Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu.
Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat,
kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan
yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat
berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain dengan adanya promosi
kesehatan tersebut diharapkan dapatmembawa akibat terhadap perubahan
perilaku kesehatan dari sasaran. Menurut Notoatmodjo (2005) yang mengutip
pendapat Lawrence Green (1984) merumuskan definisi sebagai berikut:
“Promosi Kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan
dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang
dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang
kondusif bagi kesehatan”. Promosi kesehatan mempunyai pengertian sebagai
upaya pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatan diri dan lingkungannya melalui pembelajaran dari,
oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar dapat menolong dirinya sendiri,
serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan (Depkes, 2005).
Promosi kesehatan juga merupakan proses pendidikan yang tidak
lepas dari proses belajar. Seseorang dapat dikatakan belajar bila dalam dirinya
terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan
sesuatu menjadi dapat mengerjakan sesuatu. Di dalam kegiatan belajar
terdapat tiga unsur pokok yang saling berkaitan, yakni masukan (input),
proses, dan keluaran (output). Dalam proses belajar, terjadi pengaruh timbal
balik antara berbagai faktor, antara lain subjek belajar, pengajar atau
fasilitator belajar, metode yang digunakan dan materi atau bahan yang
2

dipelajari. Sedangkan keluaran merupakan hasil belajar itu sendiri, yang


terdiri dari kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subjek belajar
(Notoatmodjo, 2007).Menurut Suryabrata (1998) hal-hal pokok dalam belajar
adalah:
1. Bahwa belajar itu membawa perubahan.
2. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan
baru.
3. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah makalah ini adalah
sebagai berikut :
1.Apa definisi dari Promosi Kesehatan?
2.Apa tujuan dari Promosi Kesehatan?
3.Siapa saja sasaran dari Promosi Kesehatan?
4.Bagaimana strategi dari Promosi Kesehatan?
5.Bagaimana metode Promosi Kesehatan?
6.Apa media Promosi Kesehatan?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka makalah ini bertujuan sebagai
berikut :
1) Tujuan Umum
A.Mengetahui dan menjelaskan tentang Penerapan Promosi Kesehatan Pada
Individu,Kelompok dan Masyarakat.
2) Tujuan Khusus
A.Untuk mengetahui apa definisi dari Promosi Kesehatan.
B. Untuk mengetahui apa tujuan dari Promosi Kesehatan.
C.Untuk mengetahui siapa saja sasran dari Promosi Kesehatan.
D.Untuk mengetahui bagaimana strategi dari Promosi Kesehatan.
E.Untuk mengetahui bagaimana metode dari Promosi Kesehatan.
F.Untuk mengetahui apa media dari Promosi Kesehatan.
3

D.Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang kami lakukan dalam penulisan makalah ini
yaitu :
1. Pengumpulan sumber data melalui studi perpustakaan
2. Mencari literatur di internet
3. Diskusi kelompok

E.Sistematika Penulisan
Punilisan makalah ini sebagai berikut:
1. Bab 1 : Pendahuluan meliputi latar belakang,rumusan masalah,tujuan
penulisan,metode penulisan,sistematika penulisan,manfaat penulisan.
2. Bab 2 : Tinjaun Pustaka Meliputi Isi Penulisan.
3. Bab 3 : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

F. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan makalah diatas, maka makalah ini bermanfaat untuk
mengetahui mengenai Promosi Kesehatan pada individu,kelompok dan
masyarakat serta dapat menjadi bahan pembelajaran terutama bagi penulis.
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan
didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Menolong diri
sendiri artinya bahwa masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya
masalah-masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan serta mampu pula berperilaku mengatasi apabila masalah gangguan
kesehatan tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Banyak masalah kesehatan yang ada di negeri kita Indonesia, termasuk timbulnya
Kejadian Luar Biasa (KLB) yang erat kaitannya dengan perilaku masyarakat itu
sendiri. Sebagai contoh KLB Diare dimana penyebab utamanya adalah rendahnya
perilaku hidup bersih dan sehat seperti kesadaran akan buang air besar yang
belum benar (tidak di jamban), cuci tangan pakai sabun masih sangat terbatas,
minum air yang tidak sehat, dan lain-lain. Promosi kesehatan bukan hanya proses
penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya menfasilitasi perubahan
perilaku. Dengan demikian promosi kesehatan adalah program-program kesehatan
yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat
sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial
budaya, politik dan sebagainya). Atau dengan kata lain promosi kesehatan tidak
hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku
kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (fisik dan
non-fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
5

B .Tujuan Promosi Kesehatan


Green,1991 dalam Maulana,2009,tujuan promosi kesehatan terdiri dari
tiga tingkatan yaitu:
1. Tujuan Program
Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa
yang akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status
kesehatan. Tujuan program ini juga disebut tujuan jangka panjang, contohnya
mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50 % setelah
promosi kesehatan berjalan lima tahun.
2. Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan.
Tujuan ini merupakan tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan angka
kunjungan ke klinik perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan
berjalan tiga tahun.
3. Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan.
Tujuan ini bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap,
tindakan, contohnya: pengetahuan pekerja tentangtanda-tanda bahaya di
tempat kerja meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan 6 bulan.

B. Sasaran Promosi Kesehatan


Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi
dalam tiga kelompok sasaran, yaitu :
1. Sasaran Primer (primary target)
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi, kepala
keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk
masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan
remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi
pemberdayaan masyarakat (empowerment).
6

2. Sasaran Sekunder (secondary target)


Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh
agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta berpengaruh
penting dalam kegiatan promosi kesehatan, dengan harapan setelah diberikan
promosi kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat kembali memberikan
atau kembali menyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat
sekitarnya. Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan
diharapkan pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk
masyarakat sekitarnya.
3. Sasaran Tersier (tertiary target)
Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah pembuat
keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker). Hal ini
dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang
dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh
bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan
strategi advokasi (advocacy).

C. Strategi dari Promosi Kesehatan


Pembangunan sarana air bersih, sarana sanitasi dan program promosi
kesehatan dapat dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan apabila :
• Program tersebut direncanakan sendiri oleh masyarakat berdasarkan atas
identifikasi dan analisis situasi yang dihadapi oleh masyarakat, dilaksanakan,
dikelola dan dimonitor sendiri oleh masyarakat.
• Ada pembinaan teknis terhadap pelaksanaan program tersebut oleh tim teknis
pada tingkat Kecamatan.
• Ada dukungan dan kemudahan pelaksanaan oleh tim lintas sektoral dan tim
lintas program di tingkat Kabupaten dan Propinsi.
Strategi untuk meningkatkan program promosi kesehatan, perlu dilakukan dengan
langkah kegiatan sebagai berikut :
7

1) Advokasi di Tingkat Propinsi dan Kabupaten


Pada tingkat Propinsi dan tingkat Kabupaten dalam pelaksanaan Proyek
PAMSIMAS telah dibentuk Tim Teknis Propinsi dan Tim Teknis Kabupten.
Anggota Tim Teknis Propinsi dan Tim Teknis Kabupaten, adalah para petugas
fungsional atau structural yang menguasai teknis operasional pada bidang
tugasnya dan tidak mempunyai kendala untuk melakukan tugas lapangan.
Advokasi dilakukan agar lintas sektor, lintas program atau LSM mengetahui
tentang Proyek PAMSIMAS termasuk Program
Promosi Kesehatan dengan harapan mereka mau untuk melakukan hal-hal sebagai
berikut :
a. Mendukung rencana kegiatan promosi kesehatan. Dukungan yang dimaksud
bisa berupa dana,
kebijakan politis, maupun dukungan kemitraan;
b. Sepakat untuk bersama-sama melaksanakan program promosi kesehatan; serta
c. Mengetahui peran dan fungsi masing-masing sektor/unsur terkait.

2) Menjalin Kemitraan di Tingkat Kecamatan.


Melalui wadah organisasi tersebut Tim Fasilitator harus lebih aktif menjalin
kemitraan dengan TKC untuk :
• mendukung program kesehatan.
• melakukan pembinaan teknis.
• mengintegrasikan program promosi kesehatan dengan program lain yang
dilaksanakan oleh Sektor dan Program lain, terutama program usaha kesehatan
sekolah, dan program lain di PUSKESMAS.

3) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Masyarakat


Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat mengelola program promosi
kesehatan, mulai dari perencanaan, implementasi kegiatan, monitoring dan
evaluasi harus dilaksanakan sendiri oleh masyarakat, dengan menggunakan
metoda MPA-PHAST. Untuk meningkatkan keterpaduan dan kesinambungan
program promosi kesehatan dengan pembangunan sarana air bersih dan sanitasi,
8

di tingkat desa harus dibentuk lembaga pengelola, dan pembinaan teknis oleh
lintas program dan lintas sector terkait.
Pesan perubahan perilaku yang terlalu banyak sering membuat bingung
masyarakat, oleh karena itu perlu masyarakat memilih dua atau tiga perubahan
perilaku terlebih dahulu. Perubahan perilaku beresiko diprioritaskan dalam
program higiene sanitasi pada Proyek PAMSIMAS di sekolah dan di masyarakat :
• Pembuangan tinja yang aman.
• Cuci tangan pakai sabun
• Pengamanan air minum dan makanan.
• Pengelolaan sampah
• Pengelolaan limbah cair rumah tangga
Setelah masyarakat timbul kesadaran, kemauan / minat untuk merubah perilaku
buang kotoran ditempat terbuka menjadi perilaku buang kotoran di tempat
terpusat (jamban), masyarakat dapat mulaimembangun sarana sanitasi (jamban
keluarga) yang harus dibangun oleh masing-masing anggotarumah tangga dengan
dana swadaya. Masyarakat harus menentukan kapan dapat mencapai agarsemua
rumah tangga mempunyai jamban.Pembangunan sarana jamban sekolah, tempat
cuci tangan dan sarana air bersih di sekolah, menggunakan dana hibah desa atau
sumber dana lain. Fasilitator harus mampu memberikan informasipilihan agar
masyarakat dapat memilih jenis sarana sanitasi sesuai dengan kemampuan dan
kondisilingkungannya (melalui pendekatan partisipatori).

4) Peran Berbagai Pihak dalam Promosi Kesehatan


a. Peran Tingkat Pusat
Ada 2 unit utama di tingkat Pusat yang terkait dalam Promosi Kesehatan,
yaitu:
1. Pusat Promosi Kesehatan dan
2. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Pengelolaan promosi kesehatan khususnya terkait program Pamsimas di tingkat
Pusat perlu mengembangkan tugas dan juga tanggung jawab antara lain:
9

a. Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang


terkait dengan kegiatan promosi kesehatan secara nasional
b. Mengkaji metode dan teknik-teknik promosi kesehatan yang effektif untuk
pengembangan model promosi kesehatan di daerah
c. Mengkoordinasikan dan mengsinkronisasikan pengelolaan promosi
kesehatan di tingkat pusat
d. Menggalang kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan lain yang
terkait
e. Melaksanakan kampanye kesehatan terkait Pamsimas secara nasional
f. Bimbingan teknis, fasilitasi, monitoring dan evaluasi
b. Peran Tingkat Propinsi
Sebagai unit yang berada dibawah secara sub-ordinasi Pusat, maka peran
tingkat Provinsi, khususnya kegiatan yang diselenggrakan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi antara lain sebagai berikut:
a. Menjabarkan kebijakan promosi kesehatan nasional menjadi kebijakan
promosi kesehatan local (provinsi) untuk mendukung penyelenggaraan
promosi kesehatan dalam wilayah kerja Pamsimas
b. Meningkatkan kemampuan Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan
promosi kesehatan, terutama dibidang penggerakan dan pemberdayaan
masyarakat agar mampu ber-PHBS.
c. Membangun suasana yang kondusif dalam upaya melakukan pemberdayaan
masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat pada level provinsi
d. Menggalang dukungan dan meningkatkan kemitraan dari berbagai pihak
serta mengintegrasikan penyelenggaraan promosi kesehatan dengan lintas
program dan lintas sektor terkait dalam pencapaian PHBS dalam level Provinsi
c. Peran Tingkat Kabupaten
Promosi Kesehatan yang diselenggarakan di tingkat Kabupaten, khususnya
yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dapat mencakup hal-
hal sebagai berikut:
10

a. Meningkatkan kemampuan Puskesmas, dan sarana kesehatan lainnya dalam


penyelenggaraan promosi kesehatan, terutama dibidang penggerakan dan
pemberdayaan masyarakat agar mampu ber-PHBS.
b. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat
c. Membangun suasana yang kondusif dalam upaya melakukan pemberdayaan
masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
d. Menggalang dukungan dan meningkatkan kemitraan dari berbagai pihak
serta mengintegrasikan penyelenggaraan promosi kesehatan dengan lintas
program dan lintas sektor terkait dalam pencapaian PHBS.

D. Metode Promosi Kesehatan


Beberapa metode promosi kesehatan adalah metode individual, metode
kelompok dan metode massa(publik).
1. Metode Individual (Perorangan)
Metode individual dalam pendidikan kesehatan digunakan untuk membantu
perilaku baru atau membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu
perubahan perilaku atau inovasi. Contohnya seorang ibu hamil yang tertarik
terhadap imunisasi tetanus toksoid (TT) setelah mendapat/mendengarkan
penyuluhan kesehatan. Pendekatan agar ibu hamil segera minta imunisasi adalah
ibu hamil tersebut didekati secara perorangan. Pendekatan pada perongan
diartikan tidak hanya ibu saja yang didekati tetapi juga suami atau keluarga dari
ibu hamil tersebut.
Bentuk pendekatan pada metode individual antara lain:
a. Interview (wawancara)
Interview atau wawancara sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan
penyuluhan. Wawancara petugas kesehtan dengan klien ditujukan untuk menggali
informasi mengapa individu tidak atau belum menerima perubahan, individu
tertarik atau belum mnerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku
yang sudah atau yang akan diadopsi itu mem[punyai dasar pengertian dan
11

kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam.
b. Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas kesehatan lebih intensif
.Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran
dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.

2. Metode Kelompok
Memilih metode kelompok harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta
tingkat pendidikan formal dari sasaran.

a. Kelompok Besar
Kelompok besar adalah apabila peserta penyuluhan lebih dari 15
orang. Metode yang baik untuk kelompok besar antara lain ceramah dan
seminar.
1. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
2. Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
pendidikan menengah ke atas.Seminar adalah suatu penyajian dari
seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap
penting dan dianggap hangat di masyarakat.

b. Kelompok Kecil
Bila peserta kegiatan kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
kelompok kecil.Metode metode yang cocok untuk kelompok kecil
adalah:
I. Diskusi Kelompok
Semua anggota kelompok dalam diskusi kelompok dapat bebas
berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur
sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling
12

memandang satu sama lain. Misal dalam bentuk lingkaran atau segi
empat. Pimpinan diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak
menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi.
Ketika memulai diskusi pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-
pancingan yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus
sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup
maka pemimpin kelompok harus mengarahkandan mengatur sedemikian
rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara dan tidak
menimbulkan dominasi peserta diskusi.

II. Curah Pendapat (brain storming)


Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok.
Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya pada
permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan
kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah
pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan
ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelumsemua peserta
mencurahkan pendapatnya tidak boleh dikomentari oleh siapapun. Baru
setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya tiap anggota dapat
mengomentari dan akhirnya terjadi diskusi.

III. Bola salju (snow Bolling)


Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan
kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih
kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka
tetap mendiskusikan masalah tersebut dan mencarai
kesimpulannya.Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4
orang bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya
sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok
13

IV. Kelompok-kelompok kecil (Buzz Group)


Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil
(buzz group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau
tidak sama dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok
mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap kelompok
didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.

V. Bermain peran (Role Play)


Metode ini terdiri beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai
pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai
perawat atau bidan sedangkan anggota lainnya sebagai pasien atau
anggota m atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan misalnya
bagaimana interaksi atau berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan
tugas.

VI. Permainan simulasi (Simulation Game)


Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi
kelompok.pesan-pesan akan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk
permainan seperti permainan monopoli. Cara permainan persis seperti
main monopoli dengan mengunakan dadu, gaco(petunjuk arah) selain
beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain dan sebagian
lagi berperan sebagai nara sumber

3. Metode Massa (publik)


Metode pendidikan kesehatan massa dipakai untuk
mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian, cara yang
paling tepat adalah pendekatan massa.Promosi kesehatan tidak membedakan
umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan
sebagainya maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus
dirancang sedemikian ruapa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.
14

Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Teknik Komunikasi,


Sasaran yang dicapai dan Indera penerima dari sasaran promosi.
1. Berdasarkan Teknik Komunikasi
a. Metode penyuluhan langsung.
Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka dengan
sasaran. Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan diskusi
(FGD), pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dll.
b. Metode yang tidak langsung.
Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka
dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan perantara (media).
Umpamanya publikasi dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukan film,
dsb

2. Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapai


a. Pendekatan Perorangan
Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak
langsung dengan sasaran secara perorangan, antara lain : kunjungan rumah
hubungan telepon, dan lain-lain
b. Pendekatan Kelompok
Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan sekolompok
sasaran. Beberapa metode penyuluhan yang masuk dalam ketegori ini antara
lain : Pertemuan, Demostrasi, Diskusi kelompok, Pertemuan FGD, dan lain-
lain
c. Pendekatan Masal
Petugas promosi kesehatan menyampaikan pesannya secara sekaligus
Kepada sasara yang jumlahnya banyak. Beberapa metode yang masuk dalam
golongan iniadalah : Pertemuan umum, pertunjukan kesenian, Penyebaran
tulisan/poster/media cetak lainnya, Pemutaran film,dll
15

3. Berdasarkan Indera Penerima


a. Metode Melihat/Memperhatikan. Dalam hal ini pesan diterima sasaran
melalui indera penglihatan, seperti : Penempelan Poster, Pemasangan
Gambar/Photo, Pemasangan Koran dinding, Pemutaran Film
b. Metode Pendengaran. Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui
indera pendengar,umpamanya : Penyuluhan lewat radio, Pidato, Ceramah, dll
c. Metode “Kombinasi”. Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara (dilihat,
didengar, dicium,diraba dan dicoba)

E. Media Promosi Kesehatan


1. Berdasarkan bentuk umum penggunaan (Notoatmodjo, 2005)

a. Bahan bacaan: Modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah,


buletin, dan sebagainya.
b. Bahan peragaan: Poster tunggal, poster seri, plipchart, tranparan, slide,
film, dan seterusnya.

2. Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokkan


menjadi:

a. Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan


visual. Media cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata,
gambar atau foto dalam tata warna. Fungsi utama media cetak ini adalah
memberi informasi dan menghibur.
Adapun macam-macamnya adalah poster, leaflet, brosur, majalah, surat
kabar, lembar balik, sticker, dan pamflet.
Kelebihan media cetak diantaranya: Tahan lama, Mencakup banyak orang,
Biaya tidak tinggi, Tidak perlu listrik, Dapat dibawa ke mana-mana, Dapat
mengungkit rasa keindahan, Meningkatkan gairah belajar,
Kelemahan media cetak yaitu: Media ini tidak dapat menstimulir efek
suara dan efek gerak, dan Mudah terlipat (Notoatmodjo, 2005)
b. Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat
dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu
16

elektronika.
Adapun macam-macam media tersebut adalah TV, radio, film, video film,
cassete, CD, VCD.
Kelebihan media elektronika diantaranya: Sudah dikenal masyarakat,
Mengikutsertakan semua panca indra, Lebih mudah dipahami, Lebih
menarik karena ada suara dan gambar bergerak, Bertatap muka, Penyajian
dapat dikendalikan, Jangkauan relatif lebih besar, Sebagai alat diskusi dan
dapat diulang-ulang.
Kelemahan media elektronika diantaranya: Biaya lebih tinggi, Sedikit
rumit, Perlu listrik, Perlu alat canggih untuk produksinya, Perlu persiapan
matang, Peralatan selalu berkembang dan berubah. Perlu keterampilan
penyimpanan, Perlu terampil dalam pengoperasian (Notoatmodjo, 2005).
c. Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang
secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya:
Papan reklame yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara
umum di perjalanan, spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan
disertai gambar yang dibuat di atas secarik kain dengan ukuran tergantung
kebutuhan dan dipasang di suatu tempat yang strategi agar dapat dilihat
oleh semua orang, pameran, banner dan TV layar lebar (DEPKES RI,
2006).

E. Penerapan Promosi Kesehatan pada Pasien Individu


Diah (2017) promosi kesehatan sasaran individu merupakan metode yang
bersifat individual, ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina
seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau
inovasi. Menurut Modealan (2017) dalam promosi kesehatan, metode yang
bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baaru atau membina
seseorang yang telah tertarik untuk mengubah perilakunya. Misalnya seorang
bapak yang merokok, tertarik berhenti merokok setelah mendengarkan
penyuluhan kesehatan mengenai bahaya rokok.
17

Menurut Notoatmojo (2007) dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat


individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang
yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya,
seorang ibu yang baru saja menjadi akseptor atau seorang bu hamil yang sedang
tertarik terhadap imunisasi tetanus toxoid (TT) karena baru saja
memperoleh/mendengarkan penyuluhan kesehatan. Bentuk pendekatan ini, antara
lain:
1.Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling) Dengan cara ini,
kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi
oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan
dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan
menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).

2.Wawancara (interview) Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari


bimbingan penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien
untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan,
ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah
perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian
dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.

Menurut Notoatmojo (2007) dalam memilih metode promosi kelompok,


harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari
sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok
kecil. Efektivitasnya suatu metode akan tergantung pula besarnya sasaran
pendidikan. Metode promosi kesehatan kelompok dapat dibagi menjadi:
1. Kelompok Besar Yang dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila
peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk
kelompok besar ini, antara lain ceramah dan seminar.
18

2. Kelompok Kecil Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya
kita sebut kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini
antara lain:
a. Diskusi Kelompok
b. Curah Pendapat (Brain Storming)
c. Bola Salju (Snow Balling)
d. Kelompok-kelompok Kecil(Buzz Group)
e. Memainkan Peranan (Role Play)

F. Promosi Kesehatan pada Pasien Masyarakat


Menurut Modealan (2017) metode promosi kesehatan masyarakat adalah
metode yang dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan kepada
masyarakat luas yang bersifat massa. Tujuannya menggugah kepedulian
masyarakat terhadap suatu inovasi baru dalam kesehatan. Manfaatnya adalah
dapat menyampaikan informasi secara cepat dan dapat menjangkau banyak orang,
sehingga diharapkan terjadinya perubahan perilaku. Beberapa contoh dari metode
promosi kesehatan masyarakat adalah ceramah umum, pidato-pidato/diskusi,
tulisan di majalah, website atau koran, billboard, spanduk poster, menitipkan
pesan pada khotbah dan lain-lain.
Menurut Notoatmojo (2007) metode pendidikan atau promosi kesehatan
secara masyarakat dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan
yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan
demikian cara yang paling tepat ialah pendekatan massa. Oleh karena sasaran
promosi ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis
kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya,
maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian
rupa sehingga dapat ditangkap oleh masyarakat tersebut. Pendekatan ini biasanya
digunakan untuk menggugah awareness atau kesadaran masyarakat terhadap suatu
inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku.
Namun demikian, bila kemudian dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku
juga merupakan hal yang wajar. Pada umumnya bentuk pendekatan massa ini
19

tidak langsung. Biasanya dengan menggunakan atau melalui media massa.


Beberapa contoh metode promosi kesehatan masyarakat ini, antara lain:
1. Ceramah umum (public speaking )
2. Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV
maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan
masyarakat.
3. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya
tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga merupakan
pendekatan pendidikan kesehatan masyarakat.
4. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya
jawab atau konsultasi tentang kesehatan dan penyakit adalah merupakan
bentuk pendekatan promosi kesehatan masyarakat.
5. Bill Board , yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya
juga merupakan bentuk promosi kesehatan masyarakat. Contoh: billboard Ayo
ke Posyandu
20

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan
individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan danmeningkatkan
kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri
sendiri.
Promosi kesehatan sasaran individu merupakan metode yang
bersifat individual, ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau
membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan
perilaku atau inovasi. Bentuk pendekatan ini, yaitu bimbingan dan
penyuluhan (guidance and counceling), wawancara (interview).
Penerapan promosi kesehatan pada pasien kelompok metode ini
bisa digunakan bagi kelompok dengan anggota yang memiliki kesamaan
latar belakang baik dari segi umur, pendidikan, profesi dan sebagainya,
misalnya antara sesama ibu usila. Metode ini bertujuan agar anggota
kelompok sebagai sasaran dapat mengenal jauh arti dan manfaat pesan
kesehatan yang diinformasikan. Metode promosi kesehatan kelompok
dibagi menjadi kelompok besar yang dimaksud kelompok besar di sini
adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Yang termasuk
kelompok besar, yaitu ceramah, seminar.
Selain itu metode yang digunakan adalah kelompok kecil, yaitu
apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini
antara lain diskusikelompok , curah pendapat (Brain Storming), bola salju
(Snow Balling),kelompok-kelompok kecil (Buzz Group), memainkan
Peranan (Role Play) .
Metode pendidikan atau promosi kesehatan secara masyarakat
dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan
kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Beberapa contoh
21

metode promosi kesehatan masyarakat ini, antara lain ceramah umum


(public speaking ), pidato pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media
elektronik, baik TV maupun radio, simulasi, tulisan-tulisan di majalah atau
koran,. bill board

B. SARAN
Demikianlah makalah ini kami buat,tentunya masih banyak
kekurangan dan kesalahan.Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun bagi para pembacanya sebagai kesempurnaan
makalah ini.Dan semoga makalah ini bias menjadi acuan untuk
meningkatkan makalah-makalah selanjutnya dan bersama.
22

DAFTAR PUSTAKA

1. https://reypadji.wordpress.com/2012/10/10/media-promosi-kesehatan/
2. Metode Promosi Kesehatan (online) Dikutip dari :
http://janupurwono.blogspot.co.id/2015/11/metode-promosi-
kesehatan.html. Diakses pada 10 Januari 2018
3. Promosi Kesehatan Pada Pasien Sebagai Individu (Online) Dikutip
dari:https://id.scribd.com/presentation/339988297/Penerapan-
Promosi-Kesehatan-Pada-Pasien-Sebagai-Individu. Diakses pada 10
Januari 2018.
4. Modealan, Amrin. 2017. Jenis-Jenis Metode Promosi Kesehatan
(Online) Dikutip dari: http://www.mitrakesmas.com/2017/08/jenis-
jenis-metode- promosi-kesehatan.html. Dikutip pada 10 Januari 2018.
5. http://erepo.unud.ac.id/10101/3/43c9c7b8c4ea0cbe6ec0651c48cc4782
.pdf

Anda mungkin juga menyukai