Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

HEALTH PROMOTION MODEL

Dosen Pengampu Trina Kurniawati, M.Kep.

Disusun Oleh :

Tasya Nabila Alfiyani 202102030027


Iftah Olivia Putri Riskiani 202102030053
Lilik Puji Lestari 202102030074
Tika Setyarini 202102030100

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN


PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen yang kemudian
dilanjutkan dengan penyusunan makalah dengan judul “Health Promotion
Model”.

Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pekalongan, 17 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu tujuan pokok dalam pembangunan kesehatan adalah
peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat mengatasi sendiri
masalah kesehatan sederhana terutama melalui upaya peningkatan,
pencegahan dan penyembuhan. Peningkatan derajat kesehatan yang terdiri
dari strategi yang dihubungkan dengan gaya hidup individu dan pilihan
sendiri, antara lain aktivitas fisik dan latihan fisik, nutrisi, tembakau,
alkohol dan obat terlarang lainnya. Rencana keluarga, kesehatan mental
dan kerusakan mental, emosi dan ketergantungan obat-obatan serta
pendidikan dan program berdasarkan komunikasi. Tujuan itu akan dicapai
antara lain melalui peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan.Hidup
sehat merupakan kebutuhan dan tuntutan yang semakin meningkat,
walaupun pada kenyataanya derajat kesehatan masyarakat Indonesia masih
belum sesuai dengan harapan. Sementara itu pemerintah telah
mencanangkan Indonesia Sehat, yang merupakan paradigma baru yaitu
paradigma sehat, yang salah satunya menekankan pendekatan dan
preventif dan mengatasi permasalahan di masyarakat. Terjadinya
pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan dan model
medical yang menitik beratkan pada pelayanan pada diagnosis dan
pengobatan paradigma sehat yang lebih holistik yang melihat penyakit dan
gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan. Perubahan
paradigma pelayanan kesehatan dari kuratif kearah promitif dan peventif
ini telah di respon oleh ahli teori keperawatan Nola J. Pender dengan
menghasilkan karya tentang “Health Promotion Model” atau ,Model
Promosi Kesehatan. Dalam makalah ini akan dikemukakan tentang Model
Promosi Kesehatan Nola J. Pender serta komponen paradigma
keperawatan tentang model promosi kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Health Promotion Model ?
2. Bagaimana teori pemahaman Health Promotion Model ?
3.

1. Bagaimana sejarah latar belakang teori Nola J. Pender?


2. Apa saja konsep-konsep utama dari teori Nola J. Pender?
3. Apa saja asumsi-asumsi utama keperawatan dari teori Nola J.
Pender?
4. Apa saja penegasan-penegasan yang ada dalam teori Nola J.
Pender?
5. Konteks Penggunaan dan Implikasi Keperawatan helath
promosition model ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah latar belakang teori Nola J. Pender
2. Uuntuk mengetahui konsep-konsep teori Nola J. Pender
3. Untuk mengetahui asumsi-asumsi utama keperawatan dari teori Nola J.
Pender ?
4. Untuk mengetahui penegasan-penegasan yang ada dalam teori Nola
J.Pender
5. Untuk mengetahui konteks penggunaan dan implikasi keperawatan
healt promotion model
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. SEJARAH NOLA J.PENDER


Dilahirkan pada tanggal 16 Agustus 1941 di Lansig, Michigan.
Ketertarikan pada keperawatan bermula saat nola J.Pender berusia 7
Tahun, pada saat mengamati para perawat yang sedang memberi asuhan
keperawatan pada bibinya yang sedang dirumah sakit. Keinginannya untuk
memberikan perawatan kepada orang lain dikembangkan melalui
pengalaman dan Pendidikan yang ia Yakini sebagai profesi yang
menolong orang lain. Pada Tahun 1962 meraih gelar diploma keperawatan
dan selanjutnya diterima bekerja diunit Bedah di RS Michigan. Tahun
1964, meraih BSN di Universitas State Michigan di East Lansig, dan gelar
MA pada bidang Pertumbuhan dan Perkembangan dari Universitas
Michigan diraih pada tahun 1965. Gelar Ph.D di Bidang Psikologis dan
Pendidikan diraih tahun 1969 dari Universitas North Western di Evanston,
Illinois. Pernikannya dengan Albert Pender seorang asisten Professor pada
bidang bisnis dan ekonomi memberikan inspirasi menghasilkan sebuah
tulisan tentang keperawatan dalam perspektif ekonomi. Tahun 1975,
Dr.Pender mempublikasikan model knsepsual Kesehatan Proventif. Dasar
studinya adalah bagaimana individu membuat keputusan tentang perawatn
Kesehatan mereka sendiri dalam konteks Keperawatan. Artikel tersebut
mengidentifikasikan factor-faktor yang ditemukan dalam pengambilan
keputusan dan Tindakan yang diperlukan individu dalam mencegah
penyakit. Pada tahun 1982, edisi petama promosi Kesehatan dalam praktek
keperawatn dipublikasikan dengan konsep promosi optimal tentang
Kesehatan dan perlunya pencegahan penyakit. Model promosi Kesehatan
pertama kali diterbitkan tahun 1987 dan mengalami revisi tahun 1996.
B. PROMOSI KESEHATAN
Menurut WHO promosi Kesehatan meliputi mendorong gaya
hidup yang lebih sehat, menciptakan lingkungan yang mendukung
Kesehatan, memperkuat Tindakan masyarakat, mengorientasikan Kembali
pelayanan Kesehatan, dan membangun kebijakan publik yang sehat
( Pender, 1996: 3). Kesehatan individu dan keluarga ditandai dengan
efektifnya dalam komunitas, lingkungan dan masyarakat dimana mereka
hidup. Perawat mengerti dan memikirkan dari usaha peningkatan derajat
Kesehatan. Dunn telah menetapkan skema untuk upaya peningkatan
derajat :
1. Kesehatan Individu
Individu berperan dalam penentuan status kesehatan mereka
sendiri. Peningkatan derajat kesehatan individu itu pada tingkat
membuat keputusan ppribadi dan praktek. Setiap derajat
peningkatan harus mempertimbangkan dalam formulasi kesehatan
nasional melalui usaha peningkatan derajat kesehatan.
2. Kesehatan Keluarga
Keluarga berperan dalam perkembangan dari kepercayaan sehatan
dan Tindakan kesehatan. Masing-masing keluarga mempunyai
sebuah karakter yang berbeda, nilai, peran, dan kekuatan struktur.
Gaya orang tua dan lingkungan keluarga dapat memberikan
kesehatan atau sebaliknya. Lebih banyak perhatian harus diberikan
kepada perkembangan strategi untuk meningkatkan derajat
kesehatan keluarga.
3. Kesehatan Komunitas
Berdasarkan pendapat Dunn, kesehatan kelompok yang baik
perilaku mampu memperbaiki kondisi kehidupan keluarga dan
kelompok.
4. Kesehatan Lingkungan
Tingkat dari kesehatan lingkungan berefek luas ke individu,
keluarga, dan komunitas dapat sampai kepotensi optimal mereka.
Kesehatan lingkungan yang baik adalah manifestasi dalam
keharmonisan dan keseimbangan diantara dua manusia dan
disekeliling mereka.
5. Kesehatan Masyarakat
Sebuah masyarakat yang baik adalah semua anggota masyarakat
mepunyai standart hidup dan cara dari hidup dan cara dari hidup
menemukan kebutuhan dasar manusia dan mengajak dalam
beraktifitas yang cepat kopetensi mereka. Sebuah masyarakat yang
baik anggota masyarakat mau membantu dan bertanggungjawab
untuk kesehatan.
Universitas Sumatra Utara Teori pemahaman untuk promosi
kesehatan & Proteksi kesehatan
1) Theory Of Reasoned Action & Theory Of Planned
Behavior
Teori ini berasumsi bahwa perilaku adalah suatu kemamuan
dibawah control bukan sebagai hambatan untuk
menunjukkan perilaku. Kepercayaan merupakan dasar dari
pondasi dalam struktur konseptual, dengan memperhatikan
perilaku. Model ini memperhatikan prediksi dan bergantian,
sehingga perilaku mengikutinnya.
2) Social Cognitive Theory (Self-Efficacy)
Teori Kognitif social adalah sebuah pendekatan teori yang
menjelaskan perilaku manusia. Dengan perspektif individu
merupakan adanya sesuatu kekuatan pada dirinya bukan
control yang otomatis pada stimulus eksternal. Perilaku
manusia menerangkan adanya kejadian secara timbal balik
pada semua Tindakan yang dapat menentukan adanya
interaksi yang lainnya. Persepsi Self-efficacy adalah
mempertimbangkan salah satu kekuatan untuk
menyelesaikan sebuah tingkatan penampilan dalam
perilaku yang spesifik.
3) The Theory Of Interpersonal Behaviour
Sebuah model perilaku meliputi afektif dan psikologis
dalam kekuatan habit yang menerangkan perilaku ini
merupakan factor yang memberikan perhatian dalam
model-model perilaku lainnya.
4) Cognitive Evaluation Theory Motifasi
Manusia adalah susunan dalam kebutuhan psikologisnya:
dari penentuan dirinya, kompetensi dan hubungan
interpersonal. Menentukan dirinya dan motivasi intrinsic
(IM) adalah konsep utama dalam teori. Motivasi intrinsic
adalah energy dalam kebutuhan dalam dirinya dan
hubungan dalam kompetensi untuk nilai perilaku personal.
5) The Interaction Model Of Clien Health Behavior
Model interaksi kesehatan klien berfokus pada karakteristik
dari klien dan factor eksternal pada klien untuk
menyediakan keterangan secara komprehensif pada
Tindakan langsung terhadap pengurangan resiko dan
promosi kesehatab.

C. MODEL PROMOSI KESEHATAN


1. Pengertian
Pengertian Teori model Promosi Kesehatana (Health Promotion
Model/HPM) Model promosi kesehatan adalah suatu cara untuk
menggambarkan interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan
interpersonalnya dalam berbagai dimensi. Model ini menginteraksikan
teori nilai harapan (Expectancy-Value) dan teori kognitif social (social
Cognitive Theory) dalam perspektif keperawatan manusia dilihat sebagai
fungsiyang holistik. Bagan HPM dapat dilihat sebagai berikut :

Model promosi kesehatan merupaka penjabaran dari teori Heath


Promotion Model(HPM) yang dikembangkan oleh Nola J. Pender (1982).
Model promoso kesehatan dirancang untuk menjadi “ Mitra Pelengkap
Model Perlindungan Kesehatan”. Model ini mendefisinikan kesehatan
sebagai keadaan dinamis dan positif bukan hanya sekedar keadaan Ketika
tidak adanya penyakit. Promosi kesehatan diarahkan pada peningkatan
tingkat kesejahteraan pasien. Model promosi kesehatan menggambarkan
sifat multidimensi seseorang saat mereka berinteraksi dalam
lingkungannya untuk mencapai kesehatan. Perilaku mempromosikan
kesehatan adalah hasil perilaku yang diinginkan, yang merupakan hasil
akhir dalam model promosi kesehatan. Perilaku ini harus menghasilkan
peningkatan kesehatan, peningkatan kemampuan fungsional, dan kualitas
hidup yang lebih baik di semua tahap perkembangan. Model promosi
kesehatan (Health Promotion Model) merupakan keperawatan holistic,
yang menggunakan psikologi social, dan teori belajar sebagai dasarnya
(Pender,2011). HPM menyediakan kerangka kerja untuk menjelaskan dan
menyelidiki perilaku kesehatan tertentu. HPM menunjukkan bahwa setiap
manusia adalah makhluk biopsikososial yang sebagian dibentuk oleh
lingkungan, tetapi juga berusaha untuk menciptakan lingkungan di mana
potensi manusia yang melekat dan diperoleh dapat sepenuhnya
dieskpresikan. HPM awalnya dikembangkan untuk menargetkan di
individu namun seiring perkembangan waktu, kerangka tersebut dapat
digunakan untuk menargetkan keluarga, kelompok,atau komunitas. Model
ini berfokus pada tiga bidang yaitu, karakteristik dan pengalaman
individu,kognisi dan pengaruh khusus perilaku, dan hasil perilaku. Teori
tersebut mencatat bahwa setiap orang memiliki karakteristik dan
pengalaman pribadi yang unik yang dapat memengaruhi tindakan
selanjutnya. Pender berupaya untuk mengembangkan model yang
memandu masyarakat untuk berperan dalam perawatan kesehatan secara
keseluruhan melalui interaksi di tingkat individu dan proses biofisik yang
memotivasi individu untuk berpartisipasi dalam perilaku yang
mempromosikan kesehatan yang dapat mengarahkan pada kesejahteraan
secara keseluruhan. HPM memberikan panduan penting bagi professional
keperawatan karena berfokus pada strategi promosi kesehatan untuk
pasien dan dapat digunakan sebagai dasar teori dalam penelitian yang
bertujuan untuk memprediksi perilaku yang meningkatkan kesehatan.
HPM juga telah diuji di berbagai populasi dan pengaturan tempat dan
waktu, dan dapat diterima secara luas oleh berbagai bidang baik
profesi,praktik Pendidikan maupun penelitian.
Berbagai penelitian telah menyoroti efisiensi model ini untuk
mengontrol perilaku tidak sehat. HPM didasarkan pada teori kognitif
sosial yang memuat tentang factor kognitif-persepsi mempengaruhi
keterlibatan dalam perilaku yang mempromosikan kesehatan. Faktor
pengubah yaitu berupa karakteristik demografis,pengaruh
interpersonal,dan faktor perilaku dianggap berinteraksi satu sama lain
untuk mempengaruhi proses persepsi kognitif. HPM tersusun atas variabel
yang merupakan bagian utama dari intervensi. Komponen-komponen ini
menyediakan sumber daya yang kaya akan konten dan strategi intervensi.
Model promosi kesehatan membuat empat asumsi:
1) Individu berusaha untuk secara aktif mengatur perilaku mereka
sendiri
2) Individu, dalam semua kompleksitas biopsikososialnya,
berinteraksi dengan lingkungan,secara progresif mengubah
lingkungan dan ikut berubah seiring dengan waktu
3) Para professional kesehatan, seperti perawatm merupakan bagian
dari lingkungan interpersonal, yang memberikan pengaruh pada
oramg-orang selama masa hidup mereka.

Konfigurasi ulang yang dimulai sendiri dari pola interaktif manusia dengan
lingkungan sangat penting untuk perilaku (Pender,2011)

Teori Model Promosi Kesehatan (Health Promotion Model/HPM) adalah


suatu cara untuk menggambarkan interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan
interpersonalnya dalam berbagai dimensi. Model ini mengintegrasikan teori nilai
harapan (Expectancly-value) dan teori kognitif sosial (Social Cognitive Theory)
dalam perspektif keperawatan manusia dilihat sebagai fungsi yang holistic
(pender, 2006).

1. Komponen Teori Model Promosi Kesehatan

Adapun komponen elemen dari teori ini adalah sebagai berikut :

a. Teori Nilai Harapan (Expectancy-Value Theory)


Menurut teori nilai harapan, perilaku sehat bersifat rasional dan
ekonomis. Sesorang akan mulai bertindak dan perilakunya akan
tetap digunakan dalam dirinya, ada 2 hal pokok yaitu :
1. Hasil tindakan bernilai positif
2. Pengambilan tindakan untuk menyempurnakan hasil yang
diinginkan
b. Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory)
Teori model interaksi yang meliputi lingkungan, manusia dan
perilaku yang saling memengaruhi. Teori ini menekan pada :
1. Pengarahan diri (self direction)
2. Pengaturan diri (self regulation)
3. Persepsi terhadap kemajuan diri (self efficacy)
Teori ini mengemukakan bahwa manusia memiliki kemampuan
dasar :
1. Simbolisasi yaitu proses dan transformasi pengalaman sebagai
petunjuk untuk tindakan yang akan datang.
2. Pikiran ke depan, mengantisipasi kejadian yang akan muncul
dan merencanakan tindakan untuk mencapai tujuan yang
bermutu
3. Belajar dari pengalaman orang lain. Menetapkan peratutan
untuk generasi dan mengatur perilaku melalui obeservasis
tanpa perlu untuk melakukan trial dan eror
4. Pengaturan diri menggunakan standar internal dan reaksi
evaluasi diri untuk memotivasi dan mengatur perilaku,
mengatur lingkungan eksternal untuk menciptakan motivasi
dalam bertindak.
5. Refleksi diri, berpikir tentang proses pikir seseorang dan secara
aktif memodifikasinya.

Menurut teori ini kepercayaan diri dibentuk melalui obsesrvasi dan


refleksi diri. Kepercayaan diri terdiri dari :

1. Pengenal diri (self atribut)


2. Evaluasi diri (self evaluation)
3. Kemajuan diri (self efficacy)

Kemajuan diri adalah kemampuan seseorang untuk melakukan


tindakan-tindakan tertentu yang berkembang melalui pengalaman,
belajar dari universitas sumatera utara pengalaman orang lain,
persuasi verbal dan respons badaniah terhadap situasi tertentu.
Kemajuan diri merupakan fungsi dari kemampuan (capability)
yang berlebihan yang membentuk kompetensi dan kepercayaan
diri. Kemajuan diri adalah konstruksi sentral dari Healt Promotion
Model.

2. Iki meh ditambahi paradigm ora nk yo chat


3. Asumsi Mayor dari model health promotion
1. Manusia mencoba menciptakan kondisi kehidupan melalui apa
yang bisa mereka nyatakan dalam kesehatan mereka yang
potensial.
2. Manusia memiliki kapasitas untuk merefleksikan kesadaran diri,
termasuk penilaian mereka terhadap kemampuan yang dimiliki.
3. Pertumbuhan nilai manusia diperlihatkan sebagai bentuk positif
dan usaha untuk mencapai keseimbangan personal yang dapat
diterima antara perubahan dan stabilitas.
4. Individu mengusahakan pengaturan yang efektif terhadap
perilakunya.
5. Individual secara kompleksitas biopsikososial berinterksi dengan
lingkungan yang progresif akan terjadi sepanjang masa.
6. Rekonfigurasi yang dimulai oleh diri sendiri merupakan pola
interaksi antara manusia dan lingkungan sangat esensial untuk
perubahan perilaku.
7. Pembentukan kembalui konsep dari manusia dengan lingkungan
adalah penting untuk perilaku.

Proposisi model kesehatan


1. Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh
mempengaruhi kepercayaan, pengaruh (affect) dan perilaku untuk
meningkatkan kesehatan.
2. Manusia melakukan perubahan perilaku dimana mereka
mengharapkan keuntungan yang bernilai bagi dirinya.
3. Rintangan yang disarankan dapat menjadi penghambat
kesanggupan melakukan tindakan, suatu mediator perilaku
sebagaimana perilaku nyata.
4. Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk
melakukan tindakan dan perubahan dari perilaku.
5. Kompetensi yang dirasakan atau hasil untuk mengesekusi perilaku
tertentu akan menambah kesamaan komitmen terhadap tindakan
dan kinerja perilaku yang sebenarnya.
6. Pemanfaatan diri tyang terbesar akan menghasillkan sedikit
rintangan pada perilaku kesehatan spesifik.
7. Pengaruh posistif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik
dapat menambah hasil positif.
8. Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan
perilaku, maka kemungkinan menambah komitmen untuk
bertindak.
9. Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model
perilaku itu menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat
mendukung perilaku yang sudah ada.
10. Kelurarga kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber
interprofesional yang penting yang mempengaruhi, menambah atau
mengurangi keinginan untuk peprilaku promosi kesehatan.
11. Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal padat menambah
atau mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku
promosi kesehatan.
12. Komitmen tersebut pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih
memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk
jangka waktu yang lama.
13. Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang
menunjukan perilaku yang diharapkan ketika mempunyai kontrol
yang sedikit dan kebutuhan yang diinginkan tidak tersedia.
Komitmen pada encana kegitan kurang menunjukan perilaku yang
diharapkan ketika tindakan-tindakan lebih atrktif dan juga lebih
suka pada perilaku yang diharapkan.
14. Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi
interpersonal dan lingkungan fisik yang mendorong melakukan
tindakan kesehatan.

Penjelasan Bagan Model Promosi Kesehatan

1. Karakteristik dan pengalaman individu


a. Perilaku sebelumnya

Perilaku sebelumnya mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung


dalam pelaksanaan perilaku promosi kesehatan.

Saat ini dapat menjadi pembentuk kebiasaan, yang memeprtmudah


seseorang melkasanakan perilaku tersebut secara otomatis. Hambatan dan
pengaruh aktivitas yang muncul dari perilaku tersebut.

Pengaruh positif atau negatif dari perilaku baik sebelum, saat itu ataupun
setelah perilaku tersebut dilaksanakan akan dimasukan kedalam memori
sebagai informsi yang akan dimunculkan kembali saat akamelakukan
perilaku tersebut di kemudian waktu.

Perawat dapat membantu pasien membentuk suatu riwayat perilaku yang


positif bagi masa depan dengan memfokuskan pada manfaat perilaku
tersebut, membantu pasien bagaimana mengatasi rintangan dalam
melaksanakan perilaku tersebut dan meningkatkan level atau kadar
efficacy dan pengaruh positif melalui pengalaman yang sukses dan fed
back yang positif.

b.Faktor Personal

Faktor personal meliputi aspek biologis, psikologis, dan sosial budaya.


Faktor-faktor ini merupakan prediksi dari perilaku yang didapat dan
dibentuk secara alami oleh target perilaku.

1. Faktor biologis personal

Yang termasuk dalam faktor ini adalah umur, indeks massa tubuh, status
pubertas, status monopause, kapasitas aerobik, kekuatan, kecerdasan atau
keseimbangan

2. Faktor psikologis personal

Variabel yang merupakan bagian dari faktor ini adlah harga diri, motivasi,
kemampuan personal, status kesehatan, dan definisi sehat
3. Faktor sosial kultural

Faktor ini meliputi suku, etnis, pendidikan, dan status ekonomi.

2. Perilaku Spesifik Pengetahuan dan Sikap (Behaviour-Spesific Cognition and


Affect)

a. Manfaat Tindakan (Perceived Benefits of Actions)

Rencana seseorang melaksanakan perilaku tertentu tergantung pada


anisipasi terhadap manfaat atau hasil yang akan dihasilkan. Antisipasi
manfaat merupakan reperesentasi mental dari konsekuensi perilaku positif.
Berdasarkan teori expecting value.

b. Hambatan Tindakan yang dirasakan (Perceived Bariers to Actions)

Hambatan yang diantisipasi telah secara berulang terlihat dalam penelitian


empiris, mempengaruhi intensitas untuk terlibat dalam suatu perilaku yang
nyata dan perilaku actual yang dilaksanakan. Dalam hubungannya dengan
perilaku promosi kesehatan hamabtan-hambatan ini dapat berupa
imaginasi maupun nyata. Hambatan ini terdiri terdiri atas : persepsi
mengenai ketidaktersediaan, tidak menyenagkan, biaya, kesulitan atau
penggunaan waktu untuk tindakan-tindakan khusus. Hambatan-hambatan
ini sering dilihat sebagai blocks, rintangan dan personal cost dari perilaku
yang diberikan. Hilangnya kepuasan dalam menghindari atau
menghilangkan perilaku-perilaku yang meruska kesehatan seperti
merokok, atau makan makanan tinggi lemak untuk mengadopsi perilaku
atau gaya hidup yang lebih sehat juga dapat menjadi suatu halanagan.
Halangan ini biasanya membangunkan motivasi untuk menghindari
perilaku-perilaku yang diberikan.

Bila kesiapan untuk bertindak rendah dan hambatan tinggi maka tindakan
ini tidak mungkin terjadi. Jika kesiapan untuk bertindak tinggi dan
hambatan rendah kemungkinan untuk melakukan tindakan lebih besar.
Barier tindakan seperti yang dilukiskan dalam HpM mempengaruhi
promosi kesehatan secara langsung dengan bertindak sebagai blocks
terhadap tindakan seperti penurunan komitmen untuk merencanakan
tindakan.

c. Kemajuan Diri (Perceived Self Efficency)

Self efficancy seperti didefinisikan oleh Bandura adalah judgment atau


kepetusan dari kapabilitas seseorang untuk mengorganisasi dan
menjalankan tindakan secara nyata. Tidak ada concern dengan satu
ketrampilan yang dimiliki tetapi alasan dari apa yang dapat dilakukan
dengan apapun ketrampilan yang dimiliki. Judgment dari personal efficacy
dibedakan dari harapan yang ada dalam tujuan.

Personal efficacy adalah judgmnet dari kemampuan untuk menyelesaikan


tingkat performance yang pasti, dimana tujuannya atau harapannya adalah
suatu judgment dari suatu konsekuensi (contohnya benefit dan cost)
sebanyak motivasi individu untuk melibatkan perilaku-perilaku yang
mereka lalui. Perasaan untuk melibatkan atau ,emjalankan perilaku yang
lebih banyak daripada perasaan ceroboh dan tidak terampil.

Pengetahuan individu tentang self efficancy didasarkan pada 4 type


informasi :

1. Pencapaian prformance dari perilaku yang dilaksanakan secara


nyata dan evaluksan akan secara nyata dan evaluasi performance
yang berhubungan dengan beberapa standar pribadi atau umpan
balik yang diberikan oleh orang lain.
2. Pengalaman-pengalaman dari mengobservasi performance orang
lain dan hubungan dengan evaluasi diri sendiri dan umpan balik
dari orang lain.
3. Ajakan secara verbal kepada orang lain bahwa ia mempunyai
kmampuan untuk melaksanakan tindakan tertentu.
4. Kondisi psikologis (kecemasan, ketakutan, ketenangan) dari mana
seseorang menyatakan kemampuannya.
Dalam HPM, self eficacy yang diperoleh dipengaruhi oleh aktivity related
affeck. Makin positif affeck, makin besar persepsi eficacynya, sebaliknya
self eficacy memeperngruhi hambatan tindakan, dimana eficacy yang
tinggi akan mengurangi persepsi terhadap hambatan untuk melaksanakan
perilaku yang ditargetkan. Self eficacy memotivasu perilaku promosi
kesehatan secara langsung dengan harapan eficacy dan secara tidak
langsung dengan memepengaruhi hambatan dan komitmen dalam
meaksanakan tindakan.

d. Activity-Related Affect (Afek atau sikap yang berhubungan dengan


aktivitas)
Perasaan subjektif muncul sebelum, saat dan setelah perilaku didasarkan
pada sifat stimulus perilaku itu sendiri. Respon afektif ini dapat ringan,
sedang atau kuat dan secara sadar dinamai, disimpan di dalam memori dan
dihubungkan dengan pikiran-pikiran perilaku selanjutnya. Respon-respon
afektif terhadap perilaku khusus terdiri atas 3 komponen yaitu : emosional
yang muncul terhadap tindakan itu sendiri (activity-releted), menindak diri
sendiri (self releted), atau lingkungan dimana tindakan itu terjadi (context-
releted).

Perasaan yang dihasilkan kemungkinan akan mempengaruhi apakah


individu akan mengulang perilaku itu lagi atau mempertahankan perilaku
lamanya. Perasaan yang tergantung pada perilaku ini telah diteliti sebagai
determinan perilaku kesehatan pada penelitian terakhir. Afek yang
berhubungan dengan perilaku mencerminkan reaksi emosional langsung
terhadap pemikiran tentang perilaku tersebut, yang bisa psotof atau
negative. Apakah perilaku tersebut menggembirakan, menyenangkan,
membingungkan, atai tidak menyenangkan. Perilaku yang berhubungan
dengan afek positif kemungkinan akan di ulang dan yang negative
kemungkinan akan dihindari. Beberapa perilaku bisa menimbulkan
perasaan positif dan negatif. Dengan demikian, keseimbangan relative
dianta afek positif dan negatif sebelum, saat dan setelah perilaku tersebut
merupakan hal yang penting untuk diketahui. Activity-releted Affect ini
berbeda dari dimensi evaluasi terhadap sikap yang dikemukakan oleh
Fishbein dan Ajzen. Dimensi evaluasi terhadap sikap lebih mencerminkan
evaluasi afektif pada hasil spesifik dari suatu perilaku dari pada respon
terhadap sifat stimulus perilaku itu sendiri.

Untuk beberapa perilaku yang diberikan, rentang penuh dari perasaan


negatif dan positif harus diuraikan sehgingga keduanya dapa diukur secara
akurat. Dalam beberapa intrument untuk mengukur afek, perasaan negatif
diuraika secara lebih luas dari pada perasaan positif. Hal ini tidak
mengherankan karena kecemasan, ketakutan dan depresi telah diteliti lebih
banyak dibandingkan perasaan senang, gembira dan tenang. Berdasarkan
teorinkognitif sosial terdapat hubungan antara self efficacy dan activity-
releted affect. McAulay dan Courneya menemukan bahwa respon
afekpositif saat latihan merupakan predictor yang penting terhadap
efficacy setelah latihan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bandura bahwa
respon emosional dan pengaruhnya terhadap keadaan psikologis saat
melakukan suatu perilaku berperan sebagai sumber informasi efficacy.
Dengan demikian, activity-releted Affect dikatakan mempengaruhi
perilaku kesehatan secara langsung maupun tidak langsung melalui self-
efficacy dan komitmen terhadap encana tindakan.

e. Interpersonal Influences
Menurut HPM, perngaruh interpersonal adalah menegenai perilaku,
kepercayaan atau pun sikap terhadap orang lain. Kesadaran bisa atau tidak
bisa sesuai dengan kenyataan. Sumber utama pengaruh interpersonal
padda perilaku promosi kesehatan adalah keluarga (orang tua dan saudara
kandung), teman atau petugas perawatan kesehatan.
Pengaruh interpersonal meliputi :
1. Norma (harapan dari orang-orang yang berarti)
2. Dukungan sosial (dorongan intrumental dan emosional)
3. Modeling pemebelajaran melalui mengobservasi perilaku khusus
seseorang.
Tiga proses interpersonal ini pada sejumlah penelitian kesehatan tampak
menprediposisi seseorang untuk melaksanakan perilaku promosi
kesehatan.

Norma sosial membentuk standar pelaksanaan yang dapat dipakai atau


ditolak oleh individu.

Dukungan sosial untuk suatu perilaku meneyediakan sumber-sumber


dukungan yang diberikan oleh orang lain.

Modeling menggambarkan komponen berikutnya dari perilaku kesehatan


dan merupakan strategi yang penting bagi perubahan perilaku dalam
kognitif social.

Pengaruh interpersonal mempengaruhi perilaku promosi kesehatan secara


langsung maupun tidak langsung melalui tekanan social atau dorongan
untuk komitmen terhadap rencan tindakan.
Individu sangat berbeda dalam sensitivitas mereka terhadap harapan,
contoh dan pujian orang lain. Namun, diberikan motivasi yang cukup
untuk berperilaku dalam cara yang konsisten dengan pengariuh
interpersonal, individu mungkin akan melakukan perilaku-perilaku yang
akan menimbulkan pujian dan dukungan sosial bagi mereka. Agar
pengaruh interpersonal memiliki efek, individu haruslah menyelesaikan
perilaku tersebut harapan dan input orang lain, memahaminya dan
menyatukan kedalam kesadaran yang mewakili perilaku yang telah
diberikan.
Kemungkinan untuk mempengaruhi dapat bervariasi perkembangannya
dan lebih khusus tampak pada orang dewasa. Beberapa kebudayaan
mungkin lebih menekankan pada pengaruh interpersonal dari pada yang
lainnya.
Contohnya : familismo diantara populasi Hispanic dapat mendorong
seseoraang untuk melaksanakan perilaku khusus bagi kebaikan keluarga
dari pada bagi pencapaian personal.
f. Pengaruh Situasional (Situational Influences)
Persepsi dan kesadaran personal terhadap berbagai situasi atau keadaan
dapat memudahkan atau menghalangi suatu perilaku. Pengaruh situasi
pada perilaku promosi kesehatan meliputi persepsi terhadap pilihan yang
ada, kharakteristik perminatan, dan ciri-ciri estetik dari suatu lingkungan
dimana perilaku tersebut dilakukan. Kaplan dan kaplan, dalam kerja
mereka di lingkungan yang dikembalikan natural, telah menekankan
kesadaran bagaimana lingkungan atau keadaan situasional dapat
mempengariuhi kesehatan dan perilaku kesehatan. Individu tertarik dan
lebih kompeten dalam perilakunya di dalam situasi atau keadaan
lingkungan yang yang mereka rasa lebih cocok dari pada lingkungan yang
tidak cocok, lingkungan yang berhubungan dari pada yang asing,
lingkungan yang aman dan menyakinkan dari pada lingkungan yang tidak
aman dan mengancam. Lingkungan yang menarik juga lebih diinginkan
untuk melaksanakan perilaku keehatan.
Dalam HPM, pengaruh situasional telah dikemukakan sebagai pengaruh
langsung pada perilaku kesehatan. Situasi dapat secara langsung
mempengaruhi perilaku dengan menyediakan suatu lingkungan yang diisi
dengan petunjuk-petunjuk yang akan menimbulkan tindakan. Sebagai
contoh, suatu lingkungan yang ditulis dilatrang merokok akan
menciptakan karakteristik perilaku tidak merokok dilingkungan tersebut
seperti yang diminta.
Peraturam perusahaan untuk menggunakan alat pelindung pendengaran
akan menciptakan perilaku menggunakannya. Ke dua situasi ini
mendukung komitmen untuk tindakan kesehatan. Pengaruh situasioanl
telah memberikan sedikit perhatian kepada penelitian HPM sebelumnya
dan dapat diteliti lebih lanjut sebagai determinan yang secara potensial
penting bagi perilaku kesehatan. Mereka dapat dipegang sebagai kunci
penting dalam mengembangkan strategi baru yang lebih efektif untuk
memfasilitasi penerimaan dan pemeliharaan perilaku kesehatan.

3.Hasil Perilaku
Tanggung jawab untuk merencanakan tindakan (POA) merupakan awal
peristiwa perilaku. Tanggung jawab ini akan mendorong individu ke arah
perilaku kecuali kebutuhan berkompetisi yang tidak dapat dihindari oleh
individu atau pilihan berkompetisi tidak ditolak oleh individu.

a. Tanggung jawab untuk merencanakan tindakan (POA)

Manusia umumnya meningkatkan perilaku berorganisasi daripada tidak.


Menurut Ajzen dan Fishbein, kesenjangan adalah faktor utama yang
menentukan kemauan berperilaku. Tanggung dalam merencanakan
tindakan pada HPM yang telah direvisi menu jukan pokok yang mendasari
proses kognitif :

1. Tanggung jawab untuk melakukan tindakan yang


spesifik pada waktu dan tempat yang telah diberikan
dengan orang-orang tertentu atau secara sendirian,
dengan mengabaikan pilihan berkompetensi.
2. Mengidentifikasi strategi-strategi yang menetukan
untuk mendapatkan, membawa dan memperkuat
perilaku.
3. Kebutuhan mengidentifikasi strategi-strategi
spesifik digunakan pada tempat yang disengaja dan
yang lebih lanjut bahwa perencanaan tindakan
(POA) yang dikembvangkan oleh perawat dan klien
akan sukses di implemestasikan.

Contohnya strategi perjanjian terdiri dari tindakan atau aksi persetujuann


satu sama lain dimana tanggung jawab satu kelompok dengan pemanham
bahwa kemlompok lain akan menyediakan beberapa penghargaan yang
nyata atau kekuatan jika kelompok pertama bertanggung jawab secara
terus menerus. Strategi-strategi dapat dipilih oleh klien untuk memberikan
kekuatan terhadap perilaku kesehatan menurut pilihan mereka sendiri dan
berdasarkan tahap perubahan yang mereka hadapi.
Tanggung jawab sendiri tanpa strategi-strategi dari teman sejawat sering
menghasilkan “tujuan yang baik” namun gagal membentuk autau nilai
perilaku kesehtan.

b. Kebutuhan untuk segera berkompetisi dan pilihan-pilihan kebutuhan


Untuk segera berkompetisi atau pilihan-pilihan merujuk pada alternatif
perilaku yangvmemaksakan kedalam kebingungan sebagai bagian dari aksi
yang mungkin terjadi sebelumnya dan segera diharapkan menjadi perilaku
promosi kesehtan yang direncanakan.

Kebutuhan berkompetisi dipandang sebagai perilaku alternatif fimana


individu relatif memiliki level kontrol yang rendah karena ketergantungan
terhadap lingkungan seperti berkerja atau tanggung jawab perawatan
keluarga. Kegagalan berespon terhadap suatu kebetulan dapat memiliki
efek yang tidak menguntungkan untuk diri sendiri atau untuk ahal-hal lain
yang penting. Pilihan berkompetisi dipandang sebagai alternatif perilaku
dengan kekuatan penuh yang bersifat lebih yang mana individu relatif
menggunakan level kontrol yang tinggi. Mereka dapat mengeluarkan
perilaku promosi kesehatan dan setuju menjadi perilaku kompetensi
tergantung pada kemampuannya menjdai pengatur diri. Contoh dari
“memberi” pilihan kompetensi adalah memilih makanan tinggi lemak
daripada rendah lemak karena rasa atau selera pilihan mengemudi dengan
melewati reaksi selalu berlatih berhenti dimall (suatu pilihan untuk
melihat-lihat atau belanja dari pada berolahraga). Kedua kebutuhan
kompetisi dan pilihan dapat menggelincirkan suatu yang rencana tindakan
yang salah satunya telah dilakukan. Kebutuhan kompetii dapat berbeda
dari rintangan yang harus dibawa oleh individu dan perilaku yang tidak
diantisipasi berdasarkan pada kebutuhan eksternal atau hasil yang tidak
baik atau menguntungkan dapat terjadi. Pilihan kompetisi dapat berbeda
dari rintangan seperti kekurangan waktu, karena pilihan kompetisi adlah
dorongan terakhir yang didasari pada hiraki pilihan yang menggelincir
suatu rencana untuk tindakan kesehatan yang positif.
Ada terdapat bermacam kemampuan individu untuk mendukung perhatian
dan menghindari gangguan. Beberapa individu dapat memepengaruhi
perkembangan atau secara bilogis menjadi lebih mudah dipengaruhi
selama tindakan daripada yang lain. Hambatan pilihan kompetensi
memerlukan latihan dari pengaturan diri sendiri dan m mengontrol
kemampuan. Komitmen yang kuat untuk merencanakan tindakan dpat
mendukung pengabdian untuk melengkapi suatu poerilaku mengingat
kebutuhan akan kompetensi atau pilihan.

Didalam HPM, kebutuhan kompetisi dengan segera dan pilihan secara


langsung mempengaruhi kemungkinan terjadinya perilaku kesehatan
sebagaimana pengaruh tanggung jawab moderat.

c. Perilaku Promotion Kesehatan


Variabel pada model ini telah ditujukan secara ekstensif melalui buku
sehingga disini memerlukan sedikit diskusi yang lebih jauh. Perilaku
promosi kesetan adalah titik akhir atau hasil Tindakan pada HPM.
Bagaimanapun, harus dicatat bahwa perilaku promosi kesetan pada
akhirnya adalh langsung bertujuan untuk mencapai hasil kesehatan yang
positif bagi klien. Perilaku promosi kesehatan, khusunya Ketika
berintegrasi menjadi gaya hidup sehat yang meliputi semua aspek
kehidupan, menghasilkan pengalaman kesehatan yang positif disepanjang
proses kehidupan.
h

https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=rSY0EAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA29&dq=model+dal
am+promkes+health+promotion+model&ots=CblfQYUQH0&sig=6U
q0BFHOviXuCvElKanicUgFXMw&redir_esc=y#v=onepage&q=mod
el%20dalam%20promkes%20health%20promotion
%20model&f=false

https://www.scribd.com/document/456344707/HEALTH-
PROMOTION-MODEL

https://repository.unair.ac.id/76616/2/KKC%20KK%20FKP.N.192-
18%20Hid%20h%20SKRIPSI.pdf
https://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/28269/
Chapter%20II.pdf?sequence=3&isAllowed=y IKI
https://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/28269/
Chapter%20I.pdf?sequence=4&isAllowed=y

. Mendeskripsikan Sejarah Nola J. Pender


b. Mendeskripsikan Model Promosi Kesehatan Nola J. Pender.
c. Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan Model Promosi
Kesehatan Nola J.
Pender.
d. Mendeskripsikan Model Promosi Kesehatan Nola J. Pender dalam
lingkup
komponen paradigm

https://repository.unair.ac.id/78426/2/TKP%2089_18%20Mab
%20a.pdf MAB’RUROH, U. L. U. M. (2018). Analisis Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Santri Husada dalam Membentuk Santri
Sehat Berdasarkan Teori Health Promotion Model (Doctoral
dissertation, Universitas Airlangga).**

Anda mungkin juga menyukai