Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 5

KONSEP PRINSIP DAN PARADIGMA PROMOSI KESEHATAN

KELOMPOK 5
 PAULUS S A LERMATAN
 PUTRI F BATKORMBAWA
 SENTIA HESTY SOUISA
 PINKAN RAROISI ETWIORY
 VENSHYA M KXASTERA
 SAFIRA SUAT
 PRISILIA DINA DIAS
 SINCE GARPENASSY
 SILVANA C MAKATITA
 RIVERA V ANGWARMASE
 RISWANDI R POMEO
 WINDA Y KUBUAN
 RINTO SALKEY
A. KONSEP PROMOSI KESEHATAN

1. WHO (1984) merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan istilah promosi kesehatan, kalau pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya
perubahan perilaku maka promosi kesehatan tidak hanya untuk perubahan perilaku tetapi juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan
perilaku tersebut. Disamping itu promosi kesehatan lebih menekankan kepada peningkatan kemampuan hidup sehat, bukan sekedar berperilaku sehat.

2. Lawrence Green (1984), merumuskan definisi sebagai berikut : Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan
intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif
bagi kesehatan.

3. Piagam Ottawa (Ottawa Charter, 1986), sebagai hasil rumusan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada menyatakan bahwa
“Health Promotion is the process of enabling people to control over and improve their health”. To reach a state of complete physical, mental and social
well-being, an individual or group must be able to identify and realize aspiration, to satisfy needs, and to cange or cope with the environment. Hal
tersebut jelas dinyatakan bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Dengan kata lain promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi kesehatan ini mencakup 2 dimensi yaitu kemauan dan kemampuan.

4. Yayasan Kesehatan Victoria (Victorian Health Fundation – Australia 1997), sebagai berikut Health Promotion is a program are design to bring
about ‘change’ within people, organization, communities and their environment. Batasan ini menekankan bahwa promosi kesehatan adalah suatu
program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh, dalam konteks masyarakatnya. Bukan hanya perubahan perilaku (within people), tetapi juga
perubahan lingkungannya. Perubahan perilaku tanpa diikuti perubahan lingkungan tidak akan efektif, perilaku tersebut tidak akan bertahan lama.
Contoh orang indonesia yang pernah tinggal diluar negeri. Sewaktu dinegara itu ia telah berperilaku teratur, mengikuti budaya antri dalam memperoleh
pelayanan apa saja, seperti naik kereta, bus dll. Tetapi setelah kembali ke indonesia, dimana budaya antri belum ada, maka ia akan ikut berebut naik
kereta dan bus. Oleh karena itu promosi kesehatan bukan hanya sekedar merubah perilaku tetapi juga mengupayakan perubahan lingkungan, sistem dan
sebagainya.

5. Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi
social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
B. PRINSIP-PRINSIP PROMOSI KESEHATAN
Dalam strategi global promosi kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO,1984) dirumuskan bahwa promosi kesehatan
sekurang-kurangnya mengandung prinsip , yaitu sebagai berikut :

1. Empowerment ( pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk memungkinkan seseorang untuk mendapatkan kontrol lebih besar atas keputusan dan
tindakkan yang mempengaruhi kesehatan mereka.
2. Partisipative ( partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil bagian aktif dalam pengambilan keputusan.
3. Holistic ( menyeluruh ) yaitu memperhitungkan hal-hal yang mempengaruhi kesehatan dan interaksi dari dimensi-dimensi tersebut.
4. Equitable ( kesetaraan) yaitu memastikan kesamaan atau kesetaraan hasil yang di dapat oleh klien.
5. Intersectoral ( antar sektor ) yaitu bekerja dalam kemitraan dengan instasi terkait lainnya atau organisasi.
6. Sustainable ( berkelanjutan) yaitu memastikan bahwa hasil dari kegiatan promosi kesehatan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
7. Multi Strategy yaitu bekerja pada sejumlah strategi daerah seperti program kebijakkan. Sedangkan menurut Michael,dkk,2009 Prinsip-
prinsip promosi kesehatan antara lain sebagai berikut:
1. Manajemen puncak harus mendukung secara nyata serta antusias program intervensi dan turut terlibat dalam program tersebut.
2. Pihak pekerja pada semua tingkat ini pengorganisasian harus terlibat dalam perencanaan dan implementasi intervensi.
3. Fokus intervensi harus berdasarkan pada factor risiko yang dapat didefinisikan serta dimodifikasi dan merupakan prioritas bagi pekerja.
4. Intervensi harus disusun sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pekerja.
5. Sumber daya setempat harus dimanfaatkan dalam mengorganisasikan dan mengimplementasikan intervensi.
6. Evaluasi harus dilakukan juga.
7. Organisasi harus menggunakan inisiatif kebijakan berbasis populasi maupun intervensi promosi kesehatan yang intensif dengan berorientasi
pada perorangan dan kelompok.
8. Intervensi harus bersifat kontinue serta didasarkan pada prinsip-prinsippemberdayaan dan atau model yang berorientasi pada masyarakat
dengan menggunakan lebih dari satu metode.
C. PARADIGMA PROMOSI KESEHATAN
a. Definisi Paradigma Kesehatan
Paradigma adalah suatu cara pandang mendasar atau cara kita melihat,memikirkan, memaknai, menyikapi, serta memilih tindakan atas
fenomena yang ada. Beberapa pengertian dari Paradigma:
1. Paradigma adalah hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang mengukur teori itu berhubungan satu dengan yang lain
sehingga menimbulkan hal-hal yang perlu diselidiki. (Depkes RI,1980)
2. Paradigma adalah pola pikir dalam memahami dan menjelaskan aspek tertentudari setiap kenyataan. (Fegurson)
3. Menurut Thomas Kuhn (1979) paradigma sebagai model, pola atau pandangandunia yang dilandasi pada dua karakteristik yaitu
penampilan dari kelompokyang menunjukkan keberadaannya terhadap sesuatu yang diyakini dan terbukauntuk penyelesaian masalah
dalam kelompoknya.
4. Menurut Adam smith Paradigma adalah bagaimana cara kita memandang dunia.
5. Menurut Ferguson Paradigma adalah pola pikir dalam memahami dan menjelaskan aspek tertentu dalam sebuah kenyataan.

b. Transisi Paradigma Kesehatan


1. Transisi demografi, misalnya mendorong peningkatan usia harapan hidup yang meningkatkan proporsi kelompok usia lanjut sermentara
masalah bayi dan BALITA tetap menggantung.
2. Transisi epidemiologi, menyebabkan beban ganda atas penyakit menular yang belum pupus ditambah dengan penyakit tidak menular
yang meningkat dengan drastis.
3. Transisi gizi, ditandai dengan gizi kurang dibarengi dengan gizi lebih.
4. Transisi perilaku, membawa masyarakat beralih dari perilaku tradisional menjadi modern yang cenderung membawa risiko.
D. Perkembangan Paradigma Baru Dalam Promosi Kesehatan

1. Sebelum Tahun 1965


Pada saat itu istilahnya adalah Pendidikan Kesehatan. Dalam program-program kesehatan,

2. Periode Tahun 1965-1975


Pada periode ini sasaran program mulai perhatian kepada masyarakat. Saat itu juga dimulainya peningkatan tenaga
profesional melalui program Health Educational Service (HES).

3. Periode Tahun 1975-1985


Istilahnya mulai berubah menjadi Penyuluhan Kesehatan. Di tingkat Departemen Kesehatan ada Direktorat PKM.
PKMD menjadi andalan program sebagai pendekatan Community Development.

4. Periode Tahun 1985-1995


Dibentuklah Direktoral Peran Serta Masyarakat (PSM), yang diberi tugas memberdayakan masyarakat. Direktoral
PKM berubah menjadi Pusat PKM, yang tugasnya penyebaran informasi, komunikasi, kampanye dan pemasaran
sosial bidang kesehatan. Saat itu pula PKMD menjadi Posyandu. Tujuan dari PKM dan PSM saat itu adalah
perubahan perilaku. Pandangan (visi) mulai dipengaruhi oleh ’Ottawa Charter’ tentang Promosi Kesehatan.

5. Periode Tahun 1995-Sekarang


Istilah PKM menjadi Promosi Kesehatan. Bukan saja pemberdayaan kearah mobilisasi massa yang menjadi tujuan,
tetapi juga kemitraan dan politik kesehatan (termasuk advokasi). Sehingga sasaran Promosi Kesehatan tidak
hanya perubahan tapi juga memenuhi kebutuhan masyarakat.
E. Faktor Pendorong Adanya Paradigma Sehat
Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat antara lain :
1. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata tidak efektif
2. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehat dimasukkan unsur sehat produktif sosial ekonomis
3. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik degeneratif
4. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan penangan khusus
5. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk
F. Faktor Penentu Keberhasilan Pelaksanaan Paradigma Sehat
Paradigma sehat merupakan model pembangunan kesehatan yang berorientasi pada
peningkatan,pemeliharaan dan perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan pada orang sakit.
Cara pandang yang dapat diaktualisasikan ke dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan yakni sebagai
pembangunan berwawasan kesehatan. Faktor penentu keberhasilan pelaksanaan paradigma sehat antara lain :
1. Wawasan kesehatan sebagai asas pembangunan nasional.
Masalah kesehatan adalah masalah yang kompleks dan menyangkut berbagai aspek kehidupan. Penyelesaian masalah
kesehatan (non kesehatan).
2. Paradigma sehat sebagai komitmen gerakan nasional.
Salah satu kunci keberhasilan paradigma baru depkes adalah menciptakan paradigma sehat sebagai suatu gerakan
nasional. Sebagai langkah awal, presiden sebagai pimpinan nasional tertinggi diharapkan secara langsung
mencanangkan gerakan nasional ini.
3. Sistem yang mendorong aspek promotif dan preventif dalam pemeliharaan kesehatan komprehensif. Suatu sistem
atau mekanisme baru harus dibangun agar upaya pembangunan kesehatan tidak terperangkap dalam paradigma
lama yang lebih fokus pada upaya kuratif-rehabilitatif. Pada tingkat operasional, sistem ini akan tercipta bila
terjadi sinergi antar sektor atau antar departemen,.
4. Dukungan sumber daya yang berkesinambungan. Depkes menyadari sepenuhnya bahwa sumber daya adalah
penentu keberhasilan implementasinya paradigma sehat. Upaya untuk memperoleh dukungan sumber daya, baik
dari pemerintah, swasta, atau lembaga donatur akan selalu dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah
ditetapkan
5. 5. Sosialisasi internal dan eksternal. Depkes menyadari sepenuhnya bahwa paradigma sehat sebagai suatu pola
G. Paradigma Baru Kesehatan
Kesehatan bukanlah “statis”, bukan sesuatu yang dikotomi sehat dan sakit, tetapi dinamis, progesif dan kontinum. Hal
ini telah disadari oleh WHO, yang akhirnya pada tahun 1988 merumuskan kembali definisi kesehatan. Kemudian
rumusan WHO tersebut diangkat dalam UU.No.23/1992 yakni:”Kesehatan atau sehat adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif baik secara ekonomi maupun
sosial”. Hal ini berarti bahwa kesehatan tidak hanya mempunyai dimensi fisik, mental, dan sosial saja, tetapi
juga mencakup dimensi ekonomi. Artinya, meskipun seseorang secara fisik, mental dan sosial sehat, tetapi tidak
produktif secara ekonomi atau sosial maka orang tersebut tidak sehat. Pelayanan Kesehatan Konvensional yang
mempunyai karakteristik : (Konsursium Ilmu Kesehatan Indonesia, 2003)
1. Sehat dan sakit dipandang sebagai dua hal seperti “hitam” dan “putih”
2. Pelayanan kesehatan diasosiasikan dengan pengobatan dan penyembuhan
3. Pelayanan kesehatan diidentikkan dengan rumah sakit dan poliklinik
4. Tujuan pelayanan kesehatan untuk meringankan penderitaan dan menghidarkan dari kesakitan dan kematian.
5. Tenaga pelayanan kesehatan utamanya dokter
6. Sasaran utama pelayanan kesehatan adalah individu yang sakit Oleh sebab itu program-program pelayanan
kesehatan hanya untuk kelangsungan hidup saja (Health Programs for Survival), dan harus digeser ke Pelayanan
Kesehatan
Paradigma Baru atau Paradigma Sehat, yang mempunyai karakteristik :
1. Sehat dan sakit bukan sesuatu yang hitam dan putih, sehat bukan berarti tidak sakit, dan sakit tidak berarti tidak
sehat
2. Pelayanan kesehatan tidak hanya penyembuhan dan pemulihan, tetapi mencakup preventif dan promotif
3. Pelayanan kesehatan bukan hanya Rumah Sakit, dan Poliklinik
4. Tujuan pelayanan kesehatan utamanya peningkatan kesehatan (promotif), dan pencegahan penyakit (preventif)
5. Tenaga pelayanan kesehatan utamanya untuk kesehatan masyarakat
6. Sasaran utama pelayanan adalah kelompok atau masyarakat yang sehat.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai