A. PENDAHULUAN
1
anak, tempat pelayanan publik, tempat penampunganorganisasi masyarakat,
organisasi pemeliharaan kesehatan (asuransi), sekolah,dan panti lanjut usia.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis hanya membahas tentang rancangan
pembelajaran dengan sasaran komunitas, yaitu :
2. PETUNJUK
Dalam mempelajari materi ini ada beberapa kunci yang nantinya digunakan
sebagai petunjuk dalam memahami materi ini, yaitu;
2
3. TUJUAN
a. Tujuan Umum Pembelajaran
3
B. PENYAJIAN MATERI
1. PENDIDIKAN KESEHATAN
A. PENGERTIAN
1. Menurut Wood (1926) dalam definisi yang dikemukakannya (Hanlon,
halaman. 578 yang dikutip Tafal, 1984), mengemukakan bahwa
pendidikan kesehatan sebagai sekumpulan pengalaman yang mendukung
kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang berhubungan dengan kesehatan
individu, masyarakat, dan ras.
4
yang didalamnya seseorang menerima atau menolak, informasi, sikap
maupun praktik baru, yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat “
5
perubahan perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok, atau
masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup
sehat. Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar pada individu,
kelompok, atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai kesehatan
menjadi tahu, dan dari tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri
menjadi mandiri. Dengan demikian pendidikan kesehatan merupakan
usaha/kegiatan untuk membantu individu, kelompok, dan masyarakat
dalam meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap, maupun
keterampilan untuk mencapai hidup sehat secara optimal.
Dalam keperawatan, pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk
intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik
individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat
berperan sebagai perawat pendidik. Pelaksanaan pendidikan kesehatan
dalam keperawatan merupakan kegiatan pembelajaran dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Pengkajian kebutuhan belajar klien.
b. Penegakan diagnosa keperawatan.
c. Perencanaan pendidikan kesehatan
d. Implementasi pendidikan kesehatan.
e. Evaluasi pendidikan kesehatan, dan dokumentasi pendidikan
kesehatan.
6
3. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yang ada.
Dari kedua uraian tujuan tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pada dasarnya pendidikan kesehatan bertujuan untuk mengubah pemahaman
individu, kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan agar menjadikan
kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai, mandiri dalam mencapai tujuan
hidup sehat, serta dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
dengan tepat dan sesuai.
a) Sasaran individu
Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko
7
tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (TB Paru, Kusta, Malaria,
Demam Berdarah, Diare, ISPA/Pneumonia) dan penderita penyakit
degeneratif.
b) Sasaran keluarga
c) Sasaran kelompok
d) Sasaran masyarakat
8
a. Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang
mempunyai :
1. Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain
2. Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan
daerah lain
3. Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare,
demam berdarah, dll)
c. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau akibat
lainnya Bab 1. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas 8
d. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain daerah
terpencil, daerah perbatasan e. Masyarakat di daerah pemukiman baru
dengan transportasi sulit seperti daerah transmigrasi.
Pada tahap pengkajian ini perlu didahului dengan sosialisasi program perawatan
kesehatan komunitas serta program apa saja yang akan dikerjakan bersama-sama
dalam komunitas tersebut. Sasaran dari sosialisasi inimeliputi tokoh masyarakat
baik formal maupun informal, kader masyarakat, serta perwakilan dari tiap elemen
di masyarakat (PKK, karang taruna, dan lainnya). Setelah itu, kegiatan dianjurkan
dengan dilakukannya Survei Mawas Diri (SMD) yang diikuti dengan kegiatan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
9
Timbulnya minat dan kesadaran untuk mengetahui masalah kesehatan dan
pentingnya permasalahan tersebut untuk diatasi
Survey Mawas diri dilaksanakan di desa terpilih dengan memilih lokasi tertentu
yang dapat menggambarkan keadaan desa pada umumnya. SMD dilaksanakan oleh
kader masyarakat yang telah ditunjuk dalam pertemuan tingkat desa. Informasi
tentang masalah-masalah kesehatan di desa dapat diperoleh sebanyak mungkin dari
kepala keluarga yang bermukim di lokasi terpilih tersebut. Waktu pelaksanaan
SMD dilaksanakan sesuai dengan hasil kesepakatan pertemuan desa. Cara
pelaksanaan Survei Mawas Diri adalah sebagai berikut.
Perawat komunitas dan kader yang ditugaskan untuk melakukan survey mawas
diri meliputi :
Penentuan sasaran, baik jumlah KK maupun lokasinya
Penentuan jenis informasi masalah kesehatan yang akan dikumpulkan dalam
mengenal masalah kesehatan
Penentuan cara memperoleh informasi kesehatan, misalnya apakah akan
mempergunakan cara pengamatan atau wawancara. Cara memperoleh
informasi dapat dilakukan dengan kunjungan dari rumah ke rumah atau
melalui pertemuan kelompok sasaran
Pembuatan instrument atau alat untuk memperoleh informasi kesehatan.
Misalnya dengan menyusun daftar pertanyaan (kuesioner) yang akan
dipergunakan dalam wawancara atau membuat daftar hal-hal yang akan
dipergunakan dalam pengamatan.
Kelompok pelaksanaan SMD dengan bimbingan perawat di desa
mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai dengan yang
direncanaakan
Kelompok pelaksanaan SMD dengan bimbingan perawat di desa mengolah
informasi masalah kesehatan yang telah dikumpulkan sehingga dapat
10
diperoleh perumusan masalah kesehatan dan prioritas masalah kesehatan di
wilayahnya.
Data yang dikaji dari subsistem layanan kesehatan dan sosial meliputi
fasilitas di dalam komunitas dan di luar komunitas. Layanan kesehatan meliputi
ketersediaan layanan kesehatan, bentuk layanan, jenis layanan, sumber daya,
karaktersirtik konsumen, statistik, pembayaran, waktu pelayanan, kemanfaatan,
keterjangkuan, keberlangsungan, dan keberterimaan layanan komunitas.
Layanan sosial dapat meliputi layanan konseling, panti wreda bagi lansia, pusat
perbelanjaan, dan lain-lain yang merupakan sistem pendukung bagi komunitas
dalam menyelesaikan masalah kesehatan. Pengkajiaan pelayanan kesehatan dan
sosial juga meliputi kebijakan dari pemerintah setempat terhadap kedua layanan
tersebut.
11
biasanya komunitas memproleh informasi tentang kesehatan, adakah
perkumpulan atau wadah bagi komunitas sebagai sarana untuk mendapatkan
informasi, dari siapa komunitas memproleh banyak informasi tentang kesehatan,
dan adakah sarana komunikasi formal dan informal dalam komunitas.
a) Windshield Survery
b) Informant Interview
12
agar masyarakat membina rasa percaya (trust) dengan perawat diperlukan
kontak yang lama dengan komunitas. Perawat juga harus menyertakan lembar
persetujuan (informed consent) komunitas yang dibubuhi tanda tangan atau cap
jempol akan melakukan tindakan yang membutuhkan persetujuan komonitas.
Informed consent juga mencantumkan jaminan kerahasian terhadap isi
persetujuan dan dapat yang telah disampaikan. Wawancara dilakukan kepada
key informant atau tokoh yang menguasai program.
c) Observasi Partisipasi
13
yang terfokus sehingga membutuhkan pedoman wawancara yang berisi
pertanyaan terbuka, fasilitator, moderato, notulen, dan observer. Fasilitator dapat
menggunakan prtunjuk diskusi agar diskusi terfokus. Peran fasilitator
menjelaskan diskusi, mengarahkan kelompok, mendorong peserta untuk
berpartisipasi dalam diskusi, menciptakan hubungan baik, fleksibel, dan terbuka
terhadap saran, perubahan, gangguan, dan kurangnya partisipasi. Perekam
jalannya diskusi yang paling utama adalah pengamat merangkap pencatat
(observer dan recorder) hal yang perlu dicatat adalah tanggal diskusi, waktu
diskusi diadakan, tempat diskusi, jumlah peserta, tingkat partisipasi peserta,
gangguan selama proses diskusi, pendapat peserta apa yang membuat peserta
menolak menjawab atau membaut peserta tertawa, kesimpulan diskusi , dan
sebagainya. Pengguanaan alat perekam saat SGD berlangsung harus mendapat
izin dari responden terlebih dahulu.Sebelum membuat instrument pengkajian
keperawatan komunitas seperti kuisioner, pedoman wawancara,
pedomanobservasi, atau windshield survey, kisi-kisi instrument pengkajian
sebaiknya dibuat terlebih dahulu, agar data yang akan ditanyakan dan dikaji
kepada komunitas tidak tumpang tindih sehingga waktu yang digunakan lebih
efektif dan efisian.
2 Lingkungan fisik
3 Pendidikan
4 Komunikasi
14
5 Layanan kesehatan
dan social
6 Kemampuan dan
transportasi
7 Ekonomi
8 Politik dan
pemerintah
9 Rekreasi
1. Diagnosis sejahtera
15
untuk ditingkatkan, belum ada data maladapti. Perumusan diagnosis
keperawatan komunitas potensial, hanya terdiri dari komponen problem (p) saja,
tanpa komponen etiologi (e).
16
Contoh diagnosis actual:
17
2. Sedang 0. Tidak ada 0. Tidak ada Total
3. Tinggi 1. Rendah 1. Rendah
2. Sedang 2. Sedang
3. Tinggi
Resiko 3 3 3 9
mingkatnya
kejadian
infertilitas
Pada Agregat
remaja
Kurangnya 3 4 2 7
kebiasaan hygiene
personal
Masalah A B C D F G H TOTAL
keperawatan
Resiko 2 3 2 5 3 2 2 21
meningkatnya
kejadian
infertilitas pada
agregat remaja
Kurangnya 3 4 3 3 3 3 3 25
kebiasaan
hygiene personal
18
a. Risiko keparahan 1. Sangat rendah
b. Minat masyarakat 2. Rendah
c. Kemungkinan diatasi 3. Cukup
d. Waktu 4. Tinggi
e. Dana 5. Sangat tinggi
f. Fasilitas
g. Sumber daya
h. Tempat
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan MMd adalah sebagai
berikut :
19
Pengenalan masalah kesehatan oleh masyarakat sendiri melalui curah
pendapat dengan mempergunakan alat peraga, poster, dan lain-lain dengan
dipimpin oleh ibu desa
Penyajian hasil SMD oleh kelompok SMD
Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan
masalah dan hasil SMD, dilanjutkan dengan rekomendasi teknis dari petugas
kesehatan di desa atau perawat komunitas
Penyusunan rencana penanggulangan masalah kesehatan dengan dipimpin
oleh kepala desa
Penutup
5. PERENCANAAN TINDAKAN
20
C. TUGAS DAN LATIHAN
D. PENUTUP
1. RANGKUMAN
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya/kekuatan dalam pembelajaran. strategi disusun untuk mencapai tujuan
tertentu, artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah
pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah
pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya
diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Di dalam suatu strategi
pembelajaran terdapat pengkajian, diagnosis dan perencanaan tindakan.
21