Anda di halaman 1dari 20

QBD 3 - MPAK

KELOMPOK 7
Kelompok 7 – MPAK MK3 2020

Anugrah Budi U Bonardo Prayogo G Ricky M Fajar Mt Rahman Gumilar S T Roy Nababan
2006559086 2006559136 Aritonang 2006505045 2006505096 2006505114
2006504976
Nomor 1
Apa tugas petugas nonmedik dalam sistem manajemen PAK di tempat
kerja baik di perusahaan, di puskesmas dan di perusahaan jasa K3
bagian pelayanan kesehatan kerja? Berikan alasan dan contoh.
Perusahaan

Pembinaan dan Pengawasan Klinik atau Unit Kesehatan Kerja

Meningkatkan
Perlindungan Risiko
Mutu Layanan Keselamatan Pasien
Kesehatan
(Kurniawidjadja & Ramdhan, 2019)
Ruang Lingkup Pekerjaan Tenaga Non-Medis
Promotion Prevention Surveilans

Diganosis dengan Contoh


Diagnosis Komunitas
HRA

Mengendalikan Hazard dan Risiko K3

(Kurniawidjadja & Ramdhan, 2019)


Puskesmas  Pembimbing Kesja
Identifikasi Menginformasika Diganosis PAK
Pembimbing K3 Menilai Risiko
Hazard n Hazard (Komunitas)

Analisis asosiasi
Tindak lanjut
pajanan & Surveilans Kesja Membuat SOP Melakukan MCU
PAK (BPJS TK)
diagnosis klinis

Promotif
Utamakan
Preventif Peningkatan Klaim asuransi
pencegahan dan
Pembinaan dan Program K3 atas KAK/PAK
konservasi
Pengawasan
(Kurniawidjadja & Ramdhan, 2019)
Perusahaan Jasa K3

Pemeriksaan & Pengujian

Bidang K3 (termasuk di dalamnya terkait


kesehatan kerja)
(Kurniawidjadja & Ramdhan, 2019)
Nomor 2
Sebagai pimpinan atau petugas yang bertanggung jawab di bidang HSE di
tempat kerja, bagaimana Anda menyusun organisasi, serta membagi tugas
dan fungsi profesional sarjana keselamatan dan kesehatan kerja dan magister
K3 (atau yang setara) di perusahaan dalam pengelolaan PAK dengan
memegang etika dan peraturan perundangan! Apa perannya dalam
penegakan diagnosis yang dilakukan oleh dokter?
•a. Beri contoh di perusahaan besar, sedang dan UMKM
•b. Sebutkan peraturan-perundangan yang menjadi dasar
•c. Apa kendala yang perlu diantisipasi dan solusi alternatif yang disarankan?
Organisasi HSE – Perusahaan Besar
Direktur
Utama HSE
HSE Manager
Manager
HSE System
Manager Manager Manager
A B C &
Compliance
HSE
3rd line of defense Health Safety Enviro
Training
Dept. Dept. Dept.
Dept.
Fire &
Occupational IH- Permit to Enviro Waste
2nd line of defense Emergenc
Medicine OH Work Engineer Management
y

1st line of defense Klinik HSE Officer, Inspector, Admin


Organisasi HSE – Perusahaan Sedang &
UMKM

SEDANG UMKM

P2K3 HSE
(HSE Committee)Manager
CEO
HSE Secretary

OM by
H&S Enviro
HSE
3Specialist
rd
Party Specialist Coordinator
H&SRisk Officer/ H&S Enviro
Field Field
HSE Reps Inspector HSE Inspector
Inspector Inspector
(Compliance, Competency, Inspection)
UU yang Memayungi Pengelolaan PAK

UU No 1 thn 1970 Tentang Keselamatan


Kerja

UU No 13 thn 2003 Tentang Ketenagakerjaan

UU No 29 thn 2004 Tentang Praktik Kedokteran

UU No 40 thn 2004 Tentang Sistem Jaminan


Sosial Nasional

(Kurniawidjadja & Ramdhan, 2019)


UU yang Memayungi Pengelolaan PAK

UU No 36 thn 2009 Tentang Kesehatan

UU No 24 thn 2011 Tentang Badan


Penyelenggara Jaminan Sosial

UU No 36 thn 2014 Tentang Tenaga Kesehatan

(Kurniawidjadja & Ramdhan, 2019)


Peraturan Perundangan Manajemen
PAK

Peraturan Presiden no 7 thn 2019, tentang Penyakit Akibat Kerja

Peraturan Menteri Keuangan RI No 141 thn 2018, tentang Koordinasi


antar Penyelenggara Jaminan dalam Pemberian Manfaat Pelayanan Kesehatan

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan no 5 thn 2018 tentang Keselamatan


dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja

Peraturan Menteri Kesehatan no 56 thn 2016 tentang Penyelenggaraan


Pelayanan Penyakit Akibat Kerja

(Kurniawidjadja & Ramdhan, 2019)


Peraturan Perundangan Manajemen
PAK

Peraturan Menteri Kesehatan no 70 thn 2016 tentang Standar dan


Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri

Peraturan Pemerintah No 44 thn 2015 tentang Penyelenggaraan


Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No 609 thn 2012


tentang Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat
Kerja

Peraturan Menteri Kesehatan No 001 thn 2012 tentang Sistem Rujukan


Pelayanan Kesehatan Perorangan

(Kurniawidjadja & Ramdhan, 2019)


Peraturan Perundangan Manajemen
PAK
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.25 thn 2008
tentang Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat karena Kecelakaan dan
Penyakit Akibat Kerja

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.333 thn 1989 tentang Diagnosis


dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.2 thn 1980 tentang Pemeriksaan


Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Kesehatan Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.1 thn 1982 tentang Pelayanan


Kesehatan Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.1 thn 1981 tentang Kewajiban


Lapor Penyakit Akibat Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.1 thn 1976 tentang Wajib Latihan
Hiperkes bagi Dokter Perusahaan
(Kurniawidjadja & Ramdhan, 2019)
Nomor 3
Siti sudah 3 tahun bekerja di kantor sebuah perusahaan manufaktur,
selama masa pandemi Covid-19 siti masih diwajibkan bekerja penuh.
Pertengahan September ini, siti terdiagnosis Covid-19, siti menjadi orang
kedua di perusahaannya yang terdiagnosis Covid-19. Orang pertama
yang terdignosis di perusahaannya, berbeda divisi dengan siti dan
tempat kerjanya cukup berjauhan. Bagaimana Anda mengelola kasus ini
agar tidak menyebar di antara pekerja?
STATUS DESKRIPSI TATALAKSANA TATALAKSANA TEMPAT RELEASE
KASUS KERJA
Kasus Dengan Tes RT-PCR positif + Gejala Pemantauan 14 hari + • Desinfeksi ruangan (2 hari • 10 hari sejak gejala
Konfirmasi gejala infeksi saluran pernafasan • Ringan: terakhir) pertama + 3 hari
perawatan mandiri • Penelusuran kontak erat ekstra • Tes RT-PCR
• Sedang: perawatan • Semua pekerja kontak erat 1x negatif + 3 hari
mandiri atau RS • Koordinasi dengan gugus ekstra
darurat tugas COVID-19 wilayah
• Berat: RS rujukan setempat
Tanpa Tes RT-PCR positif 14 hari Pemantauan Catatan: Pertimbangkan tes RT- • 10 hari sejak RT
gejala • Isolasi mandiri PCR masif jika penyebarannya PCR pertama + 3 hari
tidak terkendali ekstra • Tes RT-PCR
1x negatif + 3 hari
ekstra
Kontak Erat Kontak erat dengan kasus 14 hari Pemantauan Mengikuti perkembangan • • Selesai 14 hari
konfirmasi. Kriteria kontak erat: • Isolasi mandiri kasus kontak erat isolasi mandiri
• Tatap muka dalam jarak 15 • RT-PCR/ Rapid
menit Test jika
• Kontak fisik langsung memungkinkan
• Berada dalam ruangan yang (evaluasi oleh
sama dalam waktu >2 jam dokter
(indoor) perusahaan)

(ILO, 2020, KMK 328, 2020)


1. Melakukan penyelidikan Epidemiologi
2. Mengelompokan pekerja yang beresiko

Ring 1 Ring 2
• Pekerja yang kontak erat dengan kasus konfirmasi (jarak • Pekerja yang kontak erat dengan
<1 m) dalam waktu ≥15 menit atau berada dalam 1 ruangan Ring 1
yang sama selama >2 jam, dihitung mulai H-2 dari • Lakukan 14 hari monitoring
timbulnya gejala pada pekerja yang positif PCR atau dari mandiri, sampai didapatkan hasil
pengambilan swab bila tidak ada gejala tes PCR ring 1
• Lakukan 14 hari isolasi mandiri
• Skrining COVID-19 dengan swab PCR

3. Komunikasi (internal & Eksternal)

(ILO, 2020, KMK 328, 2020)


No. 3
Siti PAK/Non PAK?
Tempat kerja berhubungan dengan pajanan Virus Sars
CoV-2 ?
Hasil tracing Siti (adakah kemungkinan tertular dari
pekerja lain) ?
Referensi
Kurniawidjaja, L Meily. Budaya Pencegahan Menuju Pekerja Sehat dan Selamat. Pidato
Pengukuhan Guru Besar Tetap Bidang Ilmu, FKM UI. Jakarta: UI Press; 2015
Kurniawidjaja, L.M., Ramdhan, D.H. . Penyakit Akibat Kerja dan Surveilans. Jakarta: UI
Publishing; 2019
ILO. Pedoman Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di Tempat Kerja. Jakarta: UNAIDS; 2020
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. HK.01.07/MENKES/328/2020 Tentang
Panduan Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Di Tempat Kerja
Perkantoran Dan Industri Dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi

Anda mungkin juga menyukai