Anda di halaman 1dari 16

OM SWASTYASTU

KEPERAWATAN HIV/AIDS
“PRINSIP PERAWATAN PADA BAYI DAN ANAK PENDERITA HIV AIDS
ATAU DENGAN ORANG TUA HIV AIDS”

OLEH :
KELOMPOK 4
 PUTU PERTIWI RAHAYU
 NI NENGAH DWI PRATIWI
 NI PUTU AYU SAVITRI
 I WAYAN KARDANA PUTRA
 NI PUTU RESTU DWI KRISNANDA CAHYANI
 I GUSTI AYU PUTU NILA ADHILIANI
 NI KOMANG AYU WIDYARI PUTRI
 MADE AYU RISMAYANTHI
DEFINISI
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan
AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang
bertugas menangkal infeksi.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome,
yang berarti kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya
kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia
mempunyai kekebalan untuk melindungi diri dari serangan luar seperti
kuman, virus, dan penyakit. AIDS melemahkan atau merusak sistem
pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya berdatanganlah berbagai jenis
penyakit lain. (Zein, Umar, dkk., 2006).
LANJUTAN
HIV adalah jenis parasit obligat yaitu virus yang hanya dapat
hidup dalam sel atau media hidup. Seorang pengidap HIV lambat
laun akan jatuh ke dalam kondisi AIDS, apalagi tanpa pengobatan.
Umumnya keadaan AIDS ini ditandai dengan adanya berbagai infeksi
baik akibat virus, bakteri, parasit maupun jamur. Keadaan infeksi ini
yang dikenal dengan infeksi oportunistik (Yatim, 2006).
TANDA DAN GEJALA PADA ANAK
Bayi yang terinfeksi tidak dapat dikenali secara klinis sampai
terjadi penyakit berat atau sampai masalah kronis seperti diare, gagal
tumbuh, atau kandidiasis oral memberi kesan imunodefisiensi yang
mendasari. Kebanyakan anak dengan infeksi HIV-1 terdiagnosis antara
umur 2 bulan dan 3 tahun.Tanda-tanda klinis akut yang disebabkan
oleh organisme virulen pada penderita limfopeni CD4+ yang terinfeksi
HIV-1 disebut infeksi oportunistik "penentu-AIDS".
Diagnosis biasanya diperkuat oleh bronkoskopi fleksibel dan
cuci bronkoalveolar dengan pewarnaan yang tepat untuk kista maupun
tropozoit. Kadar laktat dehidroginase biasanya juga naik. Diagnosa
banding pada bayi termasuk herpes virus ( sitomegalovirus, virus
Epstein-Barr, virus herpes simpleks ), virus sinsitial respiratori, dan
infeksi pernafasan terkait mengi.
LANJUTAN
Manifestasi klinisnya antara lain :
1. Berat badan lahir rendah
2. Gagal tumbuh
3. Limfadenopati umum
4. Hepatosplenomegali
5. Sinusitis
6. Infeksi saluran pernafasan atas berulang
7. Parotitis
Lima puluh persen anak-anak dengan infeksi HIV terkena
sarafnya yang memanifestasikan dirinya sebagai ensefalopati
progresif, perkembangan yang terhambat, atau hilangnya
perkembangan motoris.
PENDEKATAN DIAGNOSA HIV PADA
ANAK
WHO telah menetapkan kriteria diagnosa AIDS pada anak sebagai
berikut
1. Seorang anak (<12 tahun) dianggap menderita AIDS bila :
a. Lebih dari 18 bulan, menunjukkan tes HIV positif, dan sekurang-
kurangnya didapatkan 2 gejala mayor dengan 2 gejala minor.
Gejala-gejala ini bukan disebabkan oleh keadaan-keadaan lain
yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV.
b. Kurang dari 18 bulan, ditemukan 2 gejala mayor dan 2 gejala minor
dengan ibu yang HIV positif. Gejala-gejala ini bukan disebabkan
oleh keadaan-keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi
HIV.
LANJUTAN
Definisi Klinis HIV pada anak di bawah 12 tahun (menurut WHO) :
Gejala Mayor :
a) Penurunan berat badan atau kegagalan pertumbuhan
b) Diare kronik (lebih dari 1 bulan)
c) Demam yang berkepanjangan (lebih dari 1 bulan)
d) Infeksi saluran pernafasan bagian bawah yang parah dan
menetap
Gejala Minor :
a. Limfadenopati yang menyeluruh atau hepatosplenomegali
b. Kandidasis mulut dan faring
c. Infeksi ringan yang berulang (otitis media, faringitis)
d. Batuk kronik (lebih dari 1 bulan)
LANJUTAN
Klasifikasi infeksi HIV pada anak di bawah umur 18 tahun menurut
Center for Disease Control (CDC)
Klas :
P-0 Infeksi yang tak dapat dipastikan (indeterminate infection)
P1 Infeksi yang asimtomatik
Subklas A : Fungsi immun normal
P-2 Infeksi yang simtomatik
Subklas A : Hasil pemeriksaan tidak spesifik (2/lebih gejala
menetap lebih 2 bulan)
LANJUTAN
Kriteria AIDS Related Complex (ARC) pada anak (CDC) :
Kriteria Mayor :
- Pneumonitis interstitialis
- “Oral Thrush” yang menetap / berulang
Kriteria Minor :
- Limfadenopati pada 2 tempat atau lebih (bilateral dihitung 1)
- Pembesaran hepar dan lien
Kriteria Laboratorium :
- Peningkatan IgA / IgM dalam serum
- Perbandingan T4/T8 terbalik
Diagnosa ARC ditegakkan apabila ada 1 kriteria mayor, 1 kriteria
minor. Serta 2 kriteria laboratorium selama lebih dari 3 bulan.
UJI LABORATORIUM HIV
1.Uji Virologis
a. Uji virologis digunakan untuk menegakkan diagnosis klinik
b.Uji virologis direkomendasikan untuk mendiagnosis anak berumur
< 18 bulan
c. Uji virologis yang dianjurkan: HIV DNA kualitatif menggunakan
darah plasma EDTA atau Dried Blood Spot (DBS), bila tidak tersedia
HIV DNA dapat digunakan HIV RNA kuantitatif (viral load, VL)
mengunakan plasma EDTA.
d.Bayi yang diketahui terpajan HIV sejak lahir dianjurkan untuk
diperiksa dengan uji virologis pada umur 4 – 6 minggu atau waktu
tercepat yang mampu laksana sesudahnya.
LANJUTAN
2. Uji Serologis
a. Uji serologis yang digunakan harus memenuhi sensitivitas minimal
99% dan spesifisitas minimal 98% dengan pengawasan kualitas
prosedur dan standarisasi kondisi laboratorium dengan strategi
seperti pada pemeriksaan serologis dewasa.
b. Anak umur < 18 bulan terpajan HIV yang tampak sehat dan belum
dilakukan uji virologis, dianjurkan untuk dilakukan uji serologis
pada umur 9 bulan.
c. Anak umur < 18 bulan dengan gejala dan tanda diduga disebabkan
oleh infeksi HIV harus menjalani uji serologis dan jika positif diikuti
dengan uji virologis.
PENATALAKSANAAN MEDIS PADA HIV
1. Diberikan obat-obatan antiretroviral (ARV)
Pada pemberian pengobatan dengan antiretroviral sebagai indikator
pemakaian/ kemajuan sering dipakai perhitungan jumlah CD4 serta menghitung
beban viral (viral load).
2. Memberikan asuhan nutrisi pada ODHA (Bayi)
ASI mengandung virus HIV dan transmisi melalui ASI adalah sebanyak 15 %.
Kemungkinan transmisi vertikal intrapartum dapat diturunkan sampai 2-4% dengan
menggunakan cara pencegahan seperti pemberian antiretrovirus, persalinan secara
seksio sesaria, maka sebaiknya bayi tidak mendapat ASI.
3. Imunisasi
Beberapa peneliti menyatakan bahwa bayi yang tertular HIV melalui transmisi
vertikal masih mempunyai kemampuan untuk memberi respons imun terhadap
vaksinasi sampai umur 1-2 tahun. Oleh karena itu di negara-negara berkembang tetap
dianjurkan untuk memberikan vaksinasi rutin pada bayi yang terinfeksi HIV melalui
transmisi vertikal.
PEMANTAUAN RESPONS TERHADAP ARV
Pengamatan 6 bulan pertama pada kasus dalam terapi ARV
merupakan masa penting. Diharapkan terjadi perbaikan klinis dan
imunologis tetapi juga harus diwaspadai kemungkinan toksisitas obat
dan/atau Immune Reconstitution Syndrome (IRIS). Beberapa anak
gagal mencapai perbaikan dan bahkan menunjukkan tanda
deteriorasi klinis. Komplikasi yang terjadi pada minggu-minggu
pertama umumnya lebih banyak ditemukan pada anak defisiensi
imun berat. Meskipun demikian tidak selalu berarti respons yang
buruk, karena untuk mengontrol replikasi HIV dan terjadinya
perbaikan sistim imun memerlukan waktu. Juga diperlukan waktu
untuk membalik proses katabolisme akibat infeksi HIV yang sudah
terjadi selama ini, terutama pada anak dengan “wasting”.
LANJUTAN
Selain itu ada anak yang menunjukkan eksaserbasi infeksi
subklinis yang selama ini sudah ada seperti contohnya TB, sehingga
tampak seperti ada deteriorasi klinis. Hal ini bukan karena kegagalan
terapi tetapi karena keberhasilan mengembalikan fungsi sistim imun
(immune reconstitution). Oleh karena itu penting untuk mengamati
hasil terapi lebih lama sebelum menilai efektivitas paduan
pengobatan yang dipilih dan mempertimbangkan terjadinya IRIS.
Pada waktu penting ini yang perlu dilakukan adalah mendukung
kepatuhan berobat dan bukan mengganti obat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai