Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Biografi Nola J. Pender


Nola J. Pender lahir pada tanggal 16 Agustus 1941, di Lansing,
Michigan. Ian adalah anak semata wayang dari kedua orang tua yang
menjunjung pendidikan bagi perempuan. Pender pertama kali mengenal
keperawatan profesional saat iaberumur 7 tahun ketika ia mengamati tindakan
keperawatan yang diberikan pada tantenya yang sedang dirawat.
“Pengalaman menyaksikan para perawat memberikan perawatan bagi tanteku
dalam masa sakitnya membangun dalam masa sakitnya membangun dalam
diriku kekaguman pada pekerjaan keperawatan.,” catat pender.
Pada tahun 1962 meraih gelar diploma keperawatan dan selanjutnya
diterima bekerja di unit bedah di RS Michigan. Tahun 1964, meraih BSN di
Universitas State Michigan di East Lansig, dan gelar MA pada bidang
pertumbuhan dan perkembangan dari Universitas Michigan diraih pada tahun
1965. Gelar Ph.D di bidang psikologi dan pendidikan diraih tahun 1969 dari
Universitas North Western di Evanston, Illinois.
Tahun 1975, Dr. Pender mempublikasikan model konsepsual kesehatan
preventif. Dasar studinya adalah bagaimana individu membuat keputusan
tentang perawatan kesehatan mereka sendiri dalam konteks keperawatan.
Artikel tersebut mengidentifikasi faktor-faktor yang ditemukan dalam
pengambilan keputusan dan tindakan yang diperlukan individu dalam
pencegahan penyakit. Pada tahun 1982, edisi pertama promosi kesehatan
dalam praktek keperawatan dipublikasikan dengan konsep promosi optimal
tentang kesehatan dan perlunya pencegahan penyakit. Model promosi
kesehatan pertama kali diterbitkan tahun 1987 dan mengalami revisi tahun
1996.
2.2. Model Promosi Kesehatan Menurut Nola J. Pender
Fokus dari teori Nola J. Pender adalah klien sehat melalui
promosi kesehatan, Pender berasumsi bahwa individu adalah organisme
biofisik yang dibentuk oleh lingkungan, tetapi juga berusaha menciptakan
lingkungan dimana hubungan antara manusia dan lingkungan bersifat
timbal balik. Dasar dari teori Pender adanya proporsi teoritis perilaku dan
karakteristik mempengaruhi keyakinan, pengaruh, dan pemberlakuan
perilaku yang mempromosikan kesehatan. Orang-orang berkomitmen untuk
terlibat dalam perilaku yang darinya mereka mengantisipasi memperoleh
manfaat yang dihargai secara pribadi. Hambatan dapat membatasi
komitmen untuk bertindak. Kompetensi untuk melaksanakan perilaku
tertentu meningkatkan kemungkinan komitmen untuk bertindak dan
kinerja aktual. Pengaruh positif terhadap suatu perilaku menghasilkan
efikasi diri yang dirasakan lebih besar. Orang dapat memodifikasi kognisi,
afek, pengaruh interpersonal, dan pengaruh situasional untuk menciptakan
insentif bagi perilaku yang meningkatkan kesehatan (Zulhaini,2021).

2.3. Komponen Promosi Kesehatan Menurut Nola J. Pender


HPM mengklasifikasikan determinan perilaku kesehatan menjadi tiga
pengelompokan proposisi khusus:
a. Karakteristik dan pengalaman individu,
Karakteristik dan pengalaman individu adalah faktor bawaan (jenis
kelamin, usia, genetika), serta faktor pengalaman yang menginformasikan
perilaku masa depan. Keyakinan pribadi dalam kapasitasnya sendiri untuk
mengendalikan peristiwa kehidupan memengaruhi hak pilihan manusia.

1. Perilaku sebelumnya
Perilaku sebelumnya mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung
dalam pelaksanaan perilaku promosi kesehatan, yaitu:
a) Pengaruh langsung dari perilaku masa lalu terhadap perilaku
promosi kesehatan saat ini dapat menjadi pembentuk kebiasaan
yang mempermudah seseorang melaksanakan perilaku tersebut
secara otomatis.
b) Pengaruh tidak langsungnya adalah melalui persepsi
pada self efficacy, manfaat, hambatan dan pengaruhi aktivitas
yang muncul dari perilaku tersebut. Pengaruh positif atau negatif
dari perilaku baik sebelum, saat itu ataupun setelah perilaku
tersebut dilaksanakan akan dimasukan kedalam memori sebagai
informasi yang akan dimunculkan kembali saat akan melakukan
perilaku tersebut di kemudian waktu. Perawat dapat membantu
pasien membentuk suatu riwayat perilaku yang positif bagi masa
depan dengan memfokuskan pada tahap perilaku tersebut.
Membantu pasien bagaimana mengatasi rintangan dalam
melaksanakan perilaku tersebut dan meningkatkan level/kadar
efficacy dan pengaruh positif melalui pengalaman yang sukses
dan feed back yang positif.
2. Faktor Personal
Faktor personal meliputi aspek biologis, psikologis dan social budaya.
Faktor– faktor ini merupakan prediksi dari perilaku yang didapat dan
dibentuk secaraalami oleh target perilaku.
3. Faktor Biologis Personal
Termasuk dalam faktor ini adalah umur, indeks massa tubuh, status
pubertas, status menopause, kapasitasa erobik, kekuatan, kecerdasan
atau keseimbangan.
4. Faktor Psikologis Personal
Variabel yang merupakan bagian dari faktor ini adalah harapan diri,
motivasi,kemampuan personal, status kesehatan,dan definisi sehat.
5. Faktor social kultural
Faktor ini meliputi suku, etnis, pendidikan, dan status ekonomi.

b. Perilaku spesifik kognisi dan afeksi


1. Manfaat Tindakan (Perceived Benefits of Actions)
Rencana seseorang melaksanakan perilaku tertentu tergantung pada
antisipasi terhadap manfaat atau hasil yang akan dihasilkan. Antisipasi
manfaat merupakan representasi mental dan konsekuensi perilaku
positif. Berdasarkan teori expecting value.
2. Hambatan Tindakan yang dirasakan (Perceived Barriers to Actions)
Hambatan yang diantisipasi telah secara berulang terlihat dalam
penelitian empiris, mempengaruhi intensitas untuk terlibat dalam suatu
perilaku yang nyata dan perilaku actual yang dilaksanakan. Hambatan
ini terdiri atas persepsi mengenai ketidaktersediaan, tidak
menyenangkan, biaya, kesulitan atau penggunaan waktu untuk
tindakan- tindakan khusus. Hambatan-hambatan ini sering dilihat
sebagai suatu blocks, rintangan dan personal cost dari perilaku yang
diberikan. Hilangnya kepuasan dalam menghindari atau
menghilangkan perilaku-perilaku yang merusak kesehatan seperti
merokok atau makan makanan tinggi lemak untuk mengadopsi
perilaku / gaya hidup yang lebih sehat juga dapat menjadi suatu
halangan. Halangan ini biasanya membangunkan motivasi untuk
menghindari perilaku-perilaku yang diberikan. Bila kesiapan untuk
bertindak rendah dan hambatan tinggi maka tindakan ini tidak
mungkin terjadi. Jika kesiapan untuk bertindak tinggi dan harnbatan
rendah kemungkinan untuk melakukan tindakan lebih besar.
3. Kemajuan Diri (Perceived Self Efficacy)
Self efficacy seperti didefinisikan oleh Bandura adalah judgment atau
keputusan dari kapabilitas seseorang untuk mengorganisasi dan
menjalankan tindakan secara nyata. Judgment dari personal efficacy
dibedakan dari harapan yang ada dalarn tujuan. Perceived self efficacy
adalah judgment dari kemampuan untuk menyelesaikan tingkat
performance yang pasti, dimana tujuannya atauharapannya adalah
suatu judgment dari suatu konsekuensi (contohnya benefitdan cost)
sebanyak perilaku yang akan dihasilkan. Persepsi dari ketrampilandan
kompetensi dalam domain Motivasi individu untuk melibatkan
perilaku- perilaku yang mereka lalui. Perasaan efficacy dan
ketrampilan dalam performance seseorang sepertinya mendorong
untuk melibatkan/ menjalankan perilaku yang lebih banyak dari pada
perasaan ceroboh dan tidak terampil.

c. Pengaruh situasional/interpersonal (luaran perilaku)


2.4. Aplikasi Teori Promosi Kesehatan Menurut Nola J. Pender
Teori dari Nola J. Pender yaitu tentang promosi kesehatan, contoh
pengaplikasian dari teori ini adalah bagaimanaseorang perawat mampu
mengatasi kebutuhan pasien sehat yaitu dalam meningkatkan derajat
kesehatan klien dengan cara promosi kesehatan. Teori Health Promotion dari
Pender diantaranya dapat membantu pasien menjadikan pelayanan kesehatan
dengan mudah untuk mengenal masalah yang terjadi. Perawat dapat
berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku klien dari perilaku tidak
sehat menjadi sehat. Perawat dapat berperan sebagai konsultan dalam
keluarga dalam mengatasi masalah tersebut. Tindakan keperawatan yang
berfokus pada intervensi terkait dengan Health Promotion Model (HPM)
adalah bimbingan antisipasi, dukungan pembuatan keputusan, dukungan
keterlibatan keluarga, pendidikan kesehatan, menetapkan tujuan
bersama, mengidentifikasifaktor risiko, dan modifikasi perilaku terhadap
klien dengan mengajarkan mekanisme koping yang efektif.
Sumber:
Ariani, Y. (2018). Model Konseptual Keperawatan: Model Promosi Kesehatan
Nola J. Pender.

Dwi, Siti. 2018. MODEL HUMAN INTERACTION DAN HEALTH


PROMOTION SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KINERJA PERAWAT DI
PONDOK KESEHATAN DESA (PONKESDES) JAWA TIMUR. BAL HEALTH
SCIENCE, 2(2): 93-95

Pulungan, Z. S. A., & Elisabhet, T. (2021). Teori dan Model Konseptual


Kesehatan/Keperawatan Jiwa yang Relevan dengan Terapi Kelompok. J-
HEST Journal of Health Education Economics Science and
Technology, 4(1), 7-14.
Srof, B. J., & Velsor-Friedrich, B. (2006). Health promotion in adolescents: a
review of Pender’s health promotion model. Nursing Science
Quarterly, 19(4), 366-373.
Khamida, Siti. 2019. Peer Group Support Dengan Pendekatan Model
Keperawatan Health Promotion Model Berpengaruh Terhadap Manajemen
Life Style Santri. Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences),
12(2): 109-117

Anda mungkin juga menyukai