Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III


( ALUR PATOFISIOLOGI PADA PENYAKIT VERTIGO )

DISUSUN OLEH :

NAMA : HESLIN O. LUMULY

NPM : 12114201190104

KELAS : D

DOSEN PENGAMPU : Ns. D. F SUMAH, M. Kep

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
2021
  KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Tuhan semesta alam,atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini saya buat dengan tujuan memenuhi
tugas Keperawatan Medikal Bedah III.  
Saya berharap agar setelah membaca makalah ini, para pembaca dapat memahami
dan mendapatkan yang lebih baik, sehingga dapat diterapkan untuk
mengembangkan kompetensi dalam bidang pengetahuan. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu
Saya membuka diri menerima berbagai saran dan kritik demi perbaikan di masa
mendatang.

Ambon, 03 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

COVER :..............................!

KATA PENGANTAR : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . !!

DAFTAR ISI : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .!!!

A. BAB I. PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

1. Latar Belakang : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
2. Tujuan :..............................1

B. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN ALUR PATOFISIOLOGI

A. Vertigo
1. Defenisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .. . . . 2
2. Etiologi . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
3. Patofisiologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

C. BAB III. PENUTUP ................................5

1. Kesimpulan :............................... 5
2. Saran :................................5

DAFTAR PUSTAKA ..............................6


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Vertigo merupakan perasaan sensasi rasa gerak dari tubuh atau memutar tanpa
adanya gerakan berputar secara nyata. Perasaan tersebut dapat berupa tubuh yang
berputar atau lingkungan yang terasa berputar. Vertigo dapat berlangsung sesaat
atau berlanjut sampai beberapa jam. 1 Vertigo pada umumnya tidak menyebabkan
kerusakan di dalam otak. Namun vertigo dapat mengakibatkan ketegangan pada
selaput otak maupun pembuluh darah besar. Akibatnya di dalam kepala dapat
mencetuskan rasa sakit yang hebat. Apabila seseorang memiliki riwayat vertigo
dan tidak berada pada posisi yang aman, maka saat gejala vertigo muncul dapat
mengakibatkan terjadinya cedera.2 Vertigo di Indonesia menempati urutan ke 5
kasus terbanyak yang dirawat di bangsal saraf berdasarkan data kasus di RSUP Dr
Kariadi. Vertigo terjadi pada semua umur. Menurut Kesser dan Gleason, sebesar
25% vertigo dialami usia lebih dari 25 tahun, 40% pada usia lebih dari 40 tahun,
dan 30% terjadi pada usia lebih dari 65 tahun.
Menurut WHO, seseorang dapat dikatakan anemia apabila nilai Hb kurang dari 12
mg/dL untuk wanita dan 13 mg/dL untuk pria. Untuk mengetahui kadar Hb dalam
darah, diperlukan pemeriksaan penunjang berupa darah rutin.
jumlah leukosit normal adalah diantara 4.000/mm3 sampai 10.000/mm3 Apabila
lebih dari 10.000/mm3 maka dapat dikatakan sebagai leukositosis. Untuk
mengetahui jumlah leukosit dalam darah, diperlukan pemeriksaan penunjang
berupa darah rutin. Penyebab vertigo perifer lainnya dapat disebabkan karena
adanya proses hemostasis yang memicu reaksi proinflamasi sehingga reaksi
tersebut dapat memicu pelepasan otokonia dan menyebabkan serangan vertigo.

2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit, dan jumlah trombosit
terhadap kejadian BPPV dan vertigo perifer jenis lainnya.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan kadar Hemoglobin, jumlah leukosit, dan jumlah trombosit
pada pasien BPPV dan vertigo perifer
b. Mengetahui perbedaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit, dan jumlah
trombosit pada pasien BPPV dan vertigo perifer lainnya
c. Menganalisis perbedaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit, dan jumlah
trombosit pada pasien BPPV dan vertigo perifer lainnya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Vertigo
1. Definisi
Vertigo merupakan sensasi berputar dan bergeraknya penglihatan baik secara
subjektif maupun objektif, Vertigo dengan perasaan subjektif terjadi bila
seseorang mengalami bahwa dirinya merasa bergerak, sedangkan vertigo dengan
perasaan objektif bila orang tersebut merasa bahwa di sekitar orang tersebut
bergerak. Vertigo sering terjadi pada orang tua. Penyebab vertigo yaitu Benign
Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV), Acute Vestibular Neuronitis (AVN), dan
penyakit Meniere.
2. Etiologi
Menurut Mohammad Maqbool, terdapat beberapa penyabab vertigo. Penyebab
vertigo terdiri dari:
a. Vascular
Penyebab vertigo dari gangguan vaskular terdiri atas insufisiensi vertebrobasiler,
stroke, migrain, hipotensi, anemia, hipoglikemia, dan penyakit meniere
b. Epilepsy
c. Receiving any treatment
Beberapa obat-obatan seperti antibiotik, obat jantung, antihipertensi, obat sedatif,
dan aspirin dapat menyebabkan gangguan vertigo
d. Tumour or Trauma or Tyroid
1) Tumor
Adanya tumor seperti neuroma, glioma, dan tumor intraventrikular dapat
menyebabkan gangguan vertigo
2) Trauma
Adanya trauma pada daerah tulang temporal dan trauma servikal dapat
menyebabkan gejala vertigo
3) Tiroid
Adanya penurunan fungsi tiroid dapat menyebabkan gejala vertigo
e. Infection
Apabila terjadi infeksi pada daerah keseimbangan seperti labirinitis maupun
vestibular neuronitis dapat menyebabkan gangguan vertigo
3. Patofisiologi
Reseptor yang berfungsi sebagai penerima informasi untuk sistem vestibular
terdiri dari vestibulum, proprioseptik dan mata,serta integrasi dari ketiga reseptor
terkait dengan batang otak serta serebelum. Informasi yang berasal dari sistem
vestibular 50 persen terdiri dari vestibulum, sisanya dari mata dan proprioseptik.
Adanya gangguan dari sistem vestibular menimbulkan berbagai gejala antara lain
vertigo, nystagmus, ataksia, mual muntah, berkeringat, dan psikik. Gejalagejala
tersebut dapat timbul secara bersamaan, sendiri, atau terjadi secara bergantian.
Gejala tersebut dipengaruhi oleh derajat, sumber, maupun jenis dari rangsangan.
Fungsi sistem vestibular terletak pada kanalis semisirkularis yang berada pada
dalam apparatus vestibular, terisi cairan yang apabila bergetar berfungsi mengirim
informasi tentang gerakan sirkuler atau memutar. Ketiga kanalis semisirkularis
bertemu di vestibulum yang terletak berdekatan dengan koklea. Adanya kerjasama
dari mata dan sistem vestibular mengakibatkan terjaganya pandangan agar benda
terlihat dengan jelas ketika bergerak. Hal ini disebut dengan reflek vestibular-
okular. Gerakan cairan dalam kanalis semisirkularis memberi pesan kepada otak
bagaimana kecepatan kepala berotasi, ketika kepala mengangguk, atau saat kepala
menoleh. Setiap kanalis semisirkularis memiliki ujung yang menggembung dan
berisi sel rambut. Adanya rotasi kepala mengakibatkan gerakan/aliran cairan yang
akan mengubah posisi pada bagian ujung sel rambut terbungkus jelly-like cupula.
Selain kanalis semisirkularis, terdapat organ yang termasuk dalam bagian sistem
vestibuler, yaitu sakulus dan utrikulus. Kedua organ tersebut termasuk dalam
organ otolit. Organ otolit memiliki otokonia yaitu sel rambut terbungkus jelly-like
layer bertabur batuan kecil kalsium.
Saat kepala menengadah maupun posisi tubuh berubah, terjadilah pergeseran
batuan kalsium karena pengaruh gravitasi. Akibatnya, sel rambut menjadi
bengkok sehingga terjadinya influx ion kalsium yang selanjutnya neurotransmitter
keluar memasuki celah sinap dan ditangkap oleh reseptor. Selanjutnya, terjadi
penjalaran impuls melalui nervus vestibularis menuju tingkat yang lebih tinggi.
Adanya sistem vestibular bekerja sama dengan sistem visual dan proprioseptik
membuat tubuh dapat mempertahankan orientasi atau keseimbangan.
Sistem keseimbangan pada manusia adalah suatu mekanisme yang kompleks
terdiri dari input sensorik bagian dari alat vestibular, visual, maupun proprioseptif.
Ketiganya menuju otak dan medulla spinalis, dimodulasi dan diintegrasikan
aktivitas serebrum, sistem limbik, sistem ekstrapiramidal, dan korteks serebri dan
mempersepsikan posisi tubuh dan kepala saat berada dalam ruangan, mengontrol
gerak mata dan fungsi sikap statik dan dinamik. Adanya perubahan pada input
sensorik, organ efektor maupun mekanisme integrasi mengakibatkan
persepsivertigo, adanya gangguan gerakan pada bola mata, dan gangguan
keseimbangan. Kehilangan pada input dari 2 atau lebih dari sistem vestibular
mengakibatkan hilangnya keseimbangan sehingga terjatuh. Karenanya, apabila
seorang pasien dengan gangguan proprioseptif berat disertai sensory
disequilibrium, atau disfungsi vestibular unilateral uncompensated dan vertigo,
akan jatuh bila penglihatan ditutup.
Berikut merupakan Klasifikasi Vertigo berdasarkan letak lesinya
a. Sentral
1) Infark batang otak
2) Tumor otak
3) Radang Otak
4) Insufisiensi a.v. basiler
5) Epilepsi

b. Perifer
1) Labirin
(a) Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
(b) Meniere
(c) Ototoksik
(d) Labirinitis
2) Saraf vestibuler
(a) Neuritis
(b) Neuroma Akustikus

BPPV ditandai oleh adanya rasa berputar yang hebat dengan atau tanpa rasa mual
akibat perpindahan secara cepat seperti bangun keberbaring atau berbaring ke
bangun. Hal ini disebabkan karena adanya kelainan pada otoconial berupa deposit
pada kupula kanalis semisirkularis posterior. Adanya deposit menyebabkan
kanalis menjadi sensitif saat tubuh mengalami perubahan gravitasi disertai
perubahan posisi kepala.
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Vertigo merupakan salah satu bentuk gangguan keseimbangan dalam telinga
bagian dalam, dan dengan adanya gangguan ini dapat menyebabkan seseorang
merasa pusing dlm keadaan atau ruang di sekelilingnya menjadi seolah olah
berputar.Penyakit Vertigo menyebabkan ketidakseimbangan di dalam
tonusvestibular. Dan Penyakit Vertigodapat terjadi akibat hilangnya perifer
disebabkan oleh kerusakan labirin dan saraf vestibular Berdasarkan hasil laporan
kasus , vertigo yang terjadi pada kaus 1 adalah ahkibat stress atas masalah
pribadinya dan pada kasus ke duan diahkibatkan kecelakaan yang sempat
terbenturnya kepala dengan aspal, sehingga terjadinya vertigo. Dan pada kasus
tiga karna kecelakaan motor juga yang ditambah parah dengan pernahnya
mengkonsumsi akohol.
Terapi latiahn sebanyak 8 kali terapi yang diberiakn kepada penderita berhasil
menghilangkan atau mengatasi problem pusing dan meingkatkkan keseimbangaan
pada penderita vertigo. Terapi latiah yang rutin dan semakin sering dilakukan
memungkinkan hilangnya vertigo dengan cepat.

2.Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang hubungan anemia terhadap BPPV


dan vertigo perifer jenis lainnya sehingga diharapkan adanya temuan klinis pada
penelitian selanjutnya.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang hubungan inflamasi terhadap BPPV
dan vertigo perifer jenis lainnya sehingga diharapkan adanya temuan klinis pada
penelitian selanjutnya.
3. Meningkatkan jumlah sampel sehingga penelitian menjadi lebih bermakna.
DAFTAR PUSTAKA

Abraham A., 2014. Peripheral Vertigo – A Study Of 100 Cases: Our


Experience.
Journal of Evolution of Medical and Dental Science. Vol 3(27)

Bintoro A. C., 2000. Kecepatan Rerata Aliran Darah Otak Sistem


Vertebrobasiler
pada Pasien Vertigo Sentral. Tesis Undip

Dahlan M.S., 2011. Statitstik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. 5th


ed. Jakarta:
Salemba Medika

Gracia M.N., et al., 2012. Flunarizine is more effective than


topiramate in patient
with chronic migraine and medication overuse headache. The Journal
of
Headache and Pain. 14 (sup 1) :202

Anda mungkin juga menyukai