Anda di halaman 1dari 8

Teori Keperawatan Nola J.

Pender

Abstrak
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosio-spiritual yang komprehensif. Teori keperawatan Nola J. Pender tentang “Health
Promotion Model” HPM yang menjelaskan bahwa perilaku kesehatan merupakan hasil tindakan
yang ditujukan untuk mendapatkan hasil kesehatan yang optimal. Pender menggabungkan konsep
manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Model ini menggabungkan 2 teori yaitu teori
nilai harapan dan teori kognitif sosial, HPM membagi proposisi utama dalam tiga kategori utama:
karakteristik individu dan pengalaman, kognisi perilaku spesifik dan mempengaruhi, dan hasil
perilaku. Fenomena yang terjadi pasien gagal ginjal kronis adalah pengoptimalian terapi
hemodialsis. Kejadian saat ini di pelayanan kesehatan untuk meningkatkan adekuasi hemodialsis
biasanya dengan menigkatkan QB (Quick Blood), ultrafiltrasi dan penambahan lama waktu
hemodialisis, tetapi terdapat resiko seperti mual, pusing dan kram otot. Exercise
intradialisis merupakan pergerakan terencana, terstruktur yang dapat membantu pengoptimalan
terapi hemodialsis.
Kata kunci : Health Promotion Model, Gagal Ginjal Kronis
Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosio-spiritual yang komprehensif. Keperawatan professional diterapkan dengan
mengaplikasikan ilmu dan teori keperawatan dalam praktek, pendidikan dan riset keperawatan.
Ilmu keperawatan dalam memenuhi tuntutan dan tekanan masyarakat harus dikembangkan
berdasarkan pemahaman pada konsep dan teori keperawatan. Pengembangan berdasarkan teori ini
dimaksudkan agar dalam pengaplikasiannya tidak menyimpang dari model atau konsep
keperawatan yang sudah ada. Seperti teori yang akan dibahas, yaitu teori keperawatan Nola J.
Pender tentang “Health Promotion Model” (HPM) yang menjelaskan bahwa perilaku kesehatan
merupakan hasil tindakan yang ditujukan untuk mendapatkan hasil kesehatan yang optimal
(Alligood, 2014). Teori ini merupakan sebuah model konseptual yang darinya teori-teori middle-
range dapat dikembangkan.
Model ini menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan dan teori kognitif sosial yang
konsisten dengan semua teori yang memandang pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit adalah suatu yang hal logis dan ekonomis (Alligood, 2014). Di seluruh dunia lebih 50
juta orang terkena gagal ginjal, lebih1 juta orang melakukan terapi pengganti ginjal seperi
transplantasi ginjal dan dialisis. Dari survey PERNEFRI (Perkumpulan Nefrologi Indonesia),
(2015) pada tahun 2012 terdapat 16.040 pasien gagal ginjal, meningkat pada tahun 2015 menjadi
51.604 pasien. Provinsi DIY terdapat 1.293 orang mengalami tindakan HD rutin dan 34 menjalani
HD akut setiap bulan. Fenomena yang terjadi di pelayanan adalah pasien yang menjalani cuci
darah tetapi hasil yang didapatkan kurang baik, banyak faktor yang mengakibatkan
ketidakefektifan terapi ini, misalnya faktor diet pasien yakni pasien kesulitan jika harus mengatur
dan komitmen tentang asupan makanan.
Armezya et al., (2014) dalam penelitainnya bahwa terdapat 38% pasien mengalami
tindakan hemodialysis tidak adekuat. Hal serupa dikemukanan oleh Tri Catur, (2014) bahwa
pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialsis selama 3 bulan tidak mengalami perubahan
hasil adekuasi yang signifikan. Perawat harus mengerti dan memikirkan usaha peningkatan derajat
kesehatan, skema untuk upaya peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga, komunitas,
lingkungan dan masyarakat. Sulistyowati, (2011) promosi kesehatan adalah memberdayakan dan
menghadapi masalah kesehatan dengan cara mencegahnya dan mengatasi masalah yang sudah
terjadi dengan menanganinya secara efektif dan effisien
Biografi Nola J. Pender
Nola J. Pender berkomitmen pertama kali pada profesi keperawatan ketika berusia 7 tahun.
Saat itu ia mengobservasi pemberian asuhan keperawatan pada bibinya yang masuk rumah sakit.
Rasa kenginan untuk memberikan perawatan kepada orang lain dikembangkan melalui
pengalaman dan pendidikan yang ia yakini sebagai profesi yang menolong orang lain. Lahir pada
16 agustus 1941 di Lansing Mighican, pender merupakan anak semata wayang dari orang tua yang
mendukung pendidikan kepada perempuan. Riwayat pendidikan tahun 1962 menerima gelar
diploma dari Sekolah Keperawatan di West Suburban Hospital di Oak Park dan kemudian bekerja
di unit medikal bedah dan berlanjut ke unit pediatrik di rumah sakit Michigan. Menerima gelar
sarjana keperawatan tahun 1964 di Michigan State University dan 1965 menamatkan gelar
masternya, dan tahun 1969 menyelesaikan program doktoralnya bidang psikologi dan pendidikan
di Rush University. Pengalaman dan pendidikan menanamkan keinginannya untuk peduli dengan
orang lain dan mempengaruhi kepercayaannya bahwa tujuan dari seorang perawat adalah
membantu orang lain (Alligood, 2014).
Percakapan dengan Dr. Beverly McElmurry di Northern Illionis University dan bacaan
High-Level Willnes karangan Halpert Dunn (1961) menginspirasi ide tentang kesehatan dan
keperawatan. Pernikahan dengan Albert Pender, seorang guru besar bisnis dan ekonomi dan
kemudian menulis buku tentang ekonomi untuk pelayanan kesehatan. Dan kelahiran anak pertama
membuatnya meningkatkan motivasi untuk mempelajari lebih jauh tentang bagaimana
memperbaiki kesehatan.
Pengalaman bidang psikologis, dan pendidikannya membawanya untuk menggunakan
perspektif keperawatan yang holistik, psikologikal, dan teori pembelajaran sebagai pondasi Health
Promotion Model (HPM), pada tahun 1975 pender menerbitkan “A Conceptual Model for
Prefentive Health Behaviour” merupakan basis untuk mempelajari bagaimana individu
memutuskan pelayanan kesehatan untuk mereka sendiri dalam konteks keperawatan.
Edisi pertama buku asli pender “Health Promotion in Nursing”(1982) kemudian direvisi
1987, edisi ke 3 tahun 1996 dan edisi ke 4 tahun 2002. Tim pender mengembangkan profil gaya
hidup yang mempromosikan kesehatan. Pender telah mempromosikan aktifitas akademis dalam
keperawatan dengan ikut dalam Sigma Theta Tau Internasional sebagai presiden Midwes Nursing
Research Society dari tahun 1985 sampai 1987 dan ketua kabinet Penelitian Keperawatan milik
American Nurses Association.
Pada tahun 1998, pender ditugaskan U.S Preventive Services Task Force selama 4 tahun
untuk mengevaluasi bukti ilmiah dan membuat rekomendasi spesifik yang bersifat pencegahan.
Saat menjabat wakil dekan di Sekolah Keperawatan University of Michigan, Pender
mempromosikan penelitian interdisipliner, penelitian berbasis sains dan menautkan penelitian
dengan peramuan kebijakan kesehatan. Pender telah banyak menerbitkan artikel mengenai latihan
fisik, perubahan perilaku dan pelatihan terhadap relaksasi sebagai aspek promosi kesehatan
(Alligood, 2014).
Konsep Teori Nola J. Pender
Konsep pelayanan keperawatan dari model kuratif ke arah promotif dan preventif mendorong
lahirnya tentang Health Promotion Model oleh Pendder. Melalui 2 teori yaitu mengenai teori nilai
harapan dan teori kognitif sosial. Teori nilai harapan (expectancy value) adalah pemahaman
bahwa perilaku sehat bersifat rasional dan ekonomis, ada dua hal pokok yaitu: hasil tindakan
bersifat rasional dan ekonomis dan pengambilan tindakan untuk menyempurnakan hasil yang
diinginkan. Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory) teori ini menekankan pengarahan diri,
pengaturan diri, dan persepsi terhadap kemajuan diri. Teori ini mengemukakan bahwa manusia
memiliki kemampuan dasar antara lain: pengalaman sebagai petunjuk dimasa akan datang,
berpikiran ke depan, belajar dari pengalaman orang lain, pengaturan diri dan refleksi diri.
Revisi Model Promosi Kesehatan
Terdapat 3 landasan HPM yaitu: sikap yang berhubungan dengan aktivitas, komitmen pada
rencana tindakan, dan adanya kebutuhan yang mendesak. Pertama sikap yang berhubungan dengan
aktifitas meliputi karakteristik individu dan pengalaman individu diketahui bahwasannya manusia
itu bersifat unik dan selalu belajar dari setiap pengalaman baik pribadi maupun orang lain. Faktor
yang mempengaruhi antara lain faktor biologi seperti usia, body mass indeks, status pubertas,
status menopause, kapasitas aerobik, kekuatan, ketangkasan atau kesimbangan, faktor psikologi
mengenai self esteem, motivasi diri dan status kesehatan dan sosiokultural yang meliputi suku,
etnis, akulturasi, pendidikan dan status sosio ekonomi.
Kedua tentang kognitif behaviour spesifik dan sikap, pada tahap ini dibagi 6 kategori yaitu
mengenai penilaian terhadap manfaat tindakan secara langsung dapat memotivasi perilaku kearah
positif. Hambatan tindakan adalah sikap yang langsung menghalangi kegiatan melalui
pengurangan komitmen terhadap rencana kegiatan. Kemajuan diri yaitu kemampuan seseorang
dalam mengorganisasi dan melakukan tindakan yang tidak menyangkut skill yang dimiliki. Sikap
yang berhubungan dengan aktivitas seperti tindakan yang diambil, emosi yang timbul pada
kegiatan serta lingkungan di mana kegiatan itu berlangsung. Pengaruh interpersonal mengenai
perilaku, kepercayaan atau sikap kepada orang lain. Sumber utama interpersonal dari keluarga
kelompok dan pemberi pengaruh pelayanan kesehatan. Pengaruh interpersonal terdiri dari norma,
sosial support dan model (belajar dari pengalaman orang lain). Pengaruh situasional yaitu situasi
yang dapat mempengaruhi perilaku dengan mengubah lingkungan.
Terakhir yang ketiga mengenai perilaku yang diharapkan, tahapan ketiga ini dikategorikan
dalam 3 tahapan yaitu mengenai komitmen terhadap rencana tindakan dengan komitmen untuk
melaksanakan tindakan sesuai waktu dan tempat dengan orang-orang tertentu atau sendiri tanpa
persaingan, pengaturan strategi tertentu untuk mendapatkan tujuan dan rencana kegiatan yang
dikembangkan oleh perawat dan klien untuk mencapai tujuan. Kebutuhan yang mendesak
merupakan perilaku alternatif sehingga tindakan yang mungkin dilakukan segera sebelum kejadian
terjadi suatu rencana perilaku promosi kesehatan. Hasil perilaku yaitu efek pencapaian tujuan
secara langsung ditujukan pada pencapaian hasil kesehatan positif untuk klien. Perilaku promosi
kesehatan terutama sekali terintegrasi dalam gaya hidup sehat yang menyerap pada semua aspek
kehidupan seharusnya mengakibatkan peningkatan kesehatan, fungsional dan kualitas hidup yang
lebih baik pada semua tingkat perkembangan.
Analisa Teori Nola J. Pender
Teori keperawatan Nola J. Pender tentang “Health Promotion Model” yang menjelaskan
bahwa perilaku kesehatan merupakan hasil tindakan yang ditujukan untuk mendapatkan hasil
kesehatan yang optimal. (Alligood, 2014). Model ini mengabungkan 2 teori yaitu teori nilai
harapan (expectancy value) dan teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang konsisten
dalam melihat pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit yakni bersifat logis dan
ekonomis. HPM membantu perawat dalam memahami perilaku kesehatan individu, yang menjadi
dasar konseling dalam meningkatkan gaya hidup sehat (Sukut et al., 2015).
Upaya promosi kesehatan juga diarahkan tidak hanya masalah pencegahan penyakit atau
kelemahan fisik tetapi kesejahteraan mental dan sosial yang menyeluruh guna mendapatkan
generasi berkarakter baik, perlu dilakukan pembinaan kesadaran sosial, terutama kepada keadaan
orang lain, pemahaman pikiran serta pemahaman terhadap situasi yang rumit dalam kehidupan dan
tujuan utama meningkatkan kesadaran, kemauan dan keterampilan dalam berperilaku sehat
(Asniar, 2013). Teori yang dikemukakan merupakan contoh berdasarkan pengalaman pribadi dan
hasil penelitian yang dikembangkan atas riset kualitatif dan kuantitatif, riset yang berhubugan
dengan HPM memberikan kontribusi pengembangan body of knowledge secara umum dari ilmu
keperawatan.
Namun teori ini mempunyai kelemahan seperti pada pasien cacat sejak lahir seperti
malfungsi sel yang berperan untuk daya tahan tubuh, sulit diterapkan pada ekonomi yang lemah
dan tingkat pendidikan rendah karena cenderung memenuhi kebutuhan dasarnya dibanding dengan
motivasi meningkatkan status kesehatan, membuhkan role model yang sempurna untuk
mempengaruhi masyarakat, tenaga kesehatan yang kurang mengaplikasikan teori ini dalam
mempengaruhi klien/masyarakat dan masyarakat lebih mempercayai budaya sehingga
mensosialisasikan dan mengaplikasikan teori ini kurang.
Aplikasi Teori Dengan Pendekatan Masalah Keperawatan
Terapi hemodialisis dikatakan optimal apabila memenuhi kriteria adekuasi hemodialsis
dengan penilai Kt/V dan nilai URR. Armezya et al., (2014) terapi hemodialysis mempunyai
pengaruh terhadap nilai URR pada pasien yang menjalani hemodialsisis, tetapi terdapat 38%
pasien mengalami tindakan hemodialysis tidak adekuat. Telah diketahui bahwa biasanya
untuk meningkatkan AHD dapat dilakukan dengan meningkatkan kecepatan aliran darah
menuju mesin HD dan volume darah yang disaring mesin HD, tetapi perlu diketahui bahwa
langkah tersebut bisa berakibat mual, pusing dan kram otot (Tria Firza, Aminah, & Adam Riyadi,
2015). Penelitian Hartanti (2016) bahwa exercise intradialisis berpengaruh meningkatkan nilai
URR pasien gagal ginjal kronik. Hasil penelitian (Nur Muji, I Ketut, & Haryanto, 2017)
menunjukkan bahwa kombinasi stretching exercise dan pernafasan yoga efektif untuk menurunkan
tekanan darah pasien gagal ginjal.
Oleh karena itu exercise intradialisis perlu dipahami dan diketahui oleh pasien gagal ginjal
kronis sehingga dapat diaplikasikan saat melakuakan terapi hemodialsis guna meningkatkan
kesehatan dan mencegah komplikasi. Pasien gagal ginjal harus mampu melakukan pengolahan
terhadap penyakitnya untuk mencegah terjadinya komplikasi yang mamperberat keadaan pasien
dan memaksimalkan aspek yang ada dalam dirinya untuk menentukan pilihan terbaik.
Promosi kesehatan merupakan konsep dalam pemberdayaan kemampuan individu atau
keluarga untuk meningkatkan kesehatan. HPM membantu perawat dalam menolong dan
mengindentifikasi faktor terhadap kesehatan dan perilaku sehat yang sudah dilakukan guna
membentuk perilaku baru yang dapat mencapai kesehatan yang optimal (Utami, 2017). Peran
perawat dalam keperawatan Pender adalah mencegah pasien gagal ginjal kronis kearah yang lebih
buruk dengan mengajak individu dan lingkungan sekitar agar berperilaku positif terhadap
pemeliharan dan peningkatan kesehatan, meningkatkan motivasi dan komitmen agar pasien gagal
ginjal terhindar dari komplikasi. Pada penelitian (Nuari & Kartikasari, 2015) mengidentifikasi
faktor personal, manfaat tindakan yang dirasakan dan hambatan untuk bertindak berpengaruh
segnifikan dalam mempengaruhi self empowerment. Tidak seperti model pencegahan kesehatan
lainya, HPM menekankan pada metode motivasi positif (Nuari & Kartikasari, 2015).
Pandangan Islam Tentang Teori Nola J. Pender

Islam adalah agama yang menganjurkan manusia untuk hidup bersih, sehat dan cinta
lingkungan. Tidak ada kesenjangan antara kemuliaan ajaran islam dengan perilaku kehidupan
sehari-hari dari sudut kesehatan. Salah satu metode promosi kesehatan dalam Islam adalah
penyampaian ajakan hidup sehat melalui dakwah yang dilakukan oleh para muballigh. Hal ini
sesuai dengan firman Allah Q.S. Ali Imran 104 yang berarti “Hendaklah ada di antara kalian
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah
dari munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
Diungkapkan dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 71 yang berbunyi “ Dan ornag-
orang yang beriman, lelaki dan permpuan sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi
sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf (kebaikan), mencegah dari
munkar (keburukan), mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-
Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana”.
Pengkajian Teori Nola J. Pender
Berdasarkan Model Promosi Kesehatan, perawat harus melakukan pengkajian
komprehensif agar dapat mengembangkan rencana asuhan keperawatan. Pengkajian yang
dilakukan oleh perawat adalah: langkah pertama pengkajian tentang perilaku sebelumnya yang
mencakup kebiasaan individu, hambatan dari perilaku yang dilakukan, manfaat dari perilaku yang
dilakukan, penyakit yang pernah diderita, sumber pelayanan kesehatan dan upaya yang pernah
dilakukan dalam meningkatkan kesehatan. Langkah kedua pengkajian tentang faktor personal,
faktor psikososial dan faktor sosial budaya. Langkah ketiga pengkajian tentang perilaku spesifik
dalam pengatuhan dan sikap, pengkajian ini mengali tentang pemikiran dan sikap yang mungkin
atau sudah dilakukan seperti mengkaji mengenai manfaat/harapan dari tindakan, hambatan dalam
mewujudkan tujuan dan menilai kemajuan yang dilakukan dengan wujud dari perilaku,
pengalaman, ajakan, kondisi psikologis (kecemasan).
Langkah keempat yaitu mengkaji tentang reaksi emosional terhadap perubahan perilaku,
apakah dengan menghindar, mempertahankan atau bahkan dapat merubah perilaku. Langkah
kelima melakukan pengkajian dalam pengaruh situasional seperti keadaan disekitar yang meliputi
lingkungan rumah, sanitasi dan komunitas. Langkah keenam pengkajian dalam hubungan
interpersonal seperti apa dukungan yang diberikan oleh lingkungan sekitar, role model seperti
panutan dan kebudayaan yang mencakup nilai-nilai kepercayaan. Langkah terakhir yaitu
pengkajian fungsi keluarga yaitu fungsi efektif dan fungsi perawatan keluarga.
Kesimpulan
Teori pender memiliki konsep paradigma keperawatan adalah menggabungkan konsep
manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan dengan pelayanan kesehatan dari kuratif ke arah
promotif dan peventif. Teori Pender pertama menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan
(expectancy value) dan teori kognitif social (social cognitive theory). Pada revisi model promosi
kesehatan menambahkan sikap yang berhubungan dengan aktivitas, komitmen pada rencana
tindakan, dan adanya kebutuhan yang mendesak.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorists and Their Work. Elsevier Mosby (8th ed.). Elsevier.
https://doi.org/10.5172/conu.2007.24.1.106a
Armezya, W., Nasrul, E., & Bahar, E. (2014). Pengaruh Hemodialisis terhadap Urea Reduction Ratio
pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium V di RSUP Dr . M . Djamil Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas, 5(2), 300–305.
Asniar. (2013). Pengembangan Sikap ” Caring ” Pada Anak Usia Sekolah Sebagai Upaya Promosi
Kesehatan. Idea Nursing Journal, 1. https://doi.org/2087-2879
Hartanti, R. D. (2016). Exercise Intradialisis Meningkatkan Nilai URR Pasien Gagal Ginjal Kronik
Dengan Hemodialisis. The 3 Rd Universty Research Colloquit, 533–541. https://doi.org/2407-
9189
Nuari, N. A., & Kartikasari, M. (2015). Peningkatan Self Empowerment dan Kualitas Hidup Pasien
Diabetes Mellitus Tipe Ii dengan Pendekatan Diabetes Empowerment Education berbasis Health
Promotion Model. Jurnal Ners, 10(2), 279–288.
Nur Muji, A., I Ketut, S., & Haryanto, J. (2017). Efektifitas Stretching Exercise Dan Pernafasan Yoga
Terhadap Regulasi Tekanan Darah Dan Kualitas Hidup Klien ESRD Yang Menjalani Hemodialisis
Di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10. No 2, 226–233.
PERNEFRI (Perkumpulan Nefrologi Indonesia). (2015). 8th Report Of Indonesian Renal Registry, 1–
45.
Sukut, S. S., Arif, Y. S., & Qur, N. (2015). Faktor Kejadian Diare Pada Balita Dengan Pendekatan Teori
Nola J. Pender di IGD RSUD Ruteng. Jurnal Pediomaternal, 3(2).
Sulistyowati, L. S. (2011). Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan (Panduan bagi Petugas
Kesehatan di Puskesmas), 118. https://doi.org/KEMENTERIAN KESEHATAN RI PUSAT
PROMOSI KESEHATAN
Tria Firza, K., Aminah, S., & Adam Riyadi, M. (2015). Pengaruh Dializer Cellulose Triacetate
Terhadap Penurunan Kadar Ureum Pada Pasien ERSD Yang Menjalani Hemodialisa. Jurnal
Kesehatan Budi Luhur, 8(150).
Tri Catur, S. (2014). Efektivitas Dosis Hemodialisis Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Di Rsu Dokter
Soedarso Pontianak. Universitas Tanjungpura.
Utami, T. A. (2017). Promosi Kesehatan Nola Pender Berpengaruh terhadap Pengetahuan dan
Kepatuhan ODHA Minum ARV. Indonesian Journal of Nursing and Midwifery, 5(1), 58–67.
https://doi.org/2354-7642/2503-1856

Anda mungkin juga menyukai