Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu tujuan pokok dalam pembangunan kesehatan adalah peningkatan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat mengatasi sendiri masalah kesehatan sederhana terutama
melalui upaya peningkatan, pencegahan dan penyembuhan. Peningkatan derajat kesehatan
yang terdiri dari strategi yang dihubungkan dengan gaya hidup individu dan pilihan
sendiri ;antara lain aktivitas fisik dan latihan fisik, nutrisi, tembakau, alkohol dan obat
terlarang lainnya. Rencana keluarga, kesehatan mental dan kerusakan mental, emosi dan
ketergantungan obat-obatan serta pendidikan dan program berdasarkan komunikasi. Tujuan
itu akan dicapai antara lain melalui peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan.Hidup
sehat merupakan kebutuhan dan tuntutan yang semakin meningkat, walaupun pada
kenyataanya derajat kesehatan masyarakat Indonesia masih belum sesuai dengan harapan.
Sementara itu pemerintah telah mencanangkan
Sehat, yang merupakan paradigma baru yaitu paradigma sehat, yang salah satunya
menekankan pendekatan dan preventif dan mengatasi permasalahan di masyarakat.
Terjadinya pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan dan model medical
yang menitik beratkan pada pelayanan pada diagnosis dan pengobatan paradigma sehat yang
lebih holistik yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus
pelayanan. Perubahan paradigma pelayanan kesehatan dari kuratif kearah promitif dan
peventif ini telah di respon oleh ahli teori keperawatan Nola J. Pender dengan menghasilkan
karya tentang “Health Promotion Model” atau ,Model Promosi Kesehatan. Dalam makalah
ini akan dikemukakan tentang Model Promosi Kesehatan Nola J. Pender serta komponen
paradigma keperawatan tentang model promosi kesehatan.
1.2.   Rumusan masalah
1.      Bagaimana sejarah latar belakang teori Nola J. Pender?
2.      Apa saja konsep-konsep utama dari teori Nola J. Pender?
3.      Apa saja asumsi-asumsi utama keperawatan dari teori Nola J. Pender?
4.      Apa saja penegasan-penegasan yang ada dalam teori Nola J. Pender?
5.      Bagaimana penerimaan teori Nola J. Pender oleh komunitas keperawatan?
1.3.   Tujuan
1.      Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran nursing theory dari model promosi kesehatan dari Nola J.
Pender dalam lingkup layanan keperawatan.
2.      Tujuan Khusus
Untuk mengetahui latar belakang teori, konsep, asumsi serta penerimaan teori Nola J.
Pender
AB II
PEMBAHASAN
2.1.   Latar Belakang Teori Nola J. Pender
            Nola J. Pender dilahirkan tanggal 16 Agustus 1941 di Lansig, Michigan. Keterkaitan
pada keperawatan bermula dari Nola J. Pender berusia 7 tahun, pada saat mengamati para
perawat yang sedang memberi asuhan keperawatan pada bibinya di rumah sakit.
Keinginannya untuk memberikan perawatan kepada orang lain dikembangkan melalui
pengalaman dan pendidikan yang ia yakini sebagai profesi yang menolong orang lain. Pada
tahun 1962 merai gelar diploma keperawatan dan selanjutnya diterima bekerja di unit beda
RS Michigan. Tahun 1964, merai gelar BSN di Universitas State Michigan di East Lansig,
dan gelar MA pada bidang pertumbuhan dan perkembangan di Universitas Michigan di raih
pada tahun 1965. Gelar Ph.D di bidang psikologi dan pendidikan diraih tahun 1969 dari
Universitas Nort Westren di Evanston, IIIinois. Pemihakannya dengan Albert Pender seorang
asisten professor di bidang bisnis dan ekonomi memberikan informasi menghasilkan sebuah
tulisan tentang keperawatan dalam prepektif ekonomi. Tahun 1975, Dr. Pender
mempublikasikan model konseptual kesehatan preventif. Dasar studinya adalah bagaimana
individu membuat keputusan tentang perawatan kesehatan mereka sendiri dalam konteks
keperawatan. Artikel tersebut mengidentifikasikan faktor-faktor yang ditemukan dalam
pengambilan keputusan dan tindakan yang diperlukan individu dalam pencegahan. Pada
tahun 1982, edisi pertama promosi optimal tentang kesehatan pertama kali diterbitkan tahun
1987 dan mengalami revisi tahun 1996 yang
2.2.   Konsep Utama Teori Nola J. Pender
            Teori model konseptual Nola J. Pender di latar belakangi oleh adanya suatu bentuk
pergeseran paradigma, dimana pergeseran paradigma ini terjadi dalam suatu bentuk
pemberian pelayanan kesehatan yang menitik beratkan pada paradigma kesehatan dan
keperawatan yang lebih holistik dalam memandang sebuah penyakit dan berbagai gejala
penyebabnya, bukan sebagai fokus pelayanan kesehatan saja. Pada perubahan paradigama
inilah yang menjadikan perawat sebagai posisi kunci dalam berbagai peran dan fungsinya
dalam melakukan pelayanan kesehatan. Hampir semua lapisan dibidang pelayanan kesehatan
dalam melakukan pelayanan promosi dan preventif (pencegahan) kesehatan dilakukan oleh
para perawat. Oleh karena adanya promosi dan preventif kesehatan yang cenderung
dilakukan dan diupayakan oleh perawat inilah lahir sebuah teori dan modal konseptual dari
Nola J. Pender yang berjudul “Health Promotion Model” atau Model Promosi Kesehatan.
            Model promosi kesehatan ini merupakan sebuah teori yang menggabungkan 2 teori
yaitu Teori Nilai Harapan (Expectancy value) dan Teori kognitif Social (Social Cognitive).
Teori Pender tentang model promosi kesehatan ini konsisten dan berfokus pada pentingnya
promosi dan pencegahan kesehatan untuk dilakukan guna peningkatan kesehatan klien atau
masyarakat yang lebih baik dan optimal. Berikut ini penjelasan mengenai 2 teori yang
menjadi komponen terbentuknya teori model promosi kesehatan:
1)      Teori Nilai Harapan (Expectancy value theory)
Menurut teori ini, perilaku sehat klien maupun individu secara pribadi bersifat, rasional
atau ekonomi. Secara rasional individu akan bertindak sebagaimana mestinya dalam
mencapai sebuah apa yang mereka inginkan, dan juga mereka cenderung akan
mempertahankannya ketika keinginan tersebut telah dicapai, yaitu dengan cara :
v  Meningkatkan hasil yang ingin dicapai yang disebut sebagai nilai personal yang positif.
v  Peningkatan berdasarkan informasi yang tersedia untuk mencapai hasil yang dinginkan,
individu tidak akan melakukan sesuatu tindakan yang tidak berguna dan tidak bernilai bagi
dirinya. Individu tidak akan melakukan kegiatan walaupun kegiatan tersebut menarik bagi
dirinya jika dirasakan tidak mungkin kegiatan tersebut dicapainya.
2)      Teori Kognitif Sosial
Teori ini lebih cenderung sebagai model interaksi antara individu dengan lingkungan,
individu lain yang melibatkan perilaku sebagai suatu hal yang saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya. Dalam teori ini setiap individu harus mampu mempunyai pengetahuan
dan kemampuan yang lebih dalam membina hubungan dengan lingkungan sekitar untuk
mendukung proses adaptif, sehingga hal ini mampu menjadi pencegahan dan promosi
kesehatan yang dapat delakukan untuk menghindari kemungkinan terjadinya sakit.

2.3.Asumsi Dasar Dari Promosi Kesehatan


Pender(1996) menyatakan asumsi dasar HPM adalah manusia, lingkungan, dan kesehatan
yaitu sebagai berikut :
1)      Manusia mencoba menciptakan kondisi kehidupannya melalui apa yang bisa mereka
nyatakan dalam kesehatan mereka yang potensial.
2)      Manusia memiliki kapasitas untuk merefleksikan kesadaran diri, termasuk penilaian mereka
terhadap kemampuan yang dimiliki.
3)      Pertumbuhan nilai manusia diperlihatkan sebagai bentuk positif dan usaha untuk mencapai
keseimbangan personal yang dapat diterima antara perubahan dan stabilitas.
4)      Individu megusahakan pengaturan yang efektif terhadap perilakunya.
5)      Individual secara kompleksitas biopsikososial berinteraksi dengan lingkungan, perubahan
lingkungan yang progresif akan terjadi sepanjang masa.
6)      Rekonfigurasi yang dimulai oleh diri sendiri merupakan pola interaktif antara manusia dan
lingkungan sangat esensial untuk perubahan perilaku.
7)      Pembentukan kembali konsep dari manusia dengan lingkungan adalah penting untuk
perilaku

2.4.Proposisi Model Promosi Kesehatan

1)      Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi kepercayaan dan


perilaku untuk meningkatkan kesehatan.
2)      Manusia melakukan perubahan perilaku dimana mereka mengharapkan keuntungan yang
bernilai bagi dirinya.
3)      Rintangan yang disarankan dapat menjadi penghambat kesanggupan melakukan tindakan,
suatu mediator perilaku sebagiamana perilaku nyata.
4)      Promosi atau suatu pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk melakukan tindakan
dan perubahan dari perilaku.
5)      Pemanfaatan diri yang terbesar akan menghasilkan sedikit rintangan pada perilaku kesehatan
spesifik
6)      Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat menambah hasil
positif.
7)      Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan perilaku, maka
kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak.
8)      Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku itu menarik,
perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung perilaku yang sudah ada.
9)      Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber interpersonal yang
penting yang mempengaruhi, menambah atau mengurangi keinginan untuk perperilaku
promosi kesehatan.
10)  Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal padat menambah atau mengurangi keinginan
untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi kesehatan.
11)  Komitmen tersebut pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih memungkinkan perilaku
promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka waktu yang lama.
12)  Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang meunjukkan perilaku yang
diharapkan ketika seseorang mempunyai kontrol yang sedikit dan kebutuhan yang diinginkan
tidak tersedia. Komitmen pada rencana kegiatan kurang menunjukkan perilaku yang
diharapkan ketika tindakan-tindakan lain lebih atraktif dan juga lebih suka pada perilaku yang
diharapkan.
13)  Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan lingkungan fisik
yang mendorong melakukan tindakan kesehatan.

2.5. Revisi Model Promosi Kesehatan (HPM)


1)      Sikap yang berhubungan dengan aktifitas
Setiap manusia mempunyai karakteristik yang unik dan pengalaman yang dapat
mempengaruhi tindakannya, karakteristik individu atau aspek pangalaman dahulu lebih
fleksibel sebagai variabel karena lebih relevan para perilaku kesehatan utama atau sasaran
populasi utama.
2)      Komitmen rencana tindakan
Proses kognitif yang mendasar adanya rencana tindakan diantaranya :
a)      Komitmen untuk melaksanakan tindakan spesifik sesuai waktu dan tempat dengan orang-
orang tertentu atau sediri dengan mengabaikan persaingan.
b)      Identifikasi strategi tertentu untuk mendapatkan, melaksanakan atau penguatan terhadap
perilaku.
Rencana kegiatan dikembangkan oleh perawat dan klien dengan pelaksanaan yang
sukses, misalnya strategi dengan kontrak yang disetujui bersama-sama di mana satu
kelompok lain memberi nyata atau penguatan jika komitmen itu didukung. Komitmen sendiri
tanpa strategi yang berhubungan saling menghasilkan tujuan baik tetapi gagal dalam
membentuk suatu nilai perilaku kesehatan.
3)      Kebutuhan Yang Mendesak
Kebutuhan mendesak pilihan menjadi perilaku alternative yang mendesak masuk ke
dalam kesadaran sehingga tindakan yang mungkin dilakukan segera sebelum kejadian terjadi
(suatu rencana perilaku promosi kesehatan). Perilaku alternative ini menjadikan individu
dalam kontrol rendah. Karena lingkungan tak terduga seperti kerja atau tanggung jawab
merawat keluarga. Kegagalan merespon permintaan berakibat tidak menguntukan bagi diri
atau orang lain. Pilihan permintaan sebagai perilaku alternative dengan penguatan di mana
individu mempunyai level kontrol yang tinggi. Misalnya memilih makanan tinggi lemak dari
pada rendah lemak karena pilihan rasa, bau atau selera. Permintaan yang mendesak
dibedakan dari hambatan di mana individu seharusnya melaksanakan suatu alternative
perilaku berdasarkan permintaan eksternal yang tidak disangka atau hasil yang tidak sesuai.

2.6.Konteks Untuk Penggunaan Dalam Implikasi Keperawatan


Layanan promosi kesehatan sangat penting untuk meningkatkan kesehatan populasi di
mana-mana. Perlu dicatat bahwa orang dari segala usia bisa mendapatkan keuntungan dari
promosi kesehatan. Yang harus disampaikan di mana orang menghabiskan banyak waktu
mereka (misalnya sekolah dan tempat kerja). Perawat dapat mengembangkan dan
melaksanakan intervensi promosi kesehatan kepada individu, kelompok, dan keluarga di
sekolah, pusat perawatan, pengaturan kesehatan kerja dan masyarakat pada umumnya.
Perawat harus bekerja kearah pemberdayaan untuk perawatan diri dan meningkatkan
kapasitas 

Anda mungkin juga menyukai