sistem kerja yang dilakukan.
BSC memberi perusahaan elemen yang dibutuhkan untuk berpindah dari
paradigma ‘selalu tentang finansial’ menuju model baru yang mana hasil BSC
menjadi titik awal untuk review, mempertanyakan, dan belajar tentang strategi
yang dimiliki.
Pada awalnya BSC hanya digunakan untuk memperbaiki sistem
pengukuran keuangan. Kemudian meluas dan digunakan untuk mengukur empat
perspektif yaitu:
a. Perspektif keuangan
Dalam BSC, perspektif keuangan merupakan perspektif yang tidak bisa
diabaikan. Pengukuran kinerja keuangan menunjukan apakah
perencanaan, implementasi dan pelaksanaan serta strategi memberikan
perbaikan mendasar. Perbaikan tersebut dapat berupa gross operating
income, return on investement atau economic value-added. BSC dapat
menjelaskan lebih lanjut tentang pencapaian visi yang berperan di dalam
mewujudkan pertambahan kekayaan. Kunci perspektif keuangan adalah
keuntungan, tren pertumbuhan, economic value-added, return of equity and
investment, dan arus kas
b. Perspektif pelanggan
Dalam perspektif BSC pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu
menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target.
Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk
mengukur kinerja dari tiap unit operasi dalam upaya mencapai target
finansial. Apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang
besar dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan
suatu produk baru atau jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan.
Tolak ukur pelanggan dibedakan dalam dua kelompok yaitu core
measurement group (kelompok inti) dan customer value proposition
11
(kelompok penunjang). Kunci perspektif konsumen adalah kepuasan,
retensi, akuisisi, nilai manfaat, dan market share konsumen
c. Perspektif proses bisnis internal
Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang
memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu
menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang
diinginkan dan memuaskan para pemegang saham. Tiap perusahaan
mempunyai proses dan nilai yang unik bagi pelanggannya.
d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Perspektif Balanced Scorecard ini menyediakan infrastruktur bagi
tercapainya ketiga perspektif sebelumnya serta untuk menghasilkan
pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang. Penting bagi suatu badan
usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada peralatan untuk
menghasilkan produk atau jasa, tetapi juga melakukan investasi pada
infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur. Tolak ukur
kinerja keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal bisa menjadi
pemicu kesenjangan yang besar antara kemampuan yang ada dari
manusia, sistem, dan prosedur. Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka
suatu perusahaan harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling
karyawan, yaitu: meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi,
serta menata ulang prosedur yang ada.
12
BSC telah membantu merampingkan proses, meningkatkan pendapatan
serta membantu menyediakan sarana untuk mengevaluasi kinerja perusahaan
untuk jangka waktu tertentu. Kemudian bagaimana cara sebuah perusahaan
menghubungkan semua hal itu. Oleh Bapak Ir Eka Satya Putra kemudian
digabungkan menjadi sebuah tabel BSC dan matriks strategi.
13
2.2.2 Tujuan K3
Pada intinya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan aspek
yang harus dikelola dan diimplementasikan di semua institusi. Karena terdapat
tiga tujuan utama K3 menurut Undang-Undang No 1 Tahun 1970, yaitu:
a. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain
di tempat kerja.
b. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan
efisien.
c. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
Dari definisi dan tujuan K3 tersebut kita belajar bahwa ternyata K3 tidak hanya
berbicara tentang “loss control”, pengendalian kerugian (menghindari kegagalan),
tetapi K3 dapat dimanifestasikan ke dalam suatu pencapaian bahkan peningkatan
produktivitas, kualitas, dan keuntungan di tempat kerja.
14
Gambar Logo TEMAN
15
Gambar 15 Corporate Life Saving Rules (CLSR)
Selama program TEMAN ini berlangsung, belum ada evaluasi untuk menilai
bagaimana program ini berjalan, apakah sudah dipahami oleh pekerja, dan seberapa
besar peran aktif pekerja di program ini terutama di PT.X Zona 9
16
BAB III
BUSINESS PLAN
17
c. Tata Nilai AKHLAK:
- Amanah: Memegang teguh kepercayaan yang diberikan
- Kompeten: Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas
- Harmonis: Saling peduli dan menghargai perbedaan
- Loyal: Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara
- Adaptif: Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan ataupun
menghadapi perubahan
- Kolaboratif: Membangun kerjasama yang sinergis
18
kaki kubik gas per hari pada 2018. Dalam kegiatan operasi dan produksi
gas, PT. X menerapkan strategi untuk menahan laju penurunan produksi
alamiah dari lapangan-lapangan yang sudah mature. Strategi tersebut
berhasil menahan laju penurunan produksi gas menjadi hanya 12% dari
natural gas production decline rate sebesar 49%. Komersialisasi hasil
produksi gas bumi PT. X dilaksanakan melalui portofolio penjualan, baik
melalui gas pipa domestik, Liquefied Natural Gas (LNG), dan Liquefied
Petroleum Gas (LPG). Pemasaran LPG untuk keperluan domestik tidak
hanya menambah nilai komersial atas produksi gas, namun juga
mengurangi impor LPG sehingga dapat menghemat devisa negara.
19
3.1.6 Denah Lokasi
20
Gambar Operasional Bisnis PT.X
Tabel Rincian Jumlah Pekerja Berdasar Usia dan Jenis Kelamin di PT. X Zona 9
21
Tabel Rincian Jumlah Pekerja Berdasar Tingkat Pendidikan di PT. X Zona 9
2021
No
Nama Penyakit Kunjungan
1 I10 - Hipertensi 475
2 J00 - Common Cold 413
3 K30 - Dispepsia 372
4 E78 - Dislipidemia 229
5 M79 - Myalgia 175
6 J02 - Faringitis Akut 143
7 J06 - ISPA 121
8 E11 - DM 115
9 K04 - Pulpitis 115
10 K59 - GEA 101
Tabel 10 Penyakit Terbanyak di PT. X Zona 9
2021
No
Nama Penyakit Jumlah Kasus Jumlah Biaya
1 B34 - COVID-19 187 1.660.590.839
Stroke, tidak terspesifikasi sebagai perdarahan
2
atau infark 1 709.231.462
3 O82 - Persalinan dengan SC 18 511.879.370
4 Atherosclerotic cardiovascular disease, so described 5 349.353.859
5 Z23 - Vaksinasi anak 268 309.530.213
6 C90 - Multiple Myeloma 1 217.519.772
7 N97 - Infertilitas 4 214.043.951
8 Tetralogy Of Fallot 1 190.468.657
9 Osteoarthritis of knee, unspecified 5 178.300.751
10 K04 - Pulpitis 149 165.063.012
Tabel 10 Penyakit dengan Biaya Terbanyak di PT. X Zona 9
22
Gambar Hasil Pencatatan Kecelakaan (Incident Triangle) di PT. X
SEBELUM K3 SESUDAH K3
Pekerja jarang menegur rekan kerja yang Pekerja berani menegur rekan kerja yang
melakukan unsafe act karena takut melakukan unsafe act
TINDAKAN Pekerja sering kesal dan marah bila ditegur
Pekerja lebih ikhlas bila ditegur rekan kerjanya
(Action) oleh rekan kerjanya
Pekerja tidak hafal 15 Corporate Life Saving
Pekerja hafal dan memahami 15 Corporate
Rules (CLSR) Life Saving Rules (CLSR)
Pekerja sudah memahami dan meyakini
Pekerja belum memahami sepenuhnya bahwa
sepenuhnya bahwa menegur rekan dengan
menegur rekan dengan unsafe act adalah hal
unsafe act adalah hal yang baik sehingga
yang baik
KEPERCAYAAN sudah menjadi kebiasaan
(Belief)
Pekerja merasa bahwa ditegur rekan kerjanya Pekerja menyadari bahwa teguran dari rekan
adalah hal yang memalukan dan membatasi kerjanya adalah hal yang baik untuk diri dan
kebebasan saat bekerja perusahaan demi mencegah kecelakaan kerja
Pekerja menegur dengan memberikan
pertanyaan terbuka perihal resiko yang dapat
Pekerja menegur secara langsung dengan
terjadi disebabkan prilaku yang mereka
kata-kata yang dapat membuat tersinggung
kerjakan, dan rekannya menyimpulkan sendiri
rekan yang ditegur
hingga dapat menemukan alasan logis dari diri
sendiri untuk berlaku aman
PENGALAMAN Pekerja menegur sambil memberikandata
(Experience) berbentuk grafik, tabel, gambar, cerita atau
bahkan juga video yang menunjukkan
Pekerja sering menegur rekannya dengan cara kecelakaan yang dapat terjadi disebabkan
menakut-nakuti tanpa data/fakta tindakan tak aman yang dikerjakan rekannya,
sehingga memberikan gambaran yang lebih
jelas tentang resiko tindakannya dan langkah
untuk mengatur resiko itu
23
3.4 Peta Strategi Generik
24
3.5 Causal Loop Diagram
25
3.6 Matriks Strategi
26
3.7 Peta Jalan
Nov-22 Dec-22 Nov-23
Starting state Fase 2 : Pelaksanaan
BUSINESS CHANGE
Fase I : Persiapan Fase 3: Evaluasi
Tidak berani menegur rekan kerja ● Sosialisasi berkala ● Survey ulang efektivitas
● Membuat survey
yang melakukan unsafe act efektivitas program TEMAN program TEMAN
program TEMAN ● Lomba PEKA ● Laporan biaya
Tidak ikhlas saat ditegur rekan ● Pelaksanaan MWT kesehatan, jumlah PAK,
kerja karena unsafe act rutin jumlah kecelakaan kerja
SURVEY AWAL PROGRAM TEMAN SOSIALISASI BERKALA PROGRAM SURVEY ULANG PROGRAM TEMAN
PROJECTS &
INITIATIVES
Pengobatan karena
Biaya Pengadaan APD 3.000.000 50.000.000
sakit/kecelakaan kerja
Biaya Man Hour sesuai
Biaya Health Talk 50.000 jam kerja hilang bila ada 5.250.000
kecelakaan kerja
27
BAB IV
PEMBAHASAN
Biaya murah, mudah dilakukan dimanapun, Perlu kesadaran dari diri pekerja dalam
kapanpun, dan oleh siapapun pelaksanaan program
Opportunity Threat
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
- Sosialisasi berkala terkait program TEMAN baik untuk meningkatkan keberanian
pekerja untuk menegur rekan kerja yang melakukan unsafe act dengan cara yang
baik dan benar dan meningkatkan rasa ikhlas pekerja yang ditegur oleh rekan
kerjanya
- Program TEMAN dapat meningkatkan pemahaman pekerja terhadap 15
Corporate Life Saving Rules (CLSR) sehingga dapat mengurangi kecelakan kerja
akibat unsafe act
- Program TEMAN mampu mengubah budaya sungkan untuk menegur atau
menghentikan cara bekerja yang tidak aman (unsafe act), dan agar menjadi suatu
bentuk kepedulian bersama yang positif dalam keseharian pekerja
5.2 Saran
Program sosialisasi dan evaluasi program TEMAN dan 15 Corporate Life Saving Rules
(CLSR) harus dilakukan secara berkala untuk terus meningkatkan kesadaran pekerja
di PT. X Zona 9
29
DAFTAR PUSTAKA
Barrow C, Barrow P, Brown R. 2021. The Business Plan Workbook: A Step-by-Step Guide
to Creating and Developing a Successful Business. 10th ed. Kogan Page
Chen, Dawei. 2012. Behavior Based Safety for Accidents Prevention and Positive Study in
China Construction Project. Procedia Engineering 43 ( 2012 ) 528 – 534
DeCamp, Whitney ; dkk. 2015. The Theories of Accident Causation. Western Michigan
University
Handari, Siti; dkk. 2021. Faktor-Faktor Kejadian Kecelakaan Kerja pada Pekerja Ketinggian
di PT. X Tahun 2019. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 17, No. 1
PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
PTK 005 SKK Migas tentang Pengelolaan Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindungan
Lingkungan di Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
30
LAMPIRAN 1
KUESIONER
LAMPIRAN 2