Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu keperawatan didasarkan pada suatu teori yang sangat luas. Proses
keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional
yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berdasarkan pada ilmu
dan etika keperawatan. Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan ini menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.
Ilmu Keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan
dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Pemenuhan dasar
tersebut diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan dalam praktik keperawatan
profesional. Untuk menjalankan tugas keperawatan, banyak teori keperawatan yang
digunakan.
Profesi keperawatan terus berkembang dan dinamis. Sejak Florence
Nightingale mulai menulis catatan di atas keperawatan, mulai banyak muncul teori
keperawatan dan model tentang profesi keperawatan. Teori keperawatan ini
berkembang selama dekade terakhir. Adapun ada dua teori yang akan dibahas dalam
paper ini, yaitu Teori Peplau dan Teori Levine.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah pengertian Teori Peplau?
2. Bagaimanakah penerapan Teori Peplau dalam keperawatan?
3. Bagaimanakah pengertian Teori Levine?
4. Bagaimanakah penerapan Teori Levine dalam keperawatan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Teori Peplau.
2. Untuk mengetahui penerapan Teori Peplau dalam keperawatan.
3. Untuk mengetahui pengertian Teori Levine.
4. Untuk mengetahui penerapan Teori Levine dalam kperawatan.

1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori dan Model Keperawatan Menurut Peplau


A. Sejarah Peplau
Hildegard E. Peplau, yang dikenal sebagai “jiwa ibu menyusui,” meninggal di
usia 89 tahun pada tanggal 17 Maret 1999. Satu-satunya perawat untuk melayani
ANA sebagai direktur eksekutif dan kemudian sebagai presiden, ia menjabat dua
istilah di Dewan International Council of Nurses (ICN). Pada tahun 1997, ia
menerima kehormatan tertinggi keperawatan, yang Christiane Reimann Prize, pada
Kongres ICN yg berlangsung empat tahun. Pada tahun 1996, American Academy of
Nursing Peplau dihormati sebagai “Legenda Hidup”, dan, pada tahun 1998, ANA
dilantik-nya ke dalam Hall of Fame. (Kutipan dari “warisan daun Peplau prestasi”
artikel di bawah ini – Keperawatan Dunia Mei 1999 ).
Hildegard Peplau lima puluh tahun karirnya di panti kiri cap yang tak
terhapuskan pada profesi keperawatan, dan pada kehidupan para sakit jiwa di
Amerika Serikat. Dia mengenakan banyak topi – pendiri keperawatan jiwa modern,
inovatif pendidik, advokat bagi penderita penyakit mental, pendukung pendidikan
lanjutan untuk perawat, Direktur Eksekutif dan kemudian Presiden American Nurses
Association, dan penulis produktif. Hidupnya sering ditandai dengan kontroversi,
yang dia dihadapkan dengan keberanian dan tekad.

B. Pengertian Teori Peplau


Keperawatan adalah suatu hasil proses kerja sama manusia dengan manusia
lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat (hubungan antar manusia). Pendidikan
atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang progresif
dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan
cara hidup bermasyarakat.
Model konsep dan teori keperawatan peplau berfokus pada individu, perawat
dan proses interaktif (peplau .1952). Teori ini menjelaskan tentang kemampuan
dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan
antar manusia yang mencakup proses interpersonal, perawat–klien ,dan kecemasan
yang terjadi akibat sakit. Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan
kebutuhan perasaan ,dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik.
Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah
dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembanganya hubungan
antara perawat dan klien, perawat dan klien bersama–sama mendefinisikan masalah
dan kemungkinan penyelesain masalahnya, dari hubungan ini klien mendapatkan
keunngtungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang
berhubungan dengan masalah kesehatannya, teori peplau merupakan teori yang unik
dimana hubungan kolaborasi perawat dengan klien membentuk suatu “kekuatan
mendewasakan” melalui hubungan yang efektif dalam memenuhi kebutuhan klien
ketika kebutuhan dasar telah diatasi kebutuhan yang baru mungkin muncul (Beeber,
Anderson dan Sills, 1990).

C. Komponen Sentral Pada Teori Peplau


Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh peplau menjelaskan
tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang
menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral
yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber
kesulitan), dan proses interpersonal.
1. Klien
Klien adalah sistem yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia,
fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi
kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah subjek
yang langsung dipengaruhi oleh adanya proses interpersonal.
2. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan
pasien yang bersifat pertisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang
menjadi tujuan. Hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat
berperan sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti,
pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal. Pendidik atau
pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang
progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun,
menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat.
Peran Prawat:
a. Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat
menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra
kerja, hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang
harmonis atas dasar kemitraan sehngga perlu dibina rasa saling percaya, saling
mengasihi dan menghargai antara perawat dan klien.
b. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap
pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area
permasalahan yang memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan informasi
yang akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.
c. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat
harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada
klien/keluarga terutama dalam mengatasi masalah kesehatan.
d. Kepemimpinan (Leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis
sehingga merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin
klien/keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama
dan partisipasi.
e. Pengasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan
tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan
individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh
masyarakat atau rohaniawan guna untuk membantu memenuhi kebutuhannya.
f. Konselor (consellor) meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan
sehat yaitu kehidupan yang kreatif, instruktif dan produktif. Perawat harus dapat
memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah
akan mudah dilakukan.

3. Sumber Kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila kominukasi
dengan orang lain mengancam keamanan psikologik (sakit jiwa) dan biologic
individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting
karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasannya
tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji
tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien
semakin membaik.
4. Hubungan Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses
interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi
satu dengan yang lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu
hubungan.Hubungan interpersonal yang merupakan faktor utama model
keperawatan menurut Peplau mempunyai asumsi terhadap 4 konsep utama yaitu:
Manusia atau individu dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang
dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh
kebutuhan. Tiap individu merupakan makhluk yang unik, mempunyai persepsi
yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk dan penting untuk proses
interpersonal.
Masyarakat/lingkungan budaya dan adat istiadat merupakan faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam menghadapi kehidupan.
Kesehatan didefinisikan sebagai perkembangan kepribadian dan proses
kemanusiaan yang berkesinambungan kearah kehidupan yang kreatif, konstruktif
dan produktif.
Keperawatan dipandang sebagai proses interpersonal yang bermakna. Proses
interpersonal merupakan materina force dan alat edukatif yang baik bagi perawat
maupun klien. Pengetahuan diri dalam konteks interaksi interpersonal merupakan
hal yang penting untuk memahami klien dan mencapai resolusi masalah.
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau ini
menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain
yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup proses
interpersonal, perawat-klien, dan masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit.
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan klien ini memiliki
empat tahap diantaranya:
a. Tahap orientasi, lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari
ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk
berperan serta secara efektif dalam pemberian askep pada klien. Pada tahap ini
perawat dan klien melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan
terjadi proses pengumpulan data.
b. Fase identifikasi, Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilku pasien
dan memberikan asuhan keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat
memungkinkan pengalaman menderita sakit sebagai suatu kesempatan untuk
mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang positif dan
kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
a) Partisipasi mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
b) Individu mandiri terpisah dari perwat.
c) Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat.
Pada tahap identifikasi ini peran perawat apakah sudah melakukan atau
bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan klien serta
melaksanakan asuhan keperawatan.
c. Fase eksplorasi, memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan
nilai hubungan sesuai pandangan/persepsi terhadap situasi. Fase ini merupakan
inti hubungan dalam proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu
klien dalam memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang
terlibat didalamnya.
d. Fase resolusi, dimana perawat berusaha untuk secara bertahan kepada klien
untuk membebaskan diri dari ketergantungan kepada tenaga kesehatan dan
menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar mampu menjalankan secara
sendiri. Pada model Peplau ini dapat dilihat adanya tindakan keperawatan yang
diarahkan kepada hubungan interpersonal atau psikoterapi. Secara bertahap pasien
melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan kemampuan
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kearah realisasi
potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana
perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi
interaksi yang saling tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang
perawat berusaha mendorong kemandirian pasien.

D. Relevan Teori yang Diterapkan


Pemaparan ini menunjukkan bahwa teori Hildegard E. Peplau (1952) berfokus
pada individu, perawat dan proses interaktif yang menghasilkan hubungan antara
perawat dan klien. Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan
perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Artinya
suatu hasil proses kerja sama manusia dengan manusia lainnya supaya menjadi
sehat atau tetap sehat (hubungan antar manusia).
Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk
membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian. Oleh sebab
itu, perawat berupaya mengembangkan hubungan perawat dan klien melalui
peran yang diembannya (narasumber, konselor dan wali).
Adapun kerangka kerja praktik dari teori Peplau memaparkan bahwa
keperawatan adalah proses yang penting, terapeutik, dan interpersonal.
Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur sistem asuhan kesehatan
untuk memfasilitasi kondisi yang alami dari kecenderungan manusia untuk
mengembangkan hubungan interpersonal.
E. Implementasi Teori Peplau
Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk
keprihatinannya terhadap praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga sebagai
perawat jiwa, melalui tulisannya ia kemudian mempublikasikan teorinya
mengenai hubungan interpersonal dalam keperawatan. Dimana dalam
memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada perawatan yang bersifat
terapeutik.
Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari
bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis
pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan
klien bersama-sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian
masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan
memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan
perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan
dengan masalah kesehatannya.
Teori Peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat
klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubugan interpersonal
yang efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien. Ketika kebutuhan
dasar telah diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpesonal
perawat klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti
berikut ini orientasi, identifikasi, penjelasan dan resolusi.
Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik
keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrument
perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model
konseptual Peplau.

F. Kelebihan dan Kekurangan Teori Peplau


Kelebihan:
a. Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik.
b. Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan.
c. Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.
d. Dapat medorong pasien untuk lebih mandiri.
Kekurangan: Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhannya.

2.2 Teori dan Model Keperawatan Menurut Levine


A. Sejarah Levine
Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Ia adalah anak
tertua dari tiga bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena
ayahnya sering sakit (mengalami masalah gastrointestinal) dan memerlukan
perawatan. Levine lulus dari Cook County School of Nursing tahun 1944 dan
memperoleh gelar Bachelor Science of Nursing (BSN) dari University of Chicago
pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat sipil untuk US
Army, sebagai supervisor perawat bedah, dan administrasi keperawatan. Setelah
mendapatkan gelar Master Science of Nursing (MSN) di Wayne State University
pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembaga seperti University
of Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Levine menulis 77 artikel
yang dipublikasikan yang termasuk artikel “An Introduction to Clinical Nursing”
yang dipublikasikan berulang kali pada tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989. Ia
juga menerima gelar doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun 1992.
Levine meninggal pada tahun 1996.
Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk
mengembangkan ‘teori keperawatan’, tetapi ingin menemukan cara untuk
mengajarkan konsep-konsep utama dalam Keperawatan Medikal Bedah dan
berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah pendekatan baru dalam
kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek keperawatan
pendidikan yang mernurutnya sangat prosedural dan kembali fokus pada
pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien.

B. Pengertian Teori dan Model Keperawatan Menurut Levine


Teori Myra Estin Levine dikenal dengan “Model Konservasi”. Model
konservasi Levine difokuskan dalam mempromosikan keseluruhan adaptasi dan
pemeliharaan dengan menggunakan prinsip-prinsip konservasi. Model ini
memandu perawat untuk berfokus pada pengaruh-pengaruh dan respon-respon di
tingkatan yang organismik. Perawat memenuhi sasaran dari model melalui
konservasi energi, struktur, dan integritas sosial dan pribadi (Levine, 1967 dalam
Tomey & Alligood, 2006). Walaupun konservasi adalah fundamental terhadap
hasil-hasil yang diharapkan ketika model itu digunakan.
Tiga Konsep utama model konservasi yaitu keutuhan, adaptasi, dan
konservasi.:
1. Wholeness (Keutuhan)
Levine menyatakan wholeness sebagai sebuah sistem
terbuka:“Wholeness emphasizes a sound, organic, progressive mutuality
between diversified functions and parts within an entirety, the boundaries of
which are open and fluid. (Keutuhan menekankan pada suara, organik,
mutualitas progresif antara fungsi yang beragam dan bagian-bagian dalam
keseluruhan, batas-batas yang terbuka)”. Levine juga menyatakan bahwa
“Interaksi terus-menerus dari organisme individu dengan lingkungannya
merupakan sistem yang ‘terbuka dan cair’, dan kondisi kesehatan, keutuhan,
terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan lingkungan, memungkinkan
kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan”. Kondisi
dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal
menyediakan dasar untuk berpikir holistik, memandang individu secara
keseluruhan.
2. Adaptasi
Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan
mempertahankan integritas individu dalam menghadapi realitas lingkungan
internal dan eksternal. Konservasi adalah hasil dari adaptasi. Beberapa
adaptasi dapat berhasil dan sebagian tidak berhasil.
Levine mengemukakan 3 karakter adaptasi yakni: historis, spesificity,
dan redundancy. Levin menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola
respon tertentu untuk menjamin keberhasilan dalm aktivitas kehidupannya
yang menunjukkan adaptasi historis dan spesificity. Selanjutnya pola adaptasi
dapat disembunyikan dalam kode genetik individu. Redundancy
menggambarkan pilihan kegagalan yang terselamatkan dari individu untuk
menjamin adaptasi. Kehilangan redundancy memilih apakah melalui trauma,
umur, penyakit, atau kondisi lingkungan yang membuat individu sulit
mempertahankan hidup.
3. Konservasi
Konservasi berasal dari bahasa latin conservatio yang berarti “to keep
together”atau menjaga bersama-sama (Levine, 1973). Konservasi
menggambarkan cara system yang kompleks dibutuhkan untuk melanjutkan
fungsi bahkan jika terjadi hambatan yang berat sekalipun (Levine, 1990).
Selama konservasi, individu dapat melawan rintangan, melakukan adaptasi
yang sesuai, dan mempertahankan keunikannya. Tujuan konservasi adalah
kesehatan dan kekuatan untuk untuk menghadapi ketidakmampuan. Fokus
utama konservasi adalah menjaga bersama-sama seluruh aspek dari
manusia/individu. Meskipun intervensi keperawatan mungkin mengacu pada
satu bagian prinsip konservasi, perawat juga harus mengkaji pengaruh prinsip
konservasi lainnya (Levine, 1990). Konservasi berfokus pada keseimbangan
antara suplai dan kebutuhan energy dalam realitas biologis yang unik untuk
setiap individu.
Ada empat prinsip konservasi, yaitu sebagai berikut :
1) Konservasi energi klien.
Individu memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi secara
konstan untuk mempertahankan aktivitas hidup. Konservasi energi dapat
digunakan dalam praktek keperawatan.

2) Konservasi struktur integritas.


Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas struktur. Seorang
perawat harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit
melalui perubahan fungsi dan intervensi keperawatan.
3) Konservasi integritas personal.
Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien dipanggil dengan
namanya. Sikap menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai
personal yang menyediakan privasi selama prosedur.

4) Konservasi integritas sosial.


Kehidupan berarti komunitas social dan kesehatan merupakan keadaan social
yang telah ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan menyediakan
kebutuhan terhadap keluarga, membantu kehidupan religius dan menggunakan
hubungan interpersonal untuk konservasi integritas social.

C. Paradigma Keperawatan Model Konservasi Levine


a. Man / person
 Individu terus mempertahankan keutuhan mereka dalam interaksi konstan
dengan lingkungan mereka dan memilih, yang paling ekonomis hemat,
energi-sparing pilihan yang tersedia untuk menjaga integritas mereka.
 Individu menjadi sentinent yang holistik, berpikir, berorientasi masa depan
dan masa lalu-sadar.
 Seorang holistik yang memiliki batas-batas yang terbuka dan
beradaptasi dengan lingkungan.
 Individu adalah "holistik"
 Sebuah makhluk sosial terpadu
 "Whole" tidak hanya dalam aspek fisik tetapi juga berkaitan dengan aspek
psychosocio-budaya dan spiritual
 Individu adalahsebuah identitas dan layak.
 Individu adalah unik dalam persatuan dan kesatuan, merasa, percaya,
berpikir dan seluruh sistem dari sistem.

b. Kesehatan
 Kesehatan menjadi "Whole" bukan hanya bebas dari penyakit atau penyakit.
 Ditentukan oleh kemampuan untuk berfungsi secara cukup normal
 Hal ini secara kultural ditentukan dan dipengaruhi oleh etos dan keyakinan.
 Kesehatan adalah keutuhan dan keberhasilan adaptasi.
 Bukan hanya menyembuhkan bagian menderita, itu adalah kembali ke
kegiatan sehari-hari, kemandirian dan kemampuan untuk sekali
lagi menjadi individu, mempunyai hubungan tanpa kendala.
 Kesehatan dapat ditentukan secara sosial (melalui interaksi mereka dengan
orang lain yang signifikan). Kegagalan dalam melakukannya adalah skenario
negatif.

c. Lingkungan
 Lingkungan adalah tempat orang tersebut terus-menerus dan secara aktif
terlibat.
 Lingkungan adalah di mana kita menjalani hidup kita.
 Lingkungan terdiri dari semua pengalaman dari individu-individu.
 Ini berkaitan dengan lingkungan internal (fisiologis) dan eksternal (persepsi,
operasional, dan konseptual).

d. Keperawatan
 Keperawatan adalah interaksi manusia yang dirancang untuk mempromosikan
keutuhan melalui adaptasi
 Asuhan keperawatan adalah baik mendukung dan terapi (untuk mencapai
tingkat maksimum adaptasi).
 Promosi keperawatan konservasi melalui penggunaan empat prinsip
konservasi.
 Keperawatan menyadari bahwa setiap individu membutuhkan cluster yang
unik dan terpisah dari aktivitas.
 Integritas individu adalah perhatian taat dan itu adalah tanggung jawab
perawat untuk membantu dia untuk membela dan mencari relization nya.
 Daerah utama perhatian bagi perawat dalam pemeliharaan keutuhan
seseorang.
D. Implementasi Teori Levine
PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN
Pengkajian Perawat mengobservasi pasien dengan
Mengumpulkan data provokatif melalui melihat respon organisme teradap
wawancara dan observasi dengan penyakit, membaca catatan medis,
menggunakan prinsip konservasi evaluasi hasil diagnostik dan berdiskusi
1. Konservasi energi dengan pasien tentang kebutuhan akan
2. Integritas struktur bantuannya.n
3. Integritas personal Perawat mengkaji pengaruh lingkungan
4. Integritas sosial eksternal dan internal pasien dengan
prinsip konservasi.
Fakta provokatif yang perlu dikaji:
1. Keseimbangan suplai dan
kebutuhan energi
2. Sistem pertahanan tubuh
3. harga diri
4. Kesiapan seseorang dalam
berpartisipasi dalam sosial sistem

Keputusan Tropihicognosis Fakta provokatif disusun sedemikian rupa


Diagnosa keperawatan à menyimpulkan untuk menunjukkan kemungkinan dari
fakta provokatif kondisi pasien. Sebuah kep utusan
mengenai bantuan yang dibutuhkan
pasien dibuat .
Keputusan ini disebut tropihicognosis

Hipotesis Berdasarkan keputusan, perawat


Mengarahkan intervensi keperawatan memvalidasi masalah pasien, lalu
dengan tujuan untuk keutuhan dan
mengemukakan hipotesis tentang
promosi adaptasi
masalah dan solusinya. Ini disebut
rencana keperawatan.
Intervensi Perawat menggunakan hipotesis untuk
memberi arah dalam melakukan
Uji hipotesis perawatan.
Intervensi dilakukan berdasarkan prinsip
konsevasi, yaitu konservasi energi,
struktur, personal dan sosial.
Pendekatan ini diharapkan mampu
mempertahankan keutuhan dan promosi
adaptasi.

Evaluasi Hasil dari uji hipotesa dievaluasi dengan


Observasi repon organisme terhadap mengkaji respOn organisme apakah
intervensi
hipotesis membantu atau tidak.

E. Kelebihan dan Kekurangan Teori Levine


a) Kelemahan Teori Levine
Meskipun kelengkapan teori dan aplikasi teori Levine luas, model ini
bukan tanpa batasan. Sebagai contoh model konservasi levine berfokus pada
penyakit yang bertentangan dengan kesehatandemikian, intervensi
keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi penyajian individu. Oleh
karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine adalah berfokus
pada saat ini dan jangka pendek, dan tidak mendukung prinsip-prinsip
promosi dan pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen penting
dari praktek keperawatan saat ini. Dengan demikian, keterbatasan utama
adalah fokus individu dalam keadaan sakit dan pada ketergantungan pasien.
Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab untuk menentukan
kemampuan pasien untuk berartisipasi dalam perawatan, dan jika persepsi
perawat dan pasien tentang kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam
keperawatan tidak cocok, ketidakcocokan ini akan menjadi daerah konflik.
Selain itu, ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip model
konservasi diterapkan.
Pada konservasi energi, tujuan Levine adalah untuk menghindari
penggunaan energi yang berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur dalam
perawatan sakt samping tempat tidur klien. Dalam kasus dimana kebutuhan
energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien mania, ADHD
(Attention-Defict Hyperactivity Disorder) pada anak-anak atau mereka
dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori Levine itu tidak berlaku.
Pada konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk
melestarikan struktur anatomi. Ini sekali lagi memiliki keterbatasan. Dalam
kasus-kasus dimana struktur anatomis tidak begitu sempurna tapi tanpa
diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi plastik, prosedur
seperti perangkat tambahan patudara dan liposuctions, integritas struktural
seseorang dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari kecantikan fisik dan
epuasan psikologis yang dibawa ke pertimbangan. Jika tidak demikia, proedur
tidak boleh dipromosikan.
Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan
pengetahuan dan kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan
privasi, didorong dan psikologis terganggu dan lumpuh dan tidak bisa
memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma yaitu individu atau klien
bunuh diri.
Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan
pengakuan dari interaksi manusia, terutama dengan klien, orang lain yang
signifikan yang terdiri dari sistem dukungannya. Keterbatasan khusus untuk
ini, adalah ketika klien tidak memiliki orang lain yang signifikan seperti
ditinggalkan anak-anak, pasien psikiatris yagn tidak mampu berinteraksi,
klien tidak responsif seperti orang tak sadar, fokus disini adalah tidak lagi
pasien sendiri tetapi orang-orang yang terlibat dalam perawatansakit samping
tempat tidur klien. Dalam kasus dimana kebutuhan energi untuk digunakan
dari pada seperti pada pasien mania, ADHD pada anak-anak atau mereka
dengan gerakan terbatas seperti pasien lumpu, teori lavine itu tak dapat
berlaku.
b) Kelebihan Teori Levine
Pada teori akan terlihat lebih menguntungkan saat dimana keadaan
klien mempunyai partner pengawas non perawat yang turut membantu dalam
penjadwalan keperawatan. Dan perawat yang dapat mengerti keadaan dan
integritas klien secara penuh. Dengan didukung dari klien yang mampu
beradaptasi dan melakukan persepsi dengan normal.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus
mengembangkan interaksi antara perawat dan klien untuk membantu
individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan
sehingga dapat membantu memenuhi tekanan atau memenuhi kebutuhan
yang dihasilkan dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang
bertujuan untuk melakukan konservasi kegiatan yang ditujukan untuk
menggunakan sumber daya yang dimiliki klien secara optimal.

3.2 Saran
Diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu menerapkan model
konsep keperawatan dan marilah kita sebagai perawat berusaha untuk
meringankan penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti
kita merawat orang yang paling kita sayang. Agar pasien merasa nyaman
pada saat di sakit bukan menderita lagi. jangan pantang menyerah dan
berputus asa dalam merawat pasien. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan
yang mudah, tetapi kalau kita tidak menacoba kita tidak akan pernah bisa.
Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mempunyai tekad untuk
melakukannya dengan gigih dan rajin.

Anda mungkin juga menyukai