Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MATERI PELAJARAN P3K


PERAWATAN KLIEN / PASIEN MENINGGAL DUNIA

DISUSUN OLEH :

1. WAYAN WAHYU
2. KHORUL NADIRA

KELAS : XII KEPERAWATAN

SMK KESEHATAN MITRA BANGSA


TULANG BAWANG
TP. 2019/2020
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT,yang mana atas limpahan
rahmat,taufik,hidayah dan karunia-Nya,sehingga penyusunan makalah yang berjudul
“ PASIEN MENINGGAL DUNIA ” dapat terselesaikan walaupun dalam bentuk yang
sederhana.

Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan
dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak yang membaca.

Tulang Bawang, Juli 2019

Penyusun.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... i


Daftar Isi .................................................... ......................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kematian ............................................................................................... 2
2.2 Perawatan Pasien Yang Akan Meninggal ............................................................ 4
2.3 Asuhan Keperawatan Pasien Meninggal Dunia ................................................. 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 8
3.2 Saran ................................................................................................................... 8
Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kehilangan merupakan suatu peristiwa dari pengalaman manusia yang bersifat unik secara
individual. Kehilangan dalam suatu situasi aktual maupun potensial dapat dialami oleh
individu ketika berpisah dari suatu yang sebelumnya ada, baik sebagian ataupun keseluruhan
atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan. Dalam kehidupan
setiap individu hanya ada satu hal yang pasti, yaitu individu tersebut akan meninggal dunia .
Kematian merupakan suatu hal yang alami. Saat terjadinya kematian merupakan saat-saat
yang tidak diketahui waktunya. Kematian dapat terjadi singkat dan tidak terduga seperti
seorang anak yang meninggal akibat kecelakaan, kematiaan dapat berlangsung mendadak dan
tidak dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya seseorang yang pingsan dan dalam waktu 24
jam sudah meninggal, kematian dapat diperkirakan sebelumnya melalui diagnosis medis
tetapi saat kematian itu sendiri biasa terjadi mendadak,atau pasien dapat mengalami dahulu
stadium terminal penyakit dalam waktu yang bervariasi mulai dari berapa hari hingga
berbulan-bulan. Kematian dari masa lampau sampai saat ini selalu dikhaskan dengan kondisi
terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus
eksternal, ditandai dengan terhentinya kerja otak secara menetap. Namun demikian,
kemajuan dalam teknologi kedokteran berlangsung sedemikian cepat sehingga kalau satu atau
lebih sistem tubuh tidak berfungsi, pasien mungkin masih dapat dipertahankan “hidupnya”
dengan bantuan mesin, tindakan ini dapat dilakukan sehubungan dengan pengangkatan organ
tubuh untuk bedah transplantasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja Konsep Kematian (meningal dunai) ?


2. Apa saja bantuan yang dapat diberikan pada klien/pasien yang akan meninggal dunia?
3. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pasien meninggal dunia ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Konsep Kematian (meningal dunai).


2. Mengetahui bantuan yang dapat diberikan pada klien/pasien yang akan meninggal
dunia.\
3. Mengetahui Asuhan Keperawatan Pasien meninggal dunia.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kematian

Kematian suatu keadaan alamiah yang setiap individu pasti akan mengalaminya. Secara
umum, setiap manusia berkembang dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, lansia dan akhirnya
mati. Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah,
serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas
listrik otak, atau dapat juga dikatakan terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap
atau terhentinya kerja otak secara menetap. Terdapat beberapa perubahan tubuh setelah
kematian, diantaranya :

1. Algor mortis (Penurunan suhu jenazah)

Algor mortis merupakan salah satu tanda kematian yaitu terhentinya produksi panas,
sedangkan pengeluaran berlangsung terus menerus, akibat adanya perbedaan panas antara
mayat dan lingkungan.

Faktor yang mempengaruhi Algor mortis yaitu :

a. Faktor lingkungan

b. Suhu tubuh saat kematian ( suhu meningkat, a.m.makin lama)

c. Keadaan fisik tubuh serta pakaian yang menutupinya

d. Aliran udara, kelembaban udara

e. Aktivitas sebelum meninggal, konstitusi tubuh

f. Sebab kematian, posisi tubuh

2. Livor mortis (Lebam mayat)

Livor mortis (lebam mayat) terjadi akibat peredaran darah terhenti mengakibatkan stagnasi
maka darah menempati daerah terbawah sehingaa tampak bintik merah kebiruan.

3. Rigor mortis (Kaku mayat)

Rigor mortis adalah kekakuan pada otot tanpa atau disertai pemendekan serabut otot.

Tahapan tahapan rigor mortis:

a. 0-2 sampai 4 jam : kaku belum terbentuk

2
b. 6 jam : Kaku lengkap

c. 12 jam : kaku menyeluruh

d. 36 j am : relaksasi sekunder

4. Dekomposisi ( Pembusukan)

Hal ini merupakan suatu keadaan dimana bahan-bahan organik tubuh mengalami
dekomposisi baik yang disebabkan karena adanya aktifitas bakteri, maupun karena autolisis.
Skala waktu terjadinya pembusukan. Mulai terjadi setelah kematian seluler. Lebih dari 24
jam mulai tampak warna kehijauan di perut kanan bawah (caecum).

Mekanisme:

Degradasi jaringan oleh bakteri → H2S, HCN, AA, asam lemak

H2S + Hb → HbS (hijau kehitaman).

Faktor yang mempengaruhi pembusukan:

a. Mikroorganisme

b. Suhu optimal (21 – 370C)

c. Kelembaban tinggi→cepat

d. Sifat mediumnya udara=air=tanah=(1:2:8)

e. Umur bayi, anak, ortu → lambat

f. Kostitusi tubuh : gemuk (cepat)

g. Keadaan waktu mati kematian :edema(cepat), dehidrasi(lambat)

h. Sebab kematian : radang (cepat)

Jenazah adalah seseorang yang meninggal karena penyakit. Perawatan jenazah adalah
perawatan pasien setelah meninggal, termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan
kepada anggota keluarga yang bersangkutan, transportasi ke kamar jenazah dan melakukan
disposisi (penyerahan barang-baran) milik pasien. Perawatan jenazah biasanya dilakukan
karena ditundanya penguburan/kremasi, misalnya untuk menunggu kerabat yang tinggal jauh
di luar kota atau di luar negeri.

Perawatan jenazah pada penderita penyakit menular dilaksanakan dengan selalu menerapkan
kewaspadaan universal tanpa mengakibatkan tradisi budaya dan agama yang dianut
keluarganya. Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus dapat menasehati keluarga

3
jenazah dan mengambil tindakan yang sesuai agar penanganan jenazah tidak menambah
risiko penularan penyakit seperti halnya hepatitis-B, AIDS, kolera dsb. Tradisi yang berkaitan
dengan perlakuan terhadap jenazah tersebut dapat diizinkan dengan memperhatikan hal yang
telah disebut di atas, seperti misalnya mencium jenazah sebagai bagian dari upacara
penguburan. Perlu diingat bahwa virus HIV hanya dapat hidup dan berkembang dalam tubuh
manusia hidup, maka beberapa waktu setelah penderita infeksi-HIV meninggal, virus pun
akan mati.

2.2 Perawatan Pasien Yang Akan Meninggal

Pada kasus ini, perawat mengkaji seluruh data baik-subjektif maupun objektif-yang
berhubungan dengan proses menjelang ajal dan kemtian. Ini bisa dipelajari dari tanda-tanda
yang muncul dari proses tersebut sesuai dengan tahapannya. Pengkajian dilakukan secara
cermat dengan mengamati tanda-tanda klinis klien, antara lain:

a. Fisik

Pengkajian fisik meliputi pengkajian menjelang, mendekati, dan saat kematian.

1. Menjelang kematian. Fase ini ditandai dengan:

a. Perubahan tanda-tanda vital: nadi melemah dan lambat; penurunan tekanan darah;

pernafasan ireguler dan tersengal-sengal melalui mulut.

b. Sirkulasi melemah: sensasi berkurang; kulit teraba dingan pada akral ujung hidung, dan

telinga; sianosis pada ekstremitas.

c. Tonus otot menghilang: relaksasi otot wajah; kesulitan bicara; gangguan menelan dan

perlahan-lahan refleks muntah menghilang penurunan aktivitas sistem pencernaan;

penurunan refleks motorik.

d. Kegagalan sensorik: pandangan kabur; kegagalan fungsi indra perasa dan penciuman.

e. Tingkat kesadaran. Tingkat kesadaran klien biasanya bervariasi, dari sadar, mengantuk,

stupor, hingga koma.

2. Mendekati kematian. Pada tahap ini, manifestasi klinis yang bisa diamati pada klien

melipui:

a. Pupil berdilatasi

4
b. Refleks menghilang

c. Frekuensi nadi meningkat, kemudian menurun

d. Pernafasan Cheyne Stokes

e. Tidak bisa bergerak

f. Klien mengorok atau bunyi nafas terdengar kasar

g. Tekanan darah menurun

3. Kematian. Pada tahap ini, manifestasi klinis yang dapat diamati pada klien antaralain:

a. Pernafasan, nadi, dan tekanan darah terhenti

b. Hilangnya respons terhadap stimulus eksternal

c. Pergerakn otot sudah tidak ada

d. Pada ensefalogram datar (garis kotak) berarti aktivitas listrik otak terhenti.

Psikologis

Respons psikologis yang mungkin muncul pada klien menjelang ajal adalah ansietas
(kematian). Respons tersebut antara lain:

1. Kekhawatiran tentang dampak kematian pada diri orang terdekat.


2. Ketidak berdayaan terhadap isu yang berhubungan dengan kematian.
3. Perasaan takut kehilangan kemampuan fisik dan mental apabila meninggal.
4. Kepedihan yang diantisipasi yng berhubungan dengan kematian.
5. Kesedihan yang mendalam.
6. Perasaan takut dalam proses menjelang ajal.
7. Kekhawatiran tentang beban kerja pemberi asuhan akibat sakit termilnal dan ketidak
mampuan diri.
8. Kekhawatiran tentang pertemuan dengan Sang Pencipta atau perasaan ragu tentang
keberadaan Tuhan atau Sang Penguasa.
9. Kehilangan kontrol total terhadap aspek kematian seeorang atau dirinya.
10. Gambaran negatif tentang kematian atau pikiran tidak menyenangkan tentang
kejadian yang berhubungan dengan kematian atau proses menjelang ajal.
11. Ketakutan terhadap kematian yang ditunda.
12. Ketakutan terhadap kematian dini karena hal itu mencegah upaya pencapaian tujuan
hidup yang penting.

5
2.3 Asuhan Keperawatan Pasien Meninggal Dunia

Pengertian

Memberi perawatan khusus kepada pasien yang baru saja meninggal.

Tujuan

1. Membersihkan dan merapikan jenazah

2. Member rasa puas kepada keluarga pasien

1. Persiapan Alat Dan Bahan

Pakaian khusus (barakschort)

Pembalut / verband

Bengkok

Pinset

Kapas lembab dan kain kasa secukupnya

Peralatan yang di perlukan untuk membersihkan jenazah

Sprei / kain penutup jenazah

Tempat pakaiaan kotor

Surat kematian sesuai yang berlaku

2. Pelaksanaan

a) Keluarga pasien di beritahu dengan seksama, bahwa jenazah akan di bersihkan

b) Petugas memakai pakaian khusus (barakschort)

c) Jenazah di bersihkan dan dirapikan sesuai kebutuhan (misalnya ada luka yang perlu

dijahit)

d) Letak pasien diatur menurut agama / kepercayaannya

e) Kelopak mata dirapatkan dan lobang-lobang pada tubuh ditutup kapas lembab

(misalnya hidung, telinga dll)

f) Mulut dirapatkan dengan cara mengikat dagu kekepala dengan verband

g) Kedua kaki dirapatkan, pergelangan kaki dan kedua ibu jari diikat dengan verband

6
h) Jenazah ditutup rapi dengan kain penutup

i) Surat kematian harus diisi lengkap oleh dokter bersangkutan atau penanggung

jawab ruangan jika perlu diperlukan visum et repertum diberikan sesuai peraturan

yang berlaku

j) Jenazah dibawa ke kamar mayat oleh petugas sesuai peraturan Rumah Sakit

sekurang- kurangnya dua jam setelah dinyatakan meninggal

3. Perhatian

a. Jenazah dirawat dengan cara yang tertib dan khidmat

b. Label diisi lengkap dengan data pasien yaitu :

o nama pasien

o nomor register

o umur

o jenis kelamin

o jam dan tanggal meninggal

o nama ruanagan

o label di ikat pada kaki jenazah

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kami dapat menyimpulkan bahwa kematian adalah realitas yang terjadi di lingkungan asuhan
keperawatan. Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan keluarga yang
mengalami, penting bagi perawat mengalami kematian. Sebagai perawat kita harus mampu
melakukan serta mengetahui tentang perawatan jenazah.

3.2 Saran-saran

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan
pembaca. Selanjutnya pembuat makalah mengharapkan kritik dan saran pembaca demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://nursinghomesindonesia.blogspot.com/2016/09/makalah-perawatan-jenazah-baru.html

Mubarok, Wahid Iqbal (2008). Kebutuhan Dasar Manusia dan Aplikasi Dalam Praktik.
Jakarta: EGC

Uliyah, Musriafatul (2008). Kebutuhan Dasar Untuk Kebidanan Edisi 2. Jakarta:Salemba


Medika

Anda mungkin juga menyukai