DISUSUN OLEH :
PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
2017/2018
KEPERAWATAN HOLISTIK PEKA BUDAYA
Penting sekali bagi seorang perawat memahami perbedaan antara budaya, spiritual,
keyakinan dan agama guna menghindarkan salah pengertian yang akan mempengaruhi
pendekatan perawat dengan pasien. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga
budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan
bahwa budaya itu dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-
budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Spiritualitas merupakan suatu
konsep yang unik pada masing-masing individu.Manusia adalah makhluk yang mempunyai
aspek spiritual yang akhir-akhir ini banyak perhatian dari masyarakat yang disebut kecerdasan
spiritual yang sangat menentukan kehagiaan hidup seseorang. Perawat memahami bahwa
aspek ini adalah bagian dari pelayanan yang komprehensif. Karena selama dalam perawatan,
respon spiritual kemungkian akan muncul pada pasien.
Pasien yang sedang dirawat dirumah sakit membutuhkan asuhan keperawatan yang
holistik dimana perawat dituntut untuk mampu memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensif bukan hanya pada masalah secara fisik namun juga spiritualnya. Untuk itulah
materi spiritual diberikan kepada calon perawat guna meningkatkan pemahaman dan
kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kebutuhan
spiritual.
Heritage consistency.
Penting bagi perawat untuk memahami bahwa klien mempunyai wawasan pandangan dan
interprestasi mengenai penyakit dan kesehatan yang berbeda, berdasarkan keyakinan sosial-
budaya dan agama klien sehingga terjalin hubungan baik. Hubungan ini akan meningkatkan
pemberian asuhan keperawatan yang aman dan efektif secara budaya.
Karena terdapat rentang yang luas tentang keyakinan dan praktik kesehatan yang berlatar
belakang etnik, budaya, sosial dan agama dari individu, keluarga atau komunitas. Klien dapat
mengantisipasi saat mengalami suatu penyakit dengan pendekatan modern ataupun
pendekatan tradisional, dapat juga menggunakan kedua pendekatan tersebut.
Hubungan dan komunikasi transkultular terjadi ketika setiap individu berusaha untuk
memahami sudut pandang orang lain melalui budayanya. Setelah mencapai kultular, perawat
harus mempertimbangkan faktor-faktor budaya klien sepanjang proses keperawatan.
- Budaya, menggambarkan sifat non-fisik, seperti nilai, keyakinan, sikap atau adat istiadat yang
disepakati oleh kelompok masyarakat dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Etnisitas, rasa identitas diri yang berkaitan dengan kelompok sosial dan warisan budaya.
- Religi, keyakinan dalam suatu kekuatan sifat ketuhanan atau diluar kekuatan manusia yang
harus dipatuhi dan diibaratkan sebagai pencipta dan pengatur alam semesta (Abramsom,
1980).
Fenomena budaya.
1. Pengendalian lingkungan
(Praktek budaya kesehatan, definisi kesehatan dan penyakit, Orientasi nilai; percaya pada sihir,
doa untuk perubahan kesehatan)
Analisa:
Dalam hal control lingkungan ini di Indonesia dengan latar belakang budaya masyarakat
yang beraneka ragam masih banyak sekali masayarakat dengan keyakinan budayanya untuk
mengatasi masalah kesehatannya. Selaku perawat kita juga harus memahami apakah
keyakinan yang dianut klien untuk mengatasi masalah kesehatan sesuai untuk mendukung
proses penyembuhan atau mengarah kepada peningkatan kondisi kesehatan yang lebih baik
atau tidak. Selagi hal tersebut sejalan dengan tujuan kesembuhan atau perawatan pasien dan
dapat diterima oleh logika kesehatan menurut saya kontrol lingkungan seperti itu tetap dapat
dijalankan. Kecuali jika bertentangan dengan upaya kesembuhan dan peningkatan kondisi
kesehatan klien.
Hal ini seseuai dengan teori of culture care yang dikemukan oleh Madeleine Leininger
bahwa budaya yang dibawa klien atau pasien tersebut harus dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan ataupun tindakan keperawatan sehingga dapat mengkategorikan pada
3 hal pokok ini apakah budaya tersebut seseuai, bertentangan atau ada yang berpengaruh
secara positif ada juga hal yang negatifnya. Berikut 3 hal pokok tersebut :
2. Organisasi sosial
(Budaya, ras, etnik, peran dan fungsi keluarga, pekerjaan, waktu luang, teman dan penggunaan
tempat ibadah seperti masjid, gereja dll)
Analisa:
Pola prilaku budaya belajar melalui enkulturasi, proses sosial melalui mana manusia
sebagai makhluk yang berpikir, punya kemampuan refleksi dan inteligensia, belajar memahami
dan mengadaptasi pola pikir, pengetahuan dan kebudayaan sekelompok manusia lain.
Mengakui dan menerima bahwa individu-individu dari latar belakang budaya yang berbeda-
beda mungkin menginginkan berbagai tingkat akulturasi ke dalam budaya yang dominan.
Faktor-faktor siklus harus diperhatikan dalam interaksi dengan individu dan keluarga (misalnya
nilai tinggi ditempatkan pada keputusan orang tertua, peran orang tua – ayah atau ibu dalam
keluarga).
Budaya tidak hanya ditentukan oleh etnistitas tetapi oleh faktor seperti geografi, usia,
agama, jenis kelamin, orientasi, seksual dan status ekonomi. Memahami faktor usia dan siklus
hidup harus diperhatikan dalam interaksi dengan semua individu dan keluarga.
Kebutuhan spiritual :
Perawat dapat membantu pasien untuk menemukan kebutuhan spiritual dengan cara :
a. Memberi Perhatian.
b. Membantu Pasien di dalam perjuangannya dalam menghadapi sakit dan kematian.
c. Memupuk hubungan dengan jiwa.
d. Memfasilitasi ekspresi pasien terkait dengan agama / spiritual.
1. Spiritualitas
2. Faith (Iman)
3. Religion (Agama
Harapan : sebuah isi dari kehidupan yang bertanggung jawab atas pandangan positif
pada saat-saat paling suram bahkan kehidupan.
1. Pertimbangan perkembangan
2. Keluarga
3. Latar Belakang Etnis
4. Formal Agama
5. Peristiwa Kehidupan