2. Data Objektif
Umum : lesu, demam dalam jangka waktu yang
lama, limpadenopati, pengecilan pembuluh
perifer, deposit lemak dan bagian belakang
a) Sistem Integumen: penurunan turgor kulit,
kulit kering, diaporesis, Pallor, sianosis,
adanya lesi, perubahan warna kulit memar
kulit atau di selaput lendir; eksoriasi vagina
atau perineum; alopesia; penyembuhan luka
yang tertunda
b) Mata : adanya eksudat, lesi pada retina atau
perdarahan, pupil edema
c) Pernapasan: Takipnea, dispnea, retraksi
interkostal, crackles, wheezing, batuk
produktif dan non-produktif
d) Sistem Kardiovaskular : Pericardial friction
rub, murmur, bradycardia, tachycardia
e) Sistem Percernaan: Lesi di bagian mulut,
melepuh, bercak putih-keabuan (infeksi
kandida), lesi berwarna putih yang tidak sakit
pada bagian aspek lidah (hairy Leukoplakia),
gingivitis, kerusakan gigi, kemerahan atau
putih yang tidak rata pada tenggorokkan,
muntah, diare, inkontinensia, luka pada
rektal, hiperactive bowel sound, massa perut,
hepatosplenomegali
f) Sistem Muskuloskeletal : muscle wasting,
kelemahan otot.
g) Sistem Saraf: ataxia, tremor, kurangnya
koordinasi; kehilangan koordinasi; cadel,
afasia, kehilangan memori, neuropati
periperal, apati, agitasi, perilaku yang tidak
pantas; penurunan kesadaran; kejang,
kelumpuhan, koma.
h) Sistem Repoduksi: luka pada daerah genital
Pemeriksaan Diagnostik HIV
Pemeriksaan pendahuluan yang dilakukan jika individu
diduga mengalami HIV adalah :
• Hitung CD4
• Muatan Virus
• Hitung Darah lengkap
• Kimia darah (mis. Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal)
• Urinalis
• Pemeriksaan Infeksi Menular Seks (IMS)
• Pemeriksaan hepatitis, TB, atau toksoplasmosis
• Pemeriksaan senstivitas (mis. Pemeriksaan HLA-B*5701)
atau obat obatan yang resitan terhadap obat HIV yang
spesifik (mis. Uji kadar koreseptor tropisme)
Tes Antibodi HIV
Ada tiga jenis tes untuk memastikan adanya
antibodi terhadap HIV dan membantu mendiagnosis
infeksi HIV.
1. Tes Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).
Tes ELISA tidak menegakkan diagnosis penyakit
AIDS tetapi lebih menunjukkan seseorang pernah
terkena atau terinfeksi oleh virus HIV. Orang yang
darahnya mengandung antibodi untuk HIV
disebut sebagai orang yang “seropositif”.
2. Pemeriksaan Western Blot Assay
Merupakan tes lainnya yang dapat mengenali
antibodi HIV dan digunakan untuk memastikan
seropositivias seperti yang teridentifikasi lewat
proses ELISA.
3. Indirect Immunofluorescence Assay (IFA)
Digunakan oleh sebagian dokter sebagai
pengganti pemeriksaan Western Blot untuk
memastikan seropositivitas.