Anda di halaman 1dari 29

SIKLUS RAPKPIEK-1

DAN INDIVIDUAL HEALTH RISK ASSESSMENT

KELOMPOK 7:

1. AJI UTOMO PUTRO 1806253223


2. ANNISA AGMA 1806253236 DOSEN PEMBIMBING :
3. CAHYO KHOIRUL A. 1806253280 Prof. DR. Dr. L. Meily Kurniawidjaja, M.S, Sp.Ok
4. HUSNUL FITRI 1806167371
SIKLUS RAPKPIEK-1
01
REKOGNISI IDENTIFIKASI
A MASALAH KESEHATAN

B ANALISIS KEBUTUHAN

Agenda C PERENCANAAN

02 INDIVIDUAL RISK ASSESSMENT

A MENGENAL RISIKO PENYAKIT

PEMERIKSAAN KESEHATAN
B BERKALA
REKOGNISI

Apakah itu????
Penilaian Resiko Kesehatan Minimum

Kebugaran
Status Gizi

Stress Emosi

Sumber: Kurniawidjaja, L. M. (2015) Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: Universitas Indonesia
Penilaian Resiko Kesehatan Komprehensif

Pemeriksaan
Fisik Tes Reaksi

Kimia darah Pemeriksaan


Penunjang Lainnya
Sumber: Kurniawidjaja, L. M. (2015) Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: Universitas Indonesia
Penilaian Resiko Kesehatan Minimum
 Status kesehatan pekerja termasuk kesehatan mental
 Profil dan factor resiko kesehatan tertentu
 Identitas gangguan kesehatan yang memerlukan penanggulangan
segera
 Identifikasi kondisi kesehatan yang merupakan kontra indikasi dari
pemeriksaan selanjutnya sesuai program yang direncanakan
 Identifikasi kondisi kesehatan yang memerlukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk penilaian kebugaran, stress/emosi atau nutrisi
 Aktivitas fisik dalam kesehatan di tempat kerja atau dirumah
 Status gizi termasuk penilaian kelebihan dan defisiensi nutrient
tertentu
 Kebiasan atau perilaku hidup

Sumber: Kurniawidjaja, L. M. (2015) Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: Universitas Indonesia
Informasi dan Data Pendukung

1. Aktivitas PKDTK yang sudah ada


2. Persepsi pekerja tentang PKDTK yang sudah ada
dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi
3. Karateristik sosio-demografi pekerja
4. Perilaku kesehatan yang ada
5. Pravelensi resiko
6. Biaya medis total atau per-sektor
7. Premi asuransi dan kompensasi cacat yang
pernah ada di organisasi

Sumber: Kurniawidjaja, L. M. (2015) Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: Universitas Indonesia
ANALISIS
Analisis Kebutuhan

Pengetahuan Perilaku
Pekerja

• Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku pekerja.


• Saling tukar ide tentang kebutuhan PKDTK.
• Menentukan besarnya permasalahan kesehatan yang telah ditemukan
Sumber: Kurniawidjaja, L. M. (2015) Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: Universitas Indonesia
Tujuan dari dilakukan tahapan
Analisis
untuk mengetahui
hubungan antara
pengetahuan dengan
perilaku/ tindakan
pekerja

sehingga diambil tindakan


perbaikan yang diperlukan

mengendalikan atau
meniadakan faktor resiko
melalui perubahan
perilaku pekerja.

Sumber: Kurniawidjaja, L. M. (2015) Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: Universitas Indonesia
METODE ANALISA

Tukar menukar
pengalaman dan ide
antar pekerja. Hal Menetapkan prioritas Penyusunan program
seperti ini dapat kebutuhan PKDTK. PKDTK yang realistis
dilakukan melalui media dan dapat
safety meeting, focus EX: Risk Matrix dilaksanakan.
group discussion dll.

Sumber: Nainggolan, dkk. (2018) Makalah Kelompok 8 Promosi Kesehatan Pekerja. Jakarta: Universitas Indonesia
PERENCANAAN
Proses perancanaan PKDTK ini dikembangkan bersama
dengan wakil pekerja berdasarkan 3 hal utama :

target perubahan yang ingin dicapai

proses menuju target perubahan

cara penilaian keberhasilan pencapaian


target

Sumber: Kurniawidjaja, L. M. (2015) Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: Universitas Indonesia
Health Risk Assessment (HRA)
Health Risk Assessment (HRA)

Identifikasi
Hazard
Mengurangi risiko
pajanan

Health Risk Mencegah


Assessment pelepasan bahaya

Mengurangi dampak
Penilaian pajanan
Risiko

Sumber: Kurniawidjaja, L. M. (2015) Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: Universitas Indonesia
Pelaksana Health Risk Assessment

Wakil Pimpinan Pelaksana Unit Kerja

Tim Multidisiplin

Bagian K3L Bagian Ergonomi

Sumber: Kurniawidjaja, L. M. (2015) Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: Universitas Indonesia
Health Risk Assessment (HRA)
Untuk memudahkan penilaian, proses identifikasi hazard dan penilaian risiko di
laksanakan berdasarkan 2 pendekatan

Area Specific Job Specific


Sarana yang dibutuhkan:

Denah Proses User Laporan Prevalensi


Lokasi Kerja Manual Kecelakaan Penyakit

Sumber: Kurniawidjaja, L. M. (2015) Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: Universitas Indonesia
Proses Health Risk Assessment

Catat
Lakukan gangguan
Perhatikan Tanyakan
Survey jalan dialog kesehatan
Kembangkan sumber apa yang
selintas di dengan yang sering
lembar tilik hazard yang menjadi
area kerja pekerja di dialami serta
berisiko keluhan
lokasi yang di
khawatirkan

Sumber: Kurniawidjaja, L. M. (2015) Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: Universitas Indonesia
Output Health Risk Assessment

Penetapan Jenis Hazard dan Efek


Kesehatan yang di pantau
• Antisipasi efek kesehatan
Penetapan Pekerja • Penetapan jenis pemeriksaan kesehatan yang
Hazard Based
Berisiko
• Pelaksanaan suveilans efek kesehatan Contoh: Penetapan pemeriksaan kesehatan berdasarkan
kerja jabatan, seorang operator alat berat  dipantau ketajaman
visus, pendengaran, fungsi pernafasan dan keluhan tulang
• Mutasi ke pekerjaan bebas hazard terkait
otot rangka (cumulative trauma disorder/CTD)
Sumber: Kurniawidjaja, L. M. (2015) Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: Universitas Indonesia
Top Five Disease – Health Risk Assessment
“Health Risk Assessment of Workers at the Mining Company PT. HIJ Site in South Kalimantan
Based on MCU”. 2016

Sumber: Rizkiani, Dwi Okta dan Modjo, Robiana. 2017. “Health Risk Assessment of Workers at the Mining Company PT. HIJ Site
in South Kalimantan: An Overview”. ICOHS. Volume 2018.
Output Health Risk Assessment

Identifikasi masalah Identifikasi kondisi


Hasil status
Profil risiko kesehatan yang kesehatan yang
kesehatan pekerja
kesehatan tertentu memerlukan kontrol memerlukan
(individu/kelompok)
segera pemeriksaan lanjutan

Perilaku/reaksi
Identifikasi bahaya
pekerja terhadap
Aktivitas fisik Status gizi dan risiko di
program kesehatan
lingkungan
kerja

Sumber: Rizkiani, Dwi Okta dan Modjo, Robiana. 2017. “Health Risk Assessment of Workers at the Mining
Company PT. HIJ Site in South Kalimantan: An Overview”. ICOHS. Volume 2018.
PEMERIKSAAN KESEHATAN
BERKALA DAN KUESIONER
Pemeriksaan Kesehatan atau Health Surveillance merupakan
salah satu program yang dapat diterapkan sebagai upaya
pencegahan penyakit. Kata Surveillance memiliki arti “analisis,
interpretasi, dan umpan balik suatu data yang dikumpulkan
secara otomatis dan kontinyu”.

Dalam aspek keselamatan dan kesehatan kerja, surveillance


adalah analisis, interpretasi, dan umpan balik tentang data yang
berhubungan dengan tempat kerja dan kesehatan pekerja
Mengidentifikasi dan memperkirakan
TUJUAN besarnya masalah
PEMERIKSAAN
KESEHATAN Mengidentifikasi kelompok high & low
risk

Memantau tren waktu dan geografis untuk


mengidentifikasi pajanan berbahaya

Mengidentifikasi kasus, kelompok, pekerja,


tempat kerja untuk ditindaklanjuti

Mengidentifikasi penyakit dan sindrom


baru
JENIS PEMERIKSAAN KESEHATAN

Pemeriksaan Kesehatan
Sebelum Bekerja

Pemeriksaan Kesehatan
Berkala

Pemeriksaan Kesehatan
Khusus
Kenapa dan kapan dilakukan
pemeriksaan kesehatan ?

Bila ada Bila suatu Bila banyak Bila ada Bila “action
pajanan yang hazard belum keluhan dari individu level” suatu
cukup diketahui pekerja yang beresiko bahan belum
beresiko efeknya terpajan tinggi diketahui
terhadap
kesehatan
Kuisioner kesehatan
Untuk memperoleh
data mengenai status
kesehatan pekerja,
dapat menggunakan
kuesioner berisi
pertanyaan yang
meliputi histori
pekerjaan, gaya
hidup pekerja,
kondisi tempat kerja,
histori kesehatan
pekerja, dan lain-lain

Sumber : Dual Eligibles HRA Tolls


Thank you
Butuh sayur? 

Anda mungkin juga menyukai