Anda di halaman 1dari 4

BAB 2.

Telaah Literatur

a. Review Pendidikan dan Promosi Kesehatan


1. Sejarah Pendidikan dan Promosi Kesehatan
Pada perkembangan sejarahnya, sebelum masyarakat memahami arti promosi
kesehatan. Mereka lebih mengenal arti luas dari pendidikan. Pada tahun 1984, WHO
(World Health Organization) dapat merubah arti pendidikan kesehatan menjadi
promosi kesehatan. Dimana definisi pendidikan kesehatan bukan hanya memberikan
penyuluhan kepada masyarakat, akan tetapi juga dapat mempelajari pengalaman yang
telah dipertimbangkan melalui fasilitas maupun perubahan perilaku yang diinginkan.
Dengan hal ini, pendidikan dapat disalahartikan karena ketersediaan penyuluhan saja,
sehingga hal ini dapat dipopulerkan dengan menggantikan istilah promosi kesehatan.
Pada istilah pendidikan kesehatan tersebut merupakan bagaimana mengupayakan
suatu perubahan perilaku. Sedangkan promosi kesehatan merupakan bentuk selain
upaya perubahan perilaku, juga dapat merubah lingkungannya sebagai bentuk dari
memfasilitasi untuk menuju perubahan perilaku tersebut.
Pada kunjungan Direktur Health Promotion serta WHO ke Indonesia yang
bertepat pada tahun 1994 yaitu Dr. Ilona Kickbush dengan menunjuk Indonesia
sebagai Penyelenggara Konferensi Internasional Health Promotion yang ke-4
sehingga Departemen Kesehatan mengupayakan dalam meratakan konsep maupun
prinsip tentang promosi kesehatan dalam pengembangan suatu daerah agar dijadikan
percontohan. Sehingga istilah pada promosi kesehatan yang terdapat di Indonesia
pada dasarnya terpacu dalam mengembangkan dunia internasional. Pada konsep
promosi kesehatan tersebut ternyata juga sesuai dengan mengembangkan
pembangunan kesehatan di Indonesia dengan mengarah pada paradigma sehat
(Nurianti,2015).
2. Pengertian Promosi Kesehatan
WHO menyatakan bahwasanya promosi kesehatan sebagai “The process of
enabling individuals and communities increases control over the determinants of
health and there by improve their health”. (proses yang berupaya dalam individu dan
masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengendalikan faktor
kesehatan sehingga dapat mencapai derajat kesehatannya) (Fitriani,2011).
Istilah pada promosi kesehatan merupakan upaya yang terjadi pada proses
pendidikan kesehatan dalam masa yang lalu/lampau, dimana pada konsep ini tidak
hanya proses dalam menyadarkan masyarakat untuk hal yang memberikan maupun
meningkatkan dalam bidang kesehatan saja, akan tetapi juga sebagai bentuk upaya
yang mampu menempatkan perubahan perilaku, baik pada masyarakat maupun
lingkungan sekitar. Pada perubahan lingkungan yang dapat diharapkan untuk promosi
kesehatan yaitu lingkungan nonfisik-fisik, budaya-sosial, ekonomi dan politik.
Promosi kesehatan adalah keselarasan dari berbagai macam dukungan, baik dari segi
pendidikan, kebijakan, organisasi, dan peraturan perundang-undangan dalam merubah
lingkungan (Mubarak dkk, 2007).
Promosi kesehatan merupakan suatu istilah dimana pada saat ini banyak
digunakan dalam kesehatan masyarakat, sehingga mendapat dukungan kebijakan dari
pemerintah dalam pelaksanaan kegiatannya. Hal ini dapat terjadi pada upaya
peningkatan kemampuan masyarakat dalam pembelajaran. Sehingga mereka mampu
menolong diri sendiri, maupun orang lain untuk perkembangan kegiatan yang berasal
dari masyarakat, menurut sosial dan budaya setempat serta didukung oleh kebijakan
publik dengan berwawasan kesehatan.
3. Tujuan dan Strategi Promosi Kesehatan
Tujuan dari promosi kesehatan adalah upaya dalam peningkatan kemampuan
baik dari individu,keluarga,maupun kelompok dan masyarakat agar berpola hidup
sehat serta dapat mengembangkan peningkatan dalam mengupayakan kesehatan yang
berasal dari masyarakat umum agar terwujudnya lingkungan yang tenang, dan
kondusif serta menjadi pendorong untuk kemampuan yang dilakukan tersebut
(Notoatmodjo,2012).
Mengupayakan promosi kesehatan dapat dilakukan dengan cara memiliki
strategi yang jelas dan baik. Strategi pada promosi kesehatan adalah dengan cara
menggunakan pencapaian pada tujuan yang ingin didapat sebagai penunjang dari
program-program kesehatan, seperti kesehatan pada lingkungan, meningkatkan status
gizi pada masyarakat, memberantas penyakit menular, mencegah penyankit yang
belum menular, meningkatkan kesehatan ibu dan anak, serta menjadikan pelayanan
kesehatan (Notoatmodjo,2012).
Dari Piagam Ottawa (1984) terdapat misi promo kesehatan yang didasarkan
strategi diantaranya yaitu :
1. Advokasi / advocate
Dalam mengupayakan promosi kesehatan agar mengubah kondisi
politik,sosial, ekonomi, budaya maupun lingkungan serta perilaku biologis
yang dapat menjadikan kondisi yang kondusif dalam kesehatan masyarakat
melalui advokasi. Tujuan dari kegiatan ini merupakan keyakinan para
kebijakan dalam program kesehatan yang akan dilakukan serta dijalankan
untuk mendapatkan dukungan dan keputusan dari pejabat tersebut.
2. Mediasi / mediate
Pada promosi kesehatan harus bertanggung jawab dalam memediasi suatu
kepentingan pada berbagai sektor dengan melibatkan pihak-pihak untuk
peningkatan status kesehatan. Serta pada hal ini perlu dilakukan strategi
dan program promosi kesehatan dengan memiliki pertimbangan kebutuhan
lokal dengan berbagai sektor lingkungan.
3. Memampukan / enable
Pada prinsip promosi kesehatan yang dilakukan yaitu dengan cara
memampukan masyarakat dalam memiliki kontrol determinan yang dapat
berpengaruh pada kesehatan mereka sendiri. Sehingga, hal ini dapat
memberikan keterampilan-keterampilan kepada masyarakat untuk
menumbuhkan rasa mandiri pada bidang kesehatan baik secara langsung
maupun melalui tokoh-tokoh masyarakat di daerah itu sendiri.
b. Pengertian
Pada theory of planned behavior adalah sesuatu yang terencana untuk
mengembangkan dari teori sebelumnya yaitu theory of reasoned action yang berisikan
tindakan beralasan dengan dikemukakan oleh Icek Ajzen dan Martin Fishben. Dalam
teori ini dapat menggunakan perkiraan tingkah laku dari seseorang. Dan juga mampu
memprediksi pada nilai niat seseorang dalam berperilaku (attitude toward the
behavior dan subjective nom) (Ajzen, 1996).
Pada theory of planned behavior dapat menerangkan adanya perilaku/sifat
seseorang yang akan muncul karena adanya niat dalam berperilaku. Teori ini
dikategorikan pada perilaku spesifik pada seseorang serta untuk seluruh perilaku
dengan cakupan bersifat umum dalam niat seseorang untuk berperilaku dengan
diprediksi pada tiga hal, diantaranya yaitu :
1. Sikap terhadap perilaku / attitude toward the behavior, dimana perilaku ini
dapat mencakup keseluruhan dalam evaluasi seseorang terkait negatif dan
positifnya dalam menampilkan perilaku tertentu.
2. Norma subyektif / subjective nom, dimana pada suatu kepercayaan
seseorang terkait tuntutan orang lain yang dapat dianggap baik baginya
untuk menampilkan suatu perilaku maupun tidak, sesuai terkait tuntutan.
3. Perceived behavior control, dimana pada suatu persepsi seseorang dalam
memampukan penampilan pada suatu perilaku tertentu. (Ajzen, 1991)

DAPUS :

Dwi Susilowati, M.Kes. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Promosi Kesehatan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dapat diunduh pada
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Promkes-
Komprehensif.pdf

Ira Nurmala SKM., MPH., Ph.D dkk. 2018. Promosi Kesehatan. Penerbit Airlangga
University Press dengan PIPS UNAIR (ISBN 978-602-473-040-6). Dapat diunduh pada
http://repository.unair.ac.id/87974/2/Buku%20Promosi%20Kesehatan.pdf

Wikamorys, D.A & Rochmach, T.N. 2017. Application of the Theory of Planned Behavior In
Generating Patients Intention to Undergo Cataract Surgery. Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya. Dapat diunduh pada https://e-
journal.unair.ac.id/JAKI/article/viewFile/7048/4232

Anda mungkin juga menyukai