OLEH
KELOMPOK III
SAMPUL
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................4
A. Konsep Teori Nola J Pander.........................................................................4
B. Komponen teori model promosi kesehatan..................................................4
C. Asumsi dari model promosi kesehatan.........................................................5
D. Penjelasan health promosi model pander.....................................................6
E. Analisis teori.................................................................................................9
F. Kelebihan dan kekurangan............................................................................9
G.Konsep teori penyakit stroke.......................................................................12
BAB III Analisa Kasus Pengkajian Teori HPM.............................................31
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................40
BAB VPENUTUP..............................................................................................45
A. Kesimpulan.................................................................................................45
B. Saran...........................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Format Pengkajian Umum dan Pemgkajian Teori HPM
Lampiran 2 : Format Assesment Tools HPM
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok dengan judul asuhan keperawatan
pada kasus persyarafan aplikasi teori keperawatan Health Peomosi Model (Nola J
Pander)sebagai salah tugas mata kuliah pengkajian keperawatan medical bedah
Dalam penyusunan tugas ini kelompok telah banyak mendapatkan motivasi
dan masukan dari berbagai pihak, baik itu fasilitator mata kuliah maupun rekan –
rekan sekalian. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah terlibat langsung dalam penyusunan tugas mata kuliah
ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam
pengembangan pemahaman untuk tugas selanjutnya sangat kami harapkan. Akhir
kata dengan harapan yang sangat besar dari penulis, semoga tugas ini dapat
membawa manfaat bagi pembacanya.
Kelompok III
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
Faktor personal,
Pengaruh hubungan
biologis, psikologis,
interpersonal (Keluarga,
social budaya
kelompok, provider),
norma, dukungan , model.
Pengaruh situasional:
pilihan, sifat kebutuhan,
estetika.
Empat belas pernyataan teoritis yang berasal dari model promosi kesehatan
dalam praktek keperawatan (Alligood, 2014):
E. Analisis Teori
1. Kemampuan Teori Menghubungkan Konsep.
Dalam Melihat Fenomena Nola J Pender mengembangkan Health
Promotion Model untuk mendemonstrasikan hubungan antara manusia
dengan lingkungan fisik dan interpersonalnya dalam berbagai dimensi.
Model ini menggambungkan dua teori yaitu teori nilai pengharapan dan
teori pembelajaran sosial dalam perspektif keperawatan manusia dilihat dari
fungsi holistik. Konsep dalam teorinya dengan menekankan bahwa sakit
membutuhkan biaya yang mahal dan perilaku promsi kesehatan adalah
ekonomis. Pada beberapa bagian bahwa fokus dari perawatan adalah
individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat (Sukut et al., 2015).
4. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik pasien yang terkena serangan stroke menurut,
bervariasi tergantung pada penyebabnya, luas area neuron yang rusak, lokasi
neuron yang terkena serangan, dan kondisi pembuluh darah kolateral di
serebral.Temuan tanda dan gejala secara umum adalah sakit kepala, muntah,
kejang, perubahan status mental demam dan perubahan gambaran EKG
(elektrokardiogram), dan belum dikaitkan dengan pembuluh darah spesifik.
Manifestasi dari stroke iskemik termasuk hemiparesis sementara, kehilanagan
fungsi wicara dan hilangnya hemisensori. Manifestasi klinis stroke dapat
dihubungkan dengan area kerusakan neuron otak (Black & Jane Hokanson
Hawks, 2014), meliputi:
a. Hemiparesis (kelemahan) dan hemiplegia (paralisis) satu sisi tubuh
sering terjadi setelah stroke, yang biasanya desebabkan karena stroke
pada bagian anterior atau bagian tengah arteri serebral, sehingga
memicu terjadinya infark bagian motorik dari kortek frontal.
b. Aphasia, pasien mengalami defisit dalam kemampuan
berkomunikasi, termasuk berbicara, membaca, menulis dan
memahami bahasa lisan. Terjadi jika pusat bahasa primer yang
terletak di hemisfer yang terletak di hemisfer kiri serebelum tidak
mendapatkan aliran darah dari arteri serebral tengah karena
mengalami stroke, ini terkait erat dengan area wernick dan brocca.
c. Disatria, manifestasi klinis ini berbeda dengan manifestasi klinis
aphasia dimana pasien mampu memahami percakapan tetapi sulit
untuk mengucapkannya.
d. Disfagia merupakan manifestasi klinis yang lain dari kejadian
stroke,dimana pasien mengalami kesulitan dalam menelan karena
stroke pada arteri vertebrobasiler yang mepengaruhi saraf yang
mengatur proses menelan, yaitu N V (trigeminus), N VII (facialis), N
IX (glossofarengeus dan N XII (hipoglosus).
e. Pada pasien stroke juga mengalami perubahan dalam penglihatan
seperti diplopia, homonymous hemianophia (hilangnya penglihatan
pada setengah lapang pandang).
f. Agnosia, adalah gangguan dalam kemampuan mengenal obyek yang
familiar yang berupa agnosia visual dan auditori, dan disebabkan
karena oklusi pada arteri serebro posterior dan medial yang
mensuplai pada lobus temporal dan oksipital.
g. Horner’s syndrom, hal ini disebabkan oleh paralisis nervus simpatis
pada mata sehingga bola mata seperti tenggelam, ptosis pada kelopak
mata atas, kelopak mata bawah agak naik keatas, kontriksi pupil dan
berkurangnya air mata.
h. Unilateral neglected merupakan ketidak mampuan merespon stimulus
dari sisi kontralateral infark serebral, sehingga mereka sering
mengabaikan salah satu sisinya
i. Defisit sensori disebabkan oleh stroke pada bagian sensorik dari
lobus parietal yang disuplai oleh arteri serebral bagian anterior dan
medial.
j. Perubahan perilaku, terjadi jika arteri yang terkena stroke bagian otak
yang mengatur perilaku dan emosi mempunyai porsi yang bervariasi,
yaitu bagian kortek serebral, area temporal, limbik, hipotalamus,
kelenjar pituitari yang mempengarui kortks motorik dan area bahasa.
k. Inkontinensia baik bowel ataupun kandung kemih merupakan
manifestasi lain yang sering muncul pada pasien stroke. Salah satu
bentuk neurogenic blader atau ketidakmampuan kandung kemih,
kadang terjadi setelah stroke. Saraf mengirimkan pesan ke otak
tentang pengisian kadung kemih tetapi otak tidak dapat
menginterpretasikan secara benar pesan tersebut dan tidak
menstransmisikan pesan kekandung kemih untuk tidak mengeluarkan
urin. Ini yang menyebabkan terjadinya frekuensi urgency dan
inkontinensia (Black & Jane Hokanson Hawks, 2014).
a. Penatalaksanaan Medis.
Manajemen medis pada pasien stroke adalah sejak awal dilakukan
diagnosis sesegera mungkin dan mengidentifikasi pasien yang bisa
mendapatkan manfaat terapi trombolitik sejak awal. Tujuan yang
lainnya adalah mempertahankan oksigenasi, mencegah komplikasi dan
kekambuhan, serta merehabilitasi pasien stroke (Sudoyo et al., 2009),
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi stroke sejak awal. Faktor kritis dalam intervensi
dan penatalaksanaan awal pasien stroke adalah ketepatan dalam
mengidentifikasi manifestasi klinis yang bervariasi berdasarkan
lokasi dan ukuran infark, alat pengkajian yang terstandarisasi
termasuk penggunaan Acut Stroke Quick Screen dan National
Instituttes of Health Stroke Scale (NIHSS), yang mungkin dapat
digunakan untuk mengidentifikasi secara cepat dimana klien
mungkin bisa mendapatkan manfaat dari pemberian trombolitik.
2) Mempertahankan oksigenasi serebral. Penatalaksanaan gawat
darurat pasien stroke termasuk mempertahankan kepatenan jalan
nafas, dengan jalan memiringkan kepala pasien untuk mengalirkan
air liur pada jalan nafas, kepala dielevasi tetapi leher tidak boleh
diekstensikan. Selain itu suplai oksigen juga harus diperhatikan
pemenuhannya, untuk mencegah hipoksia dan mencegah
peningkatan iskemia serebral.
3) Memulihkan aliran darah srebral. Pasien yang mendapatkan terapi
trombolitik harus dievaluasi terhadap terjadinya perdarahan. Tujuan
pemberian trombolitik adalah untuk rekanalisasi pembuluh darah
dan perfusi jaringan otak yang mengalami iskemia. Agen
trombolitik yang bisa diberikan adalah exogenous plasminogen
actifators, yang dapat memecahkan trombus atau embolus yang
menutupi aliran darah.
4) Mencegah komlikasi, misalnya perdarahan, edema serebral,
kekambuhan strokre, aspirasi dan komplikasi yang lainnya. Setelah
pasien diberikan terpi rt-PA (recombinan tissue plasminogen
activator), pasien harus dimonitor terjadinya potensial komplikasi
berupa perdarahan (perdarahan intrakranial dan sistemik).
Sedangkan edema serebral dapat terjadi saat pasien mengalami
peningkatan tekanan intrakranial, sehingga aliran darah ke otak
menurun dan akhirnya otak mengalami metabolisme anaerob karena
kurang suplai oksigen. Pasien perlu diberikan posisi yang benar
(elevasi 30°) untuk menurunkan tekanan intracranial dan
memfasilitasi aliran darah balik vena.Pasien stroke juga diberikan
heparin atau walfarin sebagai anti koagulan, tetapi pemberiannya
harus diperhatikan. Resiko aspirasi pneumonia juga merupakan
resiko komplikasi yang cukup tinggi pada pasien stroke. Aspirasi
lebih sering terjadi pada periode awal dan dikaitkan dengan
hilangnya sensasi faringeal, hilangnya kontrol motor orofaringeal
dan adanya penurunan kesadaran, sehingga pemberian makanan dan
cairan melalui oral ditunda dulu dalam 24-48 jam. Komplikasi yang
lain tergantung pada jaringan yang rusak atau infark.
5) Rehabilitasi setelah stroke. Intervensi ditujukan pada
memaksimalkan pemulihan fisik dan kognitif sejak awal serangan
stroke (Black & Jane Hokanson Hawks, 2014). Pada pasien dewasa
yang mengalami injuri otak dan mengalami kerusakan saraf, dengan
dilakukan pembelajaran ulang (relearning) segera dapat
menggantikan kemampuan yang telah hilang.
b. Penatalaksanaan Keperawatan.
Perawat memiliki peran yang sangat penting dalam penatalaksanaan
pasien stroke secara umum. Diagnosa keperawatan dan intervensinya
merupakan arahan yang sesuai dalam manajemen perawatan pasien
stroke. Berdasarkan sindrom spesifik stroke dan defisit neurologis dan
fungsional meliputi bereapa area (Black & Jane Hokanson Hawks, 2014),
yaitu:
1) Pencegahan primer dan sekunder terjadinya stroke merupakan
tindakan preventif, yang diartikan sebagai tugas perawat dalam
mengidentifikasi faktor resiko dan bekerja sama dengan pasien tidak
hanya memodifikasi faktor resiko tersebut tapi juga dalam
mengembangkan pola hidup yang lebih sehat. Pencegahan sekunder
menjadi fokus setelah terjadi stroke untuk mencegah stroke yang
lainya. Selama pemberian pendidikan kesehatan dan motivasi, pasien
harus dimonitor secara kolaboratif oleh perawat dan dokter.
2) Manajemen penanganan pasien pada fase akut, sehingga kondisi
pasien menjadi stabil dan melindungi pasien dari kerusakan otak
lebih lanjut karena iskemia. Kunci pokok dalam manajemen
perawatan fase akut pasien strok meliputi manejemen pada pasien
yang mendapatkan terapi trobolitik, manajemen pasien yang
dilakukan cerebral angiographystent, manajemen pasien yang
dilakukan carotidendarterectomy dan manajemen pasien yang
mendapatkan terapi heparin.
3) Early focus rehabilitation. Rehabilitation dimulai segera setelah
kondisi pasien stabil dan perawat perlu bekerjasama dengan tim yang
lain untuk mengembangkan rencana perawatan pasien. Diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul pada pasien stroke, dimana
pasien membutuhkan rehabilitasi secepatnya yaitu: defisit
keperawatan diri, perubahan persepsi sensori, kerusakan komunikasi
verbal, kerusakan mobilitas fisik, perubahan eliminasi urin, disuse
syndrome, perubahan proses fikir, impaired adjustment, gangguan
penampilan peran dan unilateral neglect. Rehabilitasi unuk mengatasi
masalah perubahan eliminasi urin, hendaknya juga dilakukan bladder
training sejak pasien melewati fase akut. Masalah kolaboratif yang
mungkin muncul pada fase ini adalah efek disamping dari terapi anti
platelet.
4) Discharge planning dan perawatan berkelanjutan bagi pasien harus
sudah direncanakan program rehabilitasi. Hal pokok dalam discharge
planning ini adalah meyakinkan bahwa pasien dan keluarga dapat
melakukan follow up sehingga proses pemulihan, munculnya
masalah baru dan terapi pengobatan dapat dimonitor.
5) Pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga, ini membutuhkan
tempat dan waktu yang padat. Bukan hal yang realitis jika semua
pendidikan kesehatan dapat diberikan secara lengkap dalam waktu
yang pendek. Pendidikan kesehatan harus dilakukan secara
berkelanjutan setelah pasien pulang oleh pemberi layanan kesehatan
dikomunitas.
6. Pemeriksaan Penunjang
A. Tinjauan kasus
Tn. W, 50 tahun rawat inap hari ke 2 dengan keluhan pusing dan tidak bisa
menggerakkan tungkai atas bawah sebelah kiri, bicara pelo, keluarga mengatakan
pasien selama ini memiliki penyakit hipertensi, dari hasil pemeriksaan
didapatkan TD: 200/100 mmhg, RR: 22x/mnt, sh; 36,7˚ C , N: 52x/mnt, GCS 14
(CM) E4V4M6, terpasang IVFD RL 20 tpm, pada pemeriksaan ekstermitas
didapatkan kekuatan ekstermitas kiri 2 dan kekuatan ektermitas kanan 5, pasien
tidak bisa melakukan aktifitas sendiri, dari hasil pemeriksaan saraf kranial, CT
Scan didapatkan ICH di thalamus dan capsul interna dextra dengan perifokal
oedema disekitarnya yang menyempitkan ventrikel lateralis dextra. Klien
memiliki istri dan 2 orang anak, klien merupakan tulang punggung keluarga,
keluarga mengatakan kalau klien memiliki kebiasaan merokok, minum kopi
menyukai makanan yang bersantan dan jarang berolah raga. Keluarga
mengatakan bahwa selama klien menderita penyakit hipertensi dan jarang
memeriksakan ke puskesmas. Saat ini klien nampak terbaring lemah.
6. Sistem Sensorik :
Perasaan raba Anestesia seb kiri Hipestesia Hiperestesia
Perasaan nyeri Analgesia sebelah kiri Hipalgesia
Hiperalgesia
Perasaan suhu Termoanestesia Termohipestesia
Termohiperestesia
Permukaan tubuh Parestesia Disestesia-hiperpatia
Perasaan Propriosetik Somestesia Viseroestesia Kinestesia
Statesia Palestesi Barestesia
b) Faktor psikososial
1. Status kesehatan
Tn. W mengatakan pusing, tidak bisa menggerakkan tungkai atas
dan tungkai bawah sebelah kiri, bicar pelo, pada pemeriksaan TD:
200/120 mmhg
2. Motivasi
Semua keluarga memberi dukungan terhadap kesembuhan klien
Tn. W
b. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hubungan pasien dengan keluarga baik tetapi pasif dalam penerapan pola
hidup sehat
2) Fungsi perawatan keluarga
a) Kemampuan keluarga mengenal masalah
Kurang mengerti tentang kesehatan
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga membawa kepelayanan kesehatan terdekat jika sakit yang
dirsakan terus berlanjut
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit : mampu
merawat tetapi kurang maksimal
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan: keluarga mampu tapi
tidak maksimal
e) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada:
mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
GDS : 140 mg/dl
Colesterol : 293 mg/dl
LDL colesterol : 395 mg/dl
b. Pemeriksaan radiologi
CT Scan didapatkan Intra Cerebral Hematom di thalamus dan capsul
interna dextra dengan perifokal oedema disekitarnya yang
menyempitkan ventrikel lateralis dextra
BAB IV
PEMBAHASAN
Stroke merupakan penyakit yang disebabkan oleh aliran ke otak yang bisa
menurun dengan beberapa cara seperti iskemik menyebabkan suplai darah ke bagian
otak terganggu atau tersumbat total. Kemampuan yang bertahan diotak yang iskemik
tergantung pada lama waktu kerusakan ditambah dengan tingkatan gangguan dari
metabolisme diotak. (Black & Hawks, 2014)
Dikaitkan dengan teori keperawatan Health Promotion (Nola J Pender)
dimana pasien dan keluarga dapat merubah prilaku kesehatan yang dapat
menghambat aktivitas fisik kedepannya. Teori ini sangat tepat diterapkan pada pasien
dengan gangguan persyarafan yaitu stroke karena pengalaman sebelumnya dengan
perilaku yang juga dilatarbelakangi adanya faktor pendidikan, informasi yang
didapatkan sebelumnya mengenai stroke, dan juga faktor ekonomi (Lawrence, Kerr,
Watson, Paton, & Ellis, 2010). Faktor personal diantaranya usia, status ekonomi dan
pengetahuan memiliki pengaruh terhadap perilaku kesehatan ditandai dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang mencakup mencegah dan melindungi
diri dari penyakit atau masalah kesehatan lainnya, meningkatkan kesehatan, serta
mencari kesembuhan apabila sakit. Terdapatnya perbedaan karakteristik personal
mempengaruhi juga seseorang dalam melakukan penilaian terhadap dirinya yang
akan mempengaruhi tingkah laku yang dilakukan seseorang.
Menurut (Pender, 2011), Salah satu faktor yang berhubungan dengan tingkah
laku peningkatan kesehatan adalah persepsi terhadap manfaat tindakan (perceived
benefits) yang merupakan hasil positif yang diharapkan yang akan diperoleh dari
perilaku sehat. Individu yang mempersepsikan banyaknya manfaat ketika kita
waspada terhadap ancaman stroke juga dibuktikan pada perilaku untuk lebih waspada
terhadap stroke, sebaliknya individu yang mempersepsikan kewaspadaan stroke
bukan suatu hal yang penting untuk dilakukan, maka akan diwujudkan dalam
perilakunya yang kurang baik diantaranya perilakuperilaku yang akan menambah
resiko terjadinya stroke semakin tinggi(Teuschl & Brainin, 2010).Adanya hambatan
yang ada dalam meningkatkan perilaku kesehatan yaitu ketidaktersediaan fasilitas
kesehatan yang dekat dengan pemukiman, atau sulitnya pemanfaatan fasilitas
kesehatan, mahalnya biaya, kurang aktifnya peran tenaga kesehatan bisa menjadikan
sebagai hambatan untuk meningkatkan perilaku kesehatan
Persepsi yang positif akan kemampuan diri, keyakinan bahwa pada dirinya
bisa melakukan tindakan yang lebih baik lagi, mampu untuk menjadi individu yang
lebih baik lagi untuk menjadi lebih sehat lagi akan mempengaruhi individu tersebut
untuk melakukan apa yang diyakininya sebaliknya jika terdapat penilaian yang dirasa
tidak mampu untuk melakukan suatu perubahan yang lebih baik lagi,maka akan
tercermin juga dalam perilakunya yaitu perilaku yang kurang baik. Individu yang
memiliki persepsi terhadap kemampuan kurang tetapi perilakunya baik, hal ini karena
ada faktor-faktor lain yang mendukung seseorang untuk melakukan perilaku yang
lebih baik lagi meskipun dirasa dirinya tidak mampu, misalkan adanya dukungan
keluarga, adanya motivasi, didukung juga dengan pengetahuan yang baik, semua ini
akan mendorong individu tersebut berperilaku yang lebih baik lagi yaitu perilaku
yang lebih waspada lagi terhadap bahaya stroke.
Pengaruh interpersonal (interpersonal factor) merupakan salah satu faktor
dalam meningkatkan perilaku kesehatan menurut teori Nolla J Pender HPM (Health
Promotion Model) yang dapat menghasilkan perilaku, kepercayaan maupun sikap.
Sumber utama faktor interpersonal pada peningkatan perilaku kesehatan adalah
keluarga (orang tua dan saudara kandung), teman, dan petugas kesehatan. Adanya
dukungan sosial mempengaruhi terwujudnya perilaku peningkatan kesehatan.
(Alligood, 2014)
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Teori Nolla J Pender Health Promotion Model sebagai sebuah kerangka
untuk mengintegrasikan ilmu keperawatan dengan ilmu perilaku yang dianggap
sebagai faktor yang berpengaruh terhadap perilaku kesehatan. Model ini
disajikan sebagai sebuah acuan atau pedoman untuk menjelaskan proses
biopsikososial sebagai sesuatu yang mampu untuk memotivasi individu secara
langsung untuk meningkatkan derajat kesehatan khususnya pada pasien dengan
gangguan persyarafan yaitu stroke.
2. Rekomendasi
Teori health promotion sangat direkomendasikan dalam memberikan
atau melakukan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien dengan sroke
mengingat pasien dengan stroke akan lebih banyak membutuhkan bantuan dan
kolaborasi pemenuhan kebutuhannya oleh keluarga sehingga promosi kesehatan
penting dilakukan guna memberikan informasi yang dibutuhkan oleh keluarga
maupun masyarakat sekitar serta sebagai upaya mengajarkan keluarga untuk
perawatan dirumah pasien dengan stroke. Selain itu, aplikasi teori health
promosi oleh nola j pender ini dapat memotivasi klien dalam meningkatkan
derajat kesehatan termasuk pada pasien dengan system persyarafan.
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorists and Their Work (6th edn). Contemporary
Nurse, 24(1), 106–106. https://doi.org/10.5172/conu.2007.24.1.106a
Alligood, M. R. (2017). Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka. (A. Y. Hamid
& K. Ibrahim, Eds.) (Edisi Indo). singapore: Elsevier.
Alligood, M. R., & Tomey, A. M. (2006). Nursing Theory: Utilization & Application.
United States: Elsevier Mosby.
Arifuddin, & Basri, B. (2015). TEORI ILMU KEPERAWATAN PARA AHLI “ TEORI
DAN APLIKASI” (Nusing Theorists and Their Work"). Jakarta: Pustaka Muda.
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis
untuk Hasil yang Diharapkan (8th ed.). Singapore: Elsevier.
Black, J. M., & Jane Hokanson Hawks. (2014). Keperawatan Medikal Bedah
Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan. (A. Susila, F. Ganiajri, L. P.
Puji, & R. W. Arum Sari, Eds.) (Edisi 8 Bu). singapore: Salemba Medika.
Iswari, Y. (2011). Analisis faktor Resiko Penyebab Kejadian Diare pada Anak Usia di
bawah 2 tahun. Universitas Indonesia.
Lawrence, M., Kerr, S., Watson, H., Paton, G., & Ellis, G. (2010). An exploration of
lifestyle beliefs ans lifestyle behaviour following stroke: Findings from a focus
group study of patients and family members. BMC Family Practice, 11(97).
Savelson, A., Van Wynsberghe, R., Frankish, J., & Folz, H. (2005). Application of a
health promotion model to community-based sustainability planning. Local
Environment, 10(6), 629–647. https://doi.org/10.1080/13549830500321832
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2010). BRUNNER &
SUDARTH’S Textbook of Medical-Surgical Nursing. (H. Surrena, Ed.)
(Twelfth). Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.
Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simardibrata K, M., Setiati, S., & Syam, A.
F. (2009). BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM (Jilid I Ed). Jakarta: Internal
Publishing.
Sukut, S. S., Arif, Y. S., & Qur, N. (2015). FAKTOR KEJADIAN DIARE PADA
BALITA DENGAN PENDEKATAN TEORI NOLA J. PENDER DI IGD
RSUD RUTENG Factors Correlated With The Incidence Of Diarrhea In Infants
with Nola J.Pender Approach in Emergency Room of RSUD Ruteng. Jurnal
Pediomaternal, 3(2).
Teuschl, Y., & Brainin, M. (2010). Stroke education: Discrepancies among factors
influencing prehospital delay and stroke knowledge. International Journal of
Stroke, 5(3), 187–208. https://doi.org/10.1111/j.1747-4949.2010.00428.x
Lampiran 1
FORMAT
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama :
Kelemahan anggota gerak sebelah badan Nyeri otot
Bicara Pelo Kaku kuduk
Tidak dapat berkomunikasi Sakit punggung
Konvulsi (kejang) Pusing
Sakit kepala hebat Ekstremitas dingin
Penurunan kesadaran
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Riwayat Keluhan Utama (OLDCART) :(Black & Hawks, 2014)
Onset : .........................................................................
Location : .........................................................................
Duration : ..........................................................................
Characteristic : ..........................................................................
Associated manifestations : ..........................................................................
Radiation : ..........................................................................
Treatment : ..........................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Genogram
n. Self
Efficacy : .......................................................................................................
..............
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
4. Sistem Motorik :
a. Inspeksi Umum : Atropi Tremor Kejang Rigiditas
Miotonia Drifting
b. Tonus Otot : Normal Hipertonik Hipotonik
c. Kekuatan Otot : Skala ........................................................................
d. Keseimbangan dan Koordinai : Ataksia/ Tremor ..............................
5. Respon Refleks :
a. Refleks Biseps : .....................................................................................
b. Refleks Triseps : .....................................................................................
c. Refleks Pektoralis : .................................................................................
d. Refleks Patella : ......................................................................................
e. Refleks Achiless : ...................................................................................
f. Refleks Kontraksi Abdominal : ..............................................................
g. Refleks Kremaster dan Skrotal : .............................................................
h. Refleks Gluteal : .....................................................................................
i. Refleks Plantar : ......................................................................................
j. Refleks Patologis di kaki : ......................................................................
Refleks Babinski Positif Negatif
Refleks Chaddok Positif Negatif
Refleks Oppenheim Positif Negatif
Refleks Gordon Positif Negatif
Refleks Schaeffer Positif Negatif
Refleks Bing Positif Negatif
k. Refleks Patologis di tangan : ..................................................................
Refleks Tromner Positif Negatif
Refleks Hoffman Positif Negatif
Refleks Wartnberg Positif Negatif
l. Refleks Patologis regresi : ......................................................................
Refleks Menetek Positif Negatif
Refleks Nout Positif Negatif
Refleks Memegang Positif Negatif
6. Sistem Sensorik :
Perasaan raba Anestesia Hipestesia Hiperestesia
Perasaan nyeri Analgesia Hipalgesia Hiperalgesia
Perasaan suhu Termoanestesia Termohipestesia
Termohiperestesia
Permukaan tubuh Parestesia Disestesia-hiperpatia
Perasaan Propriosetik Somestesia Viseroestesia Kinestesia
Statesia Palestesi Barestesia
Perasaan Interoseptif atau Viseroestesia .......................................................
Perasaan diskriminatif atau Multimodalitas ..................................................
g. Pengaruh interpersonal
Dukungan sosial ......................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
Role model ..........................................................................................
............................................................................................................
...............................................................................................................
Kebutuhan (nilai kepercayaan yang dianut) .............................................
............................................................................................................
............................................................................................................
2. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif ......................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
b. Fungsi perawatan keluarga .................................................................
Kemampuan keluarga mengenal tentang kesehatan ..................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
Kemampuan keluarga mengambil keputusan ..........................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit ....................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan ..........................
...........................................................................................................
............................................................................................................
Lampiran 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Pasti Sangat Yakin
Aktivitas fisik apa yang paling anda sukai ? (pengaruh aktivitas terkait)
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
c. Pengaruh Interpersonal
Norma Sosial
Apakah anggota keluarga atau teman anda mengharapkan anda secara
fisik aktif? Ya Tidak, Jika Ya, Siapa? .................................................
Dukungan Sosial
Siapa yang akan mendorong anda untuk aktif atau aktif dengan anda ? ......
.......................................................................................................................
.................................................................................................................
Model Peran
Apakah ada orang di keluarga anda atau teman anda yang secara fisik aktif
3-5 kali setiap minggu? Ya Tidak, Jika Ya, siapa, dan apa
yang mereka lakukan ...................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
d. Pengaruh Situasional
Dimana anda bisa secara fisik aktif melakukan apa yang anda sukai ? .......
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
e. Komitmen Terhadap Rencana Aksi
Apakah anda siap untuk menetapkan tujuan dan mengembangkan rencana
untuk menjadi lebih aktif? Ya Tidak
Langkah- langkah rencana ............................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
2. Meningkatkan Nutrisi
a. Perilaku sebelumnya
Apa upaya yang telah anda buat di masa lalu untuk makan makanan sehat
di tempat kerja dan di rumah ? .....................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Apa yang anda pelajari dari usaha ini? .........................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
b. Perilaku Pribadi
Apa keuntungan pribadi memperbaiki kebiasaan makan anda? ................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Masalah (rintangan) apa yang mungkin anda coba makan makanan yang
lebih sehat (lebih banyak sayuran, lebih banyak buah, makanan rendah
lemak, dan biji- bijian sehat)? .......................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Seberapa yakin anda (self-efficacy) bahwa anda bisa mengatasi hambatan
makan sehat ini?
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Pasti Sangat Yakin
Makanan sehat apa yang paling anda sukai? (pengaruh aktifitas terkait)
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
c. Pengaruh Interpersonal
Norma Sosial
Apakah anggota keluarga atau teman anda mengharapkan anda untuk
makan makanan sehat? Ya Tidak, Jika Ya, siapa, dan apa yang
mereka lakukan? ..........................................................................................
.......................................................................................................................
Dukungan Sosial
Siapa yang akan mendorong anda untuk makan makanan sehat dan
memakannya bersama anda? ........................................................................
.......................................................................................................................
Model Peran
Apakah anggota keluarga atau teman anda makan makanan sehat sebagian
besar waktu? Ya Tidak, Jika Ya, Siapa? ........................
Apa yang mereka makan? ............................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
d. Pengaruh Situasional
Di mana anda bisa menemukan makanan sehat untuk dimakan yang anda
nikmati?
Kerja ? .........................................................................................................
Rumah? .........................................................................................................
Lain? .............................................................................................................
e. Komitmen Terhadap Rencana Aksi
Apakah anda siap untuk menetapkan tujuan dan mengembangkan rencana
makan makanan yang lebih sehat? Ya Tidak
Langkah Merencanakan Makan Sehat ..........................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
f. Tuntutan dan Preferensi yang Bersaing (Tindak Lanjut)
Masalah apa yang anda hadapi dalam mencoba makan makanan yang
lebih sehat? ...................................................................................................
......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Bagaimana anda bisa menghindari masalah ini di masa depan? ................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
E. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Diagnostik
b. Pemeriksaan Laboratori
Model Promosi Kesehatan
Intervensi untuk Mengatasi Pengaruh Kesehatan
Contoh : Meningkatakan Aktivitas Fisik