DISUSUN OLEH :
1. WAYAN WAHYU
2. KHORUL NADIRA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT,yang mana atas limpahan
rahmat,taufik,hidayah dan karunia-Nya,sehingga penyusunan makalah yang berjudul
“ PASIEN MENINGGAL DUNIA ” dapat terselesaikan walaupun dalam bentuk yang
sederhana.
Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan
dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak yang membaca.
Penyusun.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kehilangan merupakan suatu peristiwa dari pengalaman manusia yang bersifat unik secara
individual. Kehilangan dalam suatu situasi aktual maupun potensial dapat dialami oleh
individu ketika berpisah dari suatu yang sebelumnya ada, baik sebagian ataupun keseluruhan
atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan. Dalam kehidupan
setiap individu hanya ada satu hal yang pasti, yaitu individu tersebut akan meninggal dunia .
Kematian merupakan suatu hal yang alami. Saat terjadinya kematian merupakan saat-saat
yang tidak diketahui waktunya. Kematian dapat terjadi singkat dan tidak terduga seperti
seorang anak yang meninggal akibat kecelakaan, kematiaan dapat berlangsung mendadak dan
tidak dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya seseorang yang pingsan dan dalam waktu 24
jam sudah meninggal, kematian dapat diperkirakan sebelumnya melalui diagnosis medis
tetapi saat kematian itu sendiri biasa terjadi mendadak,atau pasien dapat mengalami dahulu
stadium terminal penyakit dalam waktu yang bervariasi mulai dari berapa hari hingga
berbulan-bulan. Kematian dari masa lampau sampai saat ini selalu dikhaskan dengan kondisi
terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus
eksternal, ditandai dengan terhentinya kerja otak secara menetap. Namun demikian,
kemajuan dalam teknologi kedokteran berlangsung sedemikian cepat sehingga kalau satu atau
lebih sistem tubuh tidak berfungsi, pasien mungkin masih dapat dipertahankan “hidupnya”
dengan bantuan mesin, tindakan ini dapat dilakukan sehubungan dengan pengangkatan organ
tubuh untuk bedah transplantasi.
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kematian
Kematian suatu keadaan alamiah yang setiap individu pasti akan mengalaminya. Secara
umum, setiap manusia berkembang dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, lansia dan akhirnya
mati. Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah,
serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas
listrik otak, atau dapat juga dikatakan terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap
atau terhentinya kerja otak secara menetap. Terdapat beberapa perubahan tubuh setelah
kematian, diantaranya :
Algor mortis merupakan salah satu tanda kematian yaitu terhentinya produksi panas,
sedangkan pengeluaran berlangsung terus menerus, akibat adanya perbedaan panas antara
mayat dan lingkungan.
a. Faktor lingkungan
Livor mortis (lebam mayat) terjadi akibat peredaran darah terhenti mengakibatkan stagnasi
maka darah menempati daerah terbawah sehingaa tampak bintik merah kebiruan.
Rigor mortis adalah kekakuan pada otot tanpa atau disertai pemendekan serabut otot.
2
b. 6 jam : Kaku lengkap
d. 36 j am : relaksasi sekunder
4. Dekomposisi ( Pembusukan)
Hal ini merupakan suatu keadaan dimana bahan-bahan organik tubuh mengalami
dekomposisi baik yang disebabkan karena adanya aktifitas bakteri, maupun karena autolisis.
Skala waktu terjadinya pembusukan. Mulai terjadi setelah kematian seluler. Lebih dari 24
jam mulai tampak warna kehijauan di perut kanan bawah (caecum).
Mekanisme:
a. Mikroorganisme
c. Kelembaban tinggi→cepat
Jenazah adalah seseorang yang meninggal karena penyakit. Perawatan jenazah adalah
perawatan pasien setelah meninggal, termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan
kepada anggota keluarga yang bersangkutan, transportasi ke kamar jenazah dan melakukan
disposisi (penyerahan barang-baran) milik pasien. Perawatan jenazah biasanya dilakukan
karena ditundanya penguburan/kremasi, misalnya untuk menunggu kerabat yang tinggal jauh
di luar kota atau di luar negeri.
Perawatan jenazah pada penderita penyakit menular dilaksanakan dengan selalu menerapkan
kewaspadaan universal tanpa mengakibatkan tradisi budaya dan agama yang dianut
keluarganya. Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus dapat menasehati keluarga
3
jenazah dan mengambil tindakan yang sesuai agar penanganan jenazah tidak menambah
risiko penularan penyakit seperti halnya hepatitis-B, AIDS, kolera dsb. Tradisi yang berkaitan
dengan perlakuan terhadap jenazah tersebut dapat diizinkan dengan memperhatikan hal yang
telah disebut di atas, seperti misalnya mencium jenazah sebagai bagian dari upacara
penguburan. Perlu diingat bahwa virus HIV hanya dapat hidup dan berkembang dalam tubuh
manusia hidup, maka beberapa waktu setelah penderita infeksi-HIV meninggal, virus pun
akan mati.
Pada kasus ini, perawat mengkaji seluruh data baik-subjektif maupun objektif-yang
berhubungan dengan proses menjelang ajal dan kemtian. Ini bisa dipelajari dari tanda-tanda
yang muncul dari proses tersebut sesuai dengan tahapannya. Pengkajian dilakukan secara
cermat dengan mengamati tanda-tanda klinis klien, antara lain:
a. Fisik
a. Perubahan tanda-tanda vital: nadi melemah dan lambat; penurunan tekanan darah;
b. Sirkulasi melemah: sensasi berkurang; kulit teraba dingan pada akral ujung hidung, dan
c. Tonus otot menghilang: relaksasi otot wajah; kesulitan bicara; gangguan menelan dan
d. Kegagalan sensorik: pandangan kabur; kegagalan fungsi indra perasa dan penciuman.
e. Tingkat kesadaran. Tingkat kesadaran klien biasanya bervariasi, dari sadar, mengantuk,
2. Mendekati kematian. Pada tahap ini, manifestasi klinis yang bisa diamati pada klien
melipui:
a. Pupil berdilatasi
4
b. Refleks menghilang
3. Kematian. Pada tahap ini, manifestasi klinis yang dapat diamati pada klien antaralain:
d. Pada ensefalogram datar (garis kotak) berarti aktivitas listrik otak terhenti.
Psikologis
Respons psikologis yang mungkin muncul pada klien menjelang ajal adalah ansietas
(kematian). Respons tersebut antara lain:
5
2.3 Asuhan Keperawatan Pasien Meninggal Dunia
Pengertian
Tujuan
Pembalut / verband
Bengkok
Pinset
2. Pelaksanaan
c) Jenazah di bersihkan dan dirapikan sesuai kebutuhan (misalnya ada luka yang perlu
dijahit)
e) Kelopak mata dirapatkan dan lobang-lobang pada tubuh ditutup kapas lembab
g) Kedua kaki dirapatkan, pergelangan kaki dan kedua ibu jari diikat dengan verband
6
h) Jenazah ditutup rapi dengan kain penutup
i) Surat kematian harus diisi lengkap oleh dokter bersangkutan atau penanggung
jawab ruangan jika perlu diperlukan visum et repertum diberikan sesuai peraturan
yang berlaku
j) Jenazah dibawa ke kamar mayat oleh petugas sesuai peraturan Rumah Sakit
3. Perhatian
o nama pasien
o nomor register
o umur
o jenis kelamin
o nama ruanagan
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kami dapat menyimpulkan bahwa kematian adalah realitas yang terjadi di lingkungan asuhan
keperawatan. Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan keluarga yang
mengalami, penting bagi perawat mengalami kematian. Sebagai perawat kita harus mampu
melakukan serta mengetahui tentang perawatan jenazah.
3.2 Saran-saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan
pembaca. Selanjutnya pembuat makalah mengharapkan kritik dan saran pembaca demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://nursinghomesindonesia.blogspot.com/2016/09/makalah-perawatan-jenazah-baru.html
Mubarok, Wahid Iqbal (2008). Kebutuhan Dasar Manusia dan Aplikasi Dalam Praktik.
Jakarta: EGC