Disusun oleh:
DOSEN PENGAMPU:
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2023/2024
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan informasi mengenai Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas dan
Latihan.Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
Kebutuhan dasar manusia
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat menbangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa mridhoi
segala usaha kita.
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehilangan adalah peristiwa dari pengalaman manusia yang bersifat unik secara
individual. Hidup adalah serangkaian kehilangan dan pencapaian. Seorang anak yang mulai
belajar berjalan mencapai kemandiriannya dengan mobilisasi. Seorang lansia dengan
perubahan visual dan pendengaran mungkin kehilangan keterandalan-dirinya. Penyakit dan
perawatan di rumah sakit sering melibatkan berbagai kehilangan. (potter dan perry)
Dalam kehidupan setiap individu hanya ada satu hal yang pasti, yaitu individu tersebut
akan meninggal dunia. Kematian merupakan suatu hal yang alami. Saat terjadinya kematian
merupakan saat-saat yang tidak diketahui waktunya. Kematian dapat terjadi singkat dan
tidak terduga seperti seorang anak yang meninggal akibat kecelakaan, kematiaan dapat
berlangsung mendadak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya seseorang yang
pingsan dan dalam waktu 24 jam sudah meninggal, kematian dapat diperkirakan
sebelumnya melalui diagnosis medis tetapi saat kematian itu sendiri biasa terjadi
mendadak,atau pasien dapat mengalami dahulu stadium terminal penyakit dalam waktu
yang bervariasi mulai dari berapa hari hingga berbulan-bulan.
Kematian dari masa lampau sampai saat ini selalu dikhaskan dengan kondisi
terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus
eksternal, ditandai dengan terhentinya kerja otak secara menetap.Namun demikian,
kemajuan dalam teknologi kedokteran berlangsung sedemikian cepat sehingga kalau satu
atau lebih sistem tubuh tidak berfungsi, pasien mungkin masih dapat dipertahankan
"hidupnya" dengan bantuan mesin, tindakan ini dapat dilakukan sehubungan dengan
pengangkatan organ tubuh untuk bedah transplantasi.
Perawatan jenazah adalah suatu tindakan medis melakukan pemberian bahan kimia
tertentu pada jenazah untuk menghambat pembusukan serta menjaga penampilan luar
jenazah supaya tetap mirip dengan kondisi sewaktu hidup. Perawatan jenazah dapat
dilakukan langsung pada kematian wajar, akan tetapi pada kematian tidak wajar
pengawetan jenasah baru boleh dilakukan setelah pemeriksaan jenasah atau otopsi
dilakukan.
Perawatan jenazah perlu dilakukan pada keadaan adanya penundaan penguburan atau
kremasi lebih dari 24 jam. Hal ini penting karena di Indonesia yang beriklim tropis dalam
24 jam mayat sudah mulai membusuk mengeluarkan bau dan cairan pembusukan yang
dapat
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perawatan jenazah ?
2. Apa tujuan dari perawatan jenazah ?
3. Tindakan apa yang di lakukan pada peawatan jenazah
4. Hal-hal apa yang harus diperhstikan dalam proses perawatan jenazah.?
C.Tujuan
1. Mengetahui pengertian perawatan jenazah
2. Mengetahui tujuan perawatan jenazah
3. Mengetahui cara perawatan jenazah
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kematian
Kematian suatu keadaan alamiah yang setiap individu pasti akan
mengalaminya. Secara umum, setiap manusia berkembang dari bayi, anak-anak,
remaja, dewasa, lansia dan akhirnya mati.
Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan
darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya
aktivitas listrik otak, atau dapat juga dikatakan terhentinya fungsi jantung dan paru
secara menetap atau terhentinya kerja otak secara menetap.. Terdapat beberapa
perubahan tubuh setelah kematian, diantaranya:
1. Algor mortis (Penurunan suhu jenazah), merupakan salah satu tanda kematian yaitu
terhentinya produksi panas, sedangkan pengeluaran berlangsung terus menerus,
akibat adanya perbedaan panas antara mayat dan lingkungan.
2. Livor mortis (Lebam mayat), terjadi akibat peredaran darah terhenti mengakibatkan
stagnasi maka darah menempati daerah terbawah sehingaa tampak bintik merah
kebiruan
3. Rigor mortis (Kaku mayat), kekakuan pada otot tanpa atau disertai pemendekan
serabut otot.
4. Dekomposisi (Pembusukan), merupakan suatu keadaan dimana bahan-bahan
organik tubuh mengalami dekomposisi baik yang disebabkan karena adanya aktifitas
bakteri, maupun karena autolisis. Skala waktu terjadinya pembusukan Mulai terjadi
setelah kematian seluler. Lebih dari 24 jam mulai tampak warna kehijauan di perut
kanan bawah (caecum).
Penyebab kematian menurut ilmu kedokteran tidak berhubungan dengan jatuhnya
manusia ke dalam dosa atau dengan Allah, melainkan diakibatkan tidak berfungsinya
organ tertentu dari tubuh manusia. Kematian menurut dokter H. Tabrani Rab disebabkan
empat factor:
1. berhentinya pernafasan
2. matinya jaringan otak
3. tidak berdenyutnya jantung
4. adanya pembusukan pada jaringan tertentu oleh bakteri-bakteri.
6
B. Perawatan Jenazah
Perawatan jenazah adalah suatu tindakan medis melakukan pemberian bahan kimia
tertentu pada jenazah untuk menghambat pembusukan serta menjaga penampilan luar
jenazah supaya tetap mirip dengan kondisi sewaktu hidup. Perawatan jenazah dapat
dilakukan langsung pada kematian wajar, akan tetapi kematian pada tidak wajar
pengawetan jenazah baru boleh dilakukan setelah pemeriksaan jenasah atau otopsi
dilakukan.
Perawatan jenazah dilakukan karena ditundanya penguburan/kremasi, misalnya untuk
menunggu kerabat yang tinggal jauh diluar kota/diluar negri.Pada kematian yang terjadi
jauh dari tempat asalnya terkadang perlu dilakukan pengangkutan atau perpindahan
jenazah dari suatu tempat ketempat lainnya. Pada keadaan ini, diperlukan pengawetan
jenazah untuk mencegah pembusukan dan penyebaran kuman dari jenazah
kelingkungannya. Jenasah yang meninggal akibat penyakit menular akan cepat
membusuk dan potensial menular petugas kamar jenasah. Keluarga serta orang-orang
disekitarnya.
Pada kasus semacam ini, kalau pun penguburan atau kremasinya akan segera dilakukan
tetap dilakukan perawatan jenasah untuk mencegah penularan kuman atau bibit penyakit
disekitarnya
Perawatan jenazah penderita penyakit menular dilaksanakan dengan selalu menerapkan
kewaspadaan unifersal tanpa mengakibatkan tradisi budaya dan agama yang dianut
keluarganya. Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus dapat menasihati
keluarga dan mengambil tindakan yangs sesuai agar penanganan jenazah tidak
menambah resiko penularan penyakit seperti halnya hepatits/B, AIDS, Kolera dan
sebagainya. Tradisi yang berkaitan dengan perlakuan terhadap jenasah tersebut dapat
diizinkan dengan memperhatikan hal yang telah disebut diatas, seperti misalnya
mencium jenasah sebagai bagian dari upacara penguburan. Perlu diingat bahwa virus
HIV hanya dapat hidup dan berkembang dalam manusia hidup, maka beberapa waktu
setelah penderita infeksi HIV meninggal, firus pun akan mati.
Dalam menangani jenazah perawat harus melakukannya dengan hormat dan sebaik-
baiknya. Rasa hormat ini dapat dijadikan prinsip, dengan kata lain, seseorang telah
diperlakukan secara manusiawi dan sama seperti orang lain. Seorang perawat harus
memperlakukan tubuh jenazah dengan hormat. Sebelum kematian terjadi, anggota tubuh
harus diikat dan kepala dinaikkan ke atas bantal. Tubuh harus dibersihkan dengan
membasuhnya dengan air hangat secara perlahan. Segala sesuatu yang keluar dari tubuh
pasien harus dicuci dan dibersihkan rawatan posmortem, Perawatan tubuh setelah
kematian disebut perawatan postmortem. Hal ini dapat menjadi tanggung jawab
perawat. Perawat akan lebih mudah melakukannya apabila bekerja sama dengan staf
kesehatan lainnya. Adapun hal yang harus diperhatikan:
7
1. Perlakukan tubuh dengan rasa hormat yang sama perawat lakukan terhadap orang yang
masih hidup.
2. Beberapa fasilitas memilih untuk meninggalkan pasien sendiri sampai petugas kamar
3. Beberapa fasilitas memilih untuk meninggalkan pasien sendiri sampai petugas kamar
jenazah tiba.
4. Periksa prosedur manual rumah sakit sebelum melanjutkan perawatan postmortem
8
BAB III
KESIMPULAN
Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah
serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas listrik
otak, atau dapat juga dikatakan terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap atau
terhentinya kerja otak secara menetap
Dalam melaksanakan asuhan keperawatannya, perawat harus mengetahui konsep
kematian berdasarkan agama pasien. Perawat memiliki peranan dalam perawatan jenazah
Perawatan yang dilakukan terhadap jenazah berbeda sesuai dengan agama pasien. Perawatan
jenazah pada pasien beragama Kristen antara lain memandikan jenazah dan memformalin
jenazah. Perawatan jenazah pasien beragama Islam antara lain, membujurkan jenazah,
memandikan jenazah, mengkafani jenazah, dan menyolatkan jenazah. Sedangkan perawatan
jenazah pasien beragama Hindu antara lain memandikan jenazah dan membungkus jenazah
dengan kain putih.
Dalam melakukan perawatan jenazah, perawat harus mengetahui penyebab kematian
pasien, apakah karena penyakit menular atau tidak. Jika, pasien tersebut meninggal karena
penyakit menular, maka perawat harus menggunakan alat pelindung diri saat melakukan
perawatan jenazah.
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Potter & Perry, Buku Ajar Fundamental keperawatan volume 1. Edisi 4. Jakarta: Penerbit
buku kedokteran
2. Kozier dkk. Fundamental of nursing concepts, process and practice. Edisi
3. Stephen. Kematian Perspektif Dan Sikap Teologis.http://www.sabduspace.net/kematian
10