Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEPERAWATAN DASAR
“PERAWATAN JENAZAH”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah


Mata Kuliah: Keperawatan Dasar
Dosen Pembimbing:
Mumpuni DN, SST., M.Si

Disusun Oleh :
Elsa Agustina (222402013)
Emilia Sari (222402014)
Hanna Cahya Cyntia (222402015)
Saskia Veby Ananda (222402016)
Puttri Dewanti (222402017)
Arfan Priyantoko (222402018)
Alvina Dwi Zhafirah (222402019)
Faiz Arinal Haq (222402020)
Mariya Yunita (222402021)
Syeila Ami Fathihah (222402022)
Alifta Maulina (222402023)
Trianur Asiyah (222402024)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES PEMKAB JOMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan syukur kehadirat Allah SWT


Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya sehingga makalah dengan
judul“Perawatan Jenazah” ini dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat untuk
memenuhiTugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang pengetahuan bagi pembaca maupun bagi
penulis itu sendiri.

Kamipenulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Mumpuni DN,


SST., M.Siselaku Dosen Pengajar Mata Kuliah Keperawatan Dasar.Terimakasih
juga kepada teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan untuk memperbaiki makalah ini
menjadi sempurna.

Jombang, 9 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2

BAB II Pembahasan 3
2.1 Apa yang dimaksud dengan kematian………..…..…..……………………3
2.2 Apa yang dimaksud dengan perawatan jenazah 3
2.3 Tindakan apa yang di lakukan pada perawatan jenazah 4
2.4 Hal-hal apa yang harus diperhatikan dalam proses perawatan jenazah
4
2.5 Perawatan jenazah sesuai SOP ( Standar Operasional Prosedur)………….5

BAB III Penutup ….6


3.1 Kesimpulan 6
3.2 Saran 6

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kehilangan adalah peristiwa dari pengalaman manusia yang bersifat unik secara
individual.Hidup adalah serangkaian kehilangan dan pencapaian.Seorang anak yang mulai
belajar berjalan mencapai kemandiriannya dengan mobilisasi.Seorang lansia dengan perubahan
visual dan pendengaran mungkin kehilangan keterandalan dirinya.Penyakit dan perawatan di
rumah sakit sering melibatkan berbagai kehilangan.
Dalam kehidupan setiap individu hanya ada satu hal yang pasti, yaitu individu tersebut akan
meninggal dunia. Kematian merupakan suatu hal yang alami.Saat terjadinya kematian
merupakan saat-saat yang tidak diketahui waktunya.Kematian dapat terjadi singkat dan tidak
terduga seperti seorang anak yang meninggal akibat kecelakaan, kematian dapat berlangsung
mendadak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya seseorang yang pingsan dan
dalam waktu 24 jam sudah meninggal, kematian dapat diperkirakan sebelumnya melalui
diagnosis medis tetapi saat kematian itu sendiri bisa terjai mendadak, atau pasien dapat
mengalami dahulu stadium terminal penyakit dalam waktu yang bervariasi mulai beberapa hari
hingga berbulan-bulan.
Kematian dari masa lampau sampai saat ini selalu dikhaskan dengan kondisi terhentinya
pernapasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal,
ditandai dengan terhentinya kerja otak secara menetap.Namun demikian, kemajuan dalam
teknologi kedokteran berlangsung sedemikian cepat sehingga kalu satu atau lebih system tubuh
tidak berfungsi, pasien mungkin masih dapat dilakukan sehubungan dengan pengangkatan
organ tubuh untuk bedah transplantasi.
Perawatan jenazah adalah suatu tindakan medis melakukan pemberian bahan kimia tertentu
pada jenazah untuk menghambat pembusukan serta menjaga penampilan luar jenazah supaya
tetap mirip dengan kondisi sewaktu hidup.Perawatan jenazah dapat dilakukan langsung pada
kematian wajar, akan tetapi pada kematian tidak wajar pengawetan jenazah baru boleh
dilakukan setelah pemeriksaan jenazah atau otopsi dilakukan.
Perawatan jenazah perlu dilakukan pada keadaan adanya penundaan penguburan atau
kremasi lebih dari 24 jam. Hal ini penting karena Indonesia yang beriklim tropis dalam 24 jam
mayat sudah mulai membusuk mengeluarkan bau dan cairan pembusukan yang dapat
mencemari lingkungan sekitarnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan kematian?
2. Apa yang dimaksud dengan perawatan jenazah?
3. Tindakan apa saja yang di lakukan pada perawatan jenazah?
4. Hal-hal apa yang harus diperhatikan dalam proses perawatan jenazah ?
5. Bagaimana Perawatan jenazah sesuai SOP ( Standar Operasional Prosedur)?

1.3 TUJUAN
4
1. Untuk menambah pengetahuan tentang perawatan jenazah.
2. Untuk mengetahui tentang bagaimana cara melakukan perawatan jenazah sesuai SOP.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kematian
Kematian adalah suatu keadaan alamiah yang setiap individu pasti akan mengalaminya.
Secara umum, setiap manusia berkembang dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, lansia, dan
akhirnya mati.
Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah, serta
hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas listrik otak,
atau dapat juga dikatakan terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap atau terhentinya
kerja otak secara menetap. Terdapat beberapa perubahan tubuh setelah kematian, diantaranya:

5
1. Algor mortis (penurunan suhu jenazah), merupakan salah satu tanda kematian yaitu
terhentinya produksi panas, sedangkan pengeluaran berlangsung terus-menerus, akibat
adanya perbedaan panas antara mayat dan lingkungan.
2. Livor mortis (lebam mayat), terjadi akibat peredaran darah terhenti mengakibatkan
stagnasi maka darah menempati daerah terbawah sehingga tampak bintik merah
kebiruan.
3. Rigor mortis (kaku mayat), kekakuan pada otot tanpa atau disertai pemendekan serabut
otot.
4. Dekomposisi (pembusukan), merupakan suatu keadaan dimana bahan-bahan organic
tubuh mengalami dekomposisi baik yang disebabkan karena adanya aktifitas bakteri,
maupun karena autolysis. Skala waktu terjadinya pembusukan mulai terjadi setelah
kematian seluler. Lebih dari 24 jam mulai tampak warna kehijauan di perut kanan
bawah (caecum).

Penyebab kematian menurut ilmu kedokteran tidak berhubungan dengan jatuhnya


manusia ke dalam dosa atau dengan allah, melainkan diakibatkan tidak berfungsinya organ
tertentu dari tubuh manusia. Kematian menurut dokter H. Tabrani Rab disebabkan 4 faktor:

1. Berhentinya pernapasan
2. Matinya jaringan otak
3. Tidak berdenyutnya jantung
4. Adanya pembusukan pada jaringan tertentu oleh bakteri-bakteri.
Seseorang dinyatakan mati bilamana fungsi pernapasan/paru-paru dan jantung telah
berhenti secara pasti atau telah terbukti terjadi kematian batang otak.Dengan demikian,
kematian berarti berhentinya bekerja secara total paru-paru dan jantung atau otak pada suatu
makhluk.Dalam ilmu kedokteran, jiwa dan tubuh tidak dapat dipisahkan.Belum dapat
dibuktikan bahwa tubuh dapat dipisahkan dari jiwa dan jiwa itu baka.

2.2 Pengertian Perawatan Jenazah


Perawatan jenazah adalah suatu tindakan medis melakukan pemberian bahan kimia tertentu
pada jenazah untuk menghambat pembusukan serta menjaga penampilan luar jenazah supaya
tetap mirip dengan kondisi sewaktu hidup. Perawatan jenazah dapat dilakukan langsung pada
kematian wajar, akan tetapi pada kematian tidak wajar pengawetan jenazah baru boleh
dilakukan setelah pemeriksaan jenazah atau otopsi dilakukan.

Perawatan jenazah dilakukan karena ditundanya penguburan/kremasi, misalnya untuk


menunggu kerabat yang tinggal jauh diluar kota/diluar negeri.Pada kematian yang terjadi jauh
dari tempat asalnya terkadang perlu dilakukan pengangkutan atau perpindahan jenazah dari
suatu tempat ke tempat lainnya.Pada keadaan ini, diperlukan pengawetan jenazah untuk
mencegah pembusukan dan penyebaran kuman dari jenazah ke lingkungannya.Jenazah yang
meninggal akibat penyakit menular akan cepat membusuk dan potensial menular petugas kamar
jenazah, keluarga, serta orang-orang disekitarnya.

6
Pada kasus semacam ini, kalau pun penguburannya atau kremasi akan segera dilakukan
tetap dilakukan perawatan jenazah untuk mencegah penularan kuman atau bibit penyakit
disekitarnya.

Perawatan jenazah penderita penyakit menular dilaksanakan dengan selalu menerapkan


kewaspadaan universal tanpa mengakibatkan tradisi budaya dan agama yang dianut
keluarganya.Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus dapat menasihati keluarga dan
mengambil tindakan yang sesuai agar penanganan jenazah tidak menambah resiko penularan
penyakit seperti halnya hepatitis/B, AIDS, Kolera dan sebagainya.Tradisi yang berkaitan
dengan perlakuan terhadap jenazah tersebut dapat diizinkan dengan memperhatikan hal yang
telah disebut diatas, seperti misalnya mencium jenazah sebagai bagian dari upacara penguburan.
Perlu diingat bahwa virus HIV hanya dapat hidup dan berkembang dalam manusia hidup, maka
beberapa waktu setelah pendetita infeksi HIV meninggal, virus pun akan mati.

Dalam menangani jenazah perawat harus melakukannya dengan hormat dan sebaik-baiknya.
Rasa hormat ini dapat dijadikan prinsip, dengan kata lain , seseorang telah diperlakukan secara
manusiawi dan sama seperti orang lain. Seorang perawat harus memperlakukan tubuh jenazah
dengan hormat.Sebelum kematian terjadi, anggota tubuh harus diikat dan kepala dinaikkan ke
atas bantal.Tubuh harus dibersihkan dengan membasuhnya dengan air hangat secara
perlahan.Segala sesuatu yang keluar dari tubuh pasien harus dicuci dan dibersihkan rawatan
postmortem.

Perawatan tubuh setelah kematian disebut perawatan postmortem.Hal ini dapat menjadi
tanggung jawab perawat. Perawat akan lebih mudah melakukannya apabila bekerja sama
dengan staf kesehatan lainnya. Adapun hal yang harus diperhatikan:

1. Perlakukan tubuh dengan rasa hormat yang sama perawat melakukan terhadap orang
yang masih hidup.
2. Beberapa fasilitas memilih untuk meninggalkan pasien sendiri sampai petugas kamar
jenazah tiba.
3. Periksa prosedur manual rumah sakit sebelum melanjtkan perawatan postmortem.

A. Perawatan Jenazah
a) Adapun tindakan perawatan jenazah yaitu :
1. Tempatkan dan atur jenazah pada posisi anatomis.
2. Lepas dan singkirkan pakaian yang dikenakan jenazah
3. Lepaskan semua alat kesehatan yang masih terpasang pada pasien
4. Bersihkan tubuh dari kotoran dan noda
5. Tempatkan kedua tangan jenazah diatas abdomen dan ikat pergelangan tangannya
( padahal ini dilakukan berdasarkan keyakinan masing-masing ).
6. Tempatkan sayu bantal di bawah kepala.
7. Tutup kelopak mata, telinga, hidung, mulut, dan dubur. Jika tidak ada tutup, bisa
menggunakan kapas basah.
8. Katupkan rahang atau mulut, kemudian ikat dan letakkan gulungan handuk di
bawah dagu.
9. Letakkan alas di bawah glutea. Tutup sampai sebatas bahu kepala ditutup dengan
kain tipis.

7
10. Catat semua barang- barang milik pasien dan berikan pada keluarga.
11. Beri kartu atau tanda pengenal.
12. Bunkus jenazah dengan kain panjang.

b) Perawatan Jenazah yang akan Diotopsi


1. Ikuti prosedur rumah sakit dan jangan lepas alat kesehatan
2. Beri label pada pembungkus jenazah
3. Beri label pada alat protesa yang digunakan
4. Tempatkan jenazah pada lemari pendingin

c) Perawatan jenazah yang meninggal akibat kasus penyakit menular


1. Tindakan di ruangan :

✓ Luruskan tubuh, tutup mata, telinga dan mulut dengan kapas


✓ Lepaskan alat kesehatan yang terpasang
✓ Setiap luka harus diplester rapat
✓ Tutup semua lubang tubuh dengan plester kedap air
✓ Membersihkan jenazah perhatikan beberapa hal

2. Perawat menggunakan pelindung :

✓ Sebaiknya menggunakan masker penutup mulut.


✓ Harus menggunakan sarung tangan karet.
✓ Sebaiknya menggunakan apron / untuk melindungi tubuh dalam keadaan
tertentu.
✓ Menggunakan air pencuci yang telah dibubuhi bahan desinfektan
✓ Mencuci tangan dengan sabun setelah membersihkan jenazah (sebelum
sarung tangan dilepaskan dan sesudah sarung tangan dilepaskan).
✓ Pasang label identitas jenazah pada kaki.
✓ Keluarga/teman diberi kesempatan untuk melihat jenazah

2.3 Tindakan Yang Di Lakukan Pada Perawatan Jenazah


a) Tindakan di kamar jenazah
Adapun tindakan dikamar jenazah yaitu :
1) Lakukan prosedur baku ,yaitu cuci tangan sebelum mamakai sarung tangan.
2) Petugas memakai alat pelindung :
✓ Sarung tangan karet yang panjang (sampai kesiku).
✓ Sebaiknya memakai sepatu boot sampai lutut
✓ Pelindung wajah (masker dan kaca mata)
✓ Jubah atau celemek sebaiknya yang kedap air.

b) Tindakan diluar kamar jenazah


Adapun tindakan yang dilakukan diluar kamar jenazah yaitu :
8
 Mencuci tangan sebelum memakai sarung tangan
 Memakai pelindung wajah dan jubah
 Luruskan tubuh jenzsah dan letakan dalam posisi terllentang dengan tangan disisi
atau
 terlipat didada.
 Tutup kelopak mata atau ditutup dengan kapas atau kasa, begitu pula multu dan
telinga.
 Beri alas kepala dengan kain handuk untuk menampung bila ada rembesan darah
atau cairan tubuh lainnya.
 Tutup anus dengan kasa dan plester kedap air.
 Lepaskan semua alat kesehatan dan letakan alat bekas tersebut dalam wadah yang
aman sesuai dengan kaidah kewaspadaan unifersal.
 Tutup setiap luka yang ada dengan plester kedap air.
 Bersihkan tubuh jenasah tutup dengan kain bersih untuk disaksikan olehkeluarga
 Pasang label identitas pada laki-laki
 Beritahu petugas kamar jenazah bahwa jenazah adalah penderita penyakit menular
 Cuci tangan setelah melepas rarung tangan.
 Memberitahukan kepada petugas kamar jenazah bahwa jenazah adalah penderita
penyakit “menular”
 Jenazah dikirimkan ke kamar jenazah

2.4 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Proses Perawatan Jenazah

9
2.5 Perawatan Jenazah Sesuai SOP ( Standar Operasional Prosedur)
A. Pendahuluan
Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal,
perawatan menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan kepada keluarga,
transportasi ke kamar jenazah dan melakuakan disposisi ( penyerahan )
barang-barang milik pasien.

B. Indikasi
Perawatan jenazah dimulai setelah dokter menyatakan kematian
pasien. Jika pasien meninggal karena kekerasan atau dicurigai akibat
kriminalitas, perawatan jenazah dilakukan setelah pemeriksaan medis
lengkap melalui autopsy.

C. Tujuan
1) Penghormatan terhadap jenazah
2) Menjalankan kewajiban hukum fardhu’ain ( muslim)
3) Jenazah dalam keadaan bersih

D. Persiapan alat
Alat medis
1) Kasa/ verban secukupnya
2) Sarung tangan bersih
3) Pads
4) Gunting verban
5) Kapas secukupnya
6) Plastic/ pembungkus jenazah
7) Plester penahan untuk menutup luka ( bila ada luka )
8) Bengkok 1 buah
9) Waslap
10) Troli

Alat non medis


1) Pengganjal dagu
2) Label identifikasi
3) Tas plastic untuk tempat barang-barang klien
4) Air dalam baskom
5) Ember tertutup
6) Sabun
7) Handuk

1
8) Selimut mandi
9) Kain kafan
10) Daftar barang berharga
11) Sisir
12) Baju bersih
13) Peralatan ganti balut

E. Pelaksanaan prosedur

1) Siapkan alat-alat
2) Menyingsing lengan baju diatas siku
3) Melepaskan cincin, jam tangan dan gelang
4) Mencuci tangan dengan teknik yang benar
5) Atur lingkungan sekitar tempat tidur, bila kematian terjadi pada
unit multi bed, jaga privasi pasien yang lain. Tutup koridor,
cuci tangan.
6) Tinggikan tempat tidur untuk memudahkan kerja dan atur
dalam posisi datar
7) Tempatkan tubuh pasien dalam posisi supinasi
8) Bersihkan dan rapikan jenazah sesuai kebutuhan. Bersihkan
tubuh jenazah dengan waslap, jika ada luka yang memerlukan
penjahitan maka lakukan penjahitan dan minta izin
( persetujuan ) terlebih dahulu kepada keluarga
9) Letakan tangan jenazah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya. Lipat tangan diatas perut jenazah dank at
pergelangan tangan dengan kassa.
10) Tutup mata, dapat menggunakan kapas yang secara perlahan
ditutupkan pada kelopak mata dan plester jika mata tidak
tertutup. Kemudian tutup lubang hidung dengan kapas
11) Luruskan badan, dengan lengan menyilang tubuh pada
pergelangan tangan dan menyilang abdomen. Atau telapak
tangan menghadap kebawah
12) Ambil gigi palsu jika diperlukan dan tutup mulut. Jika mulut
tetap tidak mau tertutup, dengan cara ikat dari dagu ke
kepala.ikat dengan kassa mulai dari dagu sampai kepala
kemudian diikat sampul pada kepala.
13) Rapatkan kedua kaki kemudian ikat lutut dan kedua ibu jari
dengan menggunakan kassa
14) Tutup jenazah dengan menggunakan kain penutup jenazah
15) Bereskan peralatan dan perawat cuci tangan.

2
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
3.2SARAN

3
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. Buku Ajar Fundamental keperawatan volume 1. Edisi 4. Jakarta:
Penerbit buku kedokteran

Kozier dkk. Fundamental of nursing concepts, process and practice. Edisi

Stephen. Kematian: Perspektif Dan Sikap


Teologis.http://www.sabdaspace.net/kematian.

Anda mungkin juga menyukai