Salut untuk para bunda yang sudah mau berjuang untuk tetap memberikan ASI Eksklusif pada putra putrinya.
Alangkah baiknya setelah membaca ini membaca artikel Manfaat ASI dan anatomi dan fisiologis payudara
karena semakin paham tentang proses menyusui dan memotivasi untuk paham akan pentingnya ASI Eksklusif.
Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan
Hesti, 2004)
Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi ibu senyaman mungkin. Selama
beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam,
sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-12
bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan di
malam hari (Saryono, 2008; h. 30)
b. Posisi menyusui
1) Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini membolehkan perut bayi dan perut
ibu bertemu supaya tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan,
sokong kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya (Saryono ,2008; h.
34).
2) Posisi Football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki payudara yang besar, menyusui bayi
prematur atau bayi yang kecil ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong
kepala bayi dengan tangan, menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2008; h; 35).
3) Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya
posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi
dengan lengan atas (Saryono, 2008; h. 35).
a. Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama menyusui antra 10-15 menit disetiap payudara
b. Bangunkan bayi, lepas baju bayi yang menyebabkan rasa gerah
c. Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan mendengarkan suara menelan yang aktif.
d. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali menyusui.
2) Untuk Ibu
c.Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah
pada posisi penempelan.
10. Metode
Metode yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan redemonstrasi.
11. Media
Media yang digunakan adalah leaflet dan lembar balik
12. Daftar rencana proses penyuluhan.
No
Pukul
Kegiatan
Materi
Kegiatan Penyaji
Kegiatan Peserta
1
2
3
4
5
6
1.
10.00 – 10.05
Pembukaan (5 menit)
1. Ucapkan salam
2. Perkenalkan diri
1
2
3
4
5
6
2.
10.05-10.40
Pelaksanaan penyuluhan (35 menit)
1. Pengertian/ Batasan Perawatan Payudara
2. Tujuan Perawatan Payudara
3. Manfaat Perawatan Payudara
4. Waktu Perawatan Payudara
5. Persiapan yang diperlukan untuk perawatan payudara
6. Cara kerja perawatan payuadara
7. Memberi Kesempatan Redemonstrasi
Melihat langsung
Melakukan redemontrasi
3.
10.40-11.00
Evaluasi (20 menit)
1. Evaluasi kepada peserta
2. Kesempatan pembimbing
3. Simpulan
4. Leaflet
5. Salam Penutup
Tanya jawab
Menjawab
pertanyaaan peserta
Membagikan leaflet
Penyaji menugaskan peserta untuk membaca leaflet, baik di Rumah Sakit maupun di rumah
Mengucapkan salam
Menjawab pertanyaan penyaji
Mengajukan pertanyaan kepada penyaji.
Mendengarkan, memperhatikan.
Menjawab salam
13. Pengorganisasian
14.1 Moderator:
Tugas :
14.3.1 Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
14.3.2 Membuka acara penyuluhan
14.3.3 Mengatur jalannya penyuluhan
14.3.4 Menfasilitasi tanya jawab
14.3.5 Menutup acara penyuluhan
14.2 Penyaji :
Tugas : Menyajikan materi penyuluhan
14.4 Observer:
Tugas :
14.4.1 Mengevaluasi jalannya penyuluhan
14.4.2 Mengobservasi ketepatan waktu penyuluhan
Notulen:
Tugas :
14.3.1 Mencatat semua peserta yang hadir
14.3.2 Mencatat semua pertanyaan peserta
14.3.3 Menyimpulkan penjelasan dan jawaban hasil penyuluhan
14.3 Fasilitator :
14. Kegiatan Evaluasi
15.1 Kriteria hasil :
15.1.1 85% peserta yang menghadiri penyuluhan mampu menjelaskan Penatalaksanaan perawatan payudara
pada ibu nifas.
15.1.2 Semua peserta penyuluhan tidak ada yang meninggalkan tempat sampai penyuluhan selesai.
15.2 Antisipasi Masalah
15.2.1 Jika ada peserta yang tidak bisa menjawab pertanyaan, kita menjelaskan kembali secara lebih singkat,
padat, dan jelas materi yang belum dipahami peserta dan menanyakan pada yang lain apakah sudah jelas
dengan penjelasan yang diberikan.
15.2.2 Jika peserta tidak memperhatikan, kita memberikan stimulasi dengan cara mengajaknya berinteraksi.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah-masalah yang sering terjadi pada menyusui, terutama terdapat pada ibu primipara. Masalah-masalah
menyusui yang sering terjadi adalah puting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis,
abses payudara, kelainan anatomi puting, atau bayi enggan menyusu (Bahiyatun, 2008).
Beberapa ibu postpartum tidak langsung mengeluarkan ASI setelah melahirkan karena pengeluaran ASI
merupakan suatu interaksi yang sangat komplek antara rangsangan mekanik, saraf, dan bermacam macam
hormon yang berpengaruh terhadap pengeluaran oksitosin. Pengeluaran hormon oksitosin selain dipengaruh
oleh isapan bayi juga dipengaruhi oleh reseptor yang terletak pada sistem duktus, bila duktus melebar atau
menjadi lunak maka secara reflektoris dikeluarkan oksitosin oleh hipofise yang berperan untuk memeras air
susu dari alveoli (Soetjiningsih, 2007).
Berdasarkan laporan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2007), di usia lebih dari 25
tahun, sepertiga wanita di dunia (38%) tidak menyusui bayinya karena terjadi pembengkakan payudara. Di
Indonesia, angka cakupan ASI eksklusif mencapai 32,3%. SDKI (2008-2009) menunjukkan bahwa 55% ibu
menyusui mengalami mastitis dan putting susu lecet.
Hasil survei awal dari 5 orang ibu menyusui di Dinoyo Tangsi 3, didapatkan hasil 2 ibu menyusui tidak
mengalami masalah-masalah pada payudaranya selama masa menyusui, sedangkan 3 ibu lainnya mengalami
masalah-masalah pada payudara mereka yaitu seperti nyeri payudara, payudara yang membengkak, dan
produksi air susu yang kurang. Hal ini disebabkan karena kurangnnya pengetahuan ibu tentang perawatan
payudara dan puting susu selama hamil dan menyusui.
Ibu-ibu hamil tidak akan mengalami kesulitan dalam pemberian ASI bila sejak awal telah mengetahui
bagaimana perawatan payudara ( breast care ) yang tepat dan benar. Apabila selama kehamilan ibu tidak
melakukan perawatan payudara dan perawatan tersebut hanya dilakukan pasca persalinan, maka akan
menimbulkan beberapa permasalahan, seperti ASI tidak keluar atau ASI keluar setelah beberapa hari
kemudian, puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap, produksi ASI sedikit, dan tidak cukup
dikonsumsi bayi, infeksi pada payudara, payudara bengkak, bernanah, dan muncul benjolan di payudara. Dan
akibatnya bayi pun tidak mau menyusu atau minum ASI ibunya, padahal pemberian ASI merupakan metode
pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain itu juga bermanfaat
bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada
6 bulan pertama kehidupannya. Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi,
karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah
dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Jika bayi tidak mau minum asi, maka kebutuhan gizi bayi tidak
akan terpenuhi secara baik dan bayi akan mudah terkena penyakit (Saryono dan Pramitasari, 2009).
Menurut World Health Organization (WHO, 2013) menyusui adalah sumber terbaik dari makanan untuk bayi
dan anak-anak dan salah satu cara yang paling efektif untuk menjamin kesehatan anak dan kelangsungan
hidup. Bayi juga mungkin kurang rentan terhadap diabetes dan tampil lebih baik dalam tes kecerdasan, tetapi
secara global diperkirakan hanya 38 % bayi yang diberikan ASI eksklusif selama enam bulan (WHO 2013).
Menyusui sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat
secara fisik, tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang lebih stabil, perkembangan spiritual yang
positif, serta perkembangan sosial yang lebih baik (Roesli, 2000).
Kondisi payudara biasanya akan berubah-ubah setelah tiga hari pasca melahirkan. Perawatan payudara yang
dilakukan dengan benar dan teratur akan memudahkan si kecil mengkonsumsi ASI. Pemeriksaan ini juga bisa
merangsang produksi ASI dan mengurangi resiko luka saat menyusui. Perawatan payudara ini memiliki
beberapa manfaat yaitu menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting susu, melenturkan dan
menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi untuk menyusu, merangsang kelenjar-kelenjar air susu
sehingga produksi ASI banyak dan lancar, dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan
melakukan upaya untuk mengatasinya serta mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui (Saryono dan
Pramitasari, 2009).
Tujuan perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu,
sehingga pengeluaran ASI lancar. Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutupi
kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu,
pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak
dilakukan minimal satu kali dalam sehari dan tidak diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol
ataupun sabun pada puting susunya. Sebaiknya hidari melakukan masase payudara dan puting susu sebelum
kehamilan memasuki usia 36 minggu untuk mencegah terjadinya kontraksi uterus akibat sekresi hormon
oksitosin (Maritala, 2012).
Menurut penelitian Retnowati dan Mahmudah (2011), pada 18 responden didapatkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara berdasarkan cara perawatan sebagian besar responden
berpengetahuan kurang sebanyak 13 responden (72,22%). Berarti responden kurang tahu tentang perawatan
payudara. Pelaksanaan perawatan payudara hendaknya dimulai sejak awal, yaitu 1-2 hari setelah bayi
dilahirkan (Prisilia, 2011).
Untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya adalah memberikan pengarahan tentang perawatan payudara
kepada ibu hamil sedini mungkin, melakukan Health Education melalui penyuluhan-penyuluhan pada ibu
hamil yang disertai demonstrasi cara perawatan payudara sebelum dan setelah melahirkan dengan benar, serta
peragaan tentang perawatan payudara pada saat kontrol kehamilan dan kunjungan masa nifas, dimana
penyuluhan tepat pada waktu ibu mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan
informasi keterpaduan menalar ilmiah dan sistematis. Selain itu juga bisa melalui leaflet, alat peraga, poster-
poster dan promosi melalui radio dan media lainnya. Upaya ini dapat meningkatkan kemampuan ibu dalam
perawatan payudara secara baik dan benar sebagai upaya preventif terhadap masalah menyusui sehingga
proses menyusui dapat berjalan dengan lancar dan merupakan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu
dan bayi. (Saryono dan Pramitasari, 2009).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Dengan diadakannya penyuluhan ini, diharapkan ibu hamil dapat mengetahui apa yang dimaksud Imunisasi
dan mengetahui pentingnya perawatan payudara dan bagaimana cara melakukan perawatan payudara
1.2.2 Tujuan khusus
1) Ibu mampu memahami pengertian perawatan payudara
2) Ibu mampu memahami tujuan dilakukan dan manfaat perawatan payudara
3) Ibu mampu memahami akibat bila tidak dilakukannya perawatan payudara
4) Ibu mampu memahami waktu untuk melakukan perawatan payudara
5) Ibu mampu memahami langkah-langkah perawatan payudara
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perawatan Payudara
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawatn payudara terutama pada masa nifas (masa
menyusu) untuk memperlancarkan pengeluaran ASI (Sitti Saleha, 2009).
Perawatan payudara sering disebut Breast Care bertujuan untuk memelihara kebersihan payudara,
memperbanyak atau memperlancar pengeluaran ASI sehingga terjadi kesukaran dalam menyusukan
bayinya.Perawatan payudara dilakukan dengan cara pengurutan (Anggraini Y,2010).
Payudara adalah tonjolan setengah bola dan mempunyai ekor yang meluas sampai ke ketiak, Payudara tersebut
juga alat reproduksi tambahan.
Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keras dan kering
sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayinya meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara :
1.Pembalutan payudara sampai tertekan.
2.Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet linoral dan parlodel dianjurkan sekali supaya ibu
menyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya
Daftar Pustaka
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika
Sulistiyawati, Ari. 2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta :
ANDIYogyakarta
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERAWATAN PAYUDARA (BREAST CARE)
PADA IBU NIFAS
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pasca melahirkan (masa nifas) merupakan masa atau keadaan selama enam minggu atau 40 hari. Pada masa
ini, ibu mengalami perubahan fisik dan alat-alat reproduksi yang kembali ke keadaan sebelum hamil, masa
laktasi (menyusui), maupun perubahan psikologis menghadapi keluarga baru.
Pada masa nifas perawatan payudara merupakan suatu tindakan yang sangat penting untuk merawat payudara
terutama untuk memperlancarkan pengeluaran ASI. Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama
hamil sampai masa menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI yang
merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin. Dimana tujuan
perawatan payudara setelah melahirkan, salah satunya untuk meningkatkan produksi ASI dengan merangsang
kelenjar-kelenjar air susu melalui pemijatan. (Saryono dan Pramitasari, 2008).
Pemberian ASI ekslusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang diandalkan untuk
membangun SDM yang berkualitas. Selain itu dalam proses menyusui yang benar, bayi akan mendapatkan
perkembangan jasmani, emosi dan spiritual yang baik dalam kehidupannya (Saleha, 2009).
Air susu yang pertama kali dikeluarkan adalah kolostrum mengandung bahan-bahan yang berguna bagi bayi
dan bisa menjaga kekebalan bayi. (Saleha, 2009).
Agar produksi ASI pada ibu nifas lancar maka diperlukan berbagai perawatan diantaranya perawatan payudara.
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada masa nifas (masa
menyusui) untuk memperlancarkan pengeluaran asi (Indah Fedri, 2013).
Oleh karena itu penulis menyusun makalah ini dengan judul “Perawatan Payudara (Breast Care) pada Ibu
Nifas.
A. Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan ini, diharapkan ibu nifas dapat mengetahui tentang perawatan payudara yang
baik dan dapat dilakukan sendiri dirumah.
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang perawatan payudara, diharapkan ibu dapat:
1. Mengetahui pengertian perawatan payudara
2. Mengetahui manfaat dan tujuan perawatan payudara
3. Mengetahui akibat jika tidak dilakukan perawatan payudara
4. Mengetahui waktu pelaksanaan perawatan payudara
5. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perawatan payudara
6. Mengetahui langkah-langkah perawatan payudara
7. Mengetahui teknik perawatan payudara
8. Mengetahui perawatan payudara dengan masalah
C. Metode :
a. Ceramah
b. Tanya jawab
D. Media
a. Leaflet
E. Kegiatan Penyuluhan
No
Waktu
Tahap kegiatan
Kegiatan
Penyuluh
Sasaran
1
5 menit
Pembukaan
· Memberi salam Pembuka
· Memperkenalkan diri
· Kontrak waktu
· menjawab salam
· mendengarkan
· memberi respon
2
15 Menit
Kegiatan inti
Penjelasan :
· Menjelaskan Pengertian perawatan payudara
· Menjelaskan Manfaat dan tujuan perawatan payudara
· Menjelaskan Akibat jika tidak dilakukan perawatan payudara
· Menjelaskan Waktu Pelaksanaan perawatan payudara
· Menjelaskan Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Perawatan Payudara
· Menjelaskan Langkah-langkah perawatan payudara
· Menjelaskan Teknik Perawatan Payudara
· Menjelaskan Perawatan Payudara Dengan Masalah
· Mendengarkan
· Memperhatikan
3
10 menit
Penutup
· Tanya jawab
· Menyimpulkan hasil penyuluhan
· Salam penutup
· mengajukan pertanyaan
· memahami
· membalas salam
F. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya Jawab
Jenis pertanyaan:
1. Sebutkan pengertian perawatan payudara ?
2. Jelaskan bagaimana cara merawat payudara yang baik pada masa nifas?
3. Sebutkan akibat jika tidak dilakukan perawatan pada payudara?
MATERI PENYULUHAN
PERAWATAN PAYUDARA (Breast Care)
PADA MASA NIFAS
A. Pengertian
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara yang dilakukan pada ibu pasca
melahirkan/nifas untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran payudara sehingga
memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari
setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari. (Saleha, 2009)
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur untuk memeliharan
kesehatan payudara waktu hamil dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu post partum
(Saryono, 2009).
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan pada payudara ibu setelah melahirkan dan menyusui
yang merupakan suatu cara yang dilakukan saat merawat payudara agar ASI keluar dengan lancar
(Suririnah,2007).
Jadi perawatan payudara masa nifas adalah kegiatan yang dilakukan oleh ibu pasca melahirkan sebagai upaya
untuk memelihara kesehatan payudara dan membantu memperlancar produksi ASI.
D. Waktu Pelaksanaan
1. Pertama kali dilakukan pada hari kedua setelah melahirkan
2. Dilakukan minimal 2x dalam sehari
E. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Perawatan Payudara
1. Potong kuku tangan sependek mungkin,serta kikir agar halus dan tidak melukai payudara.
2. Cuci bersih tangan dan terutama jari tangan.
3. Lakukan pada suasana santai,misalnya pada waktu mandi sore atau sebelum berangkat tidur.
PENUTUP
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara yang dilakukan pada ibu pasca
melahirkan/nifas untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga
memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari
setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari. Perawatan payudara untuk ibu nifas yang menyusui
merupakan salah satu upaya dukungan terhadap pemberian ASI bagi buah hati.
Perawatan payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan payudara semasa hamil, yang
mempunyai tujuan perwatan sebagai berikut :
1. Memelihara kebersihan payudara
2. Melenturkan dan menguatkan puting susu
3. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk kebutuhan bayi
4. Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya akan cepat berubah
sehingga kurang menarik.
5. Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan lecet sewaktu dihisap oleh bayi.
6. Melancarkan aliran ASI
7. Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat dikeluarkan sehingga siap untuk disusukan
kepada bayinya
Diharapkan setelah melakukan penyuluhan ini ibu bisa menerapkan perawatan payudara dirumah sehingga
pemberian ASI akan lancar.
RANCANGAN KEGIATAN PENYULUHAN
TENTANG GIZI PADA IBU HAMIL
C.Peserta
Ibu hamil di puskesmas Bandar Khalifah
D.Setting Acara
No
Kegiatan
Respon
Waktu
1.
Pendahuluan
a. Menyampaikan salam
b. Menjelaskan tujuan
c. Kontrak waktu
d. Tes awal
a. Membalas salam
b. Mendengarkan
c. Memberi respon
2 menit
2.
Inti
a. Pengertian gizi seimbang ibu hamil
b. Kebutuhan zat gizi untuk ibu hamil
c. Gizi yang baik di konsumsi
d. Dampak kekurangan gizi pada ibu hamil
8 menit
3.
Penutup
· Tanya jawab
· Tes akhir
· Menyimpulkan hasil penyuluhan
· Memberi salam penutup
5 menit
F.Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
G.Media
a.clipchart
b.Poster
H.Rencana Evaluasi Kegiatan
a) Evaluasi Struktur
Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan dalam penyuluhan yaitu :
-clipchart
-Postert
b)Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan memahami materi
penyuluhan yang diberikan.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dengan sasaran.
d. Kehadiran peserta diharapkan 80% dari kapasitas ruangan yang tersedia dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
c) Evaluasi Hasil
a. Jangka Pendek
Peserta penyuluhan mengerti 80 % dari apa yang telah disampaikan dengan kriteria mampu menjawab
pertanyaan dalam bentuk lisan yang akan diberikan oleh penyuluh. Berikut beberapa pertanyaan yang akan
diberikan :
1) Sebutkan apa itu gizi ibu hamil!
2) Sebutkan tujuan dari gizi pada ibu hamil!
3) Sebutkan bahaya jika gizi pada ibu hamil tidak terpenuhi!
4) Sebutkan jenis-jenis makanan yang boleh dan yang tidak boleh di konsumsi pada saat hamil!
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan ibu hamil sehingga dapat mengetahui bagaimana gizi yang baik di konsumsi pada
saat hamil.
LAMPIRAN
A.Definisi
Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur dalam
susunan yang seimbang dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan gizi
Ø Kehamilan triwulan II
Pada kehamilan triwulan II nafsu makan ibu biasanya sudah meningkat. Kebutuhan akan zat gizi tenaga
seperti : nasi, roti, singkong, gula, minyak, santan, dll lebih banyak dibandingkan kebutuhan saat tidak hamil.
Demikian juga kebutuhan zat pembangun dan zat pengatur seperti : lauk-pau, sayuran, dan buah-buahan
berwarna. Tambahan kalori dan protein adalah 285kalori dan protein 12 gram terdiri dari :
Nasi ½ piring
Ikan ½ potong
Tempe 1 potong
Sayuran 1 ½ mangkok
Minyak ½ sendok makan
Ø Kehamilan akhir triwulan III
Pada saat ini janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Umumnya, nafsu
makan ibu sangat baik dan sering merasa lapar. Jangan makan berlebihan sehingga berat badan naik terlalu
banyak. Bahan makanan yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang seperti makanan yang manis-manis
dan gorengan dikurangi. Bahan makanan sumber zat pembangun dan pengatur perlu diberikan lebih banyak
disbanding kehamilan triwulan II karena selain untuk pertumbuhan janin yang sangat pesat juga diperlukan ibu
untuk persalinan. Pada masa ini, lambung menjadi sedikit terdesak dan ibu merasa kepenuhan. Karena ibu
berikan makanan dalam porsi kecil, asal saja sering agar zat gizi yang diperlukan ibu dapat terpenuhi.
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Nasi
Ikan
Tempe
Sayuran
Buah
Gula
Susu
Air
3 ½ piring
1 ½ potong
3 potong
1 ½ mangkok
2 potong
5 sdm
-
4 gelas
3 ½ piring
1 ½ potong
3 potong
1 ½ mangkok
2 potong
5 sdm
1 gelas
6 gelas
4 piring
2 potong
4 potong
3 mangkok
2 potong
5 sdm
1 gelas
6 gelas
3 piring
3 potong
5 potong
3 mangkok
2 potong
5 sdm
1 gelas
6 gelas
I. Menu sehari-hari
Ø Susunlah menu sehari-hari berpedoman pada slogan 4 sehat 5 sempurna. Makanan yang terdiri dari beras
atau padanannya, ikan atau padanannya, tempe atau padanannya, sayuran dan buah. Untuk ibu hamil dan ibu
menyusui perlu ditambah susu untuk menyempurnakan yakni : memenuhi kebutuhan zat gizi yang mungkin
masih kurang lengkap dalam susunan 4 sehat sehingga menjadi 4 sehat 5 sempurna.
Ø Gunakan aneka ragam bahan setempat dalam hidangan makanan sehari-hari dalam jumlah yang cukup.
Dengan makan aneka ragam bahan makanan, kekurangan gizi pada bahan makanan yang satu dapat saling
dilengkapi oleh zat-zat yang terdapat pada jenis bahan makanan lainnya. Dengan demikian, akan dapat dicegah
keadaan kekurangan atau kelebihan zat gizi.
Ø Selama kehamilan, kebutuhan tubuh akan zat besi dan zat kapur meningkat. Zat besi dalam makanan
berfungsi mencegah terjadinya kurang darah pada ibu hamil. Zat kapur berfungsi mencegah terjadinya
kerontokan gigi, tulang pinggul rapuh pada ibu hamil. Tulang pinggul yang rapuh dapat mengakibatkan
kesulitan pada saat melahirkan. Kebutuhanzat besi umumnya tidak dapat terpenuhi hanya dari makanan
sajasedangkan kebutuhan zat kapur dapat dipenuhi dari makanan sehari-hari yang mengandung cukup zat
kapurnya, ibu perlu diberikan satu butir tablet besi setiap harinya. Minumlah tablet besi segera setelah makan.
Ø Ibu hamil harus makan 1 piring nasi + lauk pauknya dan minum lebih banyak dari pda saat tidak hamil
karena selama hamil ibu makan untuk dirinya sendiri dan janin dalam kandungannya.
Ø Untuk mencegah kurang darah selama hamil, ibu harus banyak makan-makanan sumber zat besi, seperti
sayuran hijau tua, tempe, tahu, kacang hijau, kacang merah dan kacang- kacangan lain, telur, ikan dan
daging. Jangan lupa minm tablet besi 1 butir sehari.
Ø Untuk mencegah gigi rontok dan tulang panggul rapuh, ibu harus banyak makan-makanan sumber zat
kapur seperti: kacang-kacangan, ikan teri atau ikan kecil yang dimakan bersama tulangnya, sayuran daun
hijau seperti : bayam, daun katuk, daun singkong dan susu.
Ø Kenalilah gejala kurang darah ( anemia) selama kehamilan yaitu pucat, pusing, lemah dan penglihatan
berkunang-kunang.
Ø Selama hamil makanlah makanan beraneka ragam setiap hari dalam jumlah yang cukup.
Hal ini sangat bermanfaat untuk :
- Kesehatan ibu hamil
- Pertumbuhan dan kesehatan janin dalam kandungan
- Kelancaran melahirkan
- Kelancaran menyusui
Ø Bila nafsu makan ibu kurang, makanlah makanan yang segar-segar seperti : buah-buahan, sari buah,
sayur bening, dan sayur segar lainnya.
Ø Hindarkan pantangan terhadap makanan karena akan merugikan kesehatan ibu. Hindarkan juga
merokok dan minum-minuman keras karena akan mmbahayakan keselamatan janin. Perhatikan kenaikan
berat badan ibu selama hamil. Kenaikan berat badab normal selama kehamilan 10-12,5 kg.
- Triwulan I : 700 – 1400 gram/minggu
- Triwulan II dan III : 350-400 gram/minggu
Ø Jangan lupa memeriksakan diri kepada bidan atau puskesmas secara teratur agar ibu dan kandungannya
tetap sehat dan dapat imunisasi TT 2x selama kehamilan.
Ø Selama hamil sebaiknya ibu idak melakukan pekerjaan yang berat.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2000. Diet Rendah Garam, Pozi Pusat Depke RI, Jakarta.
Djarwoto B. Pengobatan Hipertensi, Bag IPD FK UGM, Jogyakarta
Soeparman dkk, 1987, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I edisi 2. UI Press, Jakarta
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI IBU POST PARTUM
III. Media
1. Leaflet
IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
V. Pelaksanaan
No.
Acara
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Evaluasi
1.
Pembukaan
5 mnt
· Mengucap salam dan terimakasih atas kesediaan ibu.
· Memperkenalkan diri dan apresiasi.
Menjawab salam, mendengarkan dengan seksama.
2.
Inti
25mnt
· Menyampaikan materi tentang pengertian nutrisi ibu post partum..
· Menjeaskan Tujuan nutrisi ibu post partum.
· Menjelaskan tentang menu makanan yang seimbang.
· Menjelaskan contoh susunan menu makanan ibu post partum.
· Menjelaskan penambahan frekuensi makan / makanan selingan.
Mendengarkan dan memperhatikan.
3.
Diskusi
10 mnt
Meminta peserta untuk mengajukan pertanyaan jika belum jelas.
Peserta mengajukan pertanyaan.
4.
Penutup
5 mnt
· Menyimpulkan hasil penyuluhan.
· Memberi saran-saran.
· Memberi salam dan meminta maaf bila ada kesalahan.
· Mengucapkan terima kasih atas perhatian dan mengucapkan salam.
Peserta menjawab salam.
VI. Materi
Terlampir
VII. Evaluasi
Dengan memberikan pertanyaan :
1. Jelaskan tentang pengertian nutrisi ibu post partum.
2. Jelaskan manfaat nutrisi ibu post partum.
3. Jelaskan menu makanan yang seimbang.
4. Berikan contoh menu makanan post partum per hari.
5. Jelaskan penambahan frekuensi makan/ makanan selingan.
MATERI
KEBUTUHAN NUTRISI IBU POST PARTUM
1. Pengertian
Nutrisi ibu post partum yaitu nutrisi yang seharusnya dikonsumsi ibu pasca melahirkan prinsipnya yaitu tinggi
kalori dan protein.
Nutrisi di butuhkan oleh ibu post partum sebagai sumber tenaga, zat pembangun dan zat pengatur tubuh
supaya pertumbuhan dan perkembangan bayi yang disusui dapat tumbuh dengan sehat dan memperlancar
produksi ASI serta dapat mempertahankan kesehatan ibu sendiri.
Ibu post partum memerlukan makanan yang mengandung tinggi protein, sayuran daun hijau dan buah-buahan
setiap hari.
2. Tujuan
§ Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ibu dan bayi.
§ Untuk mencegah terjadinya penyakit anemia malnutrisi pada ibu post partum.
§ Untuk menunjang tumbuh kembang bayi.
§ Untuk memproduksi ASI yang banyak
Bidan/Penyuluh
Audience
Waktu
1. Pembukaan
· Mengucapkan salam
· Memperkenalkan diri
· Menjelaskan maksud dan tujuan
· Mendengarkan jawaban
6 menit
3. Penutup
· Memberikan beberapa pertanyaan pada audience untuk mengevaluasi
· Menyimpulkan hasil pembahasan bersama-sama dengan audience
· Memotivasi audience untuk selalu memperhatikan nutrisi yang baik terutama pada saat kehamilan
· Memberikan leaflet
· Salam penutup
· Menerima leaflet
· Menjawab salam
2 menit
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Media dan Sumber
A. Media
1. Leaflet
B. Sumber
http://bidanku.com/gizi-dan-nutrisi-ibu-hamil
http://www.bunda.co.id/spa/content/10-makanan-sehat-untuk-wanita-hamil.php
http://www.deherba.com/nutrisi-yang-harus-dipenuhi-oleh-ibu-hamil.html
http://family.fimela.com/seputar-kehamilan/hamil-sehat/makanan-ibu-hamil-wajib-dikonsumsi-saat-trimester-
pertama
Diunggah pukul 10.00 WIB
VI. Evaluasi
1. Prosedur : Post Test
2. Jenis Test : Lisan
3. Butir Soal : 1. Sebutkan pengertian dari nutrisi ibu hamil?
2. Sebutkan nutrisi yang baik bagi ibu hamil?
3. Sebutkan buah-buahan yang dianjurkan untuk ibu hamil?
4. Sebutkan buah-buahan yang tidak dianjurkan untuk ibu hamil?
= Media
= Penyuluh
= Peserta
Waktu
Media
Metode
Materi
09.00 – 09.02 WIB
Ceramah
Pembukaan dan perkenalan
Tanya jawab
Evaluasi
Kesimpulan
Penutup
URAIAN MATERI
NUTRISI IBU HAMIL
Telur juga kaya akan kolin, yang secara keseluruhan mendorong pertumbuhan bayi dan kesehatan otak, sambil
membantu mencegah cacat tabung saraf. Beberapa bahkan mengandung lemak omega-3, penting bagi otak dan
pengembangan penglihatan.
Ikan salmon
Tidak hanya karena salmon dipenuhi dengan protein kualitas tinggi, tapi salmon juga merupakan sumber
omega-3 lemak. Kandungan gizi pada salmon ini bagus untuk ibu hamil, selain juga ikan ini memiliki jumlah
merkury yang lebih rendah. Bahaya ikan lainnya bagi ibu hamil adalah kandungan merkury yang tinggi,
dimana bisa berbahaya dalam proses pengembangan system saraf bayi. Namun, jangan makan salmon terlalu
banyak, setidaknya dengan batas 12 ons per minggu untuk mengurangi bahaya merkuri itu.
Kacang
Manfaat kacang bagi wanita hamil sudah tidak diragukan. Dari semua jenis kacang, buncis mengandung yang
terbaik untuk serat dan protein yang paling banyak dari semua jenis sayuran. Pada kehamilan, saluran
pencernaan melambat, menempatkan pada risiko untuk sembelit dan wasir. Serat dapat membantu mencegah
dan meringankan sembelit atau wasir.
Selain itu, makanan yang mengandung serat cenderung menjadi kaya gizi. Hal ini dibenarkan karena biji juga
merupakan sumber yang baik dari besi, folat, kalsium, dan seng.
Ubi jalar
Manfaat ubi jalar bagi wanita hamil, ubi jalar mempunyai warna oranye yang terdiri dari karotenoid, pigmen
tanaman yang dikonversi menjadi vitamin A dalam tubuh kita. Ubi juga merupakan sumber vitamin C, folat,
dan serat. Dan seperti kacang, ubi murah dan serbaguna.
Oleh sebab itu, seorang ibu hamil sudah selayaknya mendapatkan zat gizi yang lebih banyak. Kalau makanan
yang dikonsumsi oleh ibu hamil terbatas, atau bahkan kurang, maka sangat beresiko bagi diri dan juga calon
anaknya kelak.
Tumbuh kembang janin akan terganggu, bayi prematur, cacat, ataupun bayi lahir dalam keadaan sudah tak
bernyawa. Makanya, bagi ibu yang merasa seorang calon ibu yang sedang mengandung bayinya diharapkan
untuk mencukupi kebutuhan gizinya. Dan berikut merupakan beberapa zat gizi yang sebaiknya dipenuhi
selama masa kehamilan seorang ibu.
Asam Folat
Asam folat ini sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya cacat pada otak dan tulang belakang. Asam folat
sangat penting untuk dipenuhi oleh seorang ibu yang disinyalir akan mengalami kehamilan.
Asam folat yang dikonsumsi satu bulan sebelum hamil dan kemudian diteruskan konsumsinya selama
trisemester pertama sangat baik untuk mencegah cacat bawaan pada bayi.
Adapun sumber dari asam folat ini adalah sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol, kedelai,
asparagus, dan brokoli. Pada buah-buahan dapat ditemukan pada jeruk, pisang, wortel, dan tomat. Sereal juga
sangat baik untuk Anda konsumsi guna mencukupi kebutuhan asam folat.
Air Putih
Kondisi kekurangan air putih dalam kondisi tengah hamil akan berdampak jauh lebih serius dibandingkan pada
perempuan normal. Makanya, ibu hamil harus mencukupi kebutuhan akan air putihnya minimal 10 gelas
dalam sehari.
Protein
Selama masa kehamilan, ibu hamil juga membutuhkan asupan protein 25 mg per hari, lebih banyak dari
kebutuhan normalnya. Protein ini sangat diperlukan untuk pembangunan sel-sel baru pada janin dan juga untuk
pembentukan semua bahan pengatur seperti hormon ibu dan janin.
Protein hewani bisa diperoleh dari daging sapi, unggas, ikan, susu, telur. Dan protein nabatinya bisa Anda
peroleh dari tahu, tempe, mentega, kacang, dan lainnya.
Kalori
Selama trimester kedua, kebutuhan kalori ibu hamil sebanyak 340 kalori perharinya. Dan pada trimester
ketiganya meningkat lagi menjadi 450 kalori sehari. Beberapa makanan yang menjadi sumber kalori tersebut
ialah daging, telur, unggas, susu dan juga produk olahan susu.
Lemak Esensial
Asam lemak esensial (omega-3 dan omega-6) sangat penting untuk perkembangan otak bayi. Dan makanan
yang menjadi sumber omega-3 bisa diperoleh dari sayuran, daging, dan telur. Sedangkan sumber omega-6 dari
kacang kedelai, ikan tuna, ikan sarden, mackerel, dan juga salmon.
Aneka Vitamin
Berbagai jenis vitamin juga sangat dibutuhkan oleh ibu hamil seperti vitamin A, B6, B12, C, D, E, K. Vitamin
A misalnya, berperan untuk pertumbuhan gigi dan pertumbuhan tulang, penting untuk mata, rambut, dan juga
mencegah kelainan bawaan. Vitamin B12 sangat berperan untuk perkembangan saraf dan fungsi otak janin.
Selain itu, seorang ibu hamil juga masih memerlukan kecukupan zat-zat yang lainnya seperti zat besi, kalsium,
fosfor, seng, flour, yodium, natrium, dan juga serat untuk mencukupi kebutuhan gizi baik bagi dirinya sendiri
maupun untuk janin bayi yang sedang dikandungnya.
Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita kurang enegri kronis (KEK).
Di Indonesia batas LILA dengan resiko KEK adalah 23,5cm hal ini berarti ibu hamil dengan resiko KEK
diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Untuk mencegah resiko KEK pada ibu hamil sebelum kehamilan
wanita usia subur sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya LILA tidak kusrang dari 23,5 cm