Anda di halaman 1dari 18

Makalah

Konsep Promosi Kesehatan Di Rumah Sakit


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata kuliah : Komunikasi
Dosen : Wahyudin, S.Kp.,M.Kes

Disusun oleh :

1. Yana saepurohman
2. Dea suciati romdona
3. Fujia novianti lestari
4. Teguh pamungkas
5. Tina sri rahayu
6. Selin resyani
7. Iban supriawan
8. Yuliani nurkhoiriah
9. Fazri nugraha
10. Dewi shakila
2c Diploma III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karsa Husada Garut
Kampus 1 : Jln. Subyadinata No.07 Tlp.Fax. 0262-235946
Kampus 2 : Jln. Nusa Indah No.24 Tlp.Fax. 0262-4704803
Garut-Jawa Barat
2017-2018
Kata pengantar

Puji syukur saya / kami panjatkan ke pada Alloh SWT yang telah memberi
rahmat , karunia ,serta taufik dan hidayah-Nya beserta hidayahnya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah “konsep promosi kesehatan di rumah sakit ”tepat
pada waktunya . Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan
menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.

Meskipun masih banyak kekurangan didalamnya . Dan kami juga berterima


kasih pada bapak Wahyudin, S.Kp.,M.Kes selaku dosen mata kuliah komunikasi
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dan menambah wawasan .
kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna . Oleh sebab itu , kami berharap adanya kritik , saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang kami buat di masa yang akan datang ,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun .

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan .

Garut, 10 Oktober 2017

Penyusun

Kelompok 3

2
Daftar isi
Cover ....................................................................................................................
Kata pengantar .....................................................................................................
Daftar isi ...............................................................................................................
Bab I pendahuluan ................................................................................................
1.1.Latar belakang ..........................................................................................
1.2.Rumusan masalah......................................................................................
1.3.Tujuan penulisan ......................................................................................
1.4.Metode penulisan .....................................................................................
Bab II pembahasan ...............................................................................................
2.1.Pengertian rumah sakit .............................................................................
2.2.Pengertian promosi kesehatan ..................................................................
2.3.Dasar hukum PKRS ..................................................................................
2.4.Pengertian PKRS ......................................................................................
2.5.Tujuan PKRS ...........................................................................................
2.6.Sasaran PKRS ..........................................................................................
2.7.Standar PKRS ..........................................................................................
Bab III penutup ....................................................................................................
3.1.Kesimpulan ..............................................................................................
3.2.Saran .........................................................................................................
Daftar pustaka ......................................................................................................

3
Bab I pendahuluan
1.1.Latar belakang
Masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada
penyakit, yaitu hanya menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang
bersangkutan diberi pengobatan. dalam keadaan yang memerlukan, si sakit
dirawat di rumah sakit. Sesudah sembuh dipulangkan, lalu kambuh dengan
penyakit yang sama sehingga yang bersangkutan dirawat kembali di rumah sakit.
kemukian siklus ini berlangsung terus, kemudian disadari, bahwa untuk
memelihara kesehatan masyarakat diperlukan suatu rangkaian usaha yang lebih
luas, di mana perawatan dan pengobatan di rumah sakit hanyalah salah satu bag
ian kecil dari rangkaian usaha tersebut.
Efektivitas suatu pengobatan, selain dipengaruhi oleh pola pelayanan
kesehatan yang ada serta sikap dan keterampilan para pelaksananya, juga sangat
dipengaruhi oleh lingkungan, sikap, pola hidup pasien dan keluarganya. Selain itu,
tergantung juga pada kerjasama yang positif antara petugas kesehatan dengan
pasien dan keluarganya. Kalau pasien dan keluarganya memiliki pengetahuan
tentang cara-cara penyembuhan dan pencegahan penyakit, serta keluarga pasien
mampu dan mau berpartisipasi secara positif, maka hal ini akan membantu
peningkatan kualitas kesehatan masyarakat pada umumnya.
Promosi Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS) berusaha mengembangkan
pengertian pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan
pencegahannya. Selain itu, Promosi kesehatan di Rumah Sakit juga berusaha
menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit
untuk berperan secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan
penyakit. Oleh karena itu, Promosi Kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian
yang tidak terpisah dari program pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Isu Strategis
Promosi Kesehatan di Rumah sakit telah diselenggarakan sejak tahun 1994
dengan nama Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Seiring
dengan perkembangannya, pada tahun 2003, istilah PKMRS berubah menjadi
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS). Berbagai kegiatan telah dilakukan

4
untuk pengembangan PKRS seperti penyusunan pedoman PKRS, advokasi dan
sosialisasi PKRS kepada Direktur rumah sakit pemerintah, pelatihan PKRS,
pengembangan dan distribusi media serta pengembangan model PKRS antara lain
di Rumah sakit Pasar Rebo di Jakarta dan Rumah Sakit Syamsuddin, SH di
Sukabumi. Namun pelaksanaan PKRS dalam kurun waktu lebih dari 15 tahun
belum memberikan hasil yang maksimal dan kesinambungannya di rumah sakit
tidak terjaga dengan baik tergantung pada kuat tidaknya komitmen Direktur
rumah sakit
Berdasarkan hal tersebut, beberapa isu strategis yang muncul dalam
Promosi Kesehatan di Rumah Sakit, yaitu:
1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah
satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit.
2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak pasien untuk
mendapatkan informasi tentang pencegahan dan pengobatan yang
berhubungan dengan penyakitnya.
3. Sebagian besar Rumah sakit belum mewujudkan tempat kerja yang aman,
bersih dan sehat.
4. Sebagian besar Rumah sakit kurang menggalang kemitraan untuk
meningkatkan upaya pelayanan yang bersifat preventif dan promotif.

1.2.Rumusan masalah
1. Apa Pengertian rumah sakit ?
2. Apa pengertian promosi kesehatan ?
3. Apa Dasar hukum PKRS ?
4. Bagaimana Pengertian PKRS ?
5. Tujuan adanya PKRS ?
6. Siapa saja sasaran PKRS ?
7. Bagaimana Standar PKRS ?

1.3.Tujuan penulisan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi

5
2. Menjadi bahan kuliah untuk mata kuliah komunikasi
1.4.Metode penulisan
Bab I menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan
metode penulisan. Bab II berisi pembahasan mengenai anamnesa dan pemeriksaan
fisik. Bab III penutup berisi kesimpulan dan saran dari penulis.

6
Bab II pembahasan
2.1.Pengertian rumah sakit
Rumah sakit dalam bahasa Inggris disebut hospital. Kata hospital berasal
dari kata dalam bahasa Latin hospitalis yang berarti tamu. Secara lebih luas kata
itu bermakna menjamu para tamu. Memang menurut sejarahnya, hospital atau
rumah sakit adalah suatu lembaga yang bersifat kedermawanan (charitable), untuk
merawat pengungsi atau memberikan pendidikan bagi orang-orang yang kurang
beruntung atau miskin, berusia lanjut, cacat, atau para pemuda. Di Indonesia,
evolusi rumah sakit dimulai dengan munculnya rumah sakit-rumah sakit milik
misi keagamaan yang pelayanannya bersifat kedermawanan. Selanjutnya muncul
rumah sakit-rumah sakit milik perusahaan yang dibangun khusus untuk melayani
karyawan perusahaan (misalnya perkebunan, pertambangan, dan lain-lain).
Setelah itu lalu muncul rumah sakit-rumah sakit yang berasal dari praktik pribadi
dokter, atau kadang-kadang juga praktik pribadi bidan, yang mula-mula
berkembang menjadi klinik. Beberapa dasawarsa terakhir, muncullah rumah sakit-
rumah sakit yang dibangun sepenuhnya oleh pemilik modal yang bukan dokter.
Setelah kemerdekaan, perumahsakitan di Indonesia berkembang pesat, sehingga
muncul berbagai macam rumah sakit, baik milik swasta maupun milik
pemerintah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
jenis rumah sakit dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya.
Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, rumah sakit dikategorikan dalam
rumah sakit umum dan rumah sakit khusus.
1. Rumah sakit umum merupakan rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
2. Rumah sakit khusus merupakan rumah sakit yang memberikan pelayanan
utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin
ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
Berdasarkan pengelolaannya rumah sakit dapat dibagi menjadi rumah sakit
publik dan rumahsakit privat.

7
1. Rumah sakit publik merupakan rumah sakit yang dikelola oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat
nirlaba.
2. Rumah sakit privat merupakan rumah sakit yang dikelola oleh badan
hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau
Persero.
Rumah sakit tidak boleh dipandang sebagai suatu entitas yang terpisah
dan berdiri sendiri dalam sektor kesehatan. Rumah sakit adalah bagian dari sistem
kesehatan dan perannya adalah mendukung pelayanan kesehatan dasar melalui
penyediaan fasilitas rujukan dan mekanisme bantuan. Menurut Organisasi
Kesehatan Sedunia atau World Health Organization (WHO), “Rumah Sakit harus
terintegrasi dalam sistem kesehatan di mana ia berada. Fungsinya adalah sebagai
pusat sumber daya bagi peningkatan kesehatan masyarakat di wilayah yang
bersangkutan,”
Adapun fungsi-fungsi yang harus diselenggarakan oleh Rumah Sakit
adalah:
1. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;
2. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis;
3. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan; dan
4. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.

8
2.2.Pengertian promosi kesehatan
Menurut WHO (1947), pengertian kesehatan secara luas tidak hanya
meliputi aspek medis, tetapi juga aspek mental dan sosial, dan bukan hanya suatu
keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan (Maulana, 2009),
sedangkan pengertian kesehatan menurut UU Kesehatan No. 36 tahun 2009
adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Hal ini berarti, kesehatan tidak hanya diukur dari aspek fisik mental dan sosial
saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam mempunyai pekerjaan atau
menghasilkan sesuatu secara ekonomi (Notoatmodjo, 2010).
Hasil rumusan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa,
Canada menyatakan bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses untuk
memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka.Dengan kata lain, promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan
terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2010).
Menurut WHO, promosi kesehatan adalah proses mengupayakan
individuindividu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka
mengandalkan Faktor- faktor yang mempengaruhi kesehatan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatannya. Bertolak dari pengertian yang dirumuskan
WHO, Indonesia merumuskan pengertian promosi kesehatan adalah upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri serta
mengembangkan kegiatan bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya
setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasana kesehatan
(Depkes RI, 2005).
2.3.Dasar hukum
1. Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
a) Pasal 7 Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi
tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab.

9
b) Pasal 8 Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data
kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah
maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan.
c) Pasal 10 Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam
upaya memperoleh lingkungan yang sehat baik fisik, bi%gi, maupun
sosial.
d) Pasal 11 Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk
mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang
setinggi-tinginya.
e) Pasal 17 Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses
terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
f) Pasal 18 Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan
mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya
kesehatan.
g) Pasal 47 Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan
dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
h) Pasal 55
1) Pemerintah wajib menetapkan standar mutu pelayanan
kesehatan
2) Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pad
a ayat (1) diatur dengan peraturan Peraturan Pemerintah.
i) Pasal 62
1) Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang
dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan
penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain
untuk menunjang tercapainya hidup sehat.

10
2) Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya yang
dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat untuk menghindari atau mengurangi risiko,
masalah dan dampak buruk akibat penyakit.
3) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin dan
menyediakan fasilitas untuk kelangsungan upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit.
4) Ketentuan lebih lanjut tentang upaya peningkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit diatur dengan Peraturan Menteri.
j) Pasal 115
1) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan
kesehatan
2) Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok
di wilayahnya.
k) Pasal 168
1) Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan
efesien diperlukan informasi kesehatan.
2) Informasi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui sistem informasi dan melalui lintas sektor.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
2. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit
 Pasal 1 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat
 Pasal 4 Rumah sakit mempunyai tug as memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna.
 Pasal 10,

11
o Ayat 2 Bangunan Rumah sakit paling sedikit terdiri atas
ruang, butir M) ruang penyuluhan kesehatan masyarakat
Rumah sakit.
o Pasal 29 Setiap Rumah sakit mempunyai kewajiban; butir
a) memberikan informasi yang benar tentang pelayanan
Rumah sakit kepada masyarakat.
 Pasal 32 Setiap pasien mempunyai hak, butir d) memperoleh
layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
stan dar prosedur operasional.
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267/MENKES/SKlII/201 0
tentang Penetapan Road Map Reformasi Kesehatan Masyarakat, dimana
hal ini tidak terpisahkan dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
2010-2014. Salah satu Prioritas Reformasi Kesehatan yang dimaksud
adalah Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (World Classs Hospital).
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 659/Menkes/perNIII/2009
tentang Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia(World Class Hospital).

2.4.Pengertian PKRS
Promosi Kesehatan di Rumah Sakit adalah upaya Rumah Sakit untuk
meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyarakat,
agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya,
klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan
kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui pembelajaran dari, oleh, untuk,
dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan.

2.5.Tujuan PKRS
Terciptanya masyarakat rumah sakit yang menerapkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat melalui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien RS

12
serta pemeliharaan lingkungan RS dan termanfaatkannya dengan baik semua
pelayanan yang disediakan RS.
2.6.Sasaran PKRS
Sasaran Promosi Kesehatan di Rumah Sakit adalah masyarakat di rumah sakit,
yang terdiri dari
 Petugas
 Pasien
 Keluarga Pasien
 Pengunjung
 Masyarakatyang tinggal/berada di sekitar rumah sakit
2.7.Standar PKRS
 STANDAR 1, KEBIJAKAN MANAJEMEN
Organisasi Rumah Sakit harus memiliki kebijakan tertulis untuk PKRS,
Kebijakan ini diimplementasikan sebagai bagian dari peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan masyarakat Rumah Sakit secara keseluruhan,
Tujuan: Adanya dukungan kebijakan untuk pelaksanaan PKRS sebagai bagian
integral peningkatan kualitas manaJemen organisasi,
Elemen:
1. Rumah Sakit memiliki kebijakan tertulis tentang PKRS
2. Rumah Sakit membentuk unit kerja PKRS.
3. Rumah Sakit memiliki tenaga pengelola PKRS.
4. Rumah Sakit memiliki alokasi anggaran untuk pelaksanaan PKRS.
5. Rumah Sakit memiliki perencanaan PKRS secara berkala.
6. Rumah Sakit memiliki saranaJperalatan untuk pelaksanaan PKRS.
7. Rumah Sakit mensosialisasikan PKRS di seluruh jajaran Rumah sa kit.
8. Rumah Sakit meningkatkan kapasitas tenaga pengelola PKRS.
9. Rumah Sakit melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PKRS.
 STANDAR 2. KAJIAN KEBUTUHAN MASYARAKAT RUMAH SAKIT
Rumah Sakit melakukan kajian kebutuhan Promosi Kesehatan untuk
pasien, keluarga pasien, pengunjung rumah sakit dan masyarakat sekitar rumah
sakit.

13
Tujuan : Diperolehnya gambaran tentang informasi yang Stallctar Promosi
Kesehatall Rumah Sakit dibutuhkan pasien, keluarga pasien, pengunjung serta
masyarakat sekitar rumah sakit sebagai dasar pelaksanaan Promosi Kesehatan.
Elemen:

1. Rumah sakit memiliki instrumen kajian kebutuhan informasi dari pasien,


keluarga pasien, pengunjung rumah sakit, dan masyarakat sekitar rumah
sakit, serta media komunikasi yang sesuai untuk mereka.
2. Rumah sakit melakukan kajian kebutuhan informasi dari pasien, keluarga
pasien, pengunjung rumah sakit, dan masyarakat sekitar rumah sakit, serta
media komunikasi yang sesuai untuk mereka.
3. Rumah sakit memiliki rumusan informasi yang dibutuhkan pasien,
keluarga pasien, pengunjung rumah sakit, dan masyarakat sekitar rumah
sakit, serta media komunikasi yang sesuai untuk mereka
 STANDAR 3. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT RUMAH SAKIT
Rumah sakit menjamin adanya upaya pemberdayaan masyarakat yang
merupakan salah satu program melalui kegiatan Promosi Kesehatan di Rumah
sakit.

Tujuan: Meningkatnya daya dan peran peran serta masyarakat rumah sakit dalam
mencegah dan atau mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya.

Elemen:

1. Rumah sakit mewajibkan para petugas rumah sakit melakukan


pemberdayaan masyarakat selama bertugas dalam aspek-aspek kuratif,
rehabilitatif, preventif, dan pro motif.
2. Rumah sakit menyediakan akses di setiap unit pelayanan untuk merespon
kebutuhan informasi pasien, keluarga pasien, pengunjung rumah sakit dan
masyarakat sekitar rumah sakit.
3. Rumah sakit berperan aktif dalam memberdayakan masyarakat di sekitar
rumah sakit melalui pengorganisasian masyarakat.

14
 STANDAR 4. RUMAH SAKIT MELAKSANAKAN BINA SUASANA
UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN PEMBERDAYAAN.
Rumah sakit menjamin tempat kerja yang aman, bersih dan sehat. Oleh
karena itu Rumah sakit memastikan upaya-upaya yang menyangkut kebersihan
dan kelengkapan sarana prasarana yang ada untuk melaksanakan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS).

Tujuan: Rumah sakit menciptakan suasana yang kondusif agar pasien, keluarga
pasien, pengunjung, dan masyarakat sekitar rumah sakit untuk mau dan mampu
berperilaku hidup bersih dan sehat.

Elemen:

1. Rumah sakit memanfaatkan ruangan dan halaman rumah sakit untuk


memasang Imenayangkan berbagai media komunikasi.
2. Rumah sakit memanfaatkan individu/kelompok di luar rumah sakit untuk
bina suasana.
3. Rumah sakit memanfaatkan media massa untuk bina suasana.
 STANDAR 5. KEMITRAAN
Rumah sakit menggalang kemitraan dengan sektor lain, dunia usaha dan
swasta lainnya dalam upaya meningkatkan pelaksanaan PKRS baik di dalam
maupun di luar gedung.

Tujuan : Terjalin kerjasama dengan mitra terkait untuk optimalisasi pelaksanaan


kegiatan PKRS.

Elemen:

1. Rumah sakit mengidentifikasi mitra potensial dalam rangka menggalang


kemitraan berkaitan dengan pelaksanaan promosi kesehatan .
2. Rumah sakit mempunyai jejaring kemitraan dengan sektor lain, dunia
usaha dan swasta lainnya.
3. Rumah sakit melaksanakan program kerjasama kemitraan dengan sektor
lain , organisasi kemasyarakatan, swasta, dan dunia usaha lainnya.

15
 STANDAR 6. RUMAH SAKIT YANG MEWUJUDKAN TEMPAT KERJA
SEHAT
Rumah sakit mewujudkan lingkungan tempat kerja/pelayanan yang aman,
bersih dan sehat, serta menjamin kecukupan sarana dan prasarana untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat.

Tujuan: Terwujudnya tempat kerja yang aman, bersih dan sehat bagi masyarakat
Rumah sakit.

Elemen:

1. Rumah sakit menjamin terjaganya keamanan, kebersihan, dan kesehatan


lingkungan rumah sakit.
2. Rumah sakit menyediakan sarana dan prasarana untuk menjaga kebersihan
dan kesehatan lingkungan secara memadai.
3. Rumah sakit dinyatakan sebagai kawasan tanpa rokok serta diterapkan
peraturannya secara ketat dan disiplin.

16
Bab III penutup
3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

17
Daftar pustaka
 Buku Standar promosi kesehatan di rumah sakit ( kementrian kesehatan
Indonesia )
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004 Tahun 2012
Tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit
 (buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media,
jakarta 2009) Halaman 203-208

18

Anda mungkin juga menyukai