Anda di halaman 1dari 7

Tantangan Tenaga Kesehatan Di Dunia Kerja

Menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan, Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan. Dimana tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secar sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum. Bahwa untuk memenuhi hak dan kebutuhan kesehatan setiap individu dan
masyarakat, untuk memeratakan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, dan untuk
memberikan pelindungan serta kepastian hukum kepada tenaga kesehatan dan masyarakat
penerima upaya pelayanan kesehatan, perlu pengaturan mengenai tenaga kesehatan terkait
dengan perencanaan kebutuhan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan
mutu tenaga kesehatan

1. Konsep Pendidikan Tinggi Vokasi


Konsep pendidikan tinggi di vokasi meliputi tiga bidang, yaitu pendidikan, penelitian,
serta pengabdian masyarakat.
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan sebuah usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan
susasana belajar dan proses pembelajaran dengan tujuan agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan
b. Penelitian
Penelitian merupakan suatu proses penyelidikan atau pendekatan ilmiah melalui
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyimpulan data berdasarkan metode dan
teknik tertentu untuk dapat menjawab suatu permasalahan. Penelitian biasanya
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman seseorang terhadap suatu topik.
c. Pengabdian Masyarakat
Pengabdian Masyarakat merupakan salah satu implementasi dari Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Program ini dilaksanakan dalam berbagai bentuk, misalnya
Pendidikan dan pelatihan masyarakat, pelayanan masyarakat. Salah satu
contoh pengabdian yaitu: Gebyar vaksin/vaksinasi massal.
Pendidikan tinggi vokasi merupakan program pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi
yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga yang dapat menetapkan keahlian dan
keterampilan dibidangnya, siap kerja dan mampu bersaing secara global.

2. Tantangan Pelayanan Kesehatan Pada Era Disrupsi


Era disrupsi merupakan era perubahan, dimana yang tadinya sederhana, manual,
sekarang digantikan dengan teknologi canggih.
a. Pelayanan kesehatan yang berkualitas
Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, masyarakat tidak lagi sekadar datang
menuju klinik/puskesmas, namun kini pelayanan kesehatan dapat diakses melalui
teknologi sehingga masyarakat dapat konsultasi mengenai permasalahan kesehatan
melalui ponsel dan tidak harus pergi ke klinik/puskesmas.
b. Melaksanakan fungsi sosial
Bagaimana hubungan antarsesama, antarmasyarakat,hubungan dengan antar tenaga
kesehatan serta kolega
c. Meningkatkan kompetensi pelayanan kesehatan
Dengan tujuan agar kita semua tidak tertinggal dan sadar akan pelayanan kesehatan
d. Penggunaan teknologi informasi
e. Meningkatkan tata kelola sarana pelayanan dan tata kelola manajerial yang baik
f. Melakukan inovasi dalam pelayanan kesehatan di era JKN

3. Menyiapkan SDM Bidang Kesehatan untuk Era Society 5.0


Banyak perubahan perubahan yang akan terjadi dalam kehidupan pada era society 5.0.
sehingga pemerintah menyiapkan SDM unggul untuk menghadapi tantangan di era baru
nanti. Sehingga, perlu diadakan uji kompetensi.
Prioritas utama yaitu, adalah di perguruan tinggi (begitu juga kementerian) dalam 5
tahun ke depan adalah penciptaan SDM unggu pemimpin masa depan. Dimana, proses
utamanya adalah pembinaan, pembelajaran, pencetakan karakter mahasiswa di perguruan
tinggi.
Pembelajaran Relevan Dunia Usaha/Dunia Industri (Merdeka Belajar) “IDEAL: 3
Semester di luar Prodi” dimana dapat dilakukan dengan magang, pertukaran pelajar,
proyek di desa, wirausaha, riset, studi independen, dan kegiatan mengajar di daerah
terpencil yang perlu dibimbing oleh seorang dosen.

4. Kebijakan Ditjen DIKTI-Kembdikbud era Revolusi Industri 4.0


a. Reorientasi Kurikulum
1) Literasi terbaru (data, teknologi) dikembangkan dan diajarkan, membelajarkan
kerja praktek/magang
2) Kegiatan ekstrakulikuler untuk pengembangan kepemimpinan dan “team work”
agar dapat terus dikembangkan
b. Hybrid/Blended Learning
Menerapkan sistem pengajaran hybrid/blended learning atau pembelajaran dua
sistem seperti daring, dan luring dsb.
c. Unit khusus Life-long Learning
Disarankan PT mempunyai unit yang secara khusus dapat memberikan pembelajaran

5. Aktivitas untuk meningkatkan relebansi pendidikan


a. Penguatan kurikulum vokasi untuk menjembatani mahasiswa dalam menghadapi
dunia kerja
b. Membangun kemitraan pt dengan industri
c. Serta melibatkan dosen dari industri yang relevan.
6. Aktivitas untuk mendorong keunggulan spesifik
a. Penguatan kurikulum
b. Magang mahasiswa di tempat bekerja
c. Mengidentifikasi dan mengembangkan produk/jasa hasil teaching factory yang
mendorong keunggulan spesifik politeknik

7. Aktivitas untuk meningkatkan pengembangan kompetensi yang spesifik


a. Pendirian TUK dan/atau pengembangan skema kompetensi
b. Memfasilitasi pelaksanaan uji kompetensi bagi mahasiswa

8. Aktivitas untuk meningkatkan nilai tawar


a. Membangun kemitraan PT dengan industri
b. Meningkatkan kompetensi dosen vokasi dan tenaga kependidikan
c. Meningkatkan kompetensi dosen vokasi dan tenaga kependidikan

9. Program Kemenkes Dalam Pembangunan Kesehatan


11. 1 Program Indonesia Sehat
a. Paradigma sehat
paradigma sehat merupakan cara pandang, pola pikir, atau model
pembangunan kesehatan yang bersifat holistik. Karena itu, paradigm sehat
melihat lebih jauh terkait masalah kesehatan yang bersifat lintas sector
dengan tujuan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan
bukan hanya panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan.
Meliputi: pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, promotif-
preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan, serta pemberdayaan
masyarakat
b. Penguatan pelayanan kesehatan
Meliputi: peningkatan akses, optimalisasi sistem rujukan, serta peningkatan
mutu
Penerapan dilakukan berdasarkan pendekatan Continuum Of Care And Life
Cycle dimana berkesinambungan terhadap seluruh siklus manusia dimulai
dari ibu hamil dan ibu menyusui hingga lansia sehingga ada penekatan
keluarga, dan intervensi berbasis health risk.
c. JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)
Meliputi: benefit, sistem pembiayaan: asuransi – azas gotong royong, kendali
mutu dan kendali biaya. JKN memiliki tanda kepesertaan berupa Kartu
Indonesia Sehat

10. Indikator Keluarga Sehat


keluarga sehat adalah keluarga yang setiap individunya berada dalam kondisi yang
sejahtera, baik dari segi dari fisik maupun mental, sehingga dapat hidup normal secara
sosial dan ekonomi di tengah masyarakat lainnya. Untuk mencapainya, tentunya ada
standar yang harus dicapai terlebih dahulu oleh suatu keluarga. Menurut Kemenkes
terdapat 12 indikator utama untuk keluarga sehat:
Program Gizi, Kesehatan ibu dan anak
1) Keluarga mengikuti KB
2) Ibu bersalin di fasilitas kesehatan
3) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4) Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
5) Pertumbuhan balita dapat dipantau tiap bulan.
Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular:
6) Penderita TB paru berobat sesuai standar
7) Penderita hipertensi berobat teratur
8) Gangguan jiwa berat diobati dan tidak ditelantarkan
Perilaku dan Kesehatan lingkungan:
9) Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10) Keluarga memiliki/memiliki air bersih
11) Keluarga memiliki/memakai jamban sehat
12) Menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional

11. Penguatan Pelayanan Kesehatan


10. 1 Peningkatan akses
a. Pemenuhan tenaga
b. Peningkatan sarana pelayanan primer
c. Pemenuhan prasarana pendukung
d. Inovasi pelayanan di terpencil dan sangat terpencil
11. 2 Peningkatan Mutu
a. Penyediaan SOP
b. Peningkatan kemampuan tenaga kesehatan
c. Program Dokter Layanan Primer
d. Program akreditasi
11. 3 Regionalisasi Rujukan
a. Sistem Rujukan Regional dan Provinsi
b. Sistem Rujukan Nasional
11. 4 Penguatan Dinkes Kab/Kota, dan Provinsi
a. Sosialisasi
b. Advokasi
c. Capacity Building
11. 5 Dukungan Lintas Sektor
a. Dukungan regulasi
b. Dukungan infrastuktur
c. Dukungan pendanaan

12. Aspek Kebijakan Peningkatan Tenaga Kesehatan


a. Peningkatan mutu: pelayanan, hubungan internasional, beasiswa, pembinaan
profesi
b. Pendidikan: akreditasi (tolak ukur bahwa Pendidikan tersebut berkualitas),
peningkatan dosen, peningkatan sarana dan prasarana.
c. Pelatihan: CPD, leadership, program, HIAP/AJAK
d. Distribusi: penempatan, retensi, karier

13. Permasalahan Tenaga Kesehatan


Meliputi: jumlah tenaga kesehatan masih kurang, distribusi tenaga kesehatan yang
tidak merata, mutu atau kualitas yang belum memadai, serta kualifikasi tenaga
kesehatan masih banyak yang belum DIII

14. Revolusi Industri 4.0 di Bidang Kesehatan


a. Akan memperluas jangkauan pelayanan, selain mempercepat, meningkatkan
efisiensi dan lebih akurat.
b. Meningkatkan kemampuan tenaga Kesehatan dalam menangani penyakit
c. Pemberdayaan pasien, dengan kemudahan mendapatkan info-mereka tahu
tentang keadaannnya dan dapat memilih cara pengobatan yang terbaik.
d. Menimbulkan disrupsi terhadap stake holder Kesehatan dengan perubahan
yang terjadi.
e. Pelayanan akan menjadi murah, transparan, dan tidak memerlukan Tenaga
atau ruangan khusus.

15. Regulasi terkait Tenaga Kefarmasian


15. 1 UU. No.36/2012 Tenaga Kesehatan
a. Pasal 44 (1) Setiap tenaga kesehatan yang menjalankan praktik wajib
memiliki STR
b. Pasal 46 setiap tenaga kesehatan yang menjalankan praktik dibidang
pelayanan kesehatan wajib memiliki izin, dalam bentuk SIP yang diberikan
oleh pemerintah Kab/kota
15. 2 PP No.51/2009 Pekerjaan kefarmasian
a. Pasal 52 ayat (2) Apoteker melakukan pekerjaan kefarmasian di Apotek,
puskesmas, atau instalasi farmasi rumah skit harus menggunakan Surat
Izin Praktikum berupa SIPA dan SIK untuk yang apoteker di fasilitas
kefarmasian diluar apotek dan instalasi farmasi rumah sakit
15. 3 Permenkes No.889/Menkes/per/V/2011
a. Pasal 1 setiap tenaga kefarmasian yang menjalankan pekerjaan
kefarmasian wajib memiliki surat tanda registrasi berupa STRA bagi
apoteker dan STRTTK bagi TTK
15. 4 Permenkes No.31 tahun 2016
a. Pasal 17 setiap tenaga kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan
kefarmasian wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenga kefarmasian
bekerja, yaitu SIP apoteker dan SIP TTK

Kewajiban Asisten Apoteker menurut Kepmenkes RI No.1332/MENKES/X


a. Melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan standar profesinya yang
pada kepentingan masyarakat serta melayani penjualan obat yag dapat dibeli
tanpa resep dokter.
b. Memberi indormasi yang berkaitan dengan penggunaan atau pemakaian obat
yang diserahkan kepada pasien
c. Penggunaan obat secara tepat, aman, dan rasional atas permintaan masyarakat
d. Informasi yang diberikan harus benar, jelas, dan mudah dimengerti serta cara
penyampaiannya disesuaikan dengan kebutuhan, selektif, etika, bijaksana, dan
hati-hati.
e. Informasi yang diberikan kepada pasien sekurang-kurangnya meliputi cara
pemakaian obat, cara penyimpanan obta, jangka waktu pengobatan,
makanan/minuman/aktivitas yang hendaknya dihindari selama terapi dan
informasi lain yang diperlukan.

16. Permasalahan SDM Kesehatan


a. Formasi CPNS tidak ada atau terbatas.
b. Penempatan tenaga oleh pusat terbatas di DTPK (kontrak) sudah ada
perluasan.
c. PEMDA tidak dapat mengankat tenaga kontrak atau honro (pp 48), kecuali
BLUD.
d. Daerah tidak dapat mengangkat honor atau kontrak karena fiscal rendah.
e. Distribusi tidak merata.
f. Kualitas tenaga kurang (UKOM perawat dan bidan 39% tidak kompeten).
Menyebabkan produksi tidak terserap kekurangan tenaga dan banyak
pengangguran, maldistribusi, dan pelayanan kesehatan tidak optimal. Karena
ada beberapa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh seseorang yang belum
memenuhi persyaratan.

17. Tantangan Tenaga Kesehatan Masyarakat Tingkat Global


a. World Trade Organization (WTO) menetapkan Pendidikan sebagai salah satu
komponen penting dalam sektor tersier.
b. Sebagai negara yang telah menjadi anggota WTO sejak tahun 995, negara
Indonesia terikat dengan semua perjanjian yang mengatur tata- perdagangan
barang, jasam dan trade intellectual property rights (TRIPS) atai atas
kepemilikan intelektual yang terkait dengan perdagangan.
c. Dalam mengantisipasi globalisasi di bidang Pendidikan, maka Dikti
Kemendikbud berupaya menetapkan KKNI sehingga tenaga kesehatan
Indonesia siap menghadapi masuknya tenaga kesehatan asing dengan standar
dan kualifikasi internasional dan sebaliknya.

18. Kaitan Pendidikan Kesehatan Masyarakat dengan Sistem Pelayanan Kesehatan di


Indonesia
a. Pelayanan Kesehatan tidak hanya membutuhkan pelayanan Kesehatan
perorangan (UKP), tetapi juga membutuhkan upaya Kesehatan masyarakat
(UKM).
b. Sistem pelayanan Kesehatan masyarakat dalam tatanan di masyarakat
membutuhkan pengembangan metode pemberdayaan dan pengorganisasian
masyarakat untuk mengatasi lingkungan fisik, lingkungan kerja, lingkungan
social, masalah gizi, yang diketahui memberikan andil terhadap masalah status
Kesehatan
c. Pada konteks peran ini, peran professional petugas Kesehatan dalam bidang
lingkungan fisik, lingkungan social, lingkungan kerja, sistem informasi dan
perilaku merupakan kebutuhan yang tidak terelakkan, dan tidak mungkin
dapat diambil alih oleh tenaga medis lain.

19. Pelayanan Profesional Tenaga Kesehatan Masyarakat


a. Memformulasikan kebijakan Kesehatan bekerja sama dengan masyarakat dan
pemerintah untuk menyusun dan mengawal kebijakan publik guna
menyelesaikan masalah Kesehatan.
b. Menginformasikan, mendidik, dan memberdayakan penduduk seputar
persoalan kesehatan
c. Menggerakan kemitraan dengan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah Kesehatan.
d. Mengembangkan kebijakan dan perencanaan untuk mendukung adanya upaya
Kesehatan perorangan.

Anda mungkin juga menyukai