Anda di halaman 1dari 35

QBD 5

TEORI DAN MODEL PEMBENTUKAN


PERILAKU DALAM PKDTK

Kelompok 3
Akbar N. Sitanggang 2006559054
Ari Omar Mochtar 2006504912
Wahyuni 2006559426
Goldwin Ricky 2006504976
Table of Contents

1 Pendekatan Perilaku dalam


PKDTK
4 Memahami Karakteristik
Perbedaan

2 Prinsip Dasar Teori dan Model


Pembentukan Perilaku 5 Fenomena dalam Pandemi
Covid

3 Perbedaan Prinsip 6 Strategi dan Program


Pembentukan Perilaku
1. Mengapa pendekatan
perilaku merupakan hal yang
sangat penting dalam
Promosi Kesehatan di
Tempat Kerja?
Program promosi kesehatan merupakan Fokus promosi kesehatan diutamakan pada
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk intervensi perilaku kesehatan yakni pola hidup
memodifikasi perilaku baik dalam konteks dan pola kerja sehat yang dilakukan di tempat
hidup maupun bekerja agar tercipta kesehatan kerja dengan masyarakat pekerja sebagai
pekerja yang optimal subjek intervensi

PKDTK dengan fokus utama pembentukan Membentuk perilaku kesehatan, mengubah


perilaku sehat perilaku yang kurang atau tidak sehat
menjadi lebih sehat

Sumber: Kurniawidjaja LM, Martomulyono & Susilowati. (2020). Teori dan


Aplikasi Promosi Kesehatan di Tempat kerja meningatkan Produktivitas
Dalam hal perubahan perilaku, PKDT
Faktor perilaku merupakan determinan memberikan pendidikan kesehatan melalui
terpenting selain faktor lingkungan, genetik pelatihan, penyuluhan, lokakarya, seminar,
dan fasilitas kesehatan memfasilitasi kegiatan atau sdm
mengimplementasikan pola hidup dan pola
Perilaku Kesehatan merupakan salah satu bekerja sehat.
faktor determinan yang teramat penting
dan turut berkontribusi terhadap status
Pemberlakuan area kerja tanpa asap rokok,
Kesehatan masyarakat, termasuk
kantin dengan menu sehat, fasilitas
Kesehatan pekerja yang terpaut dengan
olahraga, kesempatan berekreasi.
tingkat kebugaran dan kapasitas kerjanya

Meningkatkan kesehatan pekerja,


produktivitas, kembalinya investasi. Pemberi kerja merasakan keuntungan
finasial dan non finasial dalam mendorong
Perilaku merokok, kurangnya aktivitas dan mendukung pekerja yang berperilaku
fisik dan pola makan yang tidak sehat sehat, berinisiatif menciptakan tempat kerja
berpengaruh buruk terhadap kesehatan yang bersih, sehat dan selamat, bebas
dan produktivitas pekerja narkoba.

Sumber: Kurniawidjaja LM, Martomulyono & Susilowati. (2020). Teori dan


Aplikasi Promosi Kesehatan di Tempat kerja meningatkan Produktivitas
2. Jelaskan prinsip dasar teori dan
model Learning
theory/Transtheoritical/Health
Belief Model/Green dalam
proses pembentukan perilaku
pada individu dan kelompok?
Learning Theory

Ertmer, P. & Newby, T.


(1993) Behaviourism,
cognitivism,
constructivism:
comparing critical
features.
Transtheoritical Model

Ferron, M., & Massa, P.


(2013).
Health Belief Model

Rosenstock, et al. 1998


Lawrence Green Theory

Green & Kreutzer, Health


Promotion Planning, 3rd
ed. 1999
Apakah ada perbedaan
3. prinsip dari setiap
teori/model tersebut?
Comparison

Traube, D. E., Holloway, I. W., & Smith, L. (2011).


4. Bagaimana memahami
karakteristik dan perbedaan
individu dan kelompok dalam
penerapan teori/model
perubahan perilaku dalam
Promosi Kesehatan di Tempat
Kerja
• Berfokus pada individu
• Memodifikasi perilaku kesehatannya,
berperilaku sehat, berpola hidup dan
berpola kerja secara sehat
• Bentuk resultan dari respons seseorang
(faktor internal) terhadap rangsangan dari
luar (faktor eksternal)
• Perubahan perilaku seseorang sesuai
perkembangan kondisi psikologis

Sumber: Kurniawidjaja LM, Martomulyono & Susilowati. (2020). Teori dan


Aplikasi Promosi Kesehatan di Tempat kerja meningatkan Produktivitas
• Perilaku komunal : kelompok masyarakat
pekerja, hidup, bekerja, belajar dan
berkembang bersama
• Membentuk nilai dan keyakinan bersama
• Menggunakan Bahasa yang sama
• Membentuk budaya organisasi secara
bersama
• Pekerja bersama sama saling belajar dan
berteladan kepada pimpinannya
membentuk perilaku yang baik

Sumber: Kurniawidjaja LM, Martomulyono & Susilowati. (2020). Teori dan


Aplikasi Promosi Kesehatan di Tempat kerja meningatkan Produktivitas
Memahami Karakteristik Pengetahuan
Health literacy yang
Individu/ Kelompok dipengaruhi beberapa
faktor

Persepsi
Yang bersifat abstrak
namun dapat diukur
secara ilmiah

Intensi
perhatian pada sesuatu karena
ada ketertarikan yang
menandakan mulai adanya niat
atau minat
Sumber: Kurniawidjaja LM, Martomulyono & Susilowati. (2020).
Pengetahuan

Pendidikan Pekerjaan Umur Minat

Pengalaman Kebudayaan Informasi

Sumber: Kurniawidjaja LM, Martomulyono & Susilowati. (2020).


Persepsi
Pengisian Self
Report
mencatat jawaban yang
diberikan sebagai indikator
sikap seseorang

Observasi Involuntary
Behaviour
Pendekatan observasi terhadap
reaksi fisiologis tanpa disadari
oleh subyek penelitian

Sumber: Kurniawidjaja LM, Martomulyono & Susilowati. (2020).


Intensi

● Intensi ini ditekankan dalam Theory of Reason Action (TRA). Konsep TRA
yaitu tindakan yang beralasan, seseorang bertindak atau berperilaku dalam
suatu cara tertentu, dilandasi oleh alasan yang telah ditemukan sebelumnya.
● Menurut TRA, kehendak atau niat (intention) seseorang untuk menampilkan
suatu perilaku, terkait erat dengan tingkah laku aktual itu sendiri.
● Teori ini dikembangkan oleh Icek Azjen dan Martin Fishbein pada tahun 1967
dengan pendekatan psikologi sosial untuk melihat determinan dari perilaku
kesehatan, dengan variabel utamanya adalah perceived behavior control,
attitude dan subjective norms yang menghasilkan intention.

Sumber: Kurniawidjaja LM, Martomulyono & Susilowati. (2020).


5. Kasus Pandemi Covid 19, masih ada
anggota masyarakat atau sekelompok
masyarakat yang tidak mau
mengikuti protokol kesehatan,
bagaimana pandangan anda
mencermati fenomena ini?.
Fenomena Masyarakat Tidak
Mengikuti Protokol

● Setiap orang akan mengubah perilakunya jika sesuai dengan persepsi yang diyakininya (Setyawati,D. 2020)

● Menurut Setyawati D, menyebutkan bahwa Segala stresor (penyebab stres) itu kebanyakan netral, yang
membuat kita tertekan atau tidak itu adalah persepsi kita sendiri. Jadi, tinggal di rumah bagi orang tertentu bisa
menekan, bagi orang lain bisa netral.
Fenomena Masyarakat Tidak
Mengikuti Protokol

● Menurut Melissa Auerbach, Orang-orang kelelahan setelah berbulan-bulan tidak dapat bersosialisasi, membuat
mereka lebih mudah mengabaikan meningkatnya jumlah kasus Covid-19 selama proses pengambilan keputusan
(melanggar protocol kesehatan),”

● Untuk itu dapat dipahami bahwa kejadian masyarakat melanggar ini merupakah efek dari kelelahan dalam tidak
bersosialisasi namun hal ini tidak dapat dibenarkan dikarenakan untuk menekan angka kejadian covid-19
masyarakat harus berpartisipasi aktif dalam menjalankan protocol kesehatan
Menurut saudara, bagaimana
6. strategi dari program
pembentukan perilaku baru
dalam rangka “New
Normal”.
Strategi dari program pembentukan perilaku baru dalam
rangka “New Normal”

● Masa adaptasi kebiasaan baru (new normal) diartikan sebagai perubahan


perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal.

● New normal dalam masa pandemi covid-19 = suatu tatanan baru yang
memungkinkan masyaraat hidup “berdampingan” dengan covid 19, yakni
masyarakat dapat melakukan kegiatan seperti biasa namun mengikuti protokol
Kesehatan yang ada (menerapkan PHBS, menjaga jarak, mengurangi kontak
fisik dg orng lain, dll) untuk menghindari penularan dan penyebaran virus.

Sumber: Kemenkes RI. (2020).


Strategi dari program pembentukan perilaku baru dalam
rangka “New Normal” (Cont.)

● Strategi perubahan prilaku dalam masa new normal difokuskan pada


peningkatan kepatuhan 6 M : setiap orang hrs mau dan mampu melakukan
perubahan perilaku.

Sumber: Kemenkes RI. (2020).


Masa adaptasi kebiasaan baru (new normal) diartikan sebagai
perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal.

New normal dalam masa pandemi covid-19 = suatu tatanan baru yang memungkinkan
masyarakat hidup “berdampingan” dengan covid 19, yakni masyarakat dapat
melakukan kegiatan seperti biasa namun mengikuti protokol kesehatan yang ada
(menerapkan PHBS, menjaga jarak, mengurangi kontak fisik dg orang lain, dll) untuk
menghindari penularan dan penyebaran virus.

Strategi perubahan prilaku dalam masa new normal difokuskan pada


peningkatan kepatuhan 6 M : setiap orang hrs mau dan mampu melakukan
perubahan perilaku.

Sumber: Kemenkes RI. (2020).


Perubahan Perilaku: Memakai Masker
● Tujuan: melindungi diri sendiri dan Melindungi orang lain.

Sumber: Satgas Penanganan Covid-19. (2020).


Menjaga Jarak & Menghindari Kerumunan
● Droplet saat batuk tanpa masker dan aerosol (uap air)saat berbicara tanpa
masker bisa mrluncur sampai 2 meter, saat bersin tanpa masker, dropler bisa
meluncur sejauh 6 m.

Sumber: Satgas Penanganan Covid-19. (2020).


Menjaga Jarak
Dilakukan Dilakukan
institusi pemerintah

Memberlakukan Memberlakukan
WFH SFH

Membatasi
jumlah peserta Memberlakukan
WFH
rapat

Tidak
mengadakan Menidakan
kerumunan
kegitan massal

Tidak Memberlakukan
makan/minum PSBB
bersama

Sumber: Satgas Penanganan Covid-19. (2020).


Menjaga Daya Tahan Tubuh

Sumber: Satgas Penanganan Covid-19. (2020).


Sasaran Strategi Pembentukan Perilaku Baru

Individu Keluarga Komunitas

Institusi Wilayah/masyarakat

Sumber: Satgas Penanganan Covid-19. (2020).


Indikator Keberhasilan
• Meningkatnya persentase individu yang patuh 6 M
individu

• Meningkatnya persentase anggota klg yang patuh 6 M


keluarga

• Menurunnya kegiatan yang menyebabkan kerumunan dan


komunitas tidak mematuhi 6 M

• Meningkatnya persentase institusi yang memiliki aturan dan


institusi menerapkan prokes 6 M

• Menurunnya persentase warga yang tidak yakin akan tertular


masyarakat Covid-19.

Sumber: Satgas Penanganan Covid-19. (2020).


Menjaga Kesehatan Mental

1. Nasehat 2. Dorongan 3. Insentif 4. Hukuman

• Memberi • Mengingatkan • Memberi • Memberi sanksi


informasi massif secara berulang- penghargaan atas bagi yang belum
dan benar ulang. perubahan yang patuh.
• Agar masy faham • Mendorong terjadi.
pentingnya tersedianya
perilaku 6 M fasilitas prokes.
• Mengembangkan
inovasi &
kreativitas
daerah.

Sumber: Satgas Penanganan Covid-19. (2020).


Referensi
• Kemenkes RI. (2020). Panduan teknis Pelayanan Rumah sakit Pada Masa Adaptasi Kebiasaaan Baru. Direktorat
Jenderal pelayanan Kesehatan.

• Satgas Penanganan Covid-19. (2020). Pedoman perubahan Perilaku Penanganan Covid-19.

• Suara.com. (2020, 25 November). Menurut Ahli, Ini Alasan Makin Banyak Orang Melanggar Protokol Kesehatan.
Diakses pada 29 September 2021, dari
https://www.suara.com/health/2020/11/25/140409/menurut-ahli-ini-alasan-makin-banyak-orang-melanggar-proto
kol-covid-19

• UGM. (2020, 14 November). Pakar UGM Jelaskan Penyebab Masyarakat Melanggar Protokol Kesehatan Covid-
19. Diakses pada pada 29 September 2021, dari
https://www.ugm.ac.id/id/berita/20052-pakar-ugm-jelaskan-penyebab-masyarakat-melanggar-protokol-kesehatan-
covid-19

• Traube, D. E., Holloway, I. W., & Smith, L. (2011). Theory development for HIV behavioral health: empirical
validation of behavior health models specific to HIV risk. AIDS Care, 23(6), 663–670.
https://doi.org/10.1080/09540121.2010.532532
Referensi
• Kurniawidjaja LM, Martomulyono & Susilowati. (2020). Teori dan Aplikasi Promosi Kesehatan di Tempat kerja
meningatkan Produktivitas. Jakarta: UI Publishing.

• Ertmer, P. & Newby, T. (1993) Behaviourism, cognitivism, constructivism: comparing critical features.

• Ferron, M. and Massa, P., 2011. Collective memory building in Wikipedia: The case of North African uprisings,
Proceedings of the 7th International Symposium on Wikis and Open Collaboration (WikiSym '11). ACM, New
York, pp. 114-23.

• Rosenstock, Irwin M., 1974. The Health Belief and Preventive Health Behavior. Health Education Monograph,
2(4): 354.

• Green, Lawrence W., & Kreuter, Marshall W. (1991). Health Promotion Planning An Educational and
Environmental Approach. London: Toronto–Mayfield Publishing Company.

Anda mungkin juga menyukai